All Chapters of Menjadi Tawanan Mafia: Chapter 111 - Chapter 120
172 Chapters
Raguano
“Selena tidak dibesarkan ibunya. Aku menemukan namanya di daftar panti asuhan.” Pria muda yang melayani Derek menyerahkan tabnya. Di mana dia telah mengumpulkan semua yang dia bisa mengenai Selena. Beberapa informasi yang dia dapatkan terlihat sangat berguna bagi Derek. Apa lagi ketika Derek menerima tab itu dan melihat sosok Selena kecil di antara beberapa anak panti lainnya. Yang mana membuatnya sedikit terenyuh begitu melihatnya. “Panti asuhan, ya?” gumam Derek sambil memperbesar foto di bagian Selena. Pria muda itu sudah memperbaiki kualitas fotonya, yang memungkinkan saat diperbesar, itu tidak akan begitu buram. Dan terbukti dengan Derek yang sekarang menghela nafasnya panjang, karena bisa melihat Selena kecil dengan jelas, yang cukup mirip dengan putrinya saat masih kecil juga. “Dia sepertinya baru saja menangis saat itu.” Derek menatapnya penuh iba. “Foto itu diambil setelah sekitar seminggu nama Selena masuk ke panti asuhan.
Read more
Istri Derek
Alice Raguano tertawa mendengar ucapan dari wanita yang bersikeras untuk menemuinya dengan iming-iming membawa sebuah informasi besar. Dia tertawa dengan geli mendengarkannya. “Siapa lagi yang akan menggunakan nama Raguano selain anggota keluarga kami?” balasnya sambil tertawa pelan dengan geli, walau terlintas kegelisahan di dalam hatinya sesaat.Sementara si kepala pelayan saat itu mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikan sebuah foto. Sebuah foto lama Selena yang diambil ketika Damian sedang menguntitnya sebelum akhirnya menculiknya. Foto yang cukup untuk menggambarkan jawaban dari pertanyaan Alice barusan. Alice masih tersenyum sebelum melihat dengan jelas foto itu. Dia menerimanya dengan santai dan memperhatikan foto itu. Wajahnya belum berubah sama sekali saat menatapi foto tersebut. “Ya ampun, apa ini?” Alice menatapi foto itu cukup lama, keningnya berkerut saat dia merasa familier dengan foto tersebut. Kemudian, Alice me
Read more
Aku Ingin Ditemani
“Kau bisa membatalkan reservasinya, kenapa kau harus bingung?” tanya Luca. “Aku tidak bisa membatalkannya begitu saja. Meski masih merasa tidak enak badan, kita akan tetap makan malam di sana. Apa kau lupa, jika besok kita harus pergi Beijing?” Damian menatap Luca. “Tentu saja aku ingat. Aku lebih ingat jadwalmu dari pada kau sendiri,” balas Luca. “Kita akan menetap beberapa hari di Beijing. Dan rasanya, jika aku pergi begitu saja... Ah, bagaimana menjelaskannya?” Damian memegang keningnya, satu tangannya bertumpu pada pinggangnya. Luca melebarkan matanya dan terkekeh pelan. Dia mengerti kenapa Damian bersikeras untuk tetap datang ke restoran itu. Pria itu bahkan sampai mau memaksakan dirinya seperti itu demi seorang gadis. Biasanya, dia tidak akan repot-repot mengurus hal seperti ini. Saat keduanya masih berada di ruangan Damian dan Damian juga harus mengecek beberapa hal karena seharian ini dia tidak aktif bekerja. Ada beberapa dok
