Semua Bab Gadis Nakal Milik CEO: Bab 91 - Bab 100
123 Bab
Bab 91. Sebuah Racun
Sebastian berderap dengan cepat menuju ke area dapur. Dia menatap sekelilingnya penuh waspada, sebelum membubuhkan sesuatu ke dalam minuman yang ada di atas nampan.Sebastian sudah bebas dari penjara, karena mendapatkan keringanan dari saudaranya yang merupakan orang berpengaruh di kota New York.Dia bisa sampai di gedung megah ini karena dia menggantikan temannya yang bekerja di sini. Temannya itu sedang sakit, dan akhirnya Sebastian menawarkan diri untuk menggantikannya selama satu hari. Tidak dia sangka ternyata pesta pernikahan Lolita, mantannya juga diselenggarakan di gedung ini.Sekarang adalah kesempatan bagi Sebastian untuk membalaskan semua yang sudah Lolita dan Edgar lakukan padanya. Karena mereka berdua, Sebastian harus menahan malu seumur hidupnya, dan harus merasakan hidup menderita di balik jeruji besi.Sebastian mengulas senyumnya saat sudah mengaduk minumannya. Dia mengangkat nampannya dan menyuruh pelayan lain yang kebetulan hendak mengambil minuman untuk mengantarkan
Baca selengkapnya
Bab 92. Siapa Pelakunya?
Jones segera menghampiri tersangka yang sudah memberikan racun ke dalam minuman Edgar. Dia datang ke kantor polisi dan berhadapan langsung dengan si pelaku."Jadi, kau yang sudah memasukkan racun ke dalam minuman Edgar, huh?" tanya Jones pada pria yang terlihat diam saja di depannya dengan kedua tangan yang diborgol."Jawab!" sentak Jones tak sabaran."Bukan saya, Tuan. Saya hanya bertugas mengantarkan minuman itu ke para tamu. Dan kebetulan Tuan Edgar yang mengambil minuman tersebut," jawab si pria dengan mata berkaca-kaca. Bukan dirinya yang melakukannya. Dia tahu kalau pria yang terlihat asing yang menyuruhnya semalam, mungkin adalah pelaku yang sebenarnya. Karena hanya pria itu yang mencurigakan. Tapi, dia tidak bisa mengatakannya karena dia juga tidak mengenalnya, dan baru hari itu dia melihat wajahnya."Dan kebetulan katamu?! Kalau bukan Edgar, akan ada tamu lain yang menjadi korbannya. Sekarang Edgar belum sadarkan diri. Aku akan memastikan kau mendapatkan hukuman terberat!" ta
Baca selengkapnya
Bab 93. Memilih Kabur
"Edgar belum sadarkan diri?" tanya Jones pada Lolita.Lolita bergeleng lemah. "Belum," jawabnya menoleh pada Jones. "Aku pergi dulu ya. Nanti aku akan kembali."Jones mengangguk. "Iya. Hati-hati di jalan."Lolita kemudian melangkah pergi dibantu oleh Roy di sisinya. Lolita merasa lemas. Seakan kedua kakinya sudah tak mampu lagi untuk menahan beban tubuhnya. Dia juga kehilangan nafsu makannya, tapi dia memaksakan diri untuk tetap menyantap sarapan yang tadi dibelikan ayahnya. Lolita juga harus memikirkan kesehatan bayinya. Dia tidak boleh egois, hanya memikirkan perasaannya saja.Jones melihat kepergian Lolita dengan mendesah berat. "Dia terlihat tak bersemangat."Jones lalu masuk ke kamar di mana Edgar masih tertidur dengan alat medis yang menempel di tubuhnya.Dia meringis pedih. Dalam satu hari Edgar merasakan kebahagiaan, dan dalam satu hari juga, sahabatnya itu jadi terbaring lemah seperti ini.Kalau bisa, Jones akan menukar dirinya dengan Edgar sekarang. Biar dirinya yang terbari
Baca selengkapnya
Bab 94. Mencoba Menghibur Lolita
Lolita duduk termenung di samping Edgar. Dia tidak melakukan apapun. Hanya terpaku menatap wajah Edgar yang matanya masih tertutup.Roy berdiri di sisi Lolita. Dia menyentuh pundak Lolita pelan."Edgar akan segera sadar. Percayalah. Dia bisa mengalahkan efek racunnya.""Tapi, kapan, Dad? Kapan Om bangun?" Lolita terisak. Dia buru-buru mengusap air mata yang berhasil meleleh di pipinya dengan punggung tangan."Dokter sedang melakukan yang terbaik, Lolita." Roy mengusap pundak Lolita dan menariknya ke dalam pelukan. Lolita tidak bisa menahan diri dari menangis. Semalaman dia menangis tanpa henti, sampai matanya sembab."Lolita," panggil Nola yang mendongakkan kepala di pintu ruangan.Lolita melepaskan pelukan Roy. Dan dia menatap Nola setelah mengusap air matanya."Ada apa, Nola?""Kemari sebentar," pinta Nola mengibaskan sebelah tangannya.Lolita mengangguk mengiyakan. Dia berderap pelan menghampiri Nola yang ada di luar ruangan."Ini untukmu, Lolita." Nola menyodorkan dua kotak cokla
Baca selengkapnya
Bab 95. Kapan Om Bangun?
