All Chapters of Budak Malam CEO Arogan : Chapter 161 - Chapter 170
281 Chapters
160
Michel hanya ingin Diana bisa lebih perhatian padanya dan juga anak-anaknya saja. Tapi Diana malah sibuk dengan urusan Ayu dan membuat Diana mengabaikan Michel dan anak-anaknya.Michel terus memantau kegiatan keluarganya di rumah melalui cctv yang tersambung dengan laptop Michel. Bahkan sampai saat Diana tidur.Di sisi lain, Diana sudah tau jika foto dan vidio yang Michel kirimkan hanyalah alat untuk mengetesnya dan juga memanas-manasinya. Maka dari itu Diana hanya diam dan mengabaikan pesan tersebut."Biar saja, kalau dia bosan, pasti dia pulang." Pikir Diana tidak ingin berpusing-pusing ria dan membiarkan Michel melakukan apapun yang ia suka walau Michel memakai wanita lain untuk memenuhi hasratnya.Sejak awal, entah kenapa hati Diana sulit tersambung dengan hati Michel. Seperti Diana juga terpaksa menikah dengan Michel karena ancaman Michel.Pagi hari.Semuanya berjalan normal dan semestinya walau tanpa ada Michel di sana. Diana juga diam melihat kelakuan aneh Nyonya Kelly yang leb
Read more
161
Malam hari.Di rumah Michel, tepatnya di ruang makan, semua terlihat makan malam seperti biasa walau Nathan dan Talia sempat menanyakan keberadaan Michel dan ingin menelpon Michel. Diana juga tidak melarang jika anak-anaknya ingin menelpon ayahnya."Mommy, daddy kemana? Kenapa daddy gak pulang-pulang, mommy?" Nathan bertanya pada Diana."Mungkin daddy lagi sibuk, Sayang. Banyak kerjaan," jawab Diana tersenyum ke arah Nathan dan Talia."Mommy, telepon daddy." Pinta Talia kemudian."Baiklah, tapi setelah makan ya. Ayo semuanya makan, dilanjutkan." "Nyonya, setelah makan malam selesai, ada hal yang ingin saya bicarakan. Apa bisa?" Ayu memberanikan diri."Oke," jawab singkat Diana memberi kode pada Ayu agar melanjutkan acara makannya dengan menggerakkan tangannya.Di tempat lain, Michel sudah lebih galau dan gelisah hari ini karena bahkan Diana tidak mengirim pesan atau menelponnya. Tak lama, ponsel Michel berdering dan nama Diana terpampang jelas di layar ponsel Michel.Dengan wajah ter
Read more
162
"Bagus, Sayang. Lagi teruskan, lebih dalam." Michel memberi aba-aba pada Diana saat Diana mulai menikmati junior milik Michel seperti orang yang sedang makan es krim dan memakan pisang.Posisi Michel dan Diana berubah, Michel duduk setengah berbaring sedang Diana duduk menunduk dengan wajah yang masih menempel di batang berurat Michel tersebut."Sudah, cukup sekarang kamu baring di sini." Michel membuat posisi Diana setengah berbaring sama sepertinya tadi dan bersandar pada kepala ranjang sedang Diana hanya diam dan menuruti perintah Michel.Michel mulai melucuti pakaian Diana dan menyisahkan pakaian dalam Diana. Tubuh Diana terlihat mulai berlemak sekarang, tapi itu tidak membuat Michel mengurangi rasa sayang dan cintanya pada Diana.Wanita yang ia dapatkan dengan segala cara dan perjuangan ini dilepas begitu saja hanya karena lemak tubuhnya? Tidak mungkin!Sambil membuka pakaian Diana yang masih memakai penutup mata, Michel membelai lembut kulit Diana yang tertutupi kain dan pengama
Read more
163
