Semua Bab Terpenjara Hasrat Adik Ipar : Bab 121 - Bab 130
137 Bab
119. Aku Datang Membalas Dendam
"Dia adalah saudaraku, tapi dia anak dari istri kedua Papa. Ada dendam apa kamu sama dia? tanya Rendra."Aku ingin dia merasakan penderitaan yang sama karena dia telah membunuh kedua orang tuaku 2 tahun yang lalu. Rendra menikah kerjasama perusahaan Papa dan Mama saat bangkrut akibat itu orang tuaku meninggal karena serangan jantung," jawab pria misterius itu."Lalu apa kamu bisa membebaskan aku?" Brian bertanya pada pria itu."Aku bisa membebaskan kamu segera," jawab pria itu."Baiklah! Aku akan kerjasama dengan kamu. Bebaskan aku! Bantu aku merebut kembali perusahaan Papa dan semua aset Rendra. Pasti dia akan jatuh miskin, maka kita akan bekerjasama untuk balas dendam.Pria itu menjabat tangan Brian sambil tertawa jahat."Kamu adalah orang yang tepat dan kita akan segera datang ke kehidupan Rendra balas dendam dan menghancurkan dia. Aku hanya butuh saham 5% saja dari setiap perusahaan dia, apa kamu setuju?" "Kita akan segera membalas Rendra, aku bantu kamu saat aku sudah bebas dari
Baca selengkapnya
120. Penculikan Anak
"Anda cepatlah ke rumah sakit dekat perusahaan PT. Subagiyo karena kejadian di depan minimarket dekat perusahaan ini. Saya akan membawa korban tabrak lagi ke rumah sakit," kata pria yang menolong Rendra.."Saya akan segera kesana Pak! Terimah kasih! Sudah mau menolongku," jawab Laura.Laura menutup ponselnya dan dia tidak percaya kalau Rendra mengalami kecelakaan. Laura begitu panik langsung dia cepat-cepat ke rumah sakit dan dia menitipnya dua anak kecil itu ke baby sister. Laura langsung mengendarai mobilnya dan dia melajukan mobilnya dengan sangat cepat. 'Rendra aku harap kamu selamat. Aku takut kamu kenapa-kenapa'Dia begitu takut kalau Rendra akan pergi. Beberapa menit kemudian Laura sudah sudah sampai di depan rumah sakit. Laura secepat mungkin memakirkan mobilnya lalu dia melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumah sakit. Laura mencari dimana keberadaan Rendra, dia bertanya pada resepsionis rumah sakit."Suster, dimana ruangan pasien tabrak lagi bernama Rendra Subagiyo?" tanya
Baca selengkapnya
121. Jangan Sakiti Mereka
"Bagaimana bisa? Bibi kenapa anakku bisa hilang?" Laura sangat kaget dia menjawab melalui telponnya dan terdengar oleh Rendra."Sayang ada apa? Siapa yang hilang?" sahut Rendra."Bibi, apa yang terjadi? Bukankah di rumah ada security dan beberapa bawahan suamiku? Kedua anakku hilang?" "Nona, kembalikan ke rumah karena saya yakin kedua anak Nona diculik. Tolong bilang Tuan Rendra, maafkan kita semua. Tuan kecil keduanya saya tinggal di depan halaman rumah saat mereka sudah saya suapi mereka makan lalu saya tinggal ke belakang untuk menaruh mangkuk kecil tempat makan. Keduanya di cari oleh semua orang tapi tidak pernah di temukan, jadi bagaimana ini?" jawab baby sister."Aku akan kembali ke rumah, sudah aku tutup dulu panggilan kamu." Laura segera menutup ponselnya tapi raut wajahnya kelihatan panik dan air matanya mulai menetes perlahan."Siapa yang hilang? Sayang, ada apa?" Rendra bertanya."Anak kita dan Anak Brian hilang, baby sister sudah mencarinya di seluruh rumah dan di dekat ru
Baca selengkapnya
122. Ancaman
