Semua Bab Cinta Semalam dengan Calon Ipar: Bab 71 - Bab 80
143 Bab
Bab 71. Dia Sepupuku
"Calista!"Terdengar panggilan tertuju pada Calista di dalam tokonya, membuat si pemilik nama langsung menoleh. Calista melebarkan tatapannya pada dua gadis yang baru saja menginjakkan kaki di tokonya, dia tak lain adalah Natasha, dan Seina, Kakak sepupunya."Kak Natasha."Wanita yang memiliki kemiripan dengan Calista telah tiba di Indonesia, setelah tujuh tahun berada di luar negeri. Calista langsung menghambur memeluk sepupunya itu."Kak Tasha apa kabar? Kapan kakak tiba di sini?" tanya Calista memberikan sambutan hangat untuk sepupunya."Kemarin. Tapi masih belum sempat datang ke rumahmu," jawabnya dengan mengulas senyuman manis.Dulu Natasha memiliki kulit sawo matang, tidak seperti saudara lainnya yang kebanyakan memiliki kulit putih pucat, membuat saudaranya yang lain meledeknya, tapi sekarang saat sudah pulang, Natasha memiliki kulit putih bersih juga langsung mendapatkan ejekan dari Calista."Ini kakak habis oplas ya?"Melihat perbedaan kulit putih sepupunya, membuat Calista
Baca selengkapnya
Bab 72. Jangan Sampai Khilaf
Sudah menjadi kebiasaan Alvaro. Setiap jam makan siang dia selalu datang membawa makanan buat Calista dan juga mertuanya."Ayang! Aku datang cintaku."Begitulah seloroh pria muda yang sudah tidak lagi perjaka itu.Ketiga perempuan yang sedang ngobrol di dalam toko itu saling bertatapan."Tuh, ayangmu udah dateng tuh. Sono cepat samperin. Kali aja minta nenen," seru Seina.Calista langsung mendelik dan melemparkan bantal ke arah Seina. "Sembarangan aja kalau ngomong! Malu tau nggak! Ada Papa sama Mama bilang gitu."Calista berharap Mama dan juga Papanya tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Seina. Mereka memang sering bercanda, tapi Calista masih malu-malu jika sudah menyangkut tentang ranjang bersama suaminya."Yang! Di mana kamu?" Alvaro tidak mendapati keberadaan Calista, karena Calista dan juga saudaranya tengah menggelar karpet di bawah dan tertutup oleh daratan almari."Iya bentar. Aku ada di sini jawab Calista langsung beranjak dari tempat duduknya dan bergegas untuk menemui
Baca selengkapnya
Bab 73. Cemburu
"Ayo yang! Kenalin aku sama sepupumu itu. Apakah dia sama seperti Seina, menyebalkan seperti itu?"Alvaro orangnya memang suka kepo dengan urusan orang lain. Dia juga penasaran dengan gadis yang bernama Natasha, yang disebutkan oleh istrinya itu. Seina saja yang adiknya belum menikah, lantas Kakaknya juga belum nikah. Memangnya seumuran siapa yang namanya Natasha itu."Ngapain sih, kamu ngebet banget untuk ketemu sama dia. Awas aja kalau kamu sampai jatuh cinta sama dia. Aku pastikan akan mencincang-cincang terongmu itu."Agak geram Calista karena suaminya terlalu penasaran dengan kakak sepupunya yang memiliki wajah hampir mirip dengannya."Ya ampun sayang tega amat kamu ya?! Ini barangku cuman terbandrol untuk satu orang, dan itu sudah menjadi milik kamu seutuhnya, tidak akan ada perempuan lain yang akan memegangnya. Sudah tenang saja masih juga cemburuan."Calista tentukan untuk mempertemukan suaminya dengan Natasha. Karena biar bagaimanapun juga, Natasha juga ingin tahu seperti apa
Baca selengkapnya
Bab 74. Makan Hati
