All Chapters of Tergoda Rayuan CEO Muda: Chapter 71 - Chapter 80
117 Chapters
71. Kejujuran
Happy Reading***** Fandra menutup panggilannya dengan wajah cemberut. Wening menyadari perubahan suasana hati si lelaki. "Siapa yang menelepon? Kenapa harus berbohong? Apakah sudah sifatmu seperti itu?" tanya Wening."Bukan siapa-siapa. Aku terpaksa berbohong untuk melindungi perasaan Mbak Ning. Sekarang aku tahu, kenapa kamu tadi menangis. Pasti Mas Fahri datang ke garmen dan menemuimu, ya?"Makanan yang semula terasa enak dan lezat, mendadak hambar ketika pertanyaan Fandra terlontar begitu saja. Sang gadis bahkan meletakkan sendok serta garpunya. Dia benar-benar menghentikan kegiatan makan siangnya ketika mendengar nama Fahri. "Apa tebakanku benar? Apa dia menyakitimu lagi, Mbak?" Fandra mulai mendesak dengan segala pertanyaan. Melihat reaksi Wening yang akan menangis. Lelaki itu berdiri dan menarik sang pujaan ke dalam pelukannya. Merasa terlindungi, Wening melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Fandra. Tubuhnya mulai bergetar dan isakan itu terdengar oleh indera Fandra.
Read more
72. Pertengkaran Saudara
Happy Reading*****Tubuh Wening menegang, melirik lelaki di sebelahnya yang malah tersenyum tanpa rasa takut sama sekali. "Menurut, Mas? Kegiatan apa yang paling sering dilakukan oleh sepasang insan berbeda jenis dalam satu kamar yang hanya ada kami berdua." Fandra menarik pergelangan tangan si gadis yang sudah terlepas tadi. merengkuh kembali dalam pelukannya. Tatapan Fahri begitu tajam menghunus jantung Wening, tetapi elusan tangan Fandra di kepala membuat gadis itu tidak merasa takut sama sekali. Wening menyembunyikan diri di balik dada bidang Fandra. Sepertinya, seluruh tubuh lelaki itu akan menjadi tempat favorit si gadis untuk menenangkan diri. Wening teringat jika sebelum ini, dia memeluk pinggang si lelaki dan sekarang berakhir di kamar."Mungkinkah aku tertidur saat memeluknya tadi," pikir Wening dalam hati. "Kamu tidak pantas berhubungan dengan Wening, Dik," kata Fahri, "kamu bisa mendapatkan gadis yang lebih baik dari dia. Tidak masalah jika kalian sudah melakukan hub
Read more
73. Siapa Fandra 1
Happy Reading*****Wening terpaksa kembali ke kamar yang tadi dia tempati dengan menutup pintu sangat hati-hati. Setelahnya, dia duduk di meja rias. Di samping ranjang. Teringat kembali perkataan Fandra yang melarangnya untuk keluar sebelum lelaki itu menjemput ke kamar lagi."Apa maksud perkataan Fandra dan Fahri tadi? Mungkinkah mereka sebenarnya bukan saudara atau bagaimana? Ya Allah, beri hamba petunjuk. Apakah jalan yang sudah hamba pilih ini benar dengan menerima Fandra dalam hidup hamba," dia Wening di kamar itu.Lelah dengan apa yang dia pikirkan karena tidak menemukan jawaban, Wening menuju kamar mandi. Mencoba mendinginkan kepala dengan mandi, si gadis mendapati semua barang-barang yang ada di sana ada dua jenis. Satu jenis untuk dipakai lelaki dan barang-barang lainnya adalah peralatan mandi yang sering digunakan Wening. Sabun, shampo dan segala produk kecantikan lainnya adalah barang-barang yang dipakainya sehari-hari."Fandra yang aneh. Kenapa dia bisa tahu aku memakai s
Read more
74. Siapa Fandra 2