Lolita baru saja kembali ke rumahnya untuk meletakkan barang-barang yang Nola belikan untuk dirinya. Dan kini dia pergi ke rumah sakit diantarkan oleh Nola. Dia ingin terus berada di sisi Edgar.Lolita melihat Jones, Franklin, dan Robert sudah ada di depan ruangan di mana Edgar dirawat.Lolita melangkah bersama Nola di sisinya. Jones tampak berucap pada Roy, lalu dia menepuk pundak Roy pelan. "Aku pergi dulu, Roy. Sampaikan pada Lolita apa yang baru saja aku ucapkan padamu."Roy mengangguk mengiyakan. "Iya, Jones."Jones, Franklin, Robert, dan Nola pun pergi. Jones bersama dengan Franklin, berpisah dari Nola dan Robert.Lolita mendudukkan tubuhnya di kursi, di samping ayahnya."Oh ya, Lolita. Daddy ingin bilang sesuatu padamu. Tapi, janji jangan marah ya?" Lolita mengerutkan keningnya. "Memangnya ada apa, Dad? Kenapa menyuruhku berjanji untuk tak marah? Ada hal buruk kah yang terjadi pada Om Edgar?"Roy bergeleng pelan. "Bukan. Ini tentang pelaku yang membuat Edgar keracunan. Daddy
Baca selengkapnya
Bab 96. Hukuman Yang Berat
Jones dan Franklin sekali lagi pergi menuju ke kantor polisi, bersama dengan pelayan yang pernah mereka tuduh sebagai pelaku. Sekarang pelayan itu sudah bebas, dan menjadi saksi atas kejahatan yang Sebastian lakukan.Jones mendesah lega. Setelah melewati proses pengadilan yang banyak menguras waktu dan tenaganya. Sebastian akhirnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Meski, begitu, sebenarnya Jones belum merasa puas. Dia akhirnya diam-diam membayar narapidana lain yang akan tinggal satu penjara dengan Sebastian, untuk memukuli pria berengsek itu. Tapi, dengan catatan, jangan sampai pria itu mati. Hanya membuatnya merasa jera saja.Franklin membukakan pintu untuk Jones, seperti yang biasa dia lakukan pada Edgar. Meski, tidak sedang bekerja, Franklin sering melakukannya karena sudah jadi kebiasaannya."Thanks, Franklin." Jones masuk ke mobil, yang kemudian disusul oleh Franklin.Jones dan Franklin akan pergi ke rumah sakit. Sudah satu hari mereka tidak menjenguk Edgar karena terlalu
Baca selengkapnya
Bab 97. Dia Bergerak
Nola berjalan cepat menghampiri Lolita yang duduk bersama Roy di depan ruangan. Lolita tampak menutup wajahnya dengan kedua tangan, dan sesekali Roy menepuk pundak Lolita pelan."Ada apa, Lolita?" tanya Nola panik setelah dia berdiri di depan Lolita. Dia lalu melirik ke arah Roy.Roy mendesah pelan. "Edgar tadi menunjukkan pergerakan. Lolita yang melihatnya."Nola lalu beralih pada Lolita. "Benarkah itu, Lolita? Lalu keadaan Edgar sekarang bagaimana?"Lolita menurunkan kedua tangannya dari wajah. Matanya begitu sembab. "Iya. Aku melihatnya bergerak. Ah, tidak. Hanya jemarinya yang bergerak. Aku terlalu senang sampai berteriak memanggil Dokter. Ternyata itu hanya gerakan refleks spontannya saja. Aku sudah terlanjur senang, mengira Om Edgar sudah bangun."Robert mendengus pelan. Hanya karena hal itu, dia dan Nola sampai harus berkendara dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Padahal dia dan Nola harusnya lebih hati-hati mengingat Nola sedang hamil muda.Nola mengusap lembut bahu Lo
Baca selengkapnya
Bab 98. Merasakan Kecewa
