All Chapters of Menjadi Tawanan Mafia: Chapter 91 - Chapter 100
172 Chapters
Pertukaran Selena dan Jovan?
“Tidak ada yang perlu kita bicarakan. Menyingkirlah, yang kuinginkan hanya Jovan,” balas Damian. Damian menatap Jovan yang terlihat sedikit panik. Dia tidak perlu bersusah payah menangkapnya karena begitu dia tiba, Jovan sendiri kelihatannya sudah dikurung oleh Axel sebelumnya. Dan tebakan Axel benar. Jika Damian datang untuk Jovan, karena saat ini urusannya hanya bersama Jovan. Damian seolah lupa jika Selena adalah urusan Axel juga saat itu. “Itu berarti ada yang harus kita bicarakan. Aku akan memberikan Jovan padamu, kau ingin dia untuk balas dendam, kan? Tapi sebelum itu, pulangkan Selena kepadaku!” sahut Axel. “Kenapa aku harus melakukan itu?” Damian mengangkat alisnya dengan tenang. “Hey! Jangan bertindak gegabah! Axel, pikirkan baik-baik apa yang kau lakukan! Kau ingin menukarku dengan gadis itu? Gadis itu tidak berguna secara spesial untukmu. Dia seperti gadis ada umumnya jika kau mengencani gadis lain. Tidak seperti kau akan
Read more
Kau Benar-Benar Jalang
Selena sedang hamil. Kalimat itu terus berputar di benak Axel. Dia benar-benar tak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dunianya terasa runtuh. Bau karbol yang berkeliaran di hidungnya membuat suasana hatinya semakin tidak nyaman. Banyak anak buahnya yang terluka parah karena kunjungan Damian yang tiba-tiba. Untungnya, yang dia inginkan hanya Jovan. Begitu dia mendapatkan apa yang dia inginkan, dia pergi. Sementara Axel sekarang menunggu Jenny yang tengah dirawat karena luka tembak di kakinya. Axel mengusap wajahnya, tertunduk di lorong tunggu. Sementara itu, di malam hari, Selena belum tidur malam itu. Dia sedang membaca beberapa buku yang dibawakan Grace. Grace tidak tahu pasti apa yang dibutuhkan Selena. Namun, saat dia melihat beberapa buku di kamarnya, dan mengetahui Selena selesai membaca semuanya, dia pikir Selena membutuhkan buku baru dan mungkin memang hobi membaca. “Tidak, aku benci membaca sebenarnya. Hanya saja, sejak di si
Read more
Anak yang Tidak Diinginkan
Damian meninggalkan Selena begitu saja setelah melontarkan kalimat yang menyakitinya. Selena menatap punggung Damian saat Damian pergi keluar dari kamarnya. Hingga Damian menghilang, dia hanya terdiam kaku di tempatnya duduk. Yang dia tahu, Damian tidak menukarnya dengan Jovan, tetapi dia memiliki Jovan sekarang. Lalu apa yang membuat Damian kelihatannya kesal dan marah? Itu masih menjadi pertanyaan di benak Selena malam itu, hingga dia tak bisa tidur karena memikirkan tentang yang dikatakan Damian. Begitu pagi tiba, Selena memperhatikan halaman depan. Dia memandang Damian yang keluar lagi hari itu. Namun, kali ini Damian tak melirik ke arah kamarnya. Terlihat terburu-buru saat itu. “Selena?” Grace membuka pintu kamarnya dan menatapi Selena. “Ya?” Selena segera menyahut.“Ayo! Hari ini, aku akan membawamu ke kebun mansion!” ajak Grace dengan bersemangat. “Eh? Memangnya boleh, ya?” tanya Selena sambil menatap Grace, dia terli
Read more
Plus One
“Anda belakangan ini seperti menghindari Selena. Bukankah seharusnya Anda mulai membicarakan bagaimana ke depannya?” tanya Luca sambil merapikan beberapa berkas. Benar adanya, jika sudah beberapa hari ini, Damian seperti tak lagi tertarik dengan Selena. Dia tak memanggilnya lagi ke kamar, tidak menyapanya saat bertemu dengannya di mansion, dan tak pernah bicara lagi padanya. Padahal, seingat Luca, keduanya baik-baik saja setelah Selena memberikan kejelasan tentang Harvest. “Bisakah kau fokus pada pekerjaan? Kenapa kau terus membicarakan Selena?” balas Damian, dia terdengar tidak senang dengan pertanyaan Luca. “Beritahu aku, apakah ada kabar dari kepala pelayan? Dia tidak kunjung kembali setelah menghilang hari itu, sepertinya dia bersembunyi saat mengetahui Harvest sudah tertangkap basah.” “Tidak ada kabar tentang kepala pelayan. Sementara itu, Harvest terus meminta untuk bicara dengan Anda. Selain itu, Jovan juga sepertinya mulai sekarat,” jawab Luca.