Happy Reading*****"Mbak, kenapa keluar? Padahal adek sudah pesen, jangan keluar kamar sampai adek datang menjemput," kata Fandra mencoba mengalihkan semua perkataan Fahri yang mungkin Wening dengar tadi.Si gadis masih menatap Fandra dan Fahri bergantian. Paling sinis ketika melihat sang mantan, semua keributan hari ini terjadi karena ulahnya. "Jahat," kata Wening yang terdengar jelas oleh kedua bersaudara itu. "Mengapa kamu masih terus menggangguku, Mas. Aku sudah memaafkan semua kesalahan dan rasa sakit yang kamu berikan bahkan aku sudah ikhlas melepasmu menikah dengan Tiara." Suara si gadis mulai bergetar, kedua kelopak mata dipenuhi embun tebal. Fandra jelas tidak akan membiarkan Wening sekali lagi menangis. Lelaki itu menggenggam tangan Wening dan menuntunnya untuk kembali ke kamar.Namun, baru dua langkah si gadis berhenti dan berbalik. "Biarkan aku mendengar apa yang sebenarnya dia inginkan, Dik. Mau sampai kapan Mas Fahri akan menyakitiku?" Tatapan Wening mengarah tajam p
Read more
75. Bukan Saudara Kandung
Happy Reading*****Wening merenung sambil menonton televisi, tak sadar jika Fandra sudah duduk di sebelahnya. "Nonton apa sampai bengong gitu?" Fandra menyentuh lengan si gadis tanpa menyentuh kulit karena pakaian yang dikenakan Wening membungkus seluruh tubuhnya."Hah?" tanya Wening. Langsung mengubah posisi duduk menyamping sehingga wajahnya berhadapan dengan Fandra. "Kapan adek duduk sini?""Serius banget nontonnya sampai nggak tahu aku sudah duduk di sini." Fandra tersenyum ramah. "Ngelamunin apa coba sampai bengong gitu?""Nggak melamun, cuma lagi mikir saja." Wening berusaha mengubah posisi duduknya lebih nyaman."Mikir apa? Tentang Mas Fahri lagi?" Fandra akan mengambil jemari tangan Wening untuk disatukan dengan jemarinya, tetapi si gadis mengelak. Lelaki itupun tersenyum kecut, berusaha tak kecewa saat ditolak.Menggelengkan kepala dengan cepat. "Kenapa mikirnya ke dia terus? Aku malah mikir kamu." "Kenapa sama adek?" Fandra memainkan kedua alisnya. "Aku baik-baik saja, Mb
Read more
76. Salah Labrak
Happy Reading*****"Mbak yakin nggak masalah kalau adek yang angkat panggilannya?" tanya Fandra mengulang kalimat yang sempat dia tanyakan tadi."Nggak masalah. Katakan saja kalau aku sedang di kamar mandi atau apalah. Dia juga nggak bakalan tahu kalau kamu yang mengangkat telponnya." "Siap, laksanakan." Fandra memegang benda pipih pintar milik Wening dan menggulirkan ikon hijau telepon ke atas. "Halo," sapanya pada si penelepon."Halo, kalau boleh tahu ini siapa?" tanya seseorang di sebrang sana yang tak lain adalah Tiara. "Ponsel ini, miliknya Wening, kan?""Benar. Apakah ibu sedang mencari Mbak Wening?" Fandra sengaja berpura-pura tidak mengenal kakak iparnya. Padahal saat ini, dia tengah tersenyum sangat manis pada sang pujaan."Jelas saya mencari Wening, dia kan pemilik HP ini. Siapa, sih, kamu? Pacarnya?" Suara Tiara sedikit meninggi dibandingkan tadi."Gitu, ya?" Fandra menampilkan deretan gigi putihnya. Pada gadis yang masih setia duduk di sebelahnya. "Saya bukan pacarnya,
Read more
77. Sisi Gelap
Happy Reading*****Rahmat menatap Wening, demikian juga Damayanti. Baru kali ini, mereka melihat kemarahan dalam diri Fandra. Sosok lelaki yang tak sekalipun pernah terlihat kemarahan pada wajahnya. Kini, seperti menahan geram.Ingin sekali bertanya, siapa gerangan orang yang dimaksud oleh Fandra. Namun, melihat amarah dalam diri Fandra. Wening menyimpan semua pertanyaan tersebut."Lalu, kamu antar ke mana?" tanya Fandra. Nada suaranya mulai merendah. "Beliau memberikan alamat rumah yang ditinggali, Mas.""Ya, sudah. Pastikan dia baik-baik saja dan ada yang menjaga di rumah itu. Segera antar Silvia pulang setelahnya." Fandra menutup panggilannya pada Catra dengan salam.Menatap seluruh keluarga Wening yang terlihat tegang. Fandra tersenyum. "Maaf, jika ada perkataan kasar saya tadi. Ada sesuatu yang membuat saya melakukannya, Paklik," kata Fandra, "Catra sedang mengantar salah satu saudara saya. Jadi, dia sedikit terlambat mengantar Silvia padahal mereka sudah selesai belanja sejak
