All Chapters of Paman Angkatku itu Ayah Anakku: Chapter 161 - Chapter 170
203 Chapters
Bab 161
Tepat pukul 05.30 waktu setempat, Laura mengerjap pelan karena tidurnya terusik oleh pelukan tangan David di perutnya.Laura membuang nafas kasar, sejak kapan sang suami pindah tidur jadi di sampingnya, apa mungkin tidur Laura terlalu lelap sampai tak menyadari keberadaan suaminya.Yang Laura ingat David tidur di samping Dika dan memeluk putra mereka, Laura menoleh ke samping kedua anaknya tengah terlelap dan seperti biasa posisi tidur Dita yang seperti baling-baling helikopter karena kakinya yang nyaman ada di atas bantal. Laura melepaskan pelukan tangan David, pria itu tampak menggeliat namun hanya sesaat dan matanya kembali terpejam.Sang mama merengkuh tubuh Dita untuk dibenarkan posisi tidurnya.“Anak gadis kok tidurnya begini,” omel Laura bergumam.“Masih bayi Ma,” sahut Dita tapi matanya terpejam.Bukan hal aneh lagi Laura bisa ngobrol dengan Dita bila sang anak masih terlelap. Laura menanggapi dengan tertawa kecil.Laura turun dari atas kasur dengan pelan agar tak mengusik ti
Read more
Bab 162
“Selamat pagi Mamakuuuuuu,” teriak si kembar kompak dari lantai dua.Keduanya baru akan turun ke lantai satu, sedangkan sang mama ada di dekat meja makan sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.“Selamat pagi juga anak-anak Mama yang hebat.”Laura berlutut lalu si kembar memeluk Dita dan Dika bersamaan. Sang anak memberikan ciuman penuh cinta di pipi kanan dan kiri Laura. Laura membalas mencium puncak kepala anaknya.Dia membantu Dita dan Dika duduk di kursi yang khusus untuk mereka agar bisa menjangkau makanan di atas meja makan.“Suster, sarap dulu ya. Takutnya nanti lama di sekolah,” ucap Laura pada kedua pengasuh si kembar yang akan ikut ke sekolah bersama majikan ciliknya.“Baik Nyonya,” jawab keduanya kompak, dan bergegas menuju ke dapur belakang yang memang disediakan untuk para pelayan di rumah itu.Semua perlengkapan juga disediakan di sana, priser daging, kulkas dan alat masak lainnya. Bila Monica dulu sangat anti dengan orang miskin, dan dapur itu diisi oleh pela
Read more
Bab 163
“Nyo–Nyonya Aditama,” ucapnya pelan. Laura hanya mengangguk dan memilih mengalihkan pada empat ibu-ibu yang ada di sana serta dua baby sitter siswa lain. Dia mulai menyapa dengan ramah, setelahnya memilih duduk di kursi kosong bergabung dengan kedua pengasuh si kembar.Ketiganya tampak akrab karena Laura memang tak pernah menganggap orang lain levelnya lebih reh darinya.Di dalam kelas Dita memilih duduk di bagian bangku paling depan, tadi dia sempat keluar kelas sebentar untuk melihat sang saudara kembar, dan setelah kembali ke mejanya ternyata ada siswa lain sudah duduk di sana.“Ini tempat duduk ku,” ucap Dita ketus.“Ma–maaf, aku duduk di mana ya?” Anak berkacamata minus itu bertanya pada Dita.“Di genteng,” sahut Dita lagi.“Kok di genteng, nanti kalau aku kehujanan bagaimana?” tanya anak laki-laki itu polos tanpa berani melihat ke arah Dita.Dita berdecak sebal, kesabarannya setipis tissu kalau menghadapi orang lelet seperti ini. Yang ditakutkan Laura terjadi, jiwa preman sang
Read more
Bab 164
