All Chapters of Tergoda Rayuan CEO Muda: Chapter 61 - Chapter 70
117 Chapters
61. Membuka Hati 2
Happy Reading*****Membereskan peralatan kerja yang berserakan di meja, Wening tak lagi menanggapi chat yang dikirimkan Fandra. Tak lama berselang, lelaki itu melakukan panggilan video padanya."Biarin, salah sendiri ngerjain aku," gumam Wening setelah melihat nama siapa yang tertera di layar ponselnya.Membiarkan panggilan Fandra berhenti dengan sendirinya, Wening menuju musala kantor. Rutinitas yang selalu dia lakukan setiap hari sebelum pulang. Salat Asar terlebih dahulu sebelum meninggalkan kantor.Tak seperti biasa yang selalu sepi ketika waktu salat asar datang, Wening melihat Ibra sudah duduk menghadap kiblat. Enggan mengganggu ibadah yang tengah dijalankan atasannya, si gadis segera mengucapkan niat dan bertakbiratul Ikhram. Setelahnya, dia larut dalam kewajiban pada sang pencipta.Menengok ke rah belakang, Ibra mendapati Wening tengah duduk di antara dua sujud. "Lelaki mana pun pasti akan tertarik dengan kepribadianmu yang seperti ini, Ning. Wajar jika aku berusaha untuk me
Read more
62. Acara Piknik
Happy Reading*****"Anu, Paklik," sahut Wening. Gadis itu terlihat gugup sekali saat ini. Jari telunjuknya bahkan mencolek paha sang sepupu."Bukan siapa-siapa, Pak. Catra itu salah satu pegawai yang bekerja bareng Fandra di kafe," kata Silvia."Oh, jadi Nak Fandra itu kerja di kafe. Pantesan tiap hari bawain kamu bekal, Mbak." Raut muka Rahmat seketika berubah. Entah mengapa, Wening merasa ada yang aneh ketika Rahmat mengetahui jika Fandra bekerja di kafe. Namun, si gadis segera membuang pikiran buruk yang sempat terlintas tadi. Rahmat tidak seperti ibunya yang selalu memandang remeh pekerjaan seseorang di bawah mereka."Benar, Paklik. Catra itu manajernya kafe WEFA yang terkenal itu, lho. Yang biasanya Bulik sama Paklik minta dibeliin minuman di sana," jelas Wening."Oh," Rahmat membuka lebar mulut dan juga matanya. "Kalau Catra manajernya terus jabatan Fandra di sana sebagai apa?""Sebagai orang penting, Pak. Nggak bisa dijelaskan jabatan dia sebagai apa. Adik tahunya semua karya
Read more
63. Masih Tentang Piknik
Happy Reading*****Penjelasan singkat terpaksa Fandra berikan. Sama seperti ketika menjelaskan pada Wening, si lelaki cuma mengatakan apa yang harus diceritakan tanpa melebih-lebihkan apa yang sudah dia capai saat ini. Rahmat pun menjadi tahu siapa dan apa profesi lelaki yang mendekati keponakannya.Berdoa dalam hati supaya Wening dan Fandra segera disatukan dalam ikatan pernikahan. Rahmat melihat ketulusan dan cinta yang begitu besar di mata Fandra untuk Wening."Mbak, bapakmu tadi telpon. Katanya, bosmu itu nggak jadi datang berkunjung hari ini," ucap Rahmat setelah beberapa waktu mereka terdiam."Iya, Paklik.""Memangnya ada urusan apa sampai bosmu mau datang berkunjung ke rumah?" Kali ini, Damayanti yang membuka suara."Mau melamar Mbak Wening, Bulik," sahut Fandra. Dia sampai membalik kepalanya menghadap belakang serta menatap sang pujaan penuh senyuman."Lho, kalau Mbak Ning sampai dilamar sama bosnya kamu gimana, Nak Fandra?" Damayanti malah mengajukan pertanyaan seperti itu.
