All Chapters of Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu): Chapter 41 - Chapter 50
130 Chapters
BAB 41 - PILIHAN
Queenza terbangun di ruangan yang asing untuknya. Ia melihat sekeliling dan ternyata ia tengah berada di sebuah kamar yang cukup luas."Ini kamar siapa?" gumam Queenza. "Kamu sudah bangun sayang?" tanya Dimas yang entah dari mana datangnya.Queenza terkejut lalu menoleh ke arah Dimas. Ia menatap tajam pada Dimas."Kita ada di mana Mas?" tanya Queenza dengan penuh waspada.Dimas mendekat pada Queenza dan naik ke atas ranjang. Ia duduk menghadap Queenza dan tersenyum lalu membawa tangan Queenza."Kamu tenang aja, sekarang kamu tak perlu takut pada Ervan, karena mulai sekarang kita akan hidup bahagia berdua. Eh salah, bertiga dengan anak kita." Dimas mengelus perut Queenza.Queenza menggelengkan kepalanya. Entah apa yang sudah terjadi pada Dimas. Kenapa Dimas sangat berubah seperti ini. Ia sama sekali tak mengenali Dimas yang kini ada di hadapannya."Ka-kamu beneran Mas Dimas kan?" tanya Queenza dengan takut-takut.Dimas terkekeh lalu tangannya mena
Read more
BAB 42 - BERPISAH
"Ti ...." Queenza semakin menekan pisau itu.Dimas yang panik pun berucap. "Stop Queen, oke aku akan pilih. Tapi, tolong jauhkan dulu pisau itu dari leher kamu."Queenza menggelengkan kepalanya. "Aku gak akan melepaskan pisau ini sebelum kamu memilih Mas," jawab Queenza yang sudah merasakan perih di lehernya karena goresan pisau itu."Baiklah, aku akan pilih ...." Dimas tak langsung berbicara, ia menjeda sebentar dan menghela napasnya yang terlihat berat. Ia pun menatap Queenza dan kembali berkata. "Aku akan melepaskan kamu. Jadi, lepaskan pisau itu," ucap Dimas dengan nada yang lemah.Queenza tersenyum lalu menjauhkan pisau itu dari lehernya dan menyimpan kembali pisau itu di atas nakas."Makasih." Queenza hendak pergi dari kamar itu. Akan tetapi, langkahnya terhenti saat Dimas memeluknya dari belakang."Apa harus kamu berbuat seperti ini Queen untuk pergi dariku? Apa salahku Queen? Apa?" Dimas menenggelamkan wajahnya di bahu Queenza.Queenza terkejut saat mendengar suara isak tangis
Read more
BAB 43 - SAKIT
Mas, itu ada apa? Kenapa banyak orang?" tanya Queenza yang penasaran saat melihat banyaknya orang di rumah."Oh, itu mereka lagi bahas lamaran," jawab Ervan dengan santai.Langkah Queenza terhenti saat mendengar ucapan Ervan."Lamaran siapa?" tanya Queenza.Ervan pun mengentikan langkahnya dan menoleh ke arah Queenza."Dimas sama Niki, masa lamaran ibu sama ayah. Kamu itu ngaco, pake nanya lagi," ucap Ervan.Queenza diam untuk beberapa saat. Jantungnya berdebar dengan cepat. Ada rasa sakit di dalam hatinya. Namun, dengan cepat ia mengenyahkan rasa itu. Dan terus berpikir jika ini yang ia mau.Queenza tersenyum pada Ervan dan memeluk lengan Ervan."Maaf, aku terkejut aja. Bukannya mas Dimas menolak ya?" tanya Queenza yang juga penasaran dengan apa yang sudah terjadi. Apa iya Dimas menerima lamaran itu."Entahlah. Tadi ibu di sini heboh saat mendapatkan kabar kalau Dimas mau melamar Niki. Bahkan ia lupa jika mencari menantunya yang lagi hilang." Wajah Ervan terlihat kesal saat bercerita.