“Terima kasih ya Pak, kami kembali ke kantor dulu,” ujar David.Dia bersalaman dengan sang kepala proyek, begitu pun dengan Angel.“Sama-sama Tuan, sudah tugas saya,” sahut pria yang usianya jauh lebih muda dari David, namun ketampanan David tak tertandingi.David dan Angel kembali ke parkiran, sopir pribadi David sudah siap menunggu Tuannya.Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, suasana kembali hening, padahal setahu Angel bila ada Ryan maka David tidak akan berhenti berbicara, tapi kenapa saat ada dirinya David mendadak irit bicara pikir wanita itu di dalam hati.“Sepertinya Tuan David hanya banyak bicara di saat tertentu saja, aslinya dia sangat menyukai suasana hening seperti ini,” Angel kembali membatin. Dari kejauhan nampak suasana sangat ramai, membuat sang sopir waspada.“Tuan sepertinya di depan sedang ada kecelakaan kereta, kita tidak bisa lewat sana Tuan,” ucapnya.David pub menatap ke arah yang dimaksud lalu berujar, “cari saja jalan alternatif Pak.”“Baik Tuan,” sahu
Read more
Bab 165
“Cie-cie bawa pacar,” teriak Dika saat melihat sang saudara kembar datang sambil menggandeng teman lelakinya.“Loh apa-apaan ini anak Papa? Wah tidak benar ini baru pertama kali sekolah sudah Papa dibawain mantu,” David menimpali.Sedangkan Laura yang peka dan yakin terjadi hal yang buruk pada teman anaknya segera menghampiri.“Kenapa sayang?” tanya Laura sedikit menunduk di depan Dita dan teman lelakinya.“Kasihan nih Pa, Ma. Dia tidak bisa melihat kalau tidak pakai kacamata. Tadi itu kacamatanya disenggol sama teman sekelas kami, lalu jatuh dan pecah keduanya.”Dita memperlihatkan kacamata temannya yang hanya tinggal gagangnya saja. Dika terpingkal dan temannya Dita mengenali suara itu.“Dika ih, tidak boleh begitu. Kamu itu harusnya bersyukur punya mata yang sehat, bukannya bantuin dari tadi kami diketawain,” omel Dita.Wajahnya cemberut menandakan sang princes sedang marah. Tanpa kedua orang tuanya tahu kalau tadi Dika malah terus mengejek kakak kembarnya saat menolong temannya ya
Read more
Bab 166
Tiga hari berikutnya Ryan terpaksa kembali lebih cepat dari masa cutinya. Belum genap dua minggu dia sudah membujuk istrinya untuk kembali.Ryan yakin Angel belum sepenuhnya mengerti tentang pekerjaannya. Makin cepat Angel paham makin cepat juga dia kembali ke kotanya dan berhenti bekerja di perusahaan David.“Loh Pak Ryan sudah kembali?” tanya Angel.Wanita itu terkejut saat melihat Ryan tiba di kantor sebelum masa cutinya habis, dan itu artinya pekerjaan Angel sepenuhnya akan diambil alih oleh Ryan.“Iya terpaksa kembali lebih cepat, sebab besok adalah hari penting untuk Bos,” jawab Ryan.Angel tahu besok ada pertemuan dengan para pengusaha di seluruh dunia, dan Angel sudah mendapatkan amanat untuk mendampingi David dan Joe. Tapi sekarang semuanya pasti diambil alih oleh pria ini, pikir Angel kesal.“Kan sudah ada saya Pak Ryan,” sahut Angel dengan suara lembut.“Kami disuruh atur jadwal Bos saja sampai salah, padahal kamu tahu sendiri kan kalau Tuan david tak bisa kelelahan.”Ryan
Read more
Bab 167
“Sebagai teman aku hanya bisa bantu doa, semoga Margareth tidak hamil,” ucap David.“Maksudmu tidak hamil apa huh? Aku sudah ke rumah sakit dan memaksa dokter mengatakan semuanya, untung aku jual namamu jadi dokter tak banyak omong.”David memicingkan matanya, melirik sang sahabat hanya dengan ekor matanya.“Bulan ini kamu tidak usah mengambil gaji, karena kamu dengan sengaja menjual namaku untuk kepentingan pribadimu.”David berujar sambil tetap menatap ke arah depan, bahkan saat ini mobil milik Joe sudah masuk ke dalam perumahan yang salah satunya bangunan sewaan Margareth.“Ambil semua gajiku, bila perlu kamu tak usah membayarku lagi. Lagian aku tak pernah kemana-mana lagi, jadi aku tak butuh uang.”Yang joe maksud adalah dia sudah berhenti ke tempat hiburan malam, menyewa banyak wanita setiap malamnya dan membeli miras terbaik di tempat itu.David kembali menggeleng sambil tertawa kecil. Tak berselang lama mobil mewah Joe sudah berhenti di depan rumah yang dimaksud.“Kamu yakin i
