All Chapters of Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu): Chapter 11 - Chapter 20
130 Chapters
BAB 11 - SENJATA MAKAN TUAN
"Ini apa ya?" Queenza terus menatap sesuatu yang ada di bahunya. Ia pun mendekati cermin untuk melihat dengan jelas. Matanya terbelalak saat melihat bukan hanya satu tanda merah di bahunya tapi ada lebih dari satu."Apa ini ulah mas Dimas. Dasar cowok mesum. Gimana kalau sampai ketahuan sama mas Ervan. Wah bisa mati di gantung aku," gumam Queenza. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan kembali mandinya. Ia akan memberikan perhitungan pada Dimas nanti.Sore harinya.Queenza tersenyum saat melihat jam di dinding. Dia yakin jika Dimas sebentar lagi akan datang ke sini. Karena tadi Dimas sudah berjanji akan datang jam empat sore. Ia pun dengan cepat melancarkan aksinya.**Dimas yang sudah selesai dengan pekerjaannya tak langsung pulang, ia meminta kepada Alvin untuk mengantarnya ke rumah sakit karena ia tadi sudah berjanjinpada Queenza akan menemuinya di sore hari.Di tengah perjalanan Dimas mengingat sesuatu dan langsung saja menanyakannya pada Alvin."Oh iya
Read more
BAB 12 - KETEGANGAN
Tiga hari kemudian.Queenza sudah diperbolehkan pilang dan kini Queenza sudah ada di dalam mobil untuk kembalinke rumah. "Kamu kenapa?" tanya Dimas saat melihat Queenza yang duduk dengan gelisah."Aku takut Mas," sahut Queenza sambil meremas kedua tangannya.Queenza kini mengganti panggilannya menjadi aku kamu saat bersama Dimas, karena semenjak kejadian tiga hari yang lalu, Queenza dan Dimas kini semakin dekat."Takut kenapa, hmm?" tanya Dimas sambil menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Queenza."Aku takut kalau mas Ervan marah. Aku udah tiga hari lebih gak ada di rumah," jawab Queenza.Dimas segera membawa tangan Queenza dan mengecupnya. "Kamu tenang aja, suami kamu itu gak ada di rumah.""Maksud kamu apa Mas?" tanya Queenza yang tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Dimas."Suami kamu itu sudah beberapa hari ini gak pulang ke rumah." Dimas lalu membawa Queenza ke dalam kepannya. Ia ingin menenangkan Queenza yang ketakutan.Queenza
Read more
BAB 13 - GANGGUAN AGAIN
Queenza yang panik dengan cepat mendorong tubuh Dimas dengan cukup kuat.Dimas yang terkejut menatap Queenza. "Kenapa? Sakit?" tanya Dimas.Queenza menggelengkan kepalanya."I-itu ada mas Ervan, dia udah pulang Mas." Queenza dengan cepat beranjak dari atas kasur dan memungut semua bajunya yang berserakan di lantai. Ia dengan cepat memakai kembali pakaiannya dengan terburu-buru. Lalu ia merapikan rambutnya yang berantakan.Queenza pergi dari kamar Dimas setelah ia memeriksa keadaan di luar yang sepi dan tak tampak sang suami. Ia pun dengan cepat berjalan ke arah taman belakang.Dimas yang ditinggal sendiri oleh Queenza hanya diam tertegun. Ia tidak menyangka akan ditinggalkan dalam keadaan yang tanggung seperti ini. Ia pun merutuki adik tirinya itu dalam hati."Ck, terpaksa harus bermain solo," ucapnya sambil melenggang ke arah kamar mandi. Queenza menghela napas lega saat sang suami tak terlihat di area taman belakang. Ia dengan cepat mengambil
Read more
BAB 14 - PERASAAN QUEENZA
"Mas lepas ih," ucap Queenza saat Dimas tak juga beranjak dari atas tubuhnya."Bentar, tanggung ini," jawab Dimas sambil terus melanjutkan aktifitasnya."Tapi itu ...." "Kamu tenang aja, pintunya udah aku kunci tadi, jadi suami kamu gak akan bisa masuk," Mereka berdua pun melanjutkan pergulatan panas mereka yang belum usai dan tak menghiraukan teriakan Ervan. Hingga tiba puncaknya mereka berdua mencapai klimaks bersama. Queenza dengan cepat mengenakan kembali pakaiannya dan merapikan penampilannya yang berantakan. Dengan pura-pura mwngucek matanya Queenza membuka pintu dan segera keluar dari kamar.Baru saja Queenza menutup pintu kamarnya, Ervan langsung menjambak rambut Queenza."Kamu ngapain di dalam? Kenapa lama banget buka pintunya. Hah?" tanya Ervan sambil terus menjambak rambut Queenza."Ma-maaf Mas, tadi aku sudah tidur dan gak dengar panggilan kamu," sahut Queenza sambil menahan perih di kepalanya karena jambakan Ervan yang sangat kuat.
