All Chapters of NIKAH KONTRAK DENGAN TUAN MUDA OBSESIF: Chapter 21 - Chapter 30
32 Chapters
21.
Tubuh Crystal bergetar. Tangan yang tadinya berada di lengan Edward ia turunkan dengan perlahan. Lagi-lagi ia merasakan aura mendominasi pria ini. Ia berusaha sangat keras untuk tidak menangis di depan Edward karna takut pria itu akan berubah pikiran.Dengan sadar, Crystal mulai mengerti siapa orang yang ia hadapi saat ini. Anak laki-laki yang dulunya hanyalah remaja nakal dan sulit ditangani itu benar-benar sudah berubah menjadi pria matang yang penuh aura mengintimidasi. Yang intinya, dia tidak bisa sembarangan menghadapi pria ini.Crystal menundukkan kepala dengan kedua tangan berkumpul di bawah perutnya menggenggam satu sama lain dan kedua kaki bersimpuh di atas jok mobil. "Edward ... aku mohon, tolong bantu aku mencari Adam dan aku mohon, tolong beri tahu aku perkembangan kasus kematian orang tuaku ....""Apa bayaranku?" tanya Edward, serak-serak basah. Ia mulai terangsang dengan Crystal yang terlihat sangat putus asa.Crystal memejamkan mata semakin erat. 'Yang paling diinginkan
Read more
22.
"Masuklah!" titah Edward pada seorang pelayan wanita muda pembawa nampan berisi setelan baju wanita. "Perlihatkan!"Wanita pelayan yang ditemani seorang wanita lain yang lebih tua itu malu-malu mengambil pakaian dari nampan akibat terus diperhatikan. "I-ini adalah gaun malam khusus yang dapat memudahkan anda dalam melakukan 'itu', Tuan. Saya sudah menyesuaikan seperti selera anda."Edward cukup tersentak melihat gaun panjang berwarna emas yang sangat tipis dan menerawang terpampang di depannya. Namun, itu tak bertahan lama saat Crystal tiba-tiba sudah berdiri di antara mereka."P-pakaian apa, itu?""Ini hadiah!" jawab Edward, enteng. Ia berdiri menghampiri Crystal yang masih mengenakan gaun mandi. "Aku harus pergi membereskan sesuatu. Sepertinya kau harus mandi lagi. Pelayan itu akan membantumu membersihkan diri.""A-apa?!" Darah Crystal berdesir setelah mendengar perkataan itu. Dia ingin membantah, tetapi langsung teringat ucapannya saat di mobil. 'Ah~ sial. Akulah yang pertama kali
Read more
23.
"Bagaimana ini, Sayang?" bisik Sandrina pada Ammar. Ia sudah tak tahu lagi harus berkata apa.Ammar menghela napas panjang. Ia duduk mengangkang dengan kedua siku berada di atas lutut. Kepalanya menunduk frustrasi memandangi putranya yang saat ini duduk santai seperti tidak ada beban setelah keributan yang putranya lakukan."Baiklah! Begini saja, jelaskan secara singkat. Apa tujuanmu menikahi Crystal? Singkat saja." Ammar yang dilanda kekhawatiran itu sepertinya mulai menyerah. "Kau tahu sendiri isi surat wasiat Delon, bukan? Tapi, kau sepertinya tidak berniat melakukannya.""Tujuan menikahi Crystal? Tentu saja. Karna saya mencintainya." Edward menjawab enteng seakan bukan masalah. "Apalagi kalau bukan itu?""Jangan bicara omong kosong!" sela Gallan di tengah-tengah pembicaraan. "Bukankah kau hanya ingin balas dendam pada Om Delon karna beliau menolak lamaranmu?""Haha." Edward terkekeh menatap Gallan yang tengah dikuasai amarah. "Aku tidak tahu kenapa kau berpikir seperti itu. Tapi,
Read more
24.
