All Chapters of Penyesalan Kakak Angkat: Chapter 61 - Chapter 70
109 Chapters
Bab 61.
Happy Reading. Serly datang menemui Zayla di kediaman Wesley, untuk berpamitan. Ia merasa gugup karena takut bertemu dengan Ansel, pria yang berhasil membuatnya berdebar apabila berhadapan dengannya. "Semoga dia enggak ada di sini." Ucapnya sebelum akhirnya menekan bel rumah. Tak perlu menunggu lama, pintu rumah pun terbuka lebar, menampilkan sosok Zayla di sana dengan bibir yang tersenyum lebar. "Serly!" Teriaknya sembari memeluk sang sahabat. "Uh, aku sangat merindukanmu Zay," ucap Serly membalas pelukan sahabatnya. Sebelum berangkat ke sana, Serly memberitahukan Zayla terlebih dahulu bahwa dirinya akan berkunjung. Tentu saja kedatangannya disambut sangat antusias oleh Zayla yang juga merindukannya. "Ayo ke dalam," ajak Zayla menarik tangan Serly penuh semangat. Ia tidak membiarkan Serly duduk di ruang tamu, melainkan membawanya masuk ke dalam kamar. Serly mengekori Zayla sampai tiba di kamar yang dulu sering ia tempati saat menginap di sana. Mereka pasti akan tidur berdua di
Read more
Bab 62.
Arion pulang dari kantor dengan dua kresek di tangannya yang berisi camilan pesanan Zayla. Bibirnya terus mengembangkan senyum karena merasa sangat dibutuhkan oleh calon istrinya itu. Hidupnya menjadi sangat berguna untuk calon anaknya yang belum lahir. "Selamat sore, Ma, Pa," sapa Arion kepada Rina dan Bagas yang duduk di ruang tamu. "Sore," jawab Rina sedikit heran. Ia sampai menatap suaminya untuk meminta penjelasan kenapa calon menantu mereka bersikap sangat aneh sejak pagi tadi. "Namanya juga orang jatuh cinta," ucap Bagas sambil mengedikkan bahu. Ia tidak heran dengan sikap Arion karena dulu ia juga merasakan hal yang sama dengan apa yang Arion rasakan sekarang. Bahkan, tak jarang kedua orang tuanya mengatakan Bagas sudah gila karena selalu bertingkah aneh. "Selamat sore bumil ku," seru Arion memasuki kamar sang pujaan hati yang memang sengaja tidak dikunci. "Kak Ion," pekik Zayla lekas menghampiri calon suaminya. Kedua matanya berbinar tatkala melihat buah tangan yang Ario
Read more
Bab 63.
Happy Reading. "Cantik sekali." Ucap pria itu sambil menaiki ranjang dan ikut berbaring di samping Serly. Wanita itu sama sekali tidak sadar akan keberadaan pria yang kini sedang memeluknya. Tepat jam 3 dini hari, Serly terbangun dari tidurnya karena merasa ngantuk. Ia merasakan berat pada bagian perutnya, saat diperiksa ternyata ada tangan kekar yang melingkar di sana. "Aaaakkkh! Kamu siapa!" Teriak Serly menghempaskan tangan kekar itu secara kasar. Kemudian ia turun dari atas ranjang dan kembali berteriak. "Tol--eemmhp""Shuuut! Jangan teriak, nanti dikira ada maling," bisik pria itu sambil membekap mulut Serly menggunakan tangannya. Suara itu ... Serly sangat hafal dengan pemiliknya. Ia melepaskan tangan yang menutup mulutnya agar bisa melihat siapa sosok pria tersebut. "Kak Ansel--" Suara Serly tercekat di tenggorokan tatkala melihat wajah pria yang sudah menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Ia sampai menjauhkan diri dari saking takutnya. Bagaimana tidak, seringai di bibir An
Read more
Bab 64.
