All Chapters of Terbongkarnya perselingkuhan suamiku: Chapter 21 - Chapter 30
119 Chapters
Rencana licik
Tubuhnya terasa lelah tak berdaya. Entah mengapa dia tidak bisa mengerti yang dia mau. Dulunya dia sangat ingin sebuah perpisahan. Namun saat semua di lancarkan, malah pedih yang menggerogoti jiwanya.Ingatannya kembali pada malaikat kembar penyemangat hidupnya. Dia meraih ponsel dan mencoba menghubungi nomor mantan suami.Jari lentiknya segera memencet kontak dan menggeser tombol hijau. Terdengar dering sambungan berbunyi.Sayangnya sampai operator seluler bersuara, sambungan tak kunjung bersambung. Flora tidak menyerah. Dia mencoba lagi dan lagi.Matanya berbinar ketika indra pendengarnya mendengar sambungan terhubung."Halo, Rey, Key," ucap Flora penuh semangat.Tak ada jawaban. Flora kembali melihat layar ponsel. Terlihat menit panggilan masih berjalan. Namun, tidak ada respon sama sekali."Demian, di mana anak-anak?" ulang Flora mengecek sambungan."Demian kau sudah berjanji kan, tidak mempersulit semua ini," Flora mulai cemas.Masih tetap tak ada jawaban. Flora merasa dirinya di
Read more
Miss you Momy
Dia segera meraih ponsel tersebut, dia kira itu dari wanita yang sedari tadi dia khawatirkan. Nyatanya salah, dia adalah orang yang paling benci."Ada apa?" tanya Revan dingin."Cepat datang ke alamat yang sudah ku kirim!" ucap Rebecca penuh penekanan."Apa untungnya untukku? Aku tidak seperti Demian yang gila itu," sahut Revan sinis."Baiklah kalau begitu, siapkan salam perpisahan untuk wanita incaran mu itu!" ucap Rebecca lalu memutus sambungan sepihak."Shiitt ..."Revan mencoba mencerna ucapan Rebecca, untuk apa dia mengancamnya. Hingga akhirnya dia sadar dan segera menepikan mobilnya.Dia membuka sebuah chat yang bertuliskan nama Rebecca. Di sana tertulis jelas alamat yang harus dia datangi.Semoga saja ini bukan jebakan, dia tidak mau melepaskan wanita yang dia cintai untuk kedua kalinya hanya karena salah paham lagi.Alamat yang di kirim Rebecca cukup jauh dari tempat Revan. Namun itu tidak masalah baginya. Yang terpenting saat ini hanya Flora. Dia tidak mau terjadi apapun terh
Read more
Luka Pedih
Flora duduk di depan mejanya. Di hadapannya saat ini ada laptop yang menyala dan menunjukkan barisan angka. Pemasukan perusahaan saat ini mengalami penurunan tajam.Beberapa hari ini otak Flora terforsir di perusahaan. Banyaknya client yang protes karena kwalitas bahan yang menurun sampai permasalahan ganti rugi.Ponsel Flora berdering kencang, dia segera meraih benda pipih yang tak jauh darinya.Flora menatap layar ponsel. Bola matanya memutar ke atas tanda bahwa dia sudah jengah. Di sana tertulis nama Guru wali kelas anaknya."Halo Bu?" sapa Flora.Flora sudah menenangkan hatinya. Mungkin inilah yang di maksud insting kuat seorang ibu. Tanpa harus gurunya melaporkan masalahnya, Flora sudah tau apa yang terjadi."Maaf Bu, apakah Bu Flora bisa ke sekolah sekarang? Reynard ..." suara orang di ujung sambungan seolah tercekal."Baik Bu, saya akan segera ke sana sekarang," ucap Flora ramah."Baik Bu, terima kasih atas kerja samanya." Orang di ujung sambungan menutup telpon.Flora menghela
Read more
Kepedihan Key dan Rey