Dor...Suara pistol berbunyi melayang ke atap rumah. Laura kaget dan dua orang anaknya menangis karena kaget."Mama, tolong! Aku takut!" teriak anak Brian."Ma.. ma.. atut!" teriak anaknya yang menangis begitu kencang."Brian, apa yang kamu lakukan?" Laura berteriak kencang saat melihat Brian yang tertawa setalah menembak langit-langit gudang di rumah itu.Dasar kurang ajar! Kamu jangan banyak bicara, saat ini kamu itu hanya tahanan. Dasar wanita murahan! Kenal bisa kamu punya anak dari Rendra, apa Rendra selingkuh dari kamu?" "Anak itu..." saat Laura ingin memberitahukan kalau anak itu anaknya Lussy tiba-tiba membuka topengnya.Wanita yang bertopeng itu adalah Lussy saudara kembar Laura. Lussy membuka topengnya dan membuat dirinya kaget kalau ternyata Lussy juga terbebas dari penjara."Apa kabar? Saudara kembarku sayang?" Lussy mendekati Laura."Lussy? Kenapa bisa kamu ke luar dari penjara?" tanya Laura."Asal kamu tahu hanya butuh sehari aku bisa ke luar dari penjara karena apa? Aku
Baca selengkapnya
123. Lepaskan Mereka
"Apa yang kamu mau? Cepat jelaskan! Jangan pernah mengancamku, rugi kamu membunuh kedua anakku dan istriku.""Aku tidak akan menunjukkan dimana keberadaanku. Aku ingin kamu merasakan rasa panik, kalau bisa juga rasa itu membunuhmu." pria itu menutup telponnya sehingga membuat Rendra marah."Sialan! Mereka berani sekali mengancamku. Kalian saat ini tolong lacak keberadaan istriku dan kedua anak itu karena baru saja mereka menelpon dengan ponsel Laura. Tapi mereka pasti membuang ponsel Laura sekarang." Rendra marah tapi dia segera menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki sampai dapat dimana lokasi Laura berada.Hari itu berganti pagi hari yang indah tapi seperti mimpi buruk untuk Laura. Rendra berada di rumahnya mencari Laura terus menerus tapi belum kunjung ditemukan. Para kenalannya dan ahli hacker sudah dikerahkan tapi memang semua rencana sudah disusun rapih tidak ada cela. Rendra masih mencari keberadaan Laura dan anaknya tapi saat ini Laura sudah sadar dari pingsannya."Hei Adik! Ka
Baca selengkapnya
124. Tertembak (Ini Anak Kalian)
"Aku tidak akan melepaskan kedua anak kamu." Brian membawa kedua anak itu mereka menangis saat dipaksa Brian."Jika kamu membunuh anakku, maka aku akan menembak Laura." saat Brian mengancam Rendra dengan membunuh kedua anak itu, Laura teriak karena dia tidak mau Rendra mengahadapi semuanya seorang diri. Laura tidak mau Rendra mati di tangan mereka."Rendra, cepat pergi! Kaburlah! Setidaknya dari kita harus ada yang selamat. Aku tidak mau kamu mati dan aku juga dua anak itu. Mereka bertiga gila karena dibutakan dendam, mereka mau menghilangkan nyawa kita," teriak Laura."Tenang saja! Aku pasti selamat dan anak kita pasti selamat," jawab Rendra.Suara langka kaki terdengar dari luar dan anak buah Rendra masuk ke gudang itu. 10 orang anak buah Laura ke gudang itu dan mereka mendapati kalau tuannya sedang menyandera Lussy."Tuan, kamu sudah mengalahkan mereka. Tuan suruh musuh mundur saja," kata anak buahnya."Kalian saat ini sudah kalah! Lihatlah anak buahku berhasil. Semua anak buah kal
Baca selengkapnya
125. Tidak terselamatkan
Rendra saat ini masih merasa khawatir karena Laura dan anaknya juga masih di ruangan pemeriksaan. Sedangkan anak Brian masih berada di ruangan Unit Gawat Darurat. Dia menghela nafas yang panjang agar dia merasa tenang.Beberapa saat kemudian dokter ke luar dari ruangan UGD dan dia menanyakan dimana keluarga pasien. Rendra segera mendekat berdiri di samping dokter."Dimana keluarga pasien?""Saya Papanya Dokter, bagaimana keadaan anak saya?""Maaf! Anak Anda mengalami koma, semoga dalam waktu 24 jam dia sadar dari komanya kalah tidak, dia akan merenggang nyawa," jawab Dokter dengan wajah yang serius."Apa? Kenapa anak sekecil ini harus mengalami rasa sakit? Brian, anak kamu harus seperti ini." Rendra berteriak menangis sedih karena selama dua tahun ini dia yang merawat anak Brian bersama Laura dan menganggap anaknya itu sebagai anak kandungnya sendiri.Laura sudah ke luar dari ruangan pemeriksaan dan dengan kepala yang di perban juga tubuh yang terluka, dia menemui Rendra yang sedang me