Read more
64. Bahagia Bersamamu
Happy Reading*****Fandra menggaruk kepalanya. Tersenyum kebingungan dengan pertanyaan yang diajukan oleh pujaan hatinya. "Nanti saja ceritanya, sekarang kita istirahat dulu sekalian sarapan. Aku sudah lapar banget, Mbak," rengeknya seperti bayi yang harus dituruti permintaannya oleh sang ibu.Lelaki itu kemudian memanggil Bu Amanah yang sudah masuk terlebih dulu ke dalam."Bu, sarapan pesanan saya sudah siap, kan?" tanya Fandra, "sudah lapar banget soalnya. Tadi, cuma sempat makan camilan saja.""Lho, kok, kamu nggak ngomong kalau lapar, Nak. Padahal Bulik juga sudah nyiapin makanan berat untuk sarapan kita, tapi kamu malah mengambil makanan ringan yang kamu siapkan sendiri. Makanan yang Bulik siapkan jadinya nggak kemakan." Damayanti memajukan bibirnya."Tenang Bulik, nanti pasti dimakan, kok. Saya punya banyak pasukan di sini. Tinggal manggil, mereka pasti datang apalagi kalau mendengar ada banyak makanan." Fandra mengedipkan mata ke arah Catra yang sedang berbincang dengan Rahmat
Read more
65. Chat Aneh
Happy Reading*****Mengikuti arah pandang sang pujaan, Fandra melihat seseorang anak perempuan yang sedang menari dengan bahagianya walau sendirian. "Sebentar, aku tanya dia.""Aku ikut," kata Wening dan Silvia. Rahmat dan Catra juga mengekor.Mendekati gadis cilik itu, Fandra dan Wening berjongkok. "Sayang kenapa main sendirian," tanya Wening."Teman-teman yang lain lagi seru main bareng-bareng. Ayo, kita gabung bersama yang lain," tambah Fandra."Aku nggak papa di sini saja, Om. Sendirian saja sudah bahagia kok, aku nggak mau diolok-olok sama mereka semua. Mending aku main sendiri."Wening dan Fandra saling pandang. Lalu, si gadis bertanya lagi, "Masalahnya apa sampai mereka mengolok-olok kamu."Gadis kecil itu mengngkat roknya setinggi lutut. Semua orang dewasa yang ada di dekatnya membelalakkan mata melihat banyaknya luka bernanah pada kaki si bocah."Karena aku kayak gini. Mereka jijik dan nggak mau main bareng." Raut wajah si kecil seketika berubah sedih. Matanya mulai mengemb
Read more
66. Sedikit Resah
Happy Reading*****Tanpa berniat membalas pesan yang dikirimkan oleh Fahri, Wening membaca chat tersebut.Sebuah foto dengan latar belakang pantai dan batu karang terlihat. "Aku datang ke sini lagi tanpamu. Rasanya sangat aneh. Tidak seperti setahun lalu ketika bersamamu. Apa kabarmu, Sayang?"Wening menghela napas panjang membaca chat yang dikirimkan sang mantan. Foto pantai yang dikirimkan oleh Fahri adalah tempat yang paling sering dikunjungi oleh keduanya. Terakhir mereka akan pergi ke pantai tersebut, tetapi Fahri membatalkannya tanpa alasan.Diam-diam, Fandra menyadari perubahan wajah Wening yang semula terlihat bahagia menjadi galau."Mbak, ada apa?" tanya Fandra. "Hmm," ucap Wening. Mencoba menyembunyikan ponsel ke dalam sakunya kembali. "Ada apa, Dek?"Catra dan Silvia melongo mendengar panggilan Wening pada Fandra. Sementara orang yang dipanggil malah senyum-senyum sendiri dan terkesan sangat menikmati sebutan baru untuknya. "Mbak, nggak salah manggil Fandra, Adek?" tanya
Read more
67. Dasar Genit
Happy Reading*****Langkah kaki Wening terhenti. Dia diam mematung dan semakin yakinlah Fandra jika panggilan di ponsel si gadis berasal dari Fahri. "Kenapa nggak diangkat? Apa Mbak Ning masih punya perasaan pada saudaraku itu?"Jawaban Wening adalah dengan menggelengkan kepala. Dia kemudian merogoh saku gamisnya dan mengeluarkan benda pipih pintar yang dia simpan."Angkat saja supaya kamu tahu apa yang dia inginkan," kata Wening. Tangan kanannya yang menggenggam ponsel dia julurkan pada Fandra.Si lelaki melanjutkan langkah kakinya. Wening terpaksa mengikuti. Ponselnya terus saja berdering tanpa henti."Dek, kamu marah?" Setengah berlari, gadis itu menyejajari langkah Fahri."Nggak." Fandra menoleh pada sang gadis. "Cuma berpikir saja, mengapa Mas Fahri masih menelpon Mbak Ning.""Nggak tahu, tapi aku nggak pernah menanggapi. Tadi saja, dia ngirim foto sama chat nggak jelas."Fandra menghentikan langkahnya lagi padahal mereka sudah sangat dekat dengan Silvia dan Catra yang sedang b