Semua pasang mata menatap ke arah pintu yanng baru saja terbuka. Datang seorang pria dengan postur rubuh tinggi tegap dan paras tampan yang melangkah memasuki ruangan.“Pak Demian,” sapa Bu Kepala Sekolah sambil menatap kikuk.Dia kira pria sibuk seperti Demian tidak akan datang melihat beberapa kali Bu Kepala Sekolah menghubunginya tapi tidak di respon.Sekarang bagai jelangkung. Demian datang tanpa di panggil dan mengejutkan semua orang.Tidak hanya Bu Kepala Sekolah. Kedua darah dagingnya menatap Demian dengan mata berkaca. Kehadirannya membuat luka batin mereka semaki menganga.“kau?” Flora menatap penuh tanya.Dengan angkuh Demian melangkah masuk kedalam ruangan dan duduk di antara Key dan Rey.Reflek kedua anak itu melangkah pergi menuju Flora. Mereka bersembunyi di balik punggung Momynya.“Siapa yang menyuruhmu kemari?” tanya Flora ketus.“Apakah aku harus meminta izinmu untuk pergi memantau anakku sendiri?” ucap Demian melempar pandangan sinis.Melihat akan ada pertengkaran ya
Read more
Pasrah
Seorang pria dengan setelan jas warna hitam turun dari mobil. Dia melangkah mendekati Flora dan Demian.Melihat Revan mendekat membuat Flora melempar wajah. Sungguh di saat seperti ini dia tidak mau bertemu siapapun termasuk orang yang saat ini melangkah mendekat.Di saat yang bersamaan ada sebuah taxi yang tidak sengaja lewat. Tanpa pikir panjang Flora melambaikan tangan.Revan berlari kecil, menyusul Flora yang hendak pergi. Di sisi yang berbeda, Demian meraih tangan Flora."Jangan lagi melakukan kebiasaan buruk mu ini," ucap Demian menatap tajam."Apa? Memang apa yang aku lakukan. Coba ngaca sebelum ngomong." Flora mengibaskan tangannya sehingga terlepas dari cengkraman Demian.Tampak mata Flora yang memerah. Dia tak mampu lagi menahan buliran bening yang sejak tadi menerobos keluar dari kelopak mata.Demian hanya mampu mnatap kerapuhan sang mantan istri. Hatinya sedikit perih melihat semua ini. Tak ada yang dapat dia lakukan.Taxi menepi tepat di hadapan Flora. Wanita itu segera n
Read more
Baju Haram
Flora baru saja sampai di depan rumahnya. Dirinya masih duduk di dalam mobil tanpa ada keinginan untuk turun. Matanya menatap tiap sudut rumah.Dulunya rumah ini sangat ramai dan damai. Setiap hari terdengar candaan riang dari anak-anak. Sekarang jauh berbeda.Flora menarik napas dalam. Ucapan Revan terngiang-ngiang di telinganya. Dia pantas bahagia.Dia sadar kalau selama ini dirinyalah yang salah. Flora akui itu. Rasa cueknya pada Demian membawanya dalam kehancuran.Namun penyesalan yang berlarut-larut juga tak ada gunanya lagi. Saat ini nasi sudah menjadi bubur. Demian sudah memutuskan pergi dan melanjutkan kehidupan barunya.Flora menarik napas panjang. Dia turun dari mobil dan melangkah masuk. Tiap kenangan terputar bagai vidio rusak di hadapannya.Di halaman rumah ini Demian sering bermain bola bersama Key dan Rey tiap sore saat pulang kerja, sedangkan dirinya selalu sibuk di depan layar laptop untuk memeriksa hasil kerja Demian.Flora mencoba mengabaikan bayangan semu yang meny
Read more
Jalan Damai
Demian melangkah menaiki tangga dan masuk ke ruang kerjanya. Dia segera duduk dan mulai membuka laptop kerjanya.Tampak foto dua anak dengan pose bahagia bersamanya. Di sana Demian melihat wajahnya yang bahagia di dalam pelukan dua malaikat kecilnya.Gadis kecil cantik dengan mata bulat dan pipi gembul itu memeluk lehernya. Dia mendaratkan kecupan hangat ke ke pipi kanannya.Sedangkan di pipi kirinya ada jagoan kecilnya yang juga mendaratkan kecupan."Maafkan Dady Sayang, suatu saat kalian pasti tau apa alasan kami memilih jalan berpisah" ucap Demian lirih. Sejujurnya dia sangat merindukan kedua buah hatinya itu. Sayangnya mereka tidak menerimanya lagi. Terlihat jelas dari tatapan mata Rey. Dia menyimpan banyak luka.Tapi dia sedikit lega karena didikannya masih di ingatnya sampai saat ini. Dia melindungi Key dengan baik. Dan semoga saja dia akan tetap seperti ini."Sudah puas ngelihatin anak-anak nakal itu," sahut Rebecca yang sudah bersandar di daun pintu."Mereka adalah Key dan Re
