Semua Bab Tergoda Rayuan CEO Muda: Bab 11 - Bab 20
117 Bab
11. Mengejutkan
Happy Reading*****"Mengapa kalian melihat Bapak dengan tatapan aneh begitu," ucap Mahmud menanggapi keterkejutan semua orang. Seluruh anggota keluarga menggeleng. Jika sang kepala keluarga sudah beritahu, tidak akan bisa anggota yang lain protes untuk menolak. Demikianlah yang terjadi sejak bertahun-tahun lalu di keluarga Wening. Mahmud mengarahkan pandangan pada si bungsu. "Nduk, pinjamkan sarung untuk Nak Fandra," titah sang kepala keluarga tanpa ada yang bisa membantah.Wening berbalik arah dan menuju lemari di pintu masuk musala. Sementara Fandra, dia segera mengambil wudu. Tak ingin membuang waktu sama sekali karena waktu magrib sangat singkat. Walau ada rasa gugup yang menyerang jantungnya saat ini, tetapi Fandra tetap menerima permintaan Mahmud. Entah alasan apa yang dimiliki lelaki paruh baya tersebut.Fandra percaya semua akan terlewati dengan mudah. Niatnya datang ke rumah keluarga Wening baik dan insya Allah akan mendapat keridhaan.Menyerahkan sarung tanpa berkata apa
Baca selengkapnya
12. Pantang Menyerah
Happy Reading*****"Nggak perlu berdebat seberapa lama kamu telah mengenal putri Bapak. Semuanya pasti nggak akan ada ujungnya." Mahmud kembali melirik sang istri. Gelagat kekaguman serta cinta yang begitu besar di mata Fandra ketika menatap Wening, tertangkap oleh indera Mahmud. Tidak akan dia biarkan seorang lelaki menatap putri seperti itu. "Nduk, sudah waktunya makan malam. Sebaiknya kalian menyiapkan makan malam. Masalah itu sudah jelas ke mana ujungnya. Bapak harap, Nak Fandra mau menerima dengan lapang. Untuk saat ini, Bapak memang belum bisa menerima lamaranmu."Para wanita beranjak dari duduk dan mulai berjalan ke dapur. Fatimah terdengar mengoceh, seperti memberi nasihat atau sedang marah pada Wening. Fandra masih mengamati perempuan berjilbab yang sudah sangat menarik hatinya itu.Kurang dari lima menit kemudian, kakak ipar kedua Wening yang bernama Reni, kembali ke ruang tamu. "Pak, makanan sudah siap," ucapnya.Menoleh pada menantunya, Mahmud menganggukkan kepala. "Ayo
Baca selengkapnya
13. Ambil Sikap
Happy Reading*****Membuka mata karena mendengar suara orang mengaji dari speaker musala. Wening menegakkan tubuh dan menyandarkan kepala sebelum turun dari ranjang. "Alhamdulillah. Engkau masih memberi hamba kesempatan terbangun pagi ini, Ya Allah." Mengusap kedua tangan pada wajah. Gadis itu tersenyum. Mengambil ponsel karena mendengar dering notifikasi masuk. Wening mendapat sapaan pagi dari Fandra."Pagi cantik. Sudah bangun? Jangan sedih, ya. Aku akan berjuang untuk mendapatkan restu Bapak. Nggak masalah jika Mbak belum mencintaiku. Asal aku masih bisa mengirimkan chat dan melihat Mbak Ning setiap hari walau cuma foto. Jangan sampai telat salat subuh, ya." Di akhir chat yang dikirimkan si lelaki, dia membiarkan emotikon berbentuk hati dengan warna hitam.Antara ingin tersenyum dan mengisi, Wening menatap layar ponselnya. "Kamu begitu manis sekali padahal orang yang bertahun-tahun menjalin hubungan dekat denganku nggak pernah melakukannya. Maafkan aku, Fan. Semoga, kamu segera d
Baca selengkapnya
14. Panas