Happy Reading. Zayla nampak cemas, ia terlihat mondar-mandir di dalam kamar karena tak mendapatkan balasan pesan dari Serly sampai pagi ini. "Serly ke mana sih, kenapa pesanku enggak di balas?" Ucap Zayla terus berusaha menghubungi ponsel Serly lagi. Namun, panggilannya tak kunjung mendapatkan jawaban. "Sayang," suara bariton menyapa Zayla dari arah pintu kamar. "Kamu ngapain di sana?" tanyanya sembari menghampiri wanita cantik itu. "Aku lagi mikirin Serly, Kak. Aku khawatir dengan keadaannya, aku takut terjadi sesuatu sama dia. Kalau cuma pergi ke kota C, enggak mungkin dia belum sampai 'kan," cicit Zayla tak berhenti mencemaskan sahabatnya. "Serly bukan anak kecil, dia bisa menjaga dirinya sendiri di luar sana," kata Arion berusaha menenangkan sang pujaan hati. "Ck! Kak Ion enggak akan ngerti dengan apa yang aku rasakan saat ini. Firasat ku benar-benar enggak enak, Kak," ungkap Zayla sambil berjalan ke sisi ranjang dan duduk di sana. "Mungkin Serly lagi istirahat akibat kecape
Read more
Bab 65.
Happy Reading. Setelah pergulatan semalam, Serly terlelap dalam tidurnya akibat kelelahan. Ansel yang sudah bangun terlebih dahulu terus memandangi wajah cantik Serly. "Maaf, sudah berbuat hal sekeji ini. Tapi percayalah kalau aku sangat mencintaimu, aku melakukan semua ini demi bisa memiliki mu." Ucap Ansel berkata lirih. Tangannya membenarkan anak rambut yang berserakan di wajah sang pujaan hati. "Sebelumnya aku enggak pernah merasakan jatuh cinta, tapi setelah mengenalmu rasa itu tumbuh dengan sendirinya dan berkembang begitu pesat. Apa pun akan aku lakukan demi bisa bersamamu." Tukas Ansel penuh tekad. Pandangan Ansel tertuju pada ponsel miliknya yang tergelak di atas lantai akibat perbuatan brutalnya semalam. Layarnya terus berkedip, menandakan adanya notifikasi yang masuk. Gegas Ansel meraih benda pipih tersebut dan melihat banyaknya panggilan dari Mama dan Papanya. Ada pesan juga dari mereka. "Kamu di mana, Nak. Adik kamu mau melahirkan.""Ansel, cepat ke rumah sakit Cakraw
Read more
Bab 66.
Happy Reading. Ansel buru-buru masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak lupa ia membawa pakaian ganti yang memang tersedia di dalam mobilnya. Terpaksa Ansel numpang kamar mandi di ruangan VIP tempat Zayla dirawat. Dalam benaknya cuma ada Serly, Serly daan Serly. Ingin secepatnya Ansel menghubungi wanita cantik itu dan mengatakan alasannya kenapa pergi pagi-pagi sekali tanpa menunggunya bangun tidur. Ansel tidak mau calon istrinya salah faham atas tindakannya tadi. Yah setelah pergulatan panas itu Ansel mengklaim bahwa Ansel adalah calon istrinya. Zayla keheranan dengan sikap sang Kakak yang tidak biasa. Ia merasakan ada sesuatu yang tengah Ansel sembunyikan darinya, tetapi ia tidak tahu itu apa. "Kenapa melamun, hum?" ucap Arion memecah keheningan. Ia menggenggam tangan sang istri lalu menciumnya. "Enggak kok, aku cuma kepikiran sama Serly," jawab Zayla tidak berbohong. Entah kenapa yang ada dalam benaknya adalah sikap aneh sang Kakak dan juga keadaan Serly yang membuat
Read more
Bab 67.
Happy Reading. "Kak!" Zayla merengek karena Arion selalu menggodanya. Namun, ia harus menahan rasa kesalnya karena sang buah hati sedang kehausan. "Cup, cup, cup, anak Mama. Briel haus ya, hum?" ucap Zayla menirukan suara anak kecil. Ia pasti akan memanjakan putranya dengan kasih sayang hingga dewasa nanti. Intinya selama Zayla masih hidup, ia akan selalu mencintai Gabriel. "Kenapa enggak dikasih susu formula saja sih, Sayang. Biar kamu enggak kecapean kalau tiba-tiba Gabriel haus tengah malam," usul Arion sambil melihat proses menyus*i Gabriel. "Selama aku masih sehat dan bisa memberikan ASI dengan baik kepada putra kita, aku enggak butuh susu formula. Sudah kewajiban seorang Ibu untuk menyus*i anaknya, kecuali bagi mereka yang punya alasan tertentu hingga benar-benar tak bisa menyus*i. Aku ingin menjadi Ibu seutuhnya untuk Gabriel, Kak," ungkap Zayla begitu mulia. Di zaman modern ini, sangat jarang sekali ada seorang wanita yang mau berkorban untuk anaknya agar bisa memberikan
Read more
Bab 68.