Nola bersedekap mendapati Robert duduk santai di sofa rumahnya. Dia tadi diantar oleh Jones pulang karena Robert tak kunjung mengangkat telepon dari Nola."Dari tadi kau ada di sini? Kenapa meninggalkanku, huh? Dan kenapa kau tidak mengangkat telepon dariku sama sekali?" Nola berteriak lantang penuh kegeraman.Robert membalas menatap Nola dengan datar. Tidak seperti sebelumnya yang selalu tersenyum pada Nola, dia kini menunjukkan ekspresi dinginnya yang seakan tak peduli pada wanita di depannya itu."Aku sedang kesal, Nola," tandas Robert membuat Nola mengernyit tak paham."Harusnya yang kesal itu aku, Robert. Bukan kau. Kau tahu aku sedang hamil, tapi kau pergi meninggalkanku begitu saja. Dan kau justru mematikan ponselmu. Kalau terjadi sesuatu padaku, apa kau mau bertanggung jawab, huh?!" Nola benar-benar jengkel dengan sikap kekanakan Robert.Robert mendengus. "Kan masih ada Tuan Jones, Tuan Franklin, dan Tuan Roy yang bisa menjagamu. Aku tidak ada pun, kau akan baik-baik saja."No
Baca selengkapnya
Bab 99. Renggangnya Hubungan Nola
Nola tak mengizinkan Robert untuk bertemu dengannya sementara waktu ini. Dia masih merasa kesal dengan apa yang terakhir pria itu lakukan padanya.Nola memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah sakit menemani Lolita.Dua hari berlalu, tapi Edgar tak juga menunjukkan tanda-tanda akan bangun dari komanya. Keadaannya juga tetap sama."Nola," panggil Lolita saat dia kembali dari rumahnya sebentar untuk membuat sandwich. Akhir-akhir ini dia sering dan lebih suka makan sandwich sebagai menu sarapannya. Karena itu mengingatkannya pada Edgar."Ya?" Nola menoleh pada Lolita yang berjalan ke arahnya sambil membawa dua kotak bekal, dan dua botol susu."Ini untukmu. Makanlah. Kau juga harus makan, Nola." Lolita memberikan satu kotak bekal yang dia bawa kepada Nola. Sedang, Roy sudah kembali ke perusahaan ketika selesai mengantarkan Lolita ke rumah sakit. Sehingga hanya ada Nola dan Lolita di depan kamar pasien yang ditempati Edgar.Nola menerima kotak bekal itu, dan sebotol susu dari Lolita. "
Baca selengkapnya
Bab 100. Menjelang Pernikahan Nola
Nola tersentak saat Robert membawa tubuhnya menuju ke kamar. Dia lalu membiarkan dirinya berbaring telentang di atas kasur. Sebelum akhirnya Robert ikut bergabung ke kasur, dan langsung menghujamnya lagi."Robert, aku sudah lelah." Robert bergeleng. Dia belum puas. "Satu kali lagi. Aku mohon, Nola.""Baiklah. Satu kali lagi." Nola mengangguk pasrah. Dia memejamkan kedua matanya saat Robert memaju mundurkan miliknya. Dia memang sangat lelah sekarang. Mungkin karena dia hamil, dia jadi tidak sekuat dulu. Tapi, saat Robert menggagahinya, Nola juga merasakan nikmatnya. Dia kembali mendesah menikmati hujaman Robert di bagian intimnya.Robert mengulas senyum senang saat dia dan Nola mencapai klimaks mereka bersamaan. Robert membiarkan cairannya keluar di rahim Nola. Dia lalu ikut tidur di sisi Nola setelah melepaskan miliknya dari milik Nola."Tadi sungguh luar biasa. Terima kasih, Nola. Akhirnya aku bisa merasakan milikku turn on lagi karena kau." Robert mendesah puas.Nola memiringkan tu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status