Sementara itu, beberapa jam yang lalu di kamar Edward ..."Anu, Marry ... apa kau melihat blazer berwarna cream nude yang kuletakkan di sini?" Crystal berjalan kesana-kemari sibuk mencari sesuatu. Ia sangat yakin telah meletakkan blazernya di sofa bersama aksesorisnya. Namun, entah bagaimana tiba-tiba blazernya menghilang setelah ia mandi. "Padahal aksesorisnya masih ada, tapi ...."Marry tertunduk diam. Ia bingung ingin menjelaskan dari mana. Ia juga kesal dengan kebiasaan tuannya yang suka mengambil barang Crystal tanpa izin. Beberapa waktu lalu, Edward juga mengambil sapu tangan yang pinggiran kainnya terdapat ukiran renda bertuliskan nama Crystal yang entah tuannya dapat dari mana."Tuan Muda tadi mengambilnya, Nona."Dia tidak mungkin mengatakan itu."Saya tidak tahu, Nona. Saat saya datang ke sini, sudah tidak ada blazer yang Nona sebutkan tadi. Mungkin, Nona melupakannya di suatu tempat." Marry hanya bisa mengatakan itu. Ia tidak mau terlibat masalah dua manusia itu. Terlalu me
Read more
25.
"Akhirnya selesai! Besok tinggal eksekusi. Malam ini, aku harus bersenang-senang sebelum berangkat besok ...," gumam Edward seraya melakukan peregangan otot. Kemudian, ia kembali mencium blazer yang melilit lehernya dengan penuh semangat. "Tapi, rasanya males banget harus ketemu pria itu."Edward melempar blazer Crystal ke ranjang. Kemudian, membuka kemejanya membiarkan tubuh bagian atasnya terekspos. Ia melirik ke bawah. 'Kau pasti sudah sangat tersiksa, ya. Bersabarlah.'Edward masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang terkena keringat. Sambil mandi, tak lupa dirinya bersemedi mengeluarkan beban yang selama ini dirasakan selama memikirkan Crystal."Ahh~ ogh! Yeah, I'll fuck you, Crystal. More and more. You're body so ... ugh! I want you so bad, Babe!"Selepas mandi, Edward kembali mendapati Marry yang berdiri dengan wajah tertunduk seperti menahan emosi. "Kenapa kau datang lagi?" tanya Edward sembari mengambil baju tidur yang terlipat rapi di atas ranjang."Anda benar-benar ke
Read more
26.
Terbangun dari tidur nyenyak memang impian setiap orang. Apalagi untuk para penggila uang dan kekuasan seperti Edward. Namun, paginya lagi-lagi diganggu dengan suara teriakan melengking seseorang."Edward ... kenapa kau ada di sini? Hey! Bangunlah!" Crystal sendiri merasa dejavu menyadari mereka lagi-lagi tidur seranjang. Namun, yang cukup aneh adalah dirinya tidak merasakan sakit pada bagian bawahnya. Crystal bukannya cabul, tetapi dia cukup cepat memahami situasi.Merasa Crystal terlalu berisik, Edward menarik paksa tubuh Crsytal masuk ke dalam selimut lalu memeluk pinggang wanita itu dari belakang. "Aku ada kerjaan nanti siang, sekarang aku mau tidur. Jangan berisik atau kau ku buat tidak bisa berjalan seharian nanti."Suara parau Edward membuat Crystal bergidik ngeri. Inikah suara pria yang baru bangun tidur. Terdengar seperti suara harimau mengerikan yang sedang mengeram."B-baiklah! Tidurlah! Aku harus bangun dan makan pagi. Aku cukup lapar, Edward!" Crystal beralasan agar bisa
Read more
27.
"Lapor, Tuan! Penjagaan ketat Nona sudah dimulai. Lalu, saya baru saja mendapat kabar dari rekan saya. Dia bertemu pria asing yang memperhatikan Nona dari atas pohon saat Nona jalan-jalan pagi di taman. Kami sedang dalam proses pengejaran." Ditrian melapor pada Edward yang sedang sibuk memakai dasi.'Sudah dimulai ternyata. Sial, aku sedikit lengah.' Batin Edward kesal."Di mana wanita itu sekarang?" Edward menoleh menatap tajam Ditrian.Ditrian cukup terkejut dengan tatapan itu. Ia pun menjawab dengan cepat, "Nona sedang sibuk dengan laptopnya di ruang tengah."'Dia sedang sibuk dengan acara pernikahan. Bagus, tetaplah tenang seperti itu, Crystal.' Edward sedikit lega mendengarnya."Ah, saya lupa bilang. Tadi pagi, saya mendapat pesan dari Nyonya Marry."Edward mengeryit. "Ada apa?""Nona Crystal ingin makan siang bersama anda." Ditrian agak ragu mengatakannya. Pasalnya, apakah waktunya cukup karna Edward harus segera meninggalkan Miami dan terbang ke California beberapa saat lagi.E
Read more
28.
