Semua Bab Dendam Sang Biduan : Bab 21 - Bab 30
42 Bab
Lelaki Misterius
Usai membayangkan keliaran pikiran mereka tentang pak Han dan Mira, keduanya kembali mengobrol ringan. Ditemani kudapan ringan waffle double cheese dengan saus karamel."Apa kau tidak mencurigai kekasih Ronald? Bisa jadi dia pelakunya karena dendam. Sering terjadi bukan jika pembunuhan kejam justru dilakukan oleh pasangan sejenis?" Alex masih penasaran dengan kenyataan bahwa Ronald menyimpang."Curiga pasti ada, tapi itu bukan ranah ku, kawan! Tapi melihat bagaimana temanku itu terpukul, rasanya tidak mungkin jika dia pelakunya."Dahi Alex berkerut, "Setiap orang bisa menjadi tersangka, termasuk temanmu! Seorang psikopat pintar membuat alibi demi menutupi perbuatannya!"Danny menghela nafas panjang. "Aku harap Kevin bukan orang seperti itu! Aku mengenalnya sejak kecil, meski dia berbeda aku yakin bukan dia pelakunya.""Semoga saja. Tapi itu memang pembunuhan terkeji yang pernah aku lihat. Kau tau bau anyir darah bahkan masih tercium meski kami sudah berusaha menghilangkannya dengan be
Baca selengkapnya
Episode yang tertunda
Raksa duduk berhadapan dengan Donny dan Alex. Airin ditinggalkan sendiri setelah memastikan dokter kejiwaan itu tidak keberatan. Danny mengumpat dan menggerutu pada Alex karena sekretaris pak Han itu bertindak tanpa meminta persetujuan darinya."Alex, kenapa kau panggil dia kemari bodoh!" bisiknya sambil menahan senyuman pada Raksa."Hei aku memanggilnya kemari ada tujuannya kawan. Dia detektif yang menangani kasus Ronald dan aku butuh kepastian untuk menenangkan para penyewa. Setidaknya jika perkembangan kasus positif aku bisa meyakinkan mereka jika gedungku aman.""Yeah, aman tapi tidak dengan hantu!" Danny masih kesal dan jawaban Alex tidak memuaskannya.Alex mengedikkan bahu, Raksa dibuat heran dengan keduanya. "Dengar, bisakah kita bicara langsung? Aku sangat lapar kawan dan kau tahu kan … dia tak bisa menunggu lama."Raksa mengedikkan kepala ke arah Airin yang tersenyum padanya. Danny dan Alex pun memahami hal itu. "Ayo kawan ceritakan apa yang kau tahu tentang Ronald. Waktu ki
Baca selengkapnya
Wulan sang manager
Suara benda jatuh terdengar begitu keras membuat Wulan terkejut. Jantungnya berdebar tak normal saat kembali mendengar suara rintihan wanita.Wulan penasaran, ia keluar ruangan dan mendapati troli cleaning service terguling di ujung koridor. "Siapa disana? Apa ada yang terluka?" teriak Wulan yang ragu untuk mendekat.Tak ada jawaban, hanya ada suara tangisan pilu yang menyayat hati. Suara itu menggema di koridor sepi. Wulan tak merasakan keganjilan apa pun, ia pun mendekat karena melihat seseorang tertelungkup tertimpa troli."Hei, apa kamu baik-baik saja?" tanyanya sambil berjalan mendekat.Saat baru melangkah berjalan, tiba-tiba saja lampu koridor mati satu persatu dimulai dari paling ujung. Wulan mulai dilanda ketakutan tapi ia berusaha menepisnya. Dua kali melangkah lampu besar penerang koridor itu mati begitu seterusnya hingga menyisakan empat lampu yang menerangi troli dan sosok misterius itu.Perasaan Wulan mulai tak enak, ia berusaha menghubungi rekannya melalui handy talkie.