Read more
68. Apa Kabar Cinta
Happy Reading*****Masih terkikik saat membaca pesan Fandra, pintu ruangan Wening diketuk. Terpaksa perempuan itu meminta sang pengetuk untuk masuk. Suara kenop pintu diputar ke bawah membuat Wening menatap dan menghentikan tawa. Wajahnya menegang ketika mengetahui siapa lelaki yang ada di ambang pintu tersebut."Assalamualaikum, Sayang," kata lelaki berkemeja biru muda. "Waalaikumsalam." Wening menjawab dengan sangat lirih. Tentu saja dia sangat malas bertemu dengan lelaki itu. "Kamu tidak suka melihat kedatanganku? Sudah hampir tiga bulan, kita tidak bertemu. Tidakkah kamu merindukan aku?" Masuk dengan gaya khasnya, lelaki yang tak lain adalah Fahri. Langsung duduk di sofa dengan santai."Kalau ngomong yang bener. Untuk aku merindukanmu. Kita sudah tak ada hubungan apa pun. Ingat statusmu!" peringat Wening. Dia membuang muka ketika Fahri menatap intens dirinya.Wening sudah sangat jengkel melihat sang mantan kekasih. Lagaknya benar-benar memuakkan. Mengapa harus memanggil sayang
Read more
69. Kejutan Baru Untuk Fahri
Happy Reading*****"Jangan aneh-aneh kalau bicara, Mas. Aku bukan istri atau kekasihmu sehingga kamu menyematkan kata selingkuh. Kamu sudah punya istri dan aku nggak pernah berselingkuh dengan siapa pun. Cabut kembali kata-katamu tadi. Jangan menyebarkan gosip yang nggak bener," ucap Wening meluruskan keadaannya. Gadis berjilbab dusty dengan gamis berwarna hitam tersebut kemudian menatap salah satu rekan kerjanya yang tadi berbincang. "Untuk kamu, Mas. Jangan suka mengatakan hal yang bukan ranahmu untuk menjelaskan. Permisi." Wening meninggalkan kedua lelaki itu.Fahri malah tersenyum melihat kemarahan Wening. Mungkin, pikirannya sudah bergeser atau dia sudah tidak waras. Jelas-jelas si gadis berjilbab sedang marah, tetapi mengapa saudaranya Fandra itu malah tertawa seperti orang yang bahagia."Kenapa Mbak Wening marah? Bukankah apa yang aku katakan tadi adalah kebenaran. Pak Ibra sendiri yang kemarin mengumumkan tentang pertunangan mereka. Aneh," gumam si lelaki. Menggaruk kepala y
Read more
70. Pengakuan Wening
Happy Reading*****Tak tahan dengan tatapan marah Wening, Fahri tersenyum. "Sayang, jangan takut. Aku tidak marah asal kamu membatalkan lamaran dia," tunjuknya pada Ibra.Ramadan dan Ibra serempak menatap Fahri. Aneh rasanya, seseorang yang sudah menikah dan memiliki pasangan masih berkata seperti itu pada seorang gadis."Diam!" ucap Wening keras. Wajahnya sudah memerah marah. Kata-kata Fahri sungguh sangat melecehkannya saat ini. "Jangan gila, kamu. Kita memang pernah memiliki hubungan, tapi sudah berakhir saat kamu bertunangan dengan Bu Wening. Apa kamu nggak ingat? Aku pernah meminta penjelasan saat itu, tapi kamu mengabaikan semuanya. Apa maumu sebenarnya, Ri? Aku bukan perempuan tangguh yang akan tetap tegar saat begitu banyak badai kamu berikan. Sekarang, saat aku sudah mulai bisa hidup dengan tenang dan mengikhlaskan semuanya, kamu datang merusak semua." Suara sedih dan menahan tangis tak lagi dapat disembunyikan oleh gadis tersebut. Tangannya bahkan sampai ikut bergetar. "Ap
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status