Read more
Bab 168
“Fokuslah sekarang sama Riana, yang penting kamu bertanggung jawab untuk mencari tahu tentang Margareth.”David mengingatkan sang sahabat karena nyatanya Riana memang membutuhkan Joe sepenuhnya.“Iya Vid, thank’s ya. Aku mau ke ruanganku dulu,” pamitnya. David hanya mengangguk sebab dia sendiri pun masih memiliki tumpukan berkas yang harus ditandatangani sebelum meeting bersama klien.Tok tok tok“Masuk,” ucap david memberi perintah.“Permisi Tuan, saya ingin menyampaikan kalau tadi tim marketing ingin bertemu anda sebentar. Apa anda punya waktu atau mau makan diluar?” Ternyata Ryan yang masuk ke dalam ruangan Bosnya. David menghentikan kegiatannya sejenak untuk bisa berbicara dengan Ryan.“Ya sudah suruh masuk saja,” jawab David.“Baik Tuan, apa Tuan mau saya pesankan makan siang?” tanya Ryan.Sebab sebentar lagi jam makan siang, rasanya tak mungkin David yang baru sampai di kantor akan kembali keluar kantor hanya untuk makan siang.“Tidak usah Ryan terima kasih. Kebetulan Laura dan
Read more
Bab 169
"Ryan, siapkan semua yang kita butuhkan hari ini!" Titah David tegas.Laura dan si kembar baru saja pulang ke rumahnya dan sekarang David akan ada pertemuan penting ditemani Joe dan Ryan sebelum nanti datang ke sebuah pagelaran akbar bersama Laura.Kebetulan siang ini mereka akan menghadiri sebuah undangan dari dari kepala pemerintahan di Kota New Capitol, untuk bersaing dengan banyak pengusaha memenangkan tender dengan nominal yang fantastis.Akan tetapi hal tersebut tidak mudah didapatkan oleh para pengusaha itu, sebab ada beberapa hal yang harus mereka lakukan untuk bisa dipercaya menjadi pemenang dalam tender tersebut."Sudah Tuan!" Ryan sudah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan David, ia bukan baru bekerja dengan sang CEO, namun dirinya sudah bekerja bertahun-tahun dengan pria tersebut. Jadi sebelum David memberi perintah, Ryan sudah bisa mengetahui apa yang harus ia lakukan."Good Job, sekalian bilang sama Joe kita berangkat 10 menit lagi," sambung David lagi. Ini lah ya
Read more
Bab 170
“Ah tidak pak Ryan, baru saja saya akan menghubungi Pak Ryan. Soalnya ponselnya bunyi, takutnya Pak Ryan butuh ponsel ini.”Akhirnya otak cerda Angel bisa difungsikan dengan baik karena seketika dia mendapat jawaban yang sudah pasti dipercayai oleh Ryan.Ryan mengambil ponsel dari tangan Angel, “termi kasih,” sahutnya singkat.Pria itu berlalu dari hadapan Angel setengah berlari untuk bisa tiba di lobby perusahaan Aditama. Setelah Ryan ada di Lobby tampak David dan Joe sudah ada di dalam kamar dan Ryan masuk ke dalam mobil.Joe duduk di belakang bersama David, sedangkan Ryan duduk di depan di samping sopir. Ada hal yang harus dua sahabat sejati itu bahas termasuk kekhawatiran Joe jika David salah langkah.Namun sekali lagi pria itu malah berucap dengan santainya seolah di depan bukan ancaman untuknya."Aku tidak mau ya kalau kamu menyalahkanku bila kamu salah jalan. Yang penting aku sudah mengingatkanmu bila di depan matamu ancaman!" ucap Joe tegas.David tersenyum dan tak takut sa
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
21
DMCA.com Protection Status