Baca selengkapnya
Korban ketiga
Kehebohan terjadi sesaat setelah jatuhnya manager area dari ketinggian. Tubuh wanita single itu terkulai dengan bagian kepala terluka parah dan patah tulang di beberapa bagian tubuh. Kengerian mendadak tercipta di area yang seharusnya steril malam itu. Tak ada yang berani mendekat, pihak keamanan segera menghubungi petugas kepolisian setempat.Raksa yang baru saja terlelap tidur mendapatkan panggilan darurat untuk segera datang ke lokasi kejadian. Ia mengumpat karena harus meninggalkan Airin sendirian di malam terakhir mereka. Dokter cantik itu harus kembali ke kotanya besok karena cuti yang diberikan sudah habis.Angan-angan untuk bersama Airin terpaksa ditunda. Raksa berpamitan dengan Airin yang masih terlelap setelah pergumulan panas mereka. Dokter kejiwaan itu mengangguk lemah saat Raksa mengusiknya dengan kalimat cinta.Dengan langkah malas karena masih mengantuk, Raksa menuju mobilnya yang terparkir di halaman. Panggilan masuk kembali diterima dan kali ini berasal dari Airlangga
Baca selengkapnya
Saling terkoneksi
Raksa terbelalak saat mendengar suara lirih yang terdengar bergumam di ujung koridor. Suara yang hampir mirip dengan yang terdengar dari Handy Talkie milik Wulan. Ia memicingkan mata dan melihat bayangan merah yang bergerak cepat menghilang menembus tembok.“Dex, beri aku alat itu!”Dex memberikannya pada Raksa, chief detektif itu memusatkan konsentrasi. Kalung unik yang dikenakannya menghangat, dalam hitungan detik Raksa mencoba memasuki memori terakhir Wulan. HT yang digunakan Wulan kembali dinyalakan. Suara berisik dari frekuensi HT mengantarkan Raksa pada detik terakhir yang terekam dalam bentuk residu negatif aktif. Kepekaan indra nya dirangsang untuk bisa menyelami frekuensi yang konon sensitif dengan kehadiran makhluk tak kasat mata."Siapa disana?”Apa kau masih mengenaliku?“Jangan mendekat!”Apa kau yakin, Wulan? Aku temanmu …,"Pergi, aku tidak mengenalmu!”Suara tawa nan melengking menyakiti pendengaran Raksa. Memori terakhir yang bisa didengar saat menyelami suara HT mula
Baca selengkapnya
Wulan dan rahasianya
Insiden berdarah yang terjadi di objek vital membawa dampak yang cukup besar bukan hanya kenyamanan karyawan tapi juga mengusik jajaran management. Pihak management memutuskan untuk melakukan evaluasi ulang untuk setiap pejabat setingkat pemimpin bagian.Wulan melakukan bunuh diri tanpa sebab, wanita single itu meregang nyawa dengan dugaan stress pekerjaan. Raksa tidak mempercayai begitu saja, visi nya memperlihatkan Wulan berada dalam posisi trance. Ada entitas lain yang mengontrol Wulan untuk melakukan hal konyol.Satu lompatan tinggi sebelum menghujam ke tanah menjadi bahan pertimbangan Raksa untuk menyimpulkan jika Wulan meninggal dalam kondisi tak sadar sepenuhnya. Tapi dalam hukum sesuatu yang tak bisa dibuktikan kebenarannya akan diabaikan.Meski dirinya memiliki kemampuan tak biasa tapi Raksa tak bisa menggunakannya sebagai alat bukti. Dimata hukum semua harus jelas dan bukan abu-abu.“Bisakah berita ini tidak didramatisir?” Salah satu penanggung jawab bernama Dewa bertanya.“
Baca selengkapnya
Rahasia Feni
Alan gelisah dalam tidur, bayangan Aluna terus mengganggu pikiran bawah sadarnya. Aluna, wanita yang dicintainya sebelum bertemu dengan Amelia dan Feni.Cinta monyet Alan, jatuh pada gadis cantik nan imut yang sering menjadi pengisi live music di salah satu cafe favorit Alan. Suaranya yang bening dan jernih membuat Alan jatuh hati pada pandangan pertama. Ditunjang wajah cantik dan tubuh ideal, Aluna atau yang dikenal dengan nama panggung Alicia itu menjelma menjadi bidadari di hati Alan.Alan mendekati Aluna dan memberanikan diri berkenalan hingga bertukar nomor ponsel, saat itulah ia tahu jika Aluna adalah adik kelas Alan. Witing tresno jalaran Soko kulino, itulah yang terjadi pada Aluna dan Alan. Hampir tiap malam Jumat dan Senin malam, Alan selalu datang demi mendengarkan suara merdu Aluna.Dari iseng mengantarkan pulang berlanjut ke pertemuan-pertemuan selanjutnya. Alan dan Aluna pun menjalin hubungan dekat layaknya kekasih. Ia rela melakukan apapun demi Aluna. Dunia Alan berubah