Read more
78. Halangan Baru
Happy Reading*****Wening terdiam, tetapi hatinya bergejolak hebat. Saat ini, Rahmat sudah bereaksi seakan menolak Fandra. Lantas, bagaimana keluarganya?Jelas, Mahmud dan Fatimah akan bereaksi lebih keras lagi. Membayangkan hal itu, kepala Wening tiba-tiba berputar hebat. "Fandra itu beda dengan saudaranya, Paklik. Wening tahu betul bagaimana sikap dan sifat keduanya yang sangat berbeda. Fahri lebih ambisius, sedangkan Fandra adalah tipe ikhlas dan sabar," jawab Wening setelah cukup lama berpikir."Kalau kamu yakin dengan pilihanmu, Paklik manut saja, Mbak," kata Rahmat, "dilihat dari sikap dan tingkahnya pas liburan kemarin, Paklik yakin dia tipe lelaki yang penyabar dan penyayang.""Emang, Pak. Fandra itu penyayang, semua karyawan kafe diperlakukan seperti saudara dan keluarga. Kata Catra, dia tidak pernah mau dipanggil Pak atau diistimewakan saat ada di garmen. Justru dengan sikapnya yang seperti itu, Fandra banyak meraih simpati dari karyawannya," tambah Silvia."Wis, pokokmen.
Read more
79. Halangan Baru 2
Happy Reading*****Silvia diam mematung karena sang pemilik rumah yaitu Mahmud dan Fatimah sudah keluar diikuti oleh kedua saudara Wening. Orang tuanya juga terlihat di samping orang tua sang pemilik hajat. "Ada apa ini ribut-ribut?" Mahmud menatap pada Fandra. Sebelum duduk, semua orang menjadi tegang. Tatapan mereka mengarah pada Fandra sebagai tamu karena belum mengenal anggota keluarga yang lain. Rahmat bahkan sudah berbisik pada putrinya, menanyakan apa gerangan yang terjadi. "Saya minta maaf, Pak. Terjadi kesalahpahaman sedikit dengan kakak ipar saya," jelas Fandra."Oh," jawab Fatimah. Dia sudah melirik perempuan yang dikatakan ipar oleh Fandra. Berkata dalam hati jika wajahnya sangat menakutkan. "Silakan duduk. Saya akan panggilkan putri kami.""Fan, Ibu tidak akan duduk sebelum kamu menjelaskan siapa sebenarnya gadis yang akan kamu lapar ini. Kakak iparmu tidak mungkin berkata sembarangan dan menuduh seseorang seenaknya tanpa ada kejadian dan fakta yang dia ketahui." Kar
Read more
80. Lanjut atau Berhenti
Happy Reading*****Semu orang beralih menatap ke arah sumber suara. Wening sudah berdiri dengan dandanan lain dari kesehariannya. Gamis berokat dengan taburan mutiara plastik serta riasan wajah yang lebih tebal dari biasanya membuat semua orang yang berada di ruang tamu takjub. Kata orang Jawa, wajah si gadis saat ini manglingi.Fandra bahkan enggan untuk mengedipkan mata apalagi Fahri. Sang mantan benar-benar sudah lupa jika ada Tiara di sampingnya. Dia lebih fokus menikmati wajah cantik Wening padahal sang gadis tengah menatapnya tajam penuh dengan amarah. "Kenapa diam? Berkali-kali aku mengatakan bahwa cinta yang kamu katakan itu semuanya palsu. Di depan banyak orang bahkan kamu pernah merendahkan aku demi tujuanmu tercapai. Aku yang selama itu begitu bodoh sudah dibutakan oleh cinta yang kamu agungkan setiap hari. Bukan aku yang kamu cintai, Ri."Lelaki yang disebut namanya itu diam. Sejak di Malang, si gadis memang selalu menentang dan menyanggah semua perkataannya. Wening tak
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status