"Ternyata makan bersama itu rasanya nikmat banget ya? Beda kalau makan sendiri-sendiri," celetuk Natasha. Dia bisa merasakan kebahagiaan saat menikmati makan siang bersama bersama keluarga Calista.Biasanya dia menghabiskan waktunya hanya sendirian di kosan. Terkadang ada teman satu kosnya yang mengajak makan bersama."Iya. Memang kami selalu menerapkan untuk selalu makan bersama keluarga. Apakah kamu nggak pernah makan bersama dengan keluargamu?" tanya Calista berlagak seperti tengah amnesia. Bahkan Natasha saja baru pulang dari luar negeri. Bagaimana bisa dia menikmati makan bersama dengan keluarganya setiap hari.Natasha memutar bola matanya. "Ya nggak bisa lah Calista! Gimana aku bisa menikmati makanan rumahan bersama keluargaku. Orang aku saja baru kemarin nyampe sini. Selama tujuh tahun aku selalu mendekam sendirian di kosan. Hanya saja terkadang aku diajak sama teman-temanku untuk makan di luar dan nongkrong di cafe untuk mengurangi kegundahan. Kalau sekarang aku usahakan unt
Baca selengkapnya
Bab 75. Curiga
"Yang, kamu tau nggak, tadi Ratri datang ke toko. Aku juga terkejut mendapatinya di toko. Kupikir lagi beli sesuatu gitu, nggak taunya ngadu kalau bang Alka nggak mau tanggungjawab."Calista mengadu pada suaminya dan menceritakan maksud kedatangan wanita yang pernah membuat sakit hatinya."Memangnya dia ngapain datang ke sini nyariin kamu? Pasti itu cewek lagi ada maunya. Kamu jangan mudah dihasut sama dia, yang. Aku sendiri juga nggak percaya, kalau anak yang dikandungnya itu anaknya bang Alka. Kita jangan mudah tertipu daya oleh rayuan dia."Tak hanya diam saja Alka maupun Alvaro akan menyelidiki siapa sebenarnya Ayah dari anaknya dikandung oleh sekretaris Alka. Mereka tidak mau rugi dan dipermainkan oleh perempuan yang sudah diselimuti oleh emosi dan dendam. Alka maupun Alvaro yakin kalau perempuan itu menaruh dendam kesumat, makanya dia bermain licik dengan memberikan surat bukti palsu kehamilannya."Kamu yakin kalau dia tidak tengah hamil dengan bang Alka? Ya, soalnya selama ini
Baca selengkapnya
Bab 76. Aku tidak Percaya Padamu
Seminggu sudah berlalu. Ratri memberanikan diri untuk datang ke kediaman keluarga Alka. Perempuan itu benar-benar nekat ingin mengejar Alka sampai pria itu mau bertanggung jawab atas kehamilannya.Alka yang baru pulang dari kerja, sangat terkejut ketika dia melihat kedatangan Ratri yang secara tiba-tiba tanpa ada yang memberitahu ataupun menghubunginya. Alka sendiri juga sudah tidak memiliki nomor Ratri karena sudah menghapusnya."Dia. Ngapain dia ada di sini? Siapa yang sudah mengundangnya?"Alka masih ada di dalam mobil, sedangkan Ratri sudah ada di halaman rumahnya. Dengan cepat Alka bergegas keluar dari dalam mobil dan melangkahkan kakinya lebar mendekatinya."Ngapain kamu datang ke sini? Mau cari sensasi? Mau mencariku agar aku mau bertanggung jawab atas kehamilanmu itu? Perempuan munafik!"Alka tersenyum smirk menatap perut rata Ratri dengan tatapan penuh kebencian."Tidak akan. Aku tidak akan mau bertanggung jawab atas apa yang tidak aku lakukan. Walaupun aku sudah berkali-kali
Baca selengkapnya
Bab 77. Bukan Urusanku
"Jelaskan padaku dari awal pertemuan kalian, hingga membuat kalian dekat dan berakhir seperti ini. Aku sebagai orang tuanya Alka, sangat kecewa mendengar berita buruk yang menimpa anakku. Sebagai orang tua aku merasa telah gagal mendidik anakku dengan benar. Tidak disangka-sangka kalau anakku bisa melakukan hal serendah itu terhadap perempuan, tapi di sini tidak ada yang aku bela. Aku hanya ingin penjelasan yang sebenar-benarnya."Ini memang kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh Riana, berharap Ratri datang ke rumahnya dan menjelaskan tentang kejadian yang sebenarnya. Bahkan Alka sendiri tidak mau menghubunginya dengan alasan nomornya sudah dihapus."Kalau kamu memang benar-benar pernah melakukan itu dengan anakku, dan tidak pernah melakukan dengan laki-laki lain, mungkin aku masih bisa mentorerirnya, tapi jika terbukti kamu pernah tidur dengan laki-laki lain, jangan pernah meminta anakku bertanggung jawab atas janin yang kau kandung itu."Ucapan Riana agak kasar, tapi memang seperti i