Read more
Tubuh yang Sensitif
Selena merintih pelan saat Damian menggigit bahunya. Kemudian, bibir Damian menyapu tulang selangkanya, hingga wajah Damian berada di tengkuk Selena saat ini. Pria itu mengendus leher Selena, dan mengecupnya seolah itu pertanda maaf setelah menggigit bahunya. “Maaf, lain kali aku tidak akan membahas Axel lagi.” Selena mengerti apa yang diinginkan Damian. Damian hanya berdeham sebagai jawaban. Namun untuk saat ini dia tidak akan melepaskan Selena begitu saja. Dia menggigit pelan kulit leher Selena, yang membuat Selena harus memekik pelan.Setelah memberikan beberapa gigitan, Damian justru menghisap kulit leher Selena di beberapa titik. Menghisapnya cukup lama hingga meninggalkan bekas-bekas merah yang tak akan hilang dalam semalam. Tangannya tak tinggal diam, tangan Damian menjelajahi tubuh Selena. Nafas Damian memberat, suaranya semakin rendah juga. Sementara Selena menggeliat di bawah tubuh Damian. Dia tak menolak. Sentuhan Damian yang jauh le
Read more
Rencana Kejutan
“Hah... selalu aku.” Grace menghela nafasnya saat dia menemani Selena ke kamarnya. “Jika kau tidak mau juga tidak apa-apa. Kau hanya perlu mengatakannya. Tidak mau. Begitu.” Selena menatap Grace, dia bisa memaklumi jika Grace mungkin muak untuk bersamanya terus. “Bukan begitu. Bukannya aku tidak mau.” Grace sedikit panik karena Selena berpikir demikian. “Hanya saja... tidak. Tidak mungkin untuk menolak perintah Tuan Damian. Tapi aku senang bisa jalan-jalan bersamamu walau harus ke rumah sakit lagi nanti. Hari ini, aku diizinkan untuk membawamu keluar dan jalan-jalan.” Grace terlihat bersemangat hari ini. Karena dia akan keluar bersama Selena seharian ini. Selena juga terkejut Damian mengizinkannya pergi jalan-jalan begitu saja. Itu membuatnya memikirkan tentang ucapan Damian mengenai siapa yang akan dia temui malam ini dan makan bersamanya. “Dia akan pergi makan malam dengan seorang gadis. Sepertinya karena itu dia mengizinkanku keluar. Mungki
Read more
Melarikan Diri?!
“Dia ada di sini tadi. Dia bilang akan melihat-lihat yang ada di bagian depan di dekat pintu utama. Aku sungguh-sungguh, tadi dia bersamaku. Aku hanya meninggalkannya sebentar untuk melakukan transaksi. Ini benar-benar tidak masuk akal jika dia kabur.” Grace mencengkeram rambut bagian depannya dengan frustasi saat tak menemukan Selena bersamanya. Dia tak tahu Selena pergi ke mana. Dan yang dia pikirkan sekarang adalah bagaimana dia harus menghadapi situasi seperti ini. Sementara Luca yang sedang dihubungi Grace sekarang panik, segera keluar dari toko bersama Damian. Damian tak terlihat panik, dia hanya terlihat jengkel dan marah saat itu. “Kau minta tolong saja pada orang-orang di butik untuk mengecek rekaman pengawas dan beritahu aku ke arah mana Selena pergi,” ujar Luca. “Jadi dia kabur setelah semua yang dia katakan padaku? Dia mempermainkanku? Aku tidak akan membiarkanmu lolos, Selena.” Damian mengepalkan tinjunya di sisi bahunya.