Read more
BAB 15 - JANJI DIMAS
Pagi-pagi sekali Queenza sudah sibuk di dapur. Ia ingin memasak makanan kasukaannya Dimas. Ia tengah asyik mencuci semua bahan yang akan ia gunakan, hingga tiba-tiba ia dikejutkan dengan seseorang yang memeluknya dari belakang. Ia pun tersenyum karena sudah tau lengan siapa yang melingkar di perutnya."Pagi," bisik Dimas di telinga Queenza."Pagi juga Mas, kok udah bagung jam segini? Ini masih pagi lho Mas." Queenza menoleh sekilas ke arah Dimas."Habisnya gak ada kamu di sampingku, jadinya aku kedinginan deh," jawab Dimas dengan manja."Ya ampun, aku gak nyangka ternyata Mas Dimas itu jago juga menggombal," sahut Queenza sambil terkekeh pelan."He'em. Mungkin karena udah beberapa hari ini aku tidur selalu memeluk guling hidup, jadi kalau gak ada kamu, rasanya gimana gitu," balas Dimas."Alah alasan! Perasaan kemarin-kemarin juga kamu tidur sendiri gak masalah tuh, kenapa sekarang jadi manja?" ledek Queenza."Entahlah," jawab Dimas singkat."Makanya c
Read more
BAB 16 - PAMIT
"Ada apa ini?" teriak Ervan yang baru saja tiba di dapur dan berdiri di samping Queenza.Asti berdiri dan langsung memeluk Ervan."Sayang, dia mau melecehkan aku," tunjuk Asti pada Dimas. "Dia tadi peluk-peluk aku dan memaksa menciumku, bahkan tadi dia sudah meremas payudaraku," adunya pada Ervan.Dimas menyunggingkan bibirnya, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. 'Dasar wanita ular," batinnya ia lalu menatap ke arah Queenza yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sendu."Brengsek!" Ervan berjalan dengan cepat ke arah Dimas dan melayangkan tinjunya ke wajah Dimas hingga Dimas jatuh tersengkur."Mas, stop!" teriak Queenza saat melihat Dimas dan Ervan saling baku hantam. Ia lalu berlari untuk melerai kedua lelaki yang tengah berkelahi itu. "Hei kamu, bantu lerai mereka. Malah diam aja di sana," panggil Queenza pada Asti. "Gak mau, kenapa mesti dipisah. Biarin aja Ervan kasih pelajaran sama lelaki mesum itu," jawab Asti yang masih diam di t
Read more
BAB 17 - BERPISAH
"Queen," seru Dimas.Queenza tak menjawab dan masih setia membelakangi Dimas."Kamu marah? Aku pergi gak lama kok, cuma seminggu," ucap Dimas sambil mencoba membalikkan tubuh Queenza agar menghadap ke arahnya. Ia tak ingin pergi meninggalkan Queenza dengan ke adaan Queenza yang marah padanya. Itu akan membuat ia tak tenang untuk meninggalkan Queenza."Seminggu? Kamu bilang gak lama? Itu lama Mas!" sahut Queenza, ia menatap Dimas dengan tatapan yang sendu."Maaf, aku juga sebenarnya tak ingin pergi meninggalkan kamu. Tapi, ada pekerjaan yang mengharuskan aku pergi," balas Dimas dengan penuh sesal. Ia juga sebenarnya berat untuk meninggalkan Queenza sendiri di sini, apalagi sekarang di rumah ini ada wanita ular yang dibawa Ervan dan entah sampai kapan wanita itu akan ada di rumah ini. "Jangan marah ya? Aku akan usahan untuk pulang lebih cepat." Sambungnya.Queenza terdiam, ia seharusnya tak egois seperti ini. Ia lalu membalikan badannya dan menghadap ke arah Dimas.