Read more
Axel atau Aku?
“Pakaian ini yang paling pas di tubuh calon pengguna gaun baru itu nantinya. Buatkan sebuah gaun dengan ukuran ini!” Luca berada di sebuah butik sambil memberikan sepasang pakaian Selena. Garce menepuk keningnya, dia disuruh Luca untuk mencuri salah satu pakaian yang digunakan Selena. Dan sekarang Luca menggunakannya sebagai patokan ukuran untuk gaun Selena. “Kau bisa membawanya ke sini langsung, sepertinya Tuan Damian juga tidak akan masalah. Toh, Selena sudah lama tidak bepergian lagi dan hanya menghabiskan waktunya di mansion, ini bagus untuk suasana hatinya dengan mengajaknya jalan-jalan,” ucap Grace. “Tidak, dia tidak mau melakukannya.” Luca menggeleng sambil mendesis pelan karena tingkah laku Damian yang benar-benar sulit dimengerti. Grace menghela nafasnya. Dia juga mengukur tubuhnya untuk membuat gaun yang baru, dia senang tentunya karena Luca dengan sengaja membuatkan gaun baru untuknya, juga mengajaknya ke sebuah pesta pernikahan yan
Read more
Dua Pria
Selena tak tahu jawaban pasti yang diinginkan Damian tentang siapa yang akan dia pilih. Namun, dia sedikit khawatir jika jawabannya akan berpengaruh pada Axel atau Jovan sendiri. Walau, pada akhirnya dia tetap akan memilih Damian, mengingat kehamilannya saat itu. “Bagus. Kalau begitu, persiapan dirimu untuk pergi ke sebuah pesta. Kau pastinya belum pernah menghadiri pesta seperti ini sebelumnya. Jangan sampai mengacaukannya. Juga, kau mungkin akan bertemu Axel di sana karena dia pastinya sudah tahu jika aku akan datang ke sana. Dia pasti berharap kau pergi ke sana bersamaku.” Selena mengernyit dan menatap Damian sedikit bingung. Dia ingin mempertemukan dirinya dengan Axel atau justru sengaja membuatnya malu di depan Axel karena kehamilannya? “Baik,” jawabnya. *** Axel menatap informasi yang dia dapatkan dari seseorang terkait jadwal kegiatan Damian. Sesuai perkiraan Damian, jika Axel mengetahui kalau dirinya akan pergi ke sebuah pest
Read more
Membuat Damian Terpesona
Hari itu, Grace menggunakan gaun berwarna biru navy yang secara dengan setelan yang digunakan Luca. Benar-benar menunjukkan jika mereka adalah pasangan. Grace tersenyum manis menatap penampilannya sendiri di cermin kamar Selena. Dia tengah menantikan kesiapan Selena. Tak lama kemudian, Selena keluar dari kamarnya, dan menunjukkan dirinya yang telah dibalut sebuah gaun yang telah dipesankan Luca sebelumnya. Tampak gaun itu sangat tepat ukurannya, melekat pada bentuk tubuh dan warna kulitnya. Belum lagi, dia juga sudah didandani saat itu. “Wah...” Grace menatap Selena sambil tersenyum lebar. “Jangan memberikan ekspresi seperti itu!” Selena sedikit cemberut, sepertinya dia tidak terbiasa dengan reaksi Grace saat itu. Grace kemudian tertawa. “Kau luar biasa. Itu pujian, tahu!““Ini benar-benar pas di tubuhku. Aku tidak ingat pernah mengukur tubuhku sebelumnya.” Grace terdiam sejenak dan memberikan senyum canggung. Ada beberapa h
Read more
Pesta
