All Chapters of WANITA LAIN SUAMIKU: Chapter 21 - Chapter 30
39 Chapters
kERINDUAN REYNALDI
KERINDUAN REYNALDIReynaldi saat ini sedang berada di Luar Negeri. Mengikuti pameran lukis berskala Internasional.Saat tengah mengamati lukisan-lukisan dari peserta lain, tiba-tiba suara pesan Whtsapp mengalihkan konsentrasinya.Pesan masuk dari, Bimantara. “Sudah lihat hadline news hari ini?” “Ada berita apa?” balas pesan Reaynaldi.Kemudian Bimantara mengirimkan link berita online. Reaynaldi langsung membuka link berita internet tersebut setelah mendapatkan kursi untuk duduk.-RENATA, PUTRI PENGUSAHA GUNAWAN CAHNDRA, TELAH SADAR, SETELAH MENGALAMI KOMA SELMA DUA BULAN-Senyum mengembang di sudut bibir, Reynaldi, jari telunjuk mengusap layar Handphone dimana terdapat fhoto Renata tengah tersenyum.“Tuhan, sudah memberi waktu untukmu beristirahat, sekrang waktunya kembali, setelah ini jadilah wanita pintar. Aku merindukanmu wanita bodoh,” gumam Reynaldi masih dengan senyum penuh arti.Reynaldi kemudia
Read more
KEJUJURAN YANG MENYAKITKAN
KEJUJURAN YANG MENYAKITKANPikiran Davin saat ini benar-benar kacau, pertengkaran dengan kedua orang tuanya, bayangan Renata dalam benaknya dan Kanza yang saat ini sudah menjadi Istrinya.Tiba di parkiran rumah sakit. Davin tidak lantas turun dari mobil, ia merenung sejenak memikirkan apa yang harus ia lakukan saat ini.Davin melirik buket bunga yang sempat ia beli di jalan tadi, ia ingin mwmberikannya kepada Renata, sengaja ia membeli bunga lily kesukaan Renata.Dengan memperbiki hubungannya bersama Renata. Secara otomatis hubungan dia dan kedua oraang tuanya pun akan membaik, begitu pikir Davin.Sepanjang perjalanan menuju kamar Renata, Davin terus berpikir untuk mencairkan suasana dengan Istrinya.Davin berdiri di depan pintu kamar rawat Renata.“Suara siapa di dalam?” gumam Davin seraya melihat waktu di pergelangan tangannya.Waktu menunjukan jam 9 malam. “Siapa yang masih bebas mengunjungi Renata di jam segini? Itu b
Read more
MURKA SANG MERTUA
MURKA SANG MERTUAPintu ruangan Renata, tiba-tiba terbuka dengan keras, Davin yang hendak membuka pintu pun merasa terkejut dan mundur beberapa langkah.Rupanya, Gunawan dan Martha, saat itu baru tiba di depan pintu, mendengar percakapan anak dan menantunya. Hingga mereka urungkan untuk masuk.Tanpa bertanya apa-apa lagi Gunawan, langsung menghujamkan pukulan bertubi-tubi ke arah wajah dan perut Davin.“Dasar laki-laki tidak berperasaan!” seru Gunawan kembali memukuli Davin.Sementara Martha, langsung memeluk Renata, tangis Renata pecah dalam pelukan Martha, rasa sakit dan sesak yang ia tahan sejak tadi, luruh bersama belaian sang mama.Renata bukanlah wanita yang cengeng, ia adalah wanita yang kuat dan mandiri, namun ucapan Davin kali ini benar-benar mecabik hati yang semula lembut dan penuh pengertian.“Aku bisa jelaskan semuanya Pah,” ucap Davin, seraya bangkit dari lantai karena pukulan mertuanya.“Aku, tid
Read more
PILIHAN UNTUK DAVIN
