Semua Bab Cinta Semalam dengan Calon Ipar: Bab 81 - Bab 90
143 Bab
Bab 81. Kuanggap Sampah
"Di mana perempuan itu ma?" tanya Alka menuju ruang tengah di mana Mamanya masih duduk bersama Calista. Mereka tidak berdaya dengan pikirannya berkecamuk, ingin mengusir tapi tidak memiliki wewenang karena di rumah itu hanya Bayu yang berkuasa.Riana dan juga Calista menoleh pada Alka. Nampak begitu marah wajah Alka yang memerah dengan sorot matanya tajam. Dia juga melihat kepalan tangan Alka yang siap untuk menonjok siapapun di saat sudah tersulit emosi."Dia ada di kamar tamu di lantai dua sebelah ujung," jawab Riana dengan raut wajahnya masam dan tatapannya tidak nyaman."Kamar kamu yang paling ujung? Kalau begitu aku akan datang ke sana."Alka langsung bergegas menuju lantai dua di kamar tamu untuk menemui Ratri yang kemungkinan sangat senang karena mendapatkan fasilitas yang sebelumnya tidak pernah dirasakan."Ratri Apakah kau ada di dalam tanya Alka dengan menggodor-gedor pintunya.Tidak punya sopan santun bagi Alka. Dia ada di rumahnya sendiri, dan dia hendak mengusir tamu yang
Baca selengkapnya
Bab 82. Dikasih Hati Minta Jantung
Langit yang awalnya cerah oleh gemerlap bintang, kini berubah mendung hitam tanpa adanya sinar rembulan. Malam itu Calista tak henti-hentinya keluar masuk kamar mandi karena perutnya merasakan mual yang berlebihan. Kepalanya berdenyut sakit hingga membuatnya mengeluh. Bahkan Alvaro juga tidak bisa tidur, dia siaga membantu memijat tengkuk yang katanya terasa sangat berat, bahkan tubuhnya saja sampai gemetaran tidak bertenaga."Kamu itu kenapa sih, yang? Kayaknya kamu lagi masuk angin nih. Aku beliin tolak angin dulu ya? Biar lekas membaik. Aku lupa tidak menyediakan obat-obatan, biasanya kotak p3k di rumah isinya penuh obat, sekarang udah nggak bersisa."Alvaro benar-benar gelisah melihat istrinya yang sedang sakit. Dia bahkan tidak tega untuk meninggalkannya ke toko untuk membeli obat. "Yang! Aku panggilin Mama dulu ya, untuk menemani kamu di sini, biar aku pergi dulu ke apotik untuk membeli obat buat kamu."Dengan cepat Calista menggeleng dengan meraih lengan suaminya."Tidak p
Baca selengkapnya
Bab 83. Perhatian Mertua
Semalaman Alvaro tidak bisa tidur, selain menjaga istrinya yang sakit, dia juga masih teringat oleh ucapan Ratri yang tengah merayunya.Benar-benar gila itu perempuan berani merayunya."Varo! Gimana kondisi Calista? Apa dia sudah membaik?" tanya Riana datang ke kamar Alvaro.Riana tidak tahu kalau menantunya semalaman tengah sakit, bahkan Alvaro sendiri tidak memberitahunya, pembantu rumah tangganya pagi-pagi sekali pas dia bangun langsung memberitahunya."Belum ma, tapi dia sekarang bisa tidur. Rencananya aku bawa ke rumah sakit, tapi dianya nggak mau. Pusing juga aku kalau dia yang sakit. Kurasa dia masuk angin, kecapean. Aku udah peringati nggak usah kerja, aku kan usah tambahin pegawai di tokonya, tapi tetep aja dia nggak mau dengerin, kalau sakit gini kan ngerepotin.""Hus! Omonganmu itu nggak baik. Jangan gitu. Kamu Menikahinya hanya untuk kau ambil enaknya doang? Enak saja. Jangan ngomong kek gitu, suami yang baik itu setia buat jagain, bukan malah ngeluh gitu."Raina mengayunk
Baca selengkapnya
Bab 84. Positif Dua Bulan
"Bagaimana dengan kondisi istri saya Dok? Apakah dia perlu dirawat di rumah sakit, atau bisa rawat jalan?"Alvaro mengikuti dokter Dita yang menaruh tas dinas berisi peralatan medis di atas meja."Apakah ada penyakit yang membahayakannya?" tanya Alvaro begitu khawatir. Dia ingin segera mengetahui secara detail dari hasil pemeriksaan dokter.Dokter Dita mengulas senyumnya, terlalu perhatian Alvaro pada istrinya, dan itu membuatnya salut. Tidak semua laki-laki selalu berpikir sama, bahkan kebanyakan dari mereka mengabaikan kesehatan pasangannya."Tunggulah sebentar Mas Varo. Kan sekarang masih di tes urine, bersabarlah sebentar lagi akan diketahui hasilnya. Nanti kalau memang harus dirawat di rumah sakit, yang nggak papa, lebih enak mendapatkan infus dan juga mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter , tapi kalau nggak terlalu serius, cukup obat jalan saja, tapi perlu diingat, pola makannya harus teratur dan juga bergizi, ditambah lagi dengan istirahat yang cukup biar lekas membaik.