Setelah mengantarkan Nathan dan Talia ke sekolah, Michel mengantar Diana dan menemani Diana ke rumah sakit untuk melepas implannya.Diana dan Michel langsung saja menuju ke ruangan Kania dengan Michel menggandeng pinggang Diana posesif seperti Michel ingin menunjukkan dan memperlihatkan kepada semua orang bahwa Diana adalah miliknya."Halo, dokter Kania." Sapa Diana pada Kania yang sedang sibuk mencatat sesuatu."Oh, Michel dan Hana. Silakan duduk," sahut Kania mempersilakan."Terima kasih. Dokter sedang sibuk?" Diana duduk di kursi pasien di hadapan Kania."Tidak, ada sedikit pekerjaan. Ada apa ini? Apa yang perlu saya bantu?" Kania tersenyum ramah pada Hana dan Michel."Hana mau lepas implan, Kania." Sahut Michel dengan cepat. "Benarkah? Kalian mau kasih Nathan adik? Perempuan atau laki-laki?" Kania bertanya dengan senyuman terukir indah di wajahnya."Iya, doakan saja." Michel menyahut lagi sedang Diana memaksakan senyum.Beberapa saat kemudian setelah implan Diana berhasil dilepas
Read more
164
Di rumah Cici.Banyak orang sudah berkumpul di area belakang rumah Cici yang cukup besar dengan hiasan lampu tersusun rapi mengelilingi area tersebut. Seperti acara anak muda pada umumnya, beberapa diantara tamu yang hadir ada yang asik dan sibuk memanggang sedang yang lain tertawa dan bergosip seraya menikmati makanan dan minuman yang tersaji.Tidak ada alkohol yang terlihat di sana karena ini acara untuk anak sekolah, bukan orang dewasa.Sedang di dalam rumah Cici, Cici terlihat sedang menerima tamu yang merupakan keluarga besarnya dan juga keluarga kekasihnya.Saat Cici sibuk mengobrol dengan keluarganya, mata Cici dan semua orang yang berada di dalam rumah Cici berfokus pada sepasang tamu yang sangat luar biasa ini."Cici, maaf, kami terlambat." Ayu menatap tidak enak pada Cici yang segera bangkit dari duduknya dan menyambut serta menyapa Ayu."Gak apa-apa, Yu. Kita belum mulai, kok. Kamu cantik banget, Yu. Oh ya, ini cowok yang kamu bilang waktu itu ya?" Cici menatap terpesona ke
Read more
165
"Saya teman Ayu. Saya tidak suka ada pria yang bersikap kasar dengan wanita. Kalau kamu tidak bisa menjaganya, maka kamu jangan memacarinya," ketus Rayhan tegas.Untung saja suara musik terputar keras hingga suara kegaduhan mereka tidak terdengar di telinga orang lain."Bukan urusan kamu. Urus saja diri kamu sendiri.""Ray, uda cukup. Dia benar, ini bukan urusan kamu. Kamu pergi saja, jangan campuri urusan kami," sambung Ayu berharap Rayhan pergi namun Rayhan malah berdiri diam dengan tangan mengepal kesal."Dengar? Sudahlah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan kan?" Doni mengajak Ayu pulang karena moodnya sudah sangat buruk untuk tetap berada di tempat ini.Ayu berjalan perlahan dengan langkah tertatih dan pincang. Rayhan rasanya sangat kesal melihat sikap Ayu yang keras kepala."Yu, kaki kamu sepertinya terkilir. Duduk di sini dulu, aku akan bantu kamu memijatnya," ujar Rayhan menghentikan langkah Ayu dengan menarik tangannya."Tidak, aku bisa sendiri. Aku akan pulang." Ayu menolak dan
Read more
166
"Kamu kalau saya bilangin jangan bandel ya, Yu. Ini juga demi kesehatan kamu. Kamu gak mau kaki kamu sembuh?" Diana memarahi Ayu dan Ayu langsung terdiam tanpa berani menyahut lagi.Di sisi lain, Rayhan pulang ke rumahnya dan memutuskan untuk langsung tidur setelah mengobati tangannya. Belakangan ini Rayhan merasa sedikit lega karena Ririn tidak lagi mengejarnya.Namun pertemuan tak sengaja antara dirinya dan Ayu membuat Rayhan kesal hingga ingin memukul pria yang mengaku sebagai kekasih Ayu tersebut."Aku bahkan tidak pernah bersikap kasar pada Ayu sebelum insiden gila itu terjadi. Seharusnya ini semua tidak terjadi jika aku bisa menahan diri. Ini semua memang salahku. Kenapa sangat sulit bagiku untuk melupakan kamu, Yu? Segala macam cara sudah aku lakukan, tapi tetap saja." Gerutu Rayhan menutup wajahnya dengan bantal.Di kamar Michel.Michel tidak lupa mengingatkan Diana agar meminum obatnya sedang Diana bingung dan juga penasaran melihat sikap Michel yang malah bersemangat menyuru