Baca selengkapnya
Bab 78. Tinggallah di Sini
"Kamu tidak bisa seenak jidatmu sendiri Alka! Bisa-bisanya kau mengatakan kalau itu bukan urusanmu, karena alasan tidak bisa bayar kau bisa menggunakan tubuhnya untuk menjadi pelampiasan. Kalau memang dia terbukti tengah mengandung anakmu, kau harus tetap mempertanggungjawabkannya!"Riana sangat malu memiliki anak yang susah diatur. Dari dulu Alka memang sudah nakal, tapi dia selalu saja menutupinya dari sang suami. Dia selalu berkilah jika suaminya bertanya tentang keseharian Alka yang jarang masuk kantor. Padahal dia sudah memahami seperti apa kelakuan anaknya di luar."Varo! Ada apa di dalam rumah? Kok sepertinya Mamamu lagi marah-marah?"Alvaro menggelengkan kepalanya. Dia sendiri juga tidak tahu ada drama apa di dalam rumahnya."Mana kutahu Pa. Aku kan baru pulang sama Papa. Pasti Abang yang bikin masalah lagi," jawab Alvaro.Bayu yang baru pulang dari kantor bersama dengan Alvaro juga dibuat bingung oleh istrinya yang tengah berteriak-teriak. Mereka akhirnya memutuskan untuk men
Baca selengkapnya
Bab 79. Kumpul Kebo
"Sial! Dia itu benar-benar perempuan pembawa sial! Orang kayak gitu ditampung di rumah ini. Bisa-bisa ketularan virus yang dibawanya."Dengan memasuki kamarnya Alvaro menggerutu. Calista yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi, dia menautkan alisnya saat mendapati suaminya datang dengan omelan yang tidak tahu tertuju pada siapa."Kamu itu pulang-pulang ngapain udah ngomel-ngomel kayak gitu sih, yang?" tanya Calista dengan berjalan ke arah sofa, dan hanya mengenakan handuk sebatas dada. Sudah tidak malu lagi di depan suaminya, semua yang ada ditubuhnya sudah bukan barang asing lagi di mata suaminya.Dia menghenyakkan tubuhnya di sebelah suaminya yang menyandarkan kepalanya di sofa, wajahnya nampak lelah dan kusam."Itu si Papa. Perempuan pembawa sial itu ada di sini, lebih tepatnya lagi ada di rumah ini. Papa menyarankannya untuk tinggal di sini sampai bayinya lahir."Tatapan Calista tertaut pada suaminya. Wanita mana yang dimaksud oleh suaminya, dia tidak mengerti."Wanita mana m
Baca selengkapnya
Bab 80. Dia Harus Pergi
Ratri membawa semua barang-barangnya ke rumah Alka karena sudah mendapatkan izin dari Bayu untuk tinggal di rumahnya dia semakin senang saja hingga semua barang-barang yang dimilikinya yang semula ada di rumahnya kini dipindahkan ke rumah keluarga Alka.Riana Alvaro dan juga Calista hanya menatapnya heran sedangkan Alka memutuskan untuk berdiam diri di dalam kamarnya tidak mau bertegur sapa dengan perempuan yang sudah menjebaknya dalam masalah."Serius, dia benar-benar mau pindahin ke sini ma?" tanya Calista menoleh pada mertuanya yang masih terbengong melihat Ratri menjinjing kopernya masuk ke dalam rumah.Sudah seperti rumahnya sendiri aja Ratri tidak ada sungkan-sungkannya. Bahkan ia tidak peduli kalaupun Riana memberikan tatapan tidak suka padanya."Sepertinya iya. Papa kamu sudah memberi dia izin untuk tinggal di sini sampai bayinya dilahirkan," jawab Riana. "Lihatlah. Dia seperti orang yang tidak tahu malu. Mama itu tidak benci sama dia, tapi Mama hanya ingin bukti yang benar-be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status