Read more
Luka dalam
Rebecca terdiam. Lidahnya tiba-tiba merasa kelu dan sulit untuk berucap."Aku masih sibuk jadi cepatlah," lanjut Flora dengan nada ketus.Suara Rebecca tercekat di kerongkongan. Pada akhirnya wanita dengan perut buncit itu mematikan sambungan. Dia masih belum siap mengakui kesalahan nya. Di tambah lagi kehadiran Key dan Rey yang nantinya akan menggeser posisi anaknya nanti.Masih ada rahasia besar atas bayi ini yang Demian tak tau. Oleh sebab itu Rebecca tak mau gegabah dan membuat bayinya kelak akan menerima nasib kurang baik.Di tempat berbeda Flora duduk di sofa. Di hadapannya duduk dua malaikat kecil yang selalu memberinya semangat. "Kalian di skors dua bulan. Jadi kita bisa diskusi sekarang? Kita mulai dengan Rey, apa yang kau mau saat ini," tanya Flora menatap putranya.Rey hanya diam. Bibirnya mengatup rapat. Pandangannya tertunduk. Jemari kakinya sibuk memainkan karpet berbulu di bawah meja."Rey, kau tidak mau menjelaskan sesuatu pada Momy?" lanjut Flora bertanya.Masih dia
Read more
Sama-sama Hancur
Flora menarik napas panjang. Dia mencoba fokus pada jalan yang berada di depannya, jalur tol yang menuju kota asalnya.Sesekali dia melihat spion di atasnya. Melihat dua malaikat mungilnya yang menatap jalanan lewat jendela. Hening. Hanya itu yang dapat mendeskripsikan semuanya. Keduanya menatap jalanan dengan mata kosong. Tak ada semangat atau bahkan obrolan basa-basi."Mau mampir ke KFC?" tanya Flora memecah keheningan.Tak ada jawaban. Mereka masih sibuk dengan lamunan masing-masing. Flora memutuskan untuk menepikan mobilnya di rest area.Melihat mobil yang masuk ke rest area kedua anak kecil di kursi belakang saling berhadapan. Mereka mengangkat kedua bahunya seolah tak peduli dengan apa yang di lakukan sang Momy."Bisa turun sebentar, sepertinya kita butuh ice cream." Flora mengetuk jendela dan melempar senyum.Tak ada sahutan. Kedua anak itu membuka pintu dan turun dari mobil. "Ayo! Kalian mau ice cream rasa apa?" tanya Flora bersemangat.Kedua mulut itu masih bungkam. Mereka
Read more
Kembali ke rumah
Ponsel Flora berdering. Ujung matanya menatap layar ponsel yang tertera sebuah nama. Wanita itu mengabaikan panggilan yang baginya tidak penting itu.Flora melanjutkan acara makannya. Namun deringan ponsel terus berdering sehingga mengganggu aktifitas makan mereka."Momy, siapa yang telpon?" tanya Key sambil mengunyah kentang goreng."Om Kevin, sebentar yaa. Momy angkat telpon dulu." Flora meraih benda pipih itu dan segera melangkah pergi.Flora memilih tempat sepi dan menggeser tombol hijau. "Ada apa?" tanya wanita itu ketus."Rebecca mengundang kalian?" tanya Demian tidak percaya."Yaa, istri yang baiki itu sudah mengibarkan bender perdamaian. Tapi sayangnya aku dan anak-anak masih ada acara lain," jawab Flora."Kau selalu mengekang mereka," sahut Demian tak mau kalah."Yaa, aku memang mengekang mereka. Aku tidak mau mental mereka rusak bila terlalu dekat dengan ular berbisa mu itu," emosi Flora mulai meletup.Terdengar tarikan napas panjang di ujung sambungan. Ternyata sang mantan
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status