All Chapters of Paman Angkatku itu Ayah Anakku: Chapter 171 - Chapter 180
203 Chapters
Bab 171
Laura menatap tubuhnya di pantulan cermin di salon Merry langganan almarhum sang mama mertua.Awalnya Laura ingin Merry yang ke rumah tapi nyatanya setelah dihubungi sang ahli kecantikan mengatakan banyak customer dan meminta Laura yang ke salon.“Say, sopir mu sudah datang tuh,” ucap Merry dengan ciri khasnya seperti seorang wanita.“Terima kasih,” jawab Laura. “Kamu sangat cantik, dan eke yakin kamu akan menjadi pusat perhatian dalam acara itu.”Dia tak memuji Laura hanya karena Laura bermake up di salonnya, tapi Nyonya muda Aditama memang secantik itu.Gaun malam berwarna biru dongker menjadi pilihan David agar matching dengan warna tuxedo yang dia pakai. Gaun berbentuk sabrina membuat belahan dada sang mama muda tampak jelas menyembul membuat penampilannya semakin seksi dan mempesona. Gaun yang menutupi mata kaki dan pres di badan, memperlihatkan lekuk tubuh sang wanita yang sudah pasti membuat David akan menjadi pusat perhatian karena mereka pasangan serasi. Belum lagi belaha
Read more
Bab 172
“Kalian pasangan serasi, wanitanya cantik dan prianya sangat tampan. Bahkan di saat usiamu sudah masuk kepala empat justru tak terlihat seperti usia matang. Kamu justru seakan seumuran dengan Laura. Bagi resep dong.”Kalimat berlebihan menurut Laura itu datang dari salah satu teman lelaki sang suami. Sedangkan Maira dan teman wanita lainnya tampak biasa saja bahkan ikut tersenyum mendengar pujian itu.Sikap Maira dan temannya tak menunjukan sikap sinis seperti sebelumnya.“Rahasianya, asal memiliki pasangan yang yang membuat kita bahagia maka wajah pun tampak awet muda,” sahut David.“Nah itu yang sulit untuk kami. Bahkan wanita yang mendekati kami macam Maira, selain bawel dan dia juga sangat materialistis.”Mereka tergelak bersama, Maira mendelik manja ke arah temannya sedangkan Laura hanya tersenyum kecil. “Sayang aku mau ke toilet sebentar ya,” pamit Laura.“Biar aku anterin sayang,” jawab David. Laura menghela nafas panjang, “jangan berlebihan deh, aku tahu di mana arah toilet
Read more
Bab 173
“Ini tidak mungkin terjadi, David orang terkaya di Kota ini mustahil istrinya mengambil barang yang bukan miliknya.”Bagai malaikat tak bersayap Maira dengan lantang membela Laura di hadapan para tamu undangan. Laura menangis dalam dekapan David.“Lalu, perhiasanku berjalan sendiri berjalan menuju ke dalam tasnya? Kamu pikir kami bodoh?” Sang pemilik perhiasan membentak Maira dengan suara lantang setelah tangisnya menyurut. “Katakan padaku, siapa yang mengambilnya ke toilet? Kamu atau kamu?”Gadis itu kembali menunjuk Maira dan temannya karena dianggap membela Laura.“Penjarakan saja dia Pa. Mama yakin dia ada kelainan, terbiasa mengambil barang yang bukan miliknya.”Suara sang nyonya kembali mengoyak relung hati Laura, tak sekalipun dia pernah berpikir untuk mengambil barang yang bukan miliknya.“Iya benar, laporkan saja biar kapok. Dasar pencuri!” Yang lain menimpali. Kegaduhan kembali terjadi dan semakin banyak orang yang datang mengerumuni Laura dan mengambil gambar Laura dan v
Read more
Bab 174