PILIHAN UNTUK DAVINDavin, tiba di depan rumah besar, Erlangga. “Kamu tidak perlu ikut masuk, tunggu saja di sini,” ucap Davin.“Kenapa? Aku ikut andil dalam masalah ini,” jawab Kanza.“Kehadiranmu hanya akan membawa masalah baru.” Davin keluar dari mobil tanpa menghiraukan ucapan Kanza, sementara Kanza hanya terdiam dengan wajah cemberutnya.Ada rasa sungkan untuk Davin, masuk ke dalam rumah, akhirnya Davin mengetuk pintu perlahan.Seorang -ART- membukakan pintu. “Silahkan masuk, Den, Tuan dan Nyonya sudah menunggu di dalam,” ucap -ART- tersebut.Davin, berjalan menuju ruang keluarga, kedua orang tuanya sudah menunggu di sana.“Malam, Mah, Pah…” sapa Davin, masih berdiri di ujung sofa.“Duduk,” ucap Erlangga dingin, Riana, bergeser posisi duduk mendekati sang suami.“Tinggalkan Wanita itu,” ujar Erlangga, sambil menatap Davin.“Dia sudah menjadi Istriku, Pah, mana mungkin aku meninggalkannya,”
Read more
PAGI BERKABUT DUKA
PAGI BERKABUT DUKASebelum berangkat ke kantor, Gunawan menyempatkan diri untuk bercengkrama dengan, Arkana, sang cucu yang semakin hari semakin menggemaskan.“Hari ini, Papa ada janji bertemu dengan Erlangga, Mah” ucap Gunawan.“Bicara baik-baik, Pah, jangan terbawa emosi, walau bagaimana pun, dia adalah kakek dari Arkana,” papar Martha mengingatkan. Gunawan sudah melarang keluarga, Erlangga untuk bertemu, Renata dan Arkana.“Paaah… Maaah…” Suara teriakan, Renata mengalihkan perhatian mereka, dengan cepat Gunawan masauk kedalam rumah di susul oleh Martha setelah menyerahkan, Arkana kepada baby sitternya.“Ada apa, Re?” tanya Gunawan.“Lihat, Pah,” jawab, Renata seraya melihat dan membesarkan volume chanel tv. Berita tentang kecelakan yang mengakibatkan kemtian menimpa pengusaha ternama.“Wicaksana!” seru, Gunawan setengah tidak percaya. Ia segera membuka telepon genggamnya, ternyata sudah ramai di berita media
Read more
PERTEMUAN KANZA dan RENATA
PERTEMUAN KANZA dan RENATAAcara pemakaman segara di laksanakan, semua keluarga berkumpul, Rio dan Reynaldi yang baru saja tiba dan juga Bimantara yang tak lepas memeluk bahu sang bunda. Renata berdiri di antara Gunawan dan Martha. Sepasang mata yang tak lepas memandangi Renata, meski saat ini ia bersama istrinya yang lain.“Aku merindukanmu, Re,” bathin Davin, sekilas Renata, melirik ke arah pasangan tersebut dan buru-buru ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, dengan erat Renata, menggenggam tangan, Martha, berharap mendapat kekuatan dari sang Mama.“Mah, aku mau cari tolet,” bisik Renata dan Martha hanya mengagguk.Melihat Renata menjauh dari kedua orang tuanya seketika Kanza, menyusul dan mencari keberadaan Renata.Renata, terkejut setelah ia keluar dari toilet rumah keluarga, Wicaksana, Kanza sudah berdiri dengan menyandarkan badannya di dinding.“Hai Re… kita bertemu lagi, aku kira kamu tidak akan terbangun lagi, ternyata pan
Read more
PEWARIS YANG SESUNGGUHNYA
PEWARIS SESUNGGUHNYAProsesi pemakaman, Wicaksana telah selesai, doa bersama pun sudah di laksanakan. Gunawan hendak pamit untuk pulang.“Mah, Pah… bolehkan aku menemani, ibu Rianti dulu?” pinta Renata.“Tentu, sayang… kamu boleh di sini dulu,” jawab Martha.“Terimakasih, Mah, aku titip Arkana sama Mama.”“Jangan kahwatir, Arkana aman bersama Mama.”“Rey, Bima… Om titip Renata,” ujar Gunawan.Seperti di komando dua lelaki tersebut mengatakan siap secara bersamaan.“Re… kenlakan, ini putra ayah Wicaksana yang paling kecil, tapi body paling besar, namanya, Rio,” tutur Bimantara, sambil terkekeh memeprkenalkan Rio kepada Renata.“Hai, Rio,” sapa Renata.“Rio, kamu ingat? Anak perempuan yang sering kali ibu ceritakan?” sambung Bimantara.“Jadi?” ucap Rio sambil memperhatikan, Renata.Bimantara hanya mengangguk, untuk meyakinkan, Rio jika yang ada di hadapannya adalah sang kaka.