Di atas pesawat, dengan tangan kanan memegang kukis dan tangan kiri memegang bungkus plastik, Edward tak berhenti tersenyum menatap ke depan. "Lihat, kan? Berbisnis dengan wanita ini sangat memuaskan. Dan kalian masih bertanya kenapa aku segila itu mengejarnya?" gumamnya dalam.Kukis habis. Edward melipat bungkus plastik itu se-rapi mungkin dan memasukkannya ke kantong jaketnya. 'Sial, semakin dipikir semakin aku ingin membawanya.'Sementara itu, di kediaman utama Charleston."Saya sedikit mendapat informasi tentang Nona Crystal. Dari yang saya dengar dari kesaksian para pelayan dan pegawai di kediaman tuan muda, Nona memiliki kepribadian yang sangat baik dan ramah. Pagi ini pun ada insiden di mana nona memaafkan sikap tuan yang meninggalkan beliau tanpa pamit. Bahkan Nona memberi kukis buatannya untuk tuan muda."Mendengar itu, Sandrina kembali memijit kepala dan menghela napas berat. "Sudah kuduga, akan sulit bila lawannya adalah Crystal. Putri Delon yang satu ini memang terancang s
Read more
29.
Di sebuah ruangan penuh dengan bercak darah dan barang-barang rusak yang berserakan di sana sini. Buku, berkas-berkas yang sepertinya penting, lalu yang paling menonjol adalah dua orang yang tengah bergulat dengan permainan pertahanan fisik yang pada akhirnya di menangkan oleh salah satu dari mereka yang menundukkan pihak musuh dengan pistol.Suasana mencekam terasa lebih menggila saat pria itu menyeringai tajam."Kau tak mau mengaku?" Edward berdiri di atas tubuh seseorang dan menodongkan pistol tepat di dahi orang itu."K-kau! A-anak buah ... Snake-B! Bagaimana kau bisa ada di sini?!" jerit seorang pria yang terlentang di tanah dengan tubuh bersimbah darah."Ayolah! Aku sudah enam hari di sini. Aku harus pulang dan menikah!" desis Edward mengeluh lelah.Terdengar suara tawa dari belakang. Edward pun menoleh dan seketika menatap sinis seorang pria yang duduk dengan santai menikmati rokok di tangannya."Pulanglah! Aku akan mengurus sisanya," ucap pria itu ber
Read more
30.
Pendeta, Crystal, dan Ditrian menatap Edward dengan wajah tegang dan kaku. Tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini. Tanpa diperintah, Ditrian segera mundur ke belakang dan pergi dari altar. Sebelum pergi, ia berkata pada Edward. "A-akhirnya anda datang, Tuan Muda ...." Suara Ditrian bergetar.Edward melepaskan topi yang menutupi kepalanya dan membuangnya asal. Lalu naik ke altar dan berkata pada pendeta. "Ulangi!""Apa!?" Pendeta itu terpaku."Kubilang, ulangi upacaranya. Aku adalah suami asli wanita ini. Cepat!" Edward menatap sengit pendeta itu. Edward segera menarik cincin yang terpasang di jari manis Crystal lalu membantingnya dengan keras ke depan para hadirin.Lagi-lagi semua orang terperanjat. Crystal sendiri sudah tak tahu lagi bagaimana ekspresi wajahnya sekarang. Edward benar-benar sangat berani dan tindakannya sudah di luar batas nalar."B-baiklah! Tuan Charleston!" Pendeta pun hanya bisa menghela nafasnya.Upacara berlangsung dengan suas
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status