Read more
167
Tak terasa, sudah 1 bulan Ayu bekerja di rumah Michel sebagai pengasuh Nathan dan Talia. Ayu sudah tidak mengharap uang gaji atau apapun karena merasa apa yang selama ini Ayu dapat sudah jauh lebih besar."Ayu, kemari." Diana memanggil Ayu ke kamarnya untuk pertama kali dan Ayu yang baru pulang sekolah segera mengikuti langkah kaki Diana."Saya boleh masuk, Nyonya?" Ayu memastikan."Iya, masuklah." Diana menyuruh Ayu masuk ke dalam kamarnya namun Ayu malah melangkah ragu ke kamar Diana."Ini gaji kamu bulan ini. Simpanlah dengan baik. Kamu bisa simpan uang ini dan bisa kamu pakai untuk kuliah nanti. Kamu harus kuliah, karena kamu pintar, sayang jika kamu tidak kuliah." Diana memberi Ayu sebuah amplop berwarna coklat berisikan uang."Nyonya, potong gaji saya untuk kebutuhan saya selama ini." Pinta Ayu memberikan amplop cokelat yang baru ia terima dari Diana kembali pada Diana.."Tidak usah, kamu simpan saja. Kamu punya rekening? Simpan ke bank akan lebih aman," ujar Diana lagi sedang A
Read more
168
"Lihat, ini hadiah dari Ayu." Diana menghampiri Michel yang sedang berbaring di atas ranjang dan memberi Michel tas hadiah dari Ayu."Apa ini?" Michel mengambil tas belanjaan tersebut dan mengeluarkan isinya."Apa istimewanya benda ini, Sayang? Ini hanya kaus pasangan murahan," jawab Michel tanpa perasaan yang langsung mendapat balasan seimbang dari Diana."Apa kalau aku yang memberimu hadiah ini, hadiah itu juga termasuk murahan?" Diana bertanya pada Michel."Tentu saja tidak. Hadiah yang kamu beli untukku tentu semuanya spesial," jawab Michel menjadi bodoh."Benar, karna aku yang memberikan hadiah murah ini padamu makanya kamu bilang bahwa hadiah ini spesial. Begitu juga denganku, aku merasa hadiah ini spesial karena Ayu dengan niat yang tulus memberikannya pada kita." Jelas Diana melepaskan pakaian tidurnya dan mencoba kaus pemberian Ayu."Lumayan. Ayu pandai memilih hadiah. Kaus ini juga tidak terlalu murah karena memiliki merk. Ini pasti sudah sangat bagus baginya karena gajinya
Read more
169
Diana menelpon nomor ponsel Ayu tapi ternyata Ayu meninggalkan ponselnya di dalam mobil."Michel, bagaimana ini? Cepat cari mereka," pinta Diana panik. "Baiklah, kamu dan Mama tunggu di sini. Biar aku yang cari. Kamu telepon aku kalau misalnya mereka uda sampai," jawab Michel menelan makanannya dan minum air lalu berlalu masuk menuju taman.Tempat pertama yang Michel tuju adalah toilet. Michel memeriksa semua toilet yang tersedia di taman tersebut namun tidak menemukan Talia dan Ayu."Kemana mereka? Ayu, awas aja kamu kalau Talia sampai terluka." Kesal Michel pada Ayu yang ceroboh.Michel berjalan berkeliling taman sambil mata Michel menelusuri pandangan. Pandangan Michel terkunci pada keramaian yang membentuk lingkaran kecil yang membuat Michel penasaran."Anak ini terjatuh setelah pengasuhnya pergi," ujar salah satu orang bergosip.Mata Michel membulat mengira jika anak yang ibu-ibu tersebut katakan adalah Talia. Dengan cepat Michel berjalan menerobos dan memecah keramaian.Suara t
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
29
DMCA.com Protection Status