Read more
BAB 44 - RASA YANG MASIH ADA
Waktu terus berlalu dan hari lamaran pun tiba.Dimas dan Niki kini sudah melakukan prosesi lamaran dan sebentar lagi mereka akan segera melangsungkan pernikahan.Dimas tampak tak bahagia karena semua usahanya untuk membuat Queenza cemburu dan memintanya untuk kembali tidak berhasil. Malah Dimas melihat Queenza yang terlihat sangat bahagia setelah ia lepas darinya."Apa lepas dariku membuat kamu bahagia Queen," suara Dimas terdengan sangat lirih. Ia terus saja menapat Queenza yang tengah tertawa bersama Ervan."Sayang kamu mau makan apa? Dari tadi kamu belum makan apa-apa lho," tawar Ervan saat ia mengingat jika Queenza belum makan sedari tadi pagi."Lagi gak mood makan Mas," jawab Queenza."Kamu gak boleh gitu lho, nanti anak kita kelaparan gimana?" Tangan Ervan terulur untuk mengusap perut Queenza. Ia lalu tersenyum senang saat merasakan sesuatu bergerak di perut Queenza."Sayang, anak kita bergerak," seru Ervan dengan heboh.Queenza yang melihat keterkejutan suaminya terkekeh karena
Read more
BAB 45 - RESAH
"Apa kamu masih sangat mencintainya mas, sampai-sampai kamu menjadikanku sebagai alat pelampiasan dan percobaanmu agar membuat dia cemburu," gumam Niki dengan sangat lirih. Ia terus menatap Queenza yang tengah bercengkrama dengan Ervan. Ia menatap dalam Queenza. "Apa aku harus berubah seperti dia. Agar kamu mau melihatku dan membuka hatimu untukku." Sambungnya lagi.Niki yang sejak tadi terus memperhatikan Queenza bahkan ia melihat saat Dimas menghampiri Queenza. Ia tau jika Dimas masih sangat mencintai Queenza. Ia bahkan tau dari awal, sejak pertemuannya dengan Queenza dulu. Dari tatapan Dimas yang sangat dalam pada Queenza, Niki tau, jika ada sesuatu di antara Dimas dan Queenza. Tapi, ia sama sekali tak memperdulikan semua itu. Ia akan membuat Dimas mencintainya lambat laun. Dan ia sangat senang saat Dimas bilang pada kedua orang tuanya bahwa dia akam melamarnya. Namun, kini ia tau jika semua itu hanya dusta belaka. Niki dijadikan alat oleh Dimas.Niki berjalan ke arah D
Read more
BAB 46 - SIAPA DIA
"Hei, kenapa malah bengong." Queenza menjentikan jarinya di depan orang itu."Ah, iya! Maaf, kamu gak apa-apa kan?" tanya orang yang sudah membuat baju Queenza kotor.Queenza menatap lelaki tampan yang kini berdiri tegak di depannya itu dengan sengit."Kamu pikir aku akan baik-baik saja dengan keadaan seperti ini?" Queenza memperlihatkan bajunya yang kotor dan basah itu."Mau aku antar beli baju yang baru. Kamu tenang saja, aku yang akan bayar." Lelaki itu tersenyum manis pada Queenza.Queenza menggelengkan kepalanya. "Gak usah, lagian juga aku mau pulang." Wajah Queenza yang awalnya terlihat marah kini melunak. Karena pengendara yang sudah membuat baju dia kotor dan basah setidaknya mau bertanggung jawab. Walau Queenza menolak."Ya sudah aku antar saja kamu pulang. Gak mungkin kan kamu pulang naik kendaraan umum dengan keadaan yang seperti ini. Yang ada nanti kamu dikira ...." Lelaki itu menggantung ucapannya dan melihat Queenza dari atas sampai bawah.
Read more
BAB 47 - KEMBALI?
"Ma-Mas Dimas?" Queenza terkejut bukan main saat melihat siapa yang sedang memeluknya saat ini. Ia lalu mencoba melepaskan pelukan Dimas. "Lepas Mas."Dimas tak melepaskan pelukannya dan malah ia membalikan badannya hingga kini ia berada di atas Queenza dan menindihnya."Aku rindu aroma tubuhmu Queenza," bisik Dimas yang sukses membuat bulu kuduk Queenza meremang."Mas kamu habis minum? Lepas Mas?" Queenza masih mencoba melepaskan dirinya dari kungkungan Dimas. Namun, usahanya sia-sia karena tenaganya kalah kuat dari Dimas.Dimas langsung mencium bibir Queenza dan melumatnya. Ciuman itu semakin lama semakin menuntut dan membuat gairah Dimas semakin meningkat.Dimas beralih ke leher jenjang Queenza dan menciumi leher Queenza dengan penuh gairah.Queenza terus memberontak saat Dimas terus mencium lehernya. "Mas lepas, aku mohon," pinta Queenza, ia terus memohon untuk dilepaskan.Dimas tak memedulikan teriakan Queenza dan malah ia membungkam mulut Queenza ya
Read more
BAB 48 - CINTA ATAU OBSESI?
