All Chapters of TUMBAL UNTUK MADUKU : Chapter 71 - Chapter 80
106 Chapters
Bab 71 Kebenaran
Alina terkejut saat mendengar pertanyaan dari Arkan, raut wajahnya kini sudah terlihat mulai gugup, entah apa yang saat ini dia rasakan.Cemburu? Benarkah saat ini dia merasakan cemburu kepada Arkan? Alina tentu tak tau pasti kapan dirinya mulai merasakan cemburu kepada dirinya."Kau cemburu, Alina?" tanya Arkan menatap wajah Alina dengan tatapan penuh menelisik.Alina terdiam, dia sangat bingung ketika dirinya harus menjawab apa saat ditanya oleh Arkan tentang perasannya saat ini."Kenapa kau hanya terdiam saja? Apa kau tidak pernah merasakan cemburu kepadaku?" tanya Arkan dengan tatapan penuh menelisik.Alina gelisah dan tak bisa menyembunyikan perasaan gugupnya saat ini.Sejurus kemudian, Arkan mendekati Alina hingga mengikis jarak diantara keduanya.Jantung Alina langsung berdegub dengan kencangnya saat Arkan terus menatap dirinya dan mengunci tatapannya."Alina,aku tau kita menikah awalnya tak memiliki perasaan apa-apa. Namun, saat ini ada sesuatu yang terjadi di hatiku. Aku mer
Read more
Bab 72 Terlalu Kecewa
Tak pernah disangka oleh Alina saat Arkan telah menuduh dirinya selerti itu. Tentu saja dia tidak terima dengan apa yang dituduhkan olehnya."Apa? Mas Arkan menuduhku seperti itu? Aku tidak selicik itu, Mas," Alina menggelengkan kepalanya tak percaya ketika Arkan menuduh dirinya seperti itu.Arkan yang saat itu terlihat masih kesal dengan sikap Alina, tampak sedang menyudutkan dirinya.Ia terus memojokkan Alina bahwa dia mau menikah dengan dirinya hanya karena uang saja."Kau ternyata sama seperti wanita pada umumnya, kau matre dan hanya mengincar hartaku saja, bukan? Tak cukupkah uang bulanan yang aku transfer untuk dirimu, hingga kau berbohong kepadaku dan menjebakku seperti ini?" Arkan tampak sangat marah saat mengingat apa yang dilakukan Alina kepada dirinya saat ini.Alina yang saat itu tampak kesal dituduh olehnya seperti itu hanya bisa menggelengkan kepalanya."Aku tidak pernah menjebakmu, aku akui Mas, saat ini aku memang salah kepadamu, aku berpura-pura menjadi orang lain dem
Read more
Bab 73 Merajuk
Arkan terdiam sesaat setelah dia mendengar pertanyaan dari mamanya. Sejak kesalahpahaman diantara mereka saat ini.Mama Elly yang merasa cemas ketika tak melihat menantunya berada di ruang makan, membuatnya langsung menitahkan Arkan untuk memanggil istrinya."Kamu panggil istrimu sekarang! Dia sedang hamil dan butuh makan untuk dirinya dan juga janinnya. Kau jangan cuek seperti ini, jika kalian bertengkar, selesaikan secepatnya permasalahan kalian," nasehat mama Elly dengan menatap nyalang wajah putranya.Sementara itu, Alana tampak tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh mama Elly saat ini. Ia pun berupaya untuk menawarkan dirinya memanggil Alina ke ruang makan. Namun, dengan tegas, mama Elly memintanya untuk tetap tinggal di ruang makan dan meminta putranya sendiri yang memanggil istrinya."Biar Alana yang memanggil Alina, Ma." Alana beranjak dari tempat duduknya.Mendengar itu, seketika mama Elly langsung menghentikan langkah kakinya untuk keluar dari ruang makan."Berhenti! Se
Read more
Bab 74 Melihat sosok Ayana