Happy Reading. "Keluar!" Titah Ansel menatap lekat wajah Rula. "Ansel, tolong bantu aku kali ini saja. Aku mohon jangan usir aku dari dalam di sini," Rula benar-benar tidak tahu lagi harus membujuk Ansel dengan cara apa supaya dia mau menolongnya. "Kau mau aku menolong mu 'kan? Kalau begitu turun dan pindah ke kursi belakang," tukas Ansel sambil menatap para pria berbaju hitam yang kini mulai memeriksa setiap mobil yang berjejer di depannya. Rula tersenyum saat mendengar ucapan Ansel, ia sudah salah berburuk sangka kepada pria yang memang baik hati itu. Tanpa menunggu lama, Rula bergegas turun dari dalam mobil berwarna hitam itu, lalu pindah ke kursi belakang sesuai dengan yang diperintahkan oleh sang pemilik mobil tersebut. "Di sana ada jaket dan masker, kau pakai saja itu supaya tidak ada yang mengenalimu," kata Ansel. "Setelah itu berbaringlah," imbuhnya memasang wajah serius. Lagi-lagi Rula hanya bisa patuh dengan perintah Ansel. Diberikan pertolongan dia sudah sangat bahagi
Read more
Bab 69.
Happy Reading. Serly pulang lebih awal diantar oleh Emeli karena tadi sempat pingsan di kantor akibat kelelahan. Dia memang disuruh pulang oleh Liam, asisten Thomas--pemilik perusahaan Company. "Kenapa sampai pingsan, kamu sakit?" tanya Emeli. "Kita ke dokter ya," imbuhnya sangat khawatir melihat wajah pucat Serly. "Enggak usah, aku cuma kecapean kok. Mending kamu balik lagi ke kantor, maaf sudah merepotkan mu," kata Serly tulus. "Hey, jangan merasa enggak enak, aku tulus kok bantuin kamu. Pokoknya kalau butuh apa-apa, kamu telepon saja aku," Emeli memang sangat tulus kepada Serly, hanya saja temannya itu masih sangat canggung. "Iya, makasih banyak, Emeli," Serly bersyukur bisa mendapatkan teman sebaik dan setulus Emeli, hal tersebut mengingatkannya kepada Zayla yang sangat ia rindukan. Setelah Emeli kembali ke perusahaan company, Serly duduk termenung, ia memikirkan masa depannya yang sudah dibuat hancur oleh Kakak dari sahabatnya sendiri. "Huh! Kacau! Coba saja dia mau berjuan
Read more
Bab 70.
Happy Reading. "Ada apa, hum?" tanya Ansel sangat lembut, ia takut menyinggung perasaan sang pujaan hati. Serly masih setia memeluk tubuh Ansel yang membuatnya sangat hangat dan nyaman. Kepalanya menggeleng pelan seolah enggan menjawab pertanyaan Ansel. Sekalipun Serly bercerita, dia bingung memulainya dari mana. "Ya sudah kalau enggak mau cerita, tapi aku siap menjadi pendengar yang baik buat kamu kapanpun kamu mau," ucap Ansel tulus. Ia mencium puncak kepala Serly penuh dengan cinta. "Jangan pergi," hanya itu yang Serly katakan, itupun suaranya hampir tak terdengar. "Aku akan di sini menemanimu, kalaupun kamu mengusir ku, aku akan tetap di sini," kata Ansel terkekeh kecil. Serly mengulas senyum samar yang dapat dilihat oleh Ansel. Dalam hati ia sangat senang mempunyai Ansel yang mau mencintainya dengan sepenuh hati, meskipun tak dapat dipungkiri bahwa dirinya sangat kecewa terhadap perlakuan Ansel semalam. Padahal pria itu hanya perlu menunggu dan berusaha lebih keras lagi dal
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status