Read more
BAB 18 - KEBERANIAN QUEENZA
Siang harinya Queenza keluar dari dalam kamar dan mendapati rumah yang sepi."Mas Ervan sama wanita itu ke mana? Masa masih tidur?" gumam Queenza, ia berjalan ke arah kamar untuk memeriksa Ervan. Namun, saat ia membuka kamar itu tak ada siapapun di dalam kamar itu. "Ke mana mereka?" Lanjutnya lagi.Queenza memutuskan untuk pergi ke dapur. Di sana ia melihat masakan yang tadi pagi dimasak oleh Dimas. Queenza yang kebetulan lapar dengan cepat memanaskan kembali masakan itu. "Baru setengah hari kita gak ketemu, kok aku udah kangen sama kamu mas," gumam Queenza sambil menyuapkan nasi ke mulutnya. Ia menangis, entah kenapa perasaannya jadi melow seperti ini. Seperti ada yang kosong di dalam hatinya. "Mas cepat pulang," lirih Queenza sambil terus menyuapkan makanan yang tadi Dimas buatkan untuknya.Tak lama kemudian terdengar suara seseorang yang menyerukan nama Queenza."Queen!"Queenza sudah tau siapa yang memanggilnya, ia dengan cepat menghentikan makannya
Read more
BAB 19 - RINDU YANG TERLARANG
Queenza yang tengah asyik tiduran terkejut saat tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dari luar. Dengan cepat ia menoleh dan terkejut saat melihat Ervan yang masuk ke dalam kamarnya."Mas kamu ngapain ke sini?" tanya Queenza, ia terkejut sekaligus takut dengan kehadiran Ervan di kamarnya. Ia takut jika Ervan akan menyiksanya lagi karena sudah berani melawan.Ervan tak menjawab dan hanya diam sambil terus berjalan ke arah Queenza yang berada di atas ranjang."Mas! Kamu mau ngapain? Jangan macam-macam ya." Queenza menggeser sedikit demi sedikit tubuhnya saat melihat Ervan terus berjalan ke arahnya. Queenza berdiri dan berniat untuk berlari ke luar saat Ervan sudah duduk di atas ranjang. Ia lalu berjalan dengan cepat menuju pintu. Ada rasa takut di dalam hatinya."Kamu mau ke mana?" tanya Ervan saat melihat Queenza hendak pergi."Mau ke luar," jawab Queenza sambil berjalan ke arah pintu.Ervan berdiri dan segera memeluk Queenza dari belakang.Queenza terkejut
Read more
BAB 20 - PERUBAHAN
Queenza terbangun saat ia merasakan getaran ponsel di bawah bantalnya. Dengan cepat ia membawa ponsel itu dan turun dari atas ranjang. Ia menoleh sekilas ke arah Ervan yang tertidur pulan sebelum ia keluar dari dalam kamar. Setelah ia menutup pintu, dengan cepat ia mengangkat panggilan itu."Hallo Mas," ucap Queenza saat ia sudah mengangkat teleponnya."Kamu lagi apa Queen? Kenapa lama angkat teleponnya?" tanya Dimas di sebrang telepon sana.Queenza berjalan ke ruang tamu dan duduk di sana sambil terus berteleponan dengan Dimas. Sampai cukup lama mereka bertukar cerita lewat sambungan telepon itu. Queenza yang memang masih mengantuk dan juga lemas tertidur kembali di tengah-tengah obrolannya bersama Dimas."Hallo ... hallo Queen?" seru Dimas di sebrang telepon sana.Queenza yang sudah tertidur tidak mendengar seruan Dimas dan tertidur pulas di sofa ruang tamu.Dimas tersenyum di sebrang telepon sana dan segera memutus panggilannya bersama Queenza. Di dal
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status