Alina menolak tawaran Arkan untuk sarapan pagi bersama dengan keluarganya. Ini dikarenakan saat ini kedua matanya tampak sembab dan itu akan menjadi pertanyaan nbai mertuanya.Alina lebih memilih untuk di dalam kamarnya saja."Jangan, nanti mama menanyakan kamu, Lin. Mas harus jawab apa nanti?" Arkan mulai cemas."Mas Arkan bilang saja, kalau saat ini Alina sedang tidak enak badan. Mas bawa makanan ke sini, jika mama tidak percaya, minta mama melihat Alina ke dalam kamar, Alina," balas Alina dengan menatap senyum wajah Arkan."Ya sudah, aku bawakan makanan ke sini, tapi kamu jangan kemana-mana ya. Mas minta maaf atas apa yang aku lakukan kepadamu," tutur Arkan dengan mengecup pucuk kepala Alina.Alina menganggukkan kepalanya, terlihat saat ini dia mulai merasakan ketenangan dalam hatinya ketika Arkan sudah meminta maaf kepada dirinya."Iya Mas. Aku tidak akan kemana-mana," balas Alina dengan nada meyakinkan Arkan.Saat itu memang Arkan sedikit cemas ketika hendak meninggalkan kamar Al
Read more
Bab 75 Sikap Alana yang aneh
Pagi itu menjadi peristiwa berdarah di rumah sakit tersebut.Terlihat jelas wajah dokter dan suster itu sangat shock melihat suster Mirna telah terbukut kaki di bankar pasien.Anehnya lagi, tidak ada Alana di sana. Semuanya di mintai keterangan, tapi mereka menjawab jika Alana masih ada di sana kemarin malam.Setelah melihat mayat suster Mirna di sana, semuanya menjauhi TKP dan mengadukan masalah ini kepada pihak yang berwajib.Beberapa saat kemudian, pihak kepolisian akhirnya datang dan mulai melakukan penyelidikan, semua saksi ditanya satu persatu untuk memberikan keterangan sejak kapan suster Mirna berada di sini, apakah ada orang yang mencurigakan saat itu, tapi para saksi yang dimintai keterangan, mengatakan tidak ada yang mencurigakan.Mereka pun kini mulai mengarahkan kecurigaan kepada pasien yang dirawat di kamar tersebut.Polisi itu lalu memintai keterangan kepada pihak rumah sakit tentang Alana dan pihak rumah sakit pun memberikan data pasien itu kepada pihak kepolisian.Sem
Read more
Bab 76 Kejanggalan
Arkan terkejut saat mendengar penuturan mamanya, memang Alana terlihat sangat berbeda sikapnya kepada Alina dibandingkan dengan kedua istrinya saat itu.Tak ingin menebak-nebak tanpa adanya bukti, Arkan pun menepiskan pikiran buruknya saat itu kepada Alana.Sementara itu, terlihat wajah Alina mulai tersungging saat mendengar ucapan mama mertuanya dan melihat wajah Arkan yang saat ini terlihat mulai berubah."Sebaiknya kita makan dulu, Mas," ajak Alina dengan nada santainya.Alina lalu menarik kursinya ke arah belakang dan kemudian dia duduk dengan wajah santainya.Devan tertegun ketika melihat Alina yang saat ini terlihat bingung dengan sikap Alina.Wajahnya bahkan tidak menampakkan kesedihan seperti tadi.Tak ingin membuat mereka curiga, Devan pun akhirnya mulai makan bersama, dan berniat akan menanyakan sesuatu kepada Alina selesai makan nanti.Sementara itu, terlihat Alana sedang marah di dalam kamarnya.Dia menarik selimutnya dengan keras dan membuangnya di lantai. Alana menggengg
Read more
Bab 77 Misteri Kematian Suster Mirna
Pelayan itu sangat terkejut ketika mendengar ucapan petugas itu kepada dirinya."Maaf Pak, tunggu sebentar ya, saya panggil Den Arkan dulu," ucap pelayan itu dengan nada bingungnya."Baik Bu, saya tunggu di sini," ucap petugas tersebut.Tak lama setelah itu, pelayan tersebut akhirnya pergi memanggil Arkan."Maaf Den Arkan, ada petugas kepolisian yang saat ini ada di depan sedang mencari Den Arkan," ucap Bi Ratih kepada Arkan.Seketika wajah Arkan tampak mengerut dan sedikit terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Bi Ratih kepada dirinya."Petugas kepolisian? Ada apa ya?" tanya Arkan dengan nada bingungnya."Katanya ada suster yang meninggal di ruang rawat inap Non Alana," jawab Bi Ratih dengan nada gugupnya."Apa? Suster meninggal?" tanya Arkan dengan wajah bingungnya."Den Arkan sebaiknya bertemu langsung dengan petugas itu," jawab Bi Ratih."Baiklah, aku akan segera ke sana," balas Arkan segera beranjak dari tempat duduknya.Terlihat suasana di ruang makan tersebut mendadak