Malam itu, selama di pesta, Selena hanya bisa berada di sekitar Damian. Mengikutinya ke mana pun dia pergi, karena lingkungan baru untuknya saat itu membuatnya merasa tidak nyaman sama sekali. Belum lagi, pandangan orang-orang terhadapnya dan cara mereka membicarakannya. “Kupikir kau hanya akan datang sendirian, mengingat Luca mendapatkan undangannya sendiri,” ucap seorang pria yang sepertinya menjadi center dalam acara malam itu, pengantin pria, Fayol.“Aku tidak akan berangkat sendirian, apa pun yang telah terjadi,” balas Damian dengan tenang. Damian sendiri tahu niat buruk Fayol yang mungkin memang sengaja meledeknya dengan memberikan Luca undangan terpisah. Dan jika dia datang sendirian sesuai keinginannya, dia akan meledeknya mengingat Damian bisa dibilang tak punya satu wanita pun di sisinya saat ini. Fayol menatap Selena yang tampaknya gugup sekaligus tidak nyaman. Dilihatnya tangan Selena yang mencengkeram kuat lengan Damian saat itu.
Read more
Jatuh
Harvest terengah-engah, dia nyaris tidak bisa merasakan tubuhnya sendiri. Dia berusaha bangkit setelah mendapatkan bekas cambuk di seluruh tubuhnya. Perih dan nyeri yang tidak pernah bisa dia gambarkan sebelumnya tengah dirasakannya. Dia menghela nafasnya berat, merasa tersiksa. “Ah, yang benar saja. Dia benar-benar melakukan ini karena gadis itu? Seberapa spesial gadis itu untuknya? Haruskah aku bermain-main dengan anaknya juga?” Harvest mendesis pelan, berusaha berdiri tegak, dia benar-benar kesakitan saat itu. Harvest kemudian menatap tangannya, di mana terdapat ada sesuatu yang telah ditanamkan dalam tangannya. Dan dia cukup khawatir alat itu rusak dikarenakan cambukkan yang dia dapatkan. “Dia sangat sensitif sekali, semoga saja alat ini tidak rusak karena cambuk sialan itu,” umpatnya. Harvest menekan sebuah tanda yang telah diberikan di lengannya tersebut. Dia menekan kulitnya sendiri seperti tengah mengendalikan sebuah remote atau tombol
Read more
Kedatangan Axel
Damian mendengus kesal. Dia kemudian mengangkat Selena yang sekarang berada di tangannya. Grace dan Luca tampaknya bingung harus berbuat apa karena tidak ada di tempat kejadian saat semua itu terjadi. Para tamu juga kelihatannya masih syok.Pembawa acara malam itu berusaha menenangkan suasana yang menegang dan mengusahakan semuanya akan baik-baik saja. Bagian keamanan juga berusaha untuk mencari pelaku yang mendorong Selena. Namun, si kepala pelayan itu tidak lagi terlihat di tempat dan beberapa tamu memberikan kesaksian jika wanita itu pergi begitu saja dengan cepat. Damian membawa Selena keluar dari ruangan sambil menunggu ambulans tiba. Mereka harus mengecek kondisi Selena lagi untuk memastikan tidak ada yang serius setelah apa yang terjadi. Sementara itu, sosok Axel datang ke pesta itu. Dia sendiri mendapatkan undangan dari mempelai wanita. Axel datang sendirian malam itu. Saat hendak memasuki ruangan, Axel melihat Damian yang membawa Selena di tanga
Read more
PREV
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status