Read more
Alice
“Suasana macam apa ini?” Damian merinding setelah mendengar apa yang dikatakan ayahnya. “Langsung saja dan berterus terang. Ayah mengetahui siapa dalang di balik ini? Perkataan ayah baru saja mengisyaratkan jika ayah benar-benar tahu dalangnya.”“Tentu saja. Siapa lagi jika bukan keluarga Raguano?” “Tapi bagaimana mereka bisa mengetahui tentang Selena? Aku bahkan tidak pernah sengaja—”“Aku yang memberitahu ayah Selena tentang keberadaan Selena. Sebelum mendatangimu, aku tentu mencari tahu siapa gadis itu. Dan cukup mengejutkan mengetahui dia adalah putri Derek. Hanya saja, aku tentu bingung tentang putrinya yang tidak dikenal itu. Akhirnya aku dan berbincang sejenak di telepon mengenai Selena.” “Bagaimana bisa Ayah—”“Tunggu dulu. Sebaiknya kau mendengarkan aku lebih dulu. Derek sudah kuberi peringatan. Aku akan menjadikan Selena menantuku, aku sudah memberi tahunya. Jadi, seharusnya dia tidak berusaha untuk mengganggu Selena sama seka
Read more
Gadis yang Meringkuk
“Bukankah aku sudah memperingatkanmu, untuk tidak bermain-main dengan calon menantu dan calon cucuku? Aku tidak mengerti kenapa kau cukup berani untuk mengambil risiko tersebut.” Hendry menyesap rokok sambil memegangi ponsel yang ditempelkan di telinganya. Dia sedang menghubungi Derek begitu mendengar jika Selena diculik dari putranya. “Apa maksudmu, Tuan Hendry? Aku sudah jelas menyetujui perkataanmu, dengan ganti dia tidak akan menggunakan nama keluargaku dan kau tidak akan menyeret keluargaku yang tidak punya sangkut pautnya dengan calon menantumu itu.” “Tapi apa yang aku dengar hari ini dari putraku berbeda. Selena diculik oleh istrimu.” Hendry menghela nafasnya, dia juga berusaha tetap santai dalam menghadapi ini dan percaya jika semuanya akan berlangsung baik-baik saja jika semuanya dilakukan dengan santai dan hati-hati. “Selena diculik... istriku?” “Dengar, aku tidak mengerti apa maksudmu. Istriku sama sekali tidak t
Read more
Saudari
Damian terengah-engah. Dia mengusap rambutnya yang agak berantakan, sedikit merapikannya, setidaknya tidak menghalangi pandangannya. Dan dia menatap si Kepala Pelayan yang sekarang juga sedang mengatur nafasnya setelah berhasil ditangkap langsung oleh sopir dan pengawalnya. Sementara Luca tertinggal jauh karena kemampuan fisiknya yang berbeda. Sopir dan pengawal Damian tentu punya lebih banyak waktu untuk memperkuat fisiknya. Sementara dia bekerja lebih banyak menggunakan otak. Meski begitu, fisiknya juga tak bisa diremehkan. “Kau berlari seperti kau tahu apa yang akan terjadi jika kau tertangkap. Aku penasaran apa yang dijanjikan Harvest padamu hingga kau mau mengkhianatiku. Kau tahu, aku tak akan masalah sama sekali jika kau hanya melarikan diri dari tanggung jawabmu. Tapi apa yang telah kau lakukan? Kau membuat Selena tak meminum obat kontrasepsinya, dan kau juga mencelakainya.” Damian mengambil nafasnya sebelum melanjutkan bicara. “Kemudian kau mend
Read more
Berjuang Seorang Diri
“Dengar...” Selena berusaha mengatur nafasnya, dia memegangi perutnya yang terasa kram. “Aku tidak ada hubungan apa pun dengan ibuku sendiri sejak aku kecil. Aku bahkan tidak tahu siapa ayahku, meski aku menggunakan nama belakangnya. Aku bahkan tidak mengenalmu sama sekali. Tidak bisakah tetap seperti itu?” Selena menatap Alice. Apa yang dilakukan Alice saat ini, bisa diketahui Selena jika Alice membencinya sebagai anak haram dari suaminya. Hanya itu yang bisa dia maklumi. “Kau tidak akan begitu. Kau akan penasaran siapa ayahmu, bagaimana keluarganya saat ini dan datang untuk menghancurkan keluarga ayahmu. Itu semua yang akan terjadi di masa depan, dan aku berusaha mencegah itu semua terjadi. Dengan apa? Dengan menyingkirkanmu.” Alice mengambil nafasnya dengan gemetar, menatap Selena seperti seseorang yang sedang menghadapi ketakutan terbesarnya. Alice mendekat dan Selena menjatuhkan dirinya ke lantai, mengambil pisau di bawah kakinya dengan tangannya y
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
18
DMCA.com Protection Status