Read more
Bab 78 Mencurigai Alana
Wajah Alana seketika langsung gugup saat mendengar apa yang dikatakan oleh petugas kepolisian saat itu.Dia takut jika polisi itu akan menaruh curiga kepada dirinya. Segera dia meralat ucapan suaminya yang saat itu mengatakan jika dirinya yang terakhir bertemu dengan Suster Mirna."Maaf Pak, saya memang saat itu terakhir berpamitan dengan suster Mirna. Namun, saat itu dia dalam keadaan baik-baik saja. Saya sempat berbicara dengan dirinya sebentar." Alana menyahuti ucapan petugas tersebut saat bertanya kepada suaminya.Petugas kepolisian itu lalu menatap ke arah Alana."Apa saat pertemuan terakhir anda dengan korban, anda melihat korban bersama dengan orang lain?" tanya petugas kepolisian itu dengan tatapan penuh selidik."Saya memang tidak melihat dia sedang bertemu dengan seseorang, tapi saat itu suster Mirna mengatakan jika sedang mengurus pasien lain, lalu saya pergi meninggalkan kamar saya saat itu, sementara suster Mirna masih berada di dalam kamar," jawab Alana dengan nada penuh
Read more
Bab 79 Cemburu
Terlihat jelas jika saat ini Arkan telah menaruh cemburu kepada adiknya Azriel setelah sebelumnya dia mendengar adiknya mau mengantarkan dirinya untuk pergi ke kampusnya.Saat itulah dengan cepat Arkan menyahuti ucapan adiknya dan mulai memperingatkan Azriel untuk menjaga jarak dengan dirinya."Aku peringatkan kepadamu, Azriel! Jangan pernah kau berani mencoba-coba untuk mendekati istriku. Apa kau mengerti?" Peringat Arkan dengan wajah penuh intimidasi.Azriel hanya terdiam menatap wajah kakaknya yang saat ini terbakar cemburu kepadanya, sementara Arkan bergegas menarik tangan Alina dan mengajaknya menuju ke dalam mobilnya.Alina yang melihat sikap cemburu yang ditunjukkan oleh suaminya, terlihat berbunga-bunga ketika dia tau jika Arkan ternyata menyimpan perasaan cemburu kepada dirinya.Arkan memasangkan seat belt untuk Alina, ia terlihat sedang menyembunyikan perasaan cemburunya kepada dirinya."Mas Arkan cemburu?" Pertanyaan yang dilayangkan Alina membuat Arkan seketika terdiam, te
Read more
Bab 80 Bukti Anting
Arkan terlihat gugup saat itu, perasaan cemburunya kepada Alina membuat dirinya tidak bisa menyembah kembali perasannya.Arkan yang terus didesak oleh Alina membuat dirinya kini mulai mengakui bahwa dirinya saat ini telah cemburu kepada dirinya."Kenapa kau begitu ingin tau aku cemburu kepadamu atau tidak?" tanya Arkan menatap wajah Alina."Karena saat ini aku ingin tau apakah suamiku cemburu kepadaku apa tidak. Jika cemburu kepadaku, artinya dia saat ini sangat mencintai diriku," jawab Alina tersenyum menatap Arkan."Apa kau juga merasa cemburu kepadaku saat aku bersama dengan Alana?" tanya Arkan sebelum dia menjawab pertanyaan Alina."Bisakah aku cemburu keladamu, Mas? Aku hanya Seorang wanita dengan segala keterbatasan hati, wajar jika aku cemburu melihatmu bersama dengan Mbak Alana," jawabnya dengan tersenyum menatap wajah Arkan."Jadi saat ini kau cemburu kepadaku?" tanya Arkan menatap wajah Alina.Alina menganggukkan kepalanya tanpa ketahuan, hal yang sudah lama disembunyikan k
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status