Esok harinya berita tentang Laura semakin menyebar luas, bahkan kini karyawan David sebagian besar percaya kalau Laura memang sengaja mengambil perhiasan tersebut.Sebab ada postingan salah satu tamu undangan yang kebetulan hadir malam itu mengatakan kalau Laura memiliki kelainan yang sering mengambil barang bukan miliknya meskipun dia berasal dari kalangan konglomerat.Tentu saja hal itu melukai perasaan David.Setelah David mengetahui semua kekejaman dunia maya dan media massa, pria itu segera menghubungi sang kepala pelayan untuk mematikan aliran televisi di rumahnya dan tidak membiarkan Laura untuk melihat ponselnya ataupun ponsel kedua anaknya.Tidak cukup sampai di situ klien bisnis David yang baru akan bekerja sama dengannya bahkan ada yang baru beberapa hari yang lalu tanda tangan kontrak langsung membatalkan kontrak kerjasama mereka.Mereka mengatakan lebih baik rugi daripada harus bekerja sama dengan seorang pimpinan perusahaan yang tidak bisa mendidik istrinya dengan sangat
Read more
Bab 175
Laura tersungkur di atas lantai kamarnya, David merengkuh tubuh sang istri yang tampak pucat, saat David hendak membawanya ke rumah sakit, Laura yang masih setengah sadar menolaknya dengan cara menggeleng.“Bi tolong panggilkan dokter,” ujar David memberi perintah pada sang kepala pelayan yang masih ada di dalam kamar majikannya.“Sudah Tuan. Saat saya tahu Nyonya demam saya sudah panggilkan dokter. Sebentar lagi beliau sampai,” jawab wanita paruh baya itu yang mengkhawatirkan kondisi Laura.Semua sudah tahu berita menggemparkan itu, bahkan Laura mendapat hujatan dari banyak pengguna sosial media.Namun tak satupun pelayan dan bawahannya yang bekerja di rumah percaya soal itu. Mereka tahu kalau Laura adalah wanita yang baik dan tidak pernah membedakan status sosial, apapun alasannya mereka tidak akan pernah mempercayainya. Si kembar naik ke atas ranjang, memijat kaki Mamanya. Keduanya menangis karena paling tak bisa melihat sang mama menangis atau bersedih.Si kembar sering kali dulu
Read more
Bab 176
Setelah dokter pulang, David memilih untuk membersihkan diri. Dia harus segera menyelesaikan masalah ini, harga diri sang istri yang menjadi taruhannya.David mandi hanya sebentar saja, lalu kembali ke dalam kamarnya. Dia melihat Dita dan Dika sudah tidak ada di dalam kamarnya, kemungkinan mereka juga sedang mandi.“Suster istirahat dulu di bawah ya, biar saya yang nungguin istri saya,” ucap David.“Baik Tuan, kalau ada apa-apa tolong segera panggil saya.”Setelah David mengangguk, suster pun keluar dari dalam kamarnya. David menyisir rambutnya yang masih sedikit basah, setelah rapi dengan pakaian rumahan, pria itu duduk di samping ranjang sang istri.Cacingnya terus meronta karena dia belum sempat menyentuh makanan, Setelah memastikan sang istri terlelap, David turun ke lantai bawah dan meminta sang kepala pelayan membawakan makanan untuknya ke dalam kamar.“Pa,” panggil Dita dari lantai dua.David menaruh telunjuknya di depan bibir, meminta kedua anaknya untuk tidak ribut. David men
Read more
Bab 177
“Papaaaa, Mama bangun tapi tidur,” ucap Dita.Gadis kecil itu bersama kembarannya sedang menunggu sang mama yang sedang terlelap, sedang David minta izin keluar sebentar untuk memanggil suster agar menjaga Laura.Baru hanya kaki kanannya yang menyentuh anak tangga pertama Dita sudah kembali berteriak.Meski bingung dengan kalimat yang diucapkan sang anak, David tetap kembali menuju ke dalam kamar.Ternyata sang istri sedang mengigau. David membuang nafas kasar lalu duduk di kursi kecil di samping ranjang.Dia menyentuh tangan sang istri yang terbebas dari jarum infus, tangan satunya mengusap lembut puncak kepala Laura.“Aku tidak bersalah, aku tidak pernah melakukannya. Aku tidak punya penyakit terkutuk itu,” rancau Laura.Kembali satu bulir bening menetes dari sudut mata David, seterluka inikah sang istri atas kejadian kemarin. Pelakunya harus membayar mahal atas tragedi ini.“Sayang,” panggil David lembut.Laura mulai mengerjap pelan, kelopak matanya mulai terbuka untuk melihat siap