Baca selengkapnya
Dosa Masa Lalu
“Dia mengejar kita, Fen!”“Stop it Vi! Jangan lakukan ini padaku, aku sudah cukup pusing dengan pekerjaanku. Jadi tolong jangan bicara hal ini lagi!” Feni menggertak Vivian yang kini menangis.“Amelia tewas di mobilnya dan aku melihatnya sendiri, lalu Ronald dan apa kau tahu jika Wulan juga mati pagi ini!”Feni terdiam, ia mulai terpengaruh. “Pulanglah, kau kelelahan dan tolong jangan mati Vi! Setidaknya untuk saat ini!”Vivian hendak menjawab tapi Feni sudah menutup panggilan ia menggenggam erat ponselnya. Kelebatan bayangan peristiwa sebelas tahun lalu membuat Feni ketakutan.“Itu tidak mungkin terjadi! Tidak mungkin!”“Dia tidak mungkin kembali ke dunia lagi, dia sudah mati! Dia mati!” Pesan masuk diterima Feni. [Apa kau takut? Sebaiknya begitu! Serahkan dirimu pada polisi sebelum kau menjadi korban selanjutnya.][Siapa ini? Apa maksudmu?!][Jangan berpura-pura, aku tahu kau ketakutan saat ini bukan? Dasar jalang, seharusnya kau malu pada dirimu sendiri. Kau tak layak disebut manu
Baca selengkapnya
Kamu ketahuan
Raksa dalam posisi yang sangat lelah saat ia tiba di rumahnya. Harapan menghabiskan waktu sebelum Airin kembali ke kotanya pupus sudah. Waktunya habis tersita dengan kasus bunuh diri terbaru. Rasanya ingin mengumpat dan memaki pada pekerjaan yang menyita waktu. Jika dulu ia bersikap tak peduli dengan waktu dan memilih menghabiskan malam di kantor dengan setumpuk kasus, kini kehadiran Airin membuatnya bersemangat untuk kembali ke rumah. Raksa ingin menghabiskan waktu dengan wanita yang dicintainya.Membayangkan memeluk tubuh hangat Airin, rasanya cukup menjadi pengobat lelah Raksa. Ia mematikan mesin mobil dan memastikan semua terkunci sebelum masuk ke dalam rumah. Daerah tempat tinggal Raksa memang sedang marak terjadi pencurian dan perusakan kendaraan. Pekerjaan rumah sepele bagi polisi jika dibandingkan dengan kasus pembunuhan.Raksa berjalan perlahan agar tidak membangunkan Airin, tapi ia kecewa saat mendapati Airin tidak ada di dalam kamar. Detektif muda itu penasaran dan mencari
Baca selengkapnya
Muslihat Raksa
Raksa menunggu Airin dalam gelap. Ia memperhatikan wajah berseri Airin yang baginya kini hanya sebuah topeng kepalsuan.“Sayang, apa kamu sudah dirumah?” Suara Airin memanggil Raksa sambil melepas sepatu, tidak ada jawaban dari Raksa.“Sial … kenapa gelap sekali,” gumam Airin berusaha meraba, mencari saklar lampu.Tangan kekar Raksa merengkuhnya dari belakang, membuat Airin menjerit. “Hei, sweet heart darimana malam-malam begini?” Raksa berbisik menggigit kecil cuping telinga Airin membuat dokter itu merinding tak karuan.“Kau mengagetkanku sayang, aku pergi menemui teman.”“Teman? Aku tak ingat kau memiliki teman di kota ini?” Raksa bertanya masih dengan serangan kecupan di leher jenjang Airin.“Sejujurnya aku punya, hanya saja aku belum bercerita padamu. Dia tahu aku dikota ini dan berhubung aku besok akan pulang jadi kami memutuskan untuk bertemu. Apa itu masalah untukmu.”“Ehm, sedikit. Aku tak suka kau bertemu di malam hari begini, saat aku pergi terutama. Kau tahu kan banyak sek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status