Happy Reading*****"Aku cuma bertanya, tidak bermaksud apa pun," ucap Fahri."Tapi nada bicaramu seperti membela dan tidak terima jika aku berkata sedikit ketus pada Wening. Kamu punya perasaan suka sama dia, ya?" Perkataan Tiara makin ngaco. Fahri bahkan menatap calon kakak iparnya dengan perasaan sungkan. "Ngomong apa kamu, Yang," sahut Fahri.Panggilan yang disematkan lelaki berkulit sawo matang itu membuat jantung Wening makin merasakan nyeri yang cukup hebat. Tak ingin mendengar perdebatan kedua lebih lama lagi, si gadis berjilbab menatap Tiara dan Fahri."Maaf, saya nggak keluyuran atau menggosip di saat jam kerja. Anda bisa mengecek catatan kinerja saya pada HRD. Jika bukan Pak Hartawan yang memanggil, saya juga nggak akan ninggalin ruangan," jawab Wening, "ada masalah apa kalian mencari saya."Walau suara sedikit bergetar dan tercekat sehingga terdengar seperti orang yang akan menangis. Namun, raut wajah sang akuntan tak gentar sama sekali. Dia berusa tegar menghadapi semua
Baca selengkapnya
15. Patah Hati
Happy Reading*****Diam untuk beberapa saat. Fahri mencoba tersenyum dan merubah mimik wajahnya menjadi biasa. "Ngomong apa kamu, Yang. Bagaimana mungkin ada perempuan lain di hatiku ini. Aku seorang wakil direktur. Jika ada yang bertanya dari divisi lain terkait keadaan Wening, akan sangat lucu ketika aku tidak mengetahui sama sekali permasalahannya."Fahri mencolek dagu gadis di sebelahnya. Menetralkan segala rasa yang bergejolak dalam hati terhadap Wening. Dunia hanya boleh tahu bahwa dirinya adalah lelaki terbaik untuk Tiara. Lelaki yang paling pantas mendampingi perempuan itu."Beneran, Yang? Kamu tidak memiliki perasaan apa pun padanya?" tanya Tiara. Kedua tangannya kembali bergelayut manja pada lengan Fahri. Saat itu, Wening dan Hermin melihat kemesraan keduanya. Sang akuntan langsung memalingkan muka, sedangkan si kakak ipar cuma menggelengkan kepala. Lalu, meminta Wening untuk mengabaikan keduanya."Jadi, boleh Mas tahu apa yang direncanakan Papa?" Fahri mengusap lembut ram
Baca selengkapnya
16. Siapa Dia?
Happy Reading*****Memilih mengabaikan perkataan Fahri yang berbisik kembali, Wening menuju meja kerja dan mengambilkan berkas lainnya untuk ditunjukkan pada Hermin. "Ibu bisa mulai mengingat nama-nama supplier dan juga printing kain yang biasa kita ajak kerja sama jika tamu meminta motif khusus untuk desainnya." Wening membuka map besar berisi daftar nama orang-orang dan perusahaan yang bekerja sama dengan garment."Biasanya, setelah nota-nota masuk dari pihak gudang, stok atau perlengkapan produksi lainnya. Saya selalu meminta pendapat Pak Hartawan untuk mengecek kembali. Beliau yang paling tahu tentang kapan jadwal pembayaran walau semua keuangan kita yang memegang."Hermin memeriksa semua map dan juga berkas yang diberikan Wening. Dia menggelengkan kepala. "Kamu kerjain semua ini, Ning?" tanyanya."Alhamdulillah, iya, Bu. Tapi, ya, nggak sepenuhnya saya yang ngerjain. Ada empat staf di bawah pimpinan saya dan akan menjadi bawahan ibu nantinya. Ibu nggak perlu khawatir." Wening t
Baca selengkapnya
17. Perpisahan
Happy Reading*****Wening melanjutkan langkah ketika Fandra akan berbalik arah. Sengaja menyembunyikan wajah supaya tak terlihat oleh lelaki itu. Setelah sosok si lelaki menghilang, dia melanjutkan langkah ke kasir."Mbak, reservasi atas nama Wening Tri Rahayu di mana, ya?" Menunggu beberapa saat, si Mbak kasir menatap Wening. "Di gazebo nomor 21, Bu. Letaknya pas di tengah-tengah kolam ikan koi itu. Saya akan panggilkan salah satu pegawai untuk menemani ke sana." Wening mengangguk dan membiarkan si Mbak kasir memanggil salah satu rekan kerjanya."Tolong, ya, Mas. Antarkan ibu Wening ke tempat reservasinya," pinta si kasir."Lha, kok, tumben sih pake diantar-antar segala. Biasanya juga kalau ada tamu reservasi cuma dikasih tahu meja. Kita ngasih menu saja, udah selesai. Kok, ini lain," protes si mas yang diminta mengantar Wening. Si Mbak kasir mencubit lengan rekan kerjanya hingga si rekan kerja yang diminta tolong tadi mengaduh. Lalu, perempuan berkuncir kuda itu membisikkan sesu