Read more
Bab 178
Setelah 3 jam berlalu akhirnya kedua gadis muda itu pun mulai sadar dari pingsannya.Obat bius yang diberikan padanya ternyata sudah tidak berfungsi lagi, mereka meringis dan mengerjap berkali-kali merasakan sakit yang luar biasa di kepala.Ditambah keduanya seperti sulit untuk bergerak. Mereka pun mulai mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi, dan ternyata saat ini mereka duduk di lantai bangunan kosong dan sangat menjijikan dalam keadaan terikat.“Sudah bangun nona manis?”5eorang laki-laki yang tadi sempat mau ditolongnya hanya untuk bisa keluar dari kerumunan ternyata sedang duduk di sebuah kursi sambil menatap tajam ke arah keduanya.Asap mengepul terus keluar dari mulut pria tersebut karena dia sedang menghisap rokok.“Siapa namamu?” tanyanya lagi pada anak dari sang kepala pemerintahan di kota New Capitol.Kedua gadis itu masih meringis dan enggan untuk menjawab pertanyaan pria tersebut.Lalu terdengar pintu kembali terbuka dan masuklah 3 orang pria berbadan kekar dan salah sa
Read more
Bab 179
“Kamu pikir aku takut dengan ancamanmu? Aku bukan perempuan pengecut dan bodoh seperti itu,” ucapnya dengan nada tinggi hingga membuat pria tampan itu nyaris menampar Nada.Lalu Nada menatap ke arah Melani, “kamu tenang saja, bila papa ku melihat mobil aku terparkir di depan dia pasti menemukan kita dan mengetahui kalau kita ada di sini. Jangan bertindak bodoh dengan menyampaikan hal yang belum tentu benar karena orang-orang seperti ini akan mendapat balasan lebih dari yang dia lakukan terhadapku! Aku bersumpah mereka akan menyesal!” bentaknya penuh penekanan pada sang sahabat.“Uuuuuh giliran aku sekarang yang ketakutan, ancamanmu sangat membuatku tidak nyaman,” sahutnya berbohong pura-pura menggigil seperti orang yang sedang ketakutan.Padahal dia sudah muak dengan kelakuan Nada dan segala omong kosongnya. Sekarang dia baru percaya kalau buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya, dan seperti inilah sikap Mamanya Nada sewaktu masih muda.Pria tampan itu kembali menoleh ke arah anak buahn
Read more
Bab 180
Dua minggu berlalu nama baik Laura sudah kembali pulih dan nasib Nada serta Maira sangat memprihatinkan.Bahkan mereka rela menjadi budak sang mafia agar tidak sampai di bawa ke dalam penjara, tentu saja hidup mereka di sana tidak akan pernah tenang.David juga menegaskan sekali lagi siapapun yang berani mengusik ketentraman hidup keluarganya, maka dia akan membalasnya dengan sangat kejam.Bahkan ketika permintaan maaf itu berlangsung tiga wanita tersebut berlutut di kaki Laura.Laura yang awalnya menolak dipaksa untuk mau melakukannya, ia pun tak memiliki pilihan lain selain membiarkan tiga wanita yang sudah merusak nama baiknya tersebut kini membayar semua kejahatannya.Tidak hanya itu, setelah permintaan maaf Nada, Maira dan satu lagi teman Maira lalu terlihat di layar besar tentang aib perselingkuhan yang dilakukan oleh Mamanya Nada dengan adik iparnya sendiri.Dan berita itu menggemparkan kota New Capitol, tentu hal itu dilakukan oleh sang mafia dengan kesengajaan karena Mamanya
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status