Read more
PENYESALAN SEORANG AYAH
PENYESALAN SEORANG AYAH“Apakah tidak ada jalan lain?” tanya Erlangga. Gunawan hanya terdiam, memainkan ujung jarinya di atas meja.“Tidak, ini sudah menjadi keputusanku” jawab Gunawan.“Lalu bagiaman dengan, Renata? Apakah dia setuju?”“Renata, sudah cukup menderita selama ini. itu karena keputusanku menerima lamaran kalian dan aku sendiri yang akan menghentikan penderitaannya.”“Bagaimana dengan, Arkana? Ia masih kecil dan butuh sosok seorang ayah,” tutur Erlangga.“Tapi, bukan sosok ayah seperti, Davin!” seru Gunawan.Erlangga, ingin mempertahankan rumah tangga putranya bersama Renata, namun penyesalan dan kekecewaan, Gunawan terhadap, Davin sudah tidak bisa di tolelir lagi.“Aku, memyesalkan semua ini,” ucap Erlangga.“Yah… dan aku lebih menyesal, ternyata keputusanku membuat hidup, Renata sangat menderita,” timpal Gunawan.“Aku, sudah memberikan hukuman yang setimpal untuk, Davin. Apakah i
Read more
PERMAINAN BARU AKAN DI MULAI
PERMAINAN BARU AKAN DIMULAISaat bersamaan kedatangan, Davin yang tiba-tiba muncul di depan rumah.“Hai… semua,” sapa Davin.Semua menoleh ke asal suara, Davin melangkah mendekati mereka. “Maaf aku datang tanpa memberi kabar,” sambung Davin.“Ada keperluan apa?” tanya Renata dingin.“Boleh aku menggendong, Arkana?” tanyanya.Renata mnyodorkan Arkana ke hadapan, Davin. Namun bayi yag beusia tiga bulan itu menolak begitu tangan Davin menyentuhnya, tanpa di duga reaksi Arkana yang tiba-tiba menangis.“Maaf, Davin. Sepertinya Arkana belum nyaman bersamamu,” ucap Renata sambil mengambil kembali Arkana.“Re… bisa kita bicara sebentar?” Renata yang hendak melangkah menghentikan langkahnya.“Apa yang ingin kamu bicarakan?”Martha, mengambil Arkana dari gendongan Renata, dan membawanya masuk bersama, Reynaldi.“Kenapa, kamu tidak mau pulang kerumah kita, Re?” tanya Davin.“Kenapa? Kamu
Read more
SIDANG MEDIASI YANG TERLEWATKAN
SIDANG MEDIASI YANG TERLEWATKANHari ini adalah sidang mediasi untuk gugatan perceraian, Davin dan Renata. Diam-diam Gunawanlah yang memasukan berkas gugatan itu ke pengadilan.“Pah, secepat ini?” ucap Renata, sambil memegang surat panggilan dari pengadilan agama.“Maafkan Papa, Nak… Papa tidak bisa menunda lagi, semua harus segera di selesaikan,” ujar Gunawan.Tidak ada pilihan lain, Renata mengikuti semua yang sudah di rencanakan papanya, karena Reanata yakin semua demi kebaikannya.Gunawan, mendampingi sang putri menuju pengadilan agama, setiba di sana, lama menunggu kehadiran, Davin. Hingga waktu yang di tentukan, Davin tidak datang dalam panggilan tersebut.“Kemana laki-laki pengecut itu!” seru Gunawan sambil masuk kedalam mobil.“Sudahlah, Pah… bukankah ini akan jadi lebih baik? Dengan tidak datangnya Davin itu akan melancarkan proses peridangan, Kan?” papar Renata.“Ya… kamu benar,”“Mau Papa antar kerumah?” “Tidak usah, Pah, aku turun di depan Mall tempat biasa aja, sepertiny
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status