Baca selengkapnya
18. Pamit
Happy Reading*****Sepanjang perjalanan pulang, Wening mencoba mencerna kalimat demi kalimat yang dijelaskan oleh si Mbak kasir di restoran tersebut. Akalnya mulai tidak bisa mencerna, jika saudara serta ibunya melihat Fandra sebagai office boy di sebuah toko buku. Lalu, Fandra mana lagi yang dia lihat di restoran yang katanya pemilik sekaligus manajer."Ah, pusing. Kamu itu, ya. Bisa-bisanya menghantui aku seperti ini," gerutu Wening di dalam mobilnya.Melirik arloji di tangan kiri, Wening berpikir untuk membelikan sesuatu pada kedua orang tuanya. Sampai saat ini, dia belum menceritakan tentang kepindahannya. Masih ada rasa takut jika bapaknya tidak mengijinkan. Turun dari mobil, Wening memesan martabak telor untuk Mahmud dan terang bulan atau martabak manis untuk ibunya. Menunggu beberapa menit, pesanan gadis itu sudah jadi. Dia kembali melanjutkan perjalanan ke rumah.Baru akan turun untuk membuka pintu gerbang rumahnya, ponsel Wening berdering. Tertera nama Fahri di sana. Wening
Baca selengkapnya
19. Pamit 2
Happy Reading*****Fatimah tertunduk. Kali ini, dia menyadari bahwa dirinya sudah kelewatan. Wening adalah putri satu-satunya yang dia miliki, tetapi mengapa dia tidak mencoba mengerti isi hati si bungsu. Tentu akan sangat sakit jika setiap hari bertemu dengan lelaki yang sudah mengkhianatinya itu. Tak berani minta maaf, Fatimah cuma bisa diam dan mendengarkan apa yang akan si bungsu utarakan. Sementara itu, Wening masih diam dengan meremas jemarinya. Hatinya benar-benar kalut saat ini. Pernah ada di posisi sekarang dn mendapat penolakan dari sang Bapak membuatnya ragu untuk mengatakan yang sejujurnya. Namun, untuk tetap berada dalam satu kantor dengan Fahri, tentu akan sangat menyesakkan. Sudah seminggu ini, si gadis menghindari pasangan itu, tentu tidak mungkin selamanya dia melakukan hal demikian.Ragu-ragu, Wening menatap sedih dan penuh permohonan pada Mahmud. Lalu, menjawab, "Insya Allah besok siang, Pak. Apa Bapak mengijinkan Adik untuk pindah ke Malang?""Lho," kata Fatimah
Baca selengkapnya
20. Perjalanan
Happy Reading*****Melempar ponselnya ke sembarang arah, Wening berdiri dan menuju ranjang. Sejak dua hari lalu, dia sudah menyiapkan seluruh barang-barang yang di bawa."Mengapa ... mengapa, Mas? Kamu begitu tega padaku. Harus, ya, kamu menelpon saat semuanya ingin aku lupakan." Memeluk guling yang selalu setia menemani malam-malam sedihnya. Air mata itu kembali meluncur membasahi pipinya.Sampai saat ini, Wening belum mengetahui sebab pasti mengapa Fahri tega mengkhianatinya. Selama menjalin hubungan bertahun-tahun, tidak pernah sekalipun kekasihnya itu bermain hati. Entahlah, mungkin Wening saja yang tidak mengetahui kelakuan buruk Fahri yang satu itu.Lelah menangis, gais itupun tertidur dengan sendirinya. Entah berapa jam sudah Wening memejamkan mata. Suara alarm dan juga dering ponselnya terdengar. Menggerakkan bola mata serta meraih alarm yang tak jauh dari ranjang. Wening mematikan pengingat tersebut.Dia melihat jam yang tergantung di dinding. Lampu kamar masih menyala deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status