Baca selengkapnya
126. Kabur (Tertembak)
"Pa, kita tunggu saja jenazah cucu Papa tiba. Papa tidak boleh banyak kepikiran karena Papa itu harus tetap kuat dan tidak sakit lagi," sahut Laura."Papa akan temui tamu karena Rendra pasti masih perjalanan dari rumah sakit ke sini. Brian anak kuranga ajar! Dia kalau dijebloskan ke penjara tetap saja cucuku tidak akan kembali. Lebih baik aku yang akan membunuhnya suatu saat nanti." Papa Brian begitu membenci anaknya karena pembunuh cucunya.Rendra saat ini sedang berada di dalam mobil ambulans karena dia tadi sudah mengundang wartawan saat berada di rumah sakit untuk mengabarkan berita duka putra Brian. Sekarang dia sedang dalam perjalanan menuju rumah duka. Beberapa saat kemudian mobil ambulans yang mengantarkan jenazah putranya Brian sudah tiba di depan halaman rumah Rendra. Rendra turun dari mobil dan semua orang sudah menunggu. Jenazah lalu di urus oleh para pengurus jenazah, sudah dimandikan lalu diberikan kain kafan. Stelah itu mereka kama sholat jenazah di masjid terdekat. Ka
Baca selengkapnya
127. Pemakaman
"Rendra, kurang ajar kamu! Aku yakin pasti kamu yang membunuh Brian suamiku." Wanita cantik yang melihat Rendra dan dokter berbicara itu adalah Lussy.Lussy mengikuti Rendra dari rumahnya ke rumah sakit dengan menaiki sebuah taxi. Dia mengira kalau Brian terluka akibat di tembak anak buah Rendra karena saat itu juga Lussy mendengarkan percakapan Brian dan dokter di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Lussy mengepalkan tangannya karena pembunuh Brian adalah Rendra, anak buah Brian-lah yang membunuh Brian karena perintah dari Rendra."Baik kamu dan anak buah kamu harus mati di tanganku." Lussy ke luar dari rumah sakit seorang diri karena dirinya tidak mau ditangkap Rendra lagi dan dia bersembunyi setelah dia kabur.Rendra masih di rumah sakit dan dia masih mengurusi Brian yang baru saja meninggal. Rendra sebenarnya dia senang karena Brian yang termasuk anak dari orang pembunuh Mamanya meninggal dan pembunuh dari keponakannya juga. Di hati Rendra masih ada rasa sedih karena dulu saat kecil
Baca selengkapnya
128. Lussy Mulai Gila
"Papa, kamu hanya orang tua yang pilih kasih. Aku kesini karena dia masih suamiku," jawab wanita itu.Wanita yang baru saja datang itu adalah Lussy. Dia memang takut kalau datang Rendra akan menangkapnya. Tapi Lussy datang dengan persiapan."Kamu pergilah! Jangan mengotori makam suami kamu," usir Pak Subagiyo."Aku hanya ingin menaburkan bunga saja di atas makam suamiku." Lussy berjongkok di sebelah makam Brian dan dia membawa buket bunga juga bunga yang di taburkan di atas makam Brian."Lussy, berani sekali kamu membantah ucapan Papa. Pap sudah mengusir kamu." Rendra terlihat marah lalu dia menarik tangan Lussy dan menyeretnya."Lepaskan aku, pembunuh! Kamu pembunuh suamiku, jangan pegang tanganku." Lussy berteriak histeris dan dia melepaskan tangannya dari cengkraman Rendra.Dia berlari ke arah Laura dan saat itu juga dia mengeluarkan pisau dari saku bajunya. Dia memegang Laura dan mengarahkan pisau itu di ke leher Laura. Dia mengancam Rendra dan Papanya."Jika kalian mendekat, maka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status