"Kamu kenapa sayang? Kok nangis?" Ervan terkejut saat melihat Queenza datang dengan air mata membasahi pipinya. Ia yang tengah duduk di sofa beranjak dan mendekati Queenza. "Kamu dari mana saja? Aku tadi nyariin kamu, kenapa hmm? Ada yang sakit?" tanya Ervan dengan lembut.Queenza menggelengkan kepalanya ia memeluk Ervan yang mendekat padanya. Ia menumpahkan semua rasa sakit di dalam hatinya lewat tangisan dan memeluk Ervan dengan sangat erat.Ervan tak banyak bertanya. Ia membalas pelukan Queenza. Setelah Queenza merasa tenang Ervan membawa Queenza duduk di sofa. "Aku minta maaf Mas," lirih Queenza di sela-sela tangisnya.Ervan tersenyum. Ia pikir mungkin Queenza meminta maaf karena sudah membuat dia khawatir, Ervan pun melepaskan pelukannya dan menatap dalam Queenza."Gak apa-apa. Tapi, lain kali kalau mau pulang atau mau pergi ke mana aja harus bilang dulu ya. Jangan buat aku panik dan khawatir. Untung tadi aku gak lapor polisi karena istrinya gak ada," ucap
Read more
BAB 49 - KENAPA?
"Mas, kamu marah?" tanya Queenza saat ia sudah dibaringkan di atas kasur oleh Ervan.Ervan tak menjawab dan hanya diam saja. Ia kesal dengan Queenza yang sudah membohonginya."Mas," ucap Queenza dengan manja."Istirahat, bukannya kamu capek," sahut Ervan dengan nada yang ketus.Queenza memajukan bibirnya. "Tuh kan, kamu marah," rajuk Queenza.Ervan tak menghiraukan ucapan Queenza dan memilih pergi ke arah balkon. Ia duduk di sana dan menyalakan rokoknya."Mas, jangan marah dong. Aku minta maaf," ucap Queenza yang merasa tak enak pada Ervan. Ia duduk di atas pangkuan Ervan lalu tangannya nakal mengelus dada Ervan."Queen, jangan mancing. Bukannya kamu lagi capek, lebih baik sekarang kamu tidur aja," ucap Ervan dengan nada suara yang seperti menahan sesuatu."Jangan marah," bujuk Queenza, ia terus memainkan jari-jarinya di dada bidang Ervan."Sayang, kamu minggir gak, kalau kamu seperti ini terus aku gak bisa jamin kamu aman hari ini," ancam Ervan.
Read more
BAB 50 - MEMENDAM
"Mas," teriak Queenza dengan sangat lantang setelah ia sadar dari rasa terkejutnya.Ervan yang tengah asyik mandi, terjengkit kaget saat mendengar teriakan Queenza, dengan cepat ia mengambil handuk dan segera berlari secepat kilat ke luar."Ada apa sayang?" tanya Ervan dengan panik, ia menghampiri Queenza yang masih berdiri diambang pintu. "Ini semua siapa yang ngirim?" Queenza menoleh ke arah Ervan dengan wajah yang keheranan.Ervan tersenyum, ia pikir ada apa. Ternyata Queenza berteriak karena bunga dan hadiah yang semalam Ervan pesan kini sudah datang. Ervan pun mendekat dan memeluk Queenzq."Itu hadiahku buat kamu. Aku tau, mungkin ini terlambat. Tapi, aku akan tetap bicara sama kamu." Ervan melepaskan pelukannya dan membawa tubuh Queenza untuk menghadapnya, ia lalu tersenyum dan berucap. "I love you, Queenza."Queenza diam mematung. Ia beberapa kali mengerjap-ngerjapkan matanya, karena tak percaya dengan apa yang saat ini terjadi padanya."Sayang,"
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status