Baca selengkapnya
Bab 85. Siapa yang Menghamilimu?"
"Apa?! Jadi istriku sudah hamil dua bulan dok? Dokter serius dengan ucapan dokter. Dokter tidak lagi berbohong kan?"Alvaro dibuat terkejut setelah mendapatkan penjelasan dari dokter Dita. Dia bahkan tidak menyadari kalau istrinya tenang hamil muda."Tentu saja benar apa yang saya katakan mas Varo. Kalau mas Varo masih tidak percaya, Mas Varo bisa tes ke laboratorium, di rumah sakit."Alvaro menoleh pada Calista yang masih terbangun juga di atas ranjang."Yang! Jelaskan padaku. Siapa yang sudah menghamilimu? Kenapa kehamilan kamu sudah berumur dua bulan. Padahal pernikahan kita masih berumur satu bulan."Refleks Calista mendelik dan melemparkan bantal ke muka suaminya."Kurang ajar sekali kamu, ya! Bisa-bisanya kau menuduhku telah berselingkuh dengan orang lain. Sekarang aku tanya sama kamu. Waktu kamu menikmati tubuhku, apakah aku sudah tidak perawan lagi?"Alvaro melepas tawanya dan menghambur memeluk istrinya. Dikecupnya berkali-kali tanpa malu dilihat oleh dokter Dita."Sorry yang
Baca selengkapnya
Bab 86. Masihkah Kalian Berkutik?
Malam itu semua keluarga berkumpul di ruang makan termasuk Ratri juga ikut bersama dengan mereka.Calista seharian itu sudah mulai membaik dia diberikan makanan yang bergizi dan juga buah-buahan banyak. Alvaro menunjukkan perhatiannya sampai tidak mengizinkan istrinya untuk melakukan apapun."Papa, Mama akan memberitahu sesuatu sama Papa," ucap Riana melirik ke arah suaminya yang duduk di sebelahnya sembari membuka piring yang tertutup.Riana tidak sabaran untuk bercerita pada suaminya jika di keluarganya tengah dikaruniai kebahagiaan yang berlimpah, walaupun ada masalah yang cukup memberatkan mereka dengan masalah yang ditanggung oleh Alka."Mama mau cerita apa sama Papa? Apakah tidak sebaiknya kalau kita makan dulu sebelum bercerita. Ini di ruang makan, waktunya kita makan dulu sebelum menceritakan sesuatu yang bikin horor. Papa nggak mau mendengar lagi cerita-cerita yang bikin mood tapi hilang seperti saat itu."Bayu menegaskan pada istri dan juga anak-anaknya agar tidak bicara di
Baca selengkapnya
Bab 87. Sampah, tetaplah Sampah
EkhemDeheman keras membuat Calista yang tengah duduk di pinggiran kolam renang refleks terkejut. Dia menoleh ke belakang dan mendapati Ratri yang tengah membawakannya secangkir jus dan juga buah-buahan segar.Entah apa yang membuat Ratri begitu perhatian padanya, setelah mengetahui dirinya tengah hamil. Calista selalu menaruh kecurigaan padanya, meskipun begitu, dia cuma diam dan tidak mau menuduhnya secara langsung, atas kecurigaannya."Halo Calista. Bagaimana kondisimu? Apakah sekarang sudah lebih baik?" tanya Ratri dengan meletakkan nampan di meja kecil yang ada di sebelah Calista.Calista mengangguk dengan menatap ke arah nampan berisi jus dan buah-buahan segar yang diletakkan di atas meja."Iya, aku baik-baik saja," jawab Calista dengan mengulas senyumnya tipis.Walaupun ia tidak menyukai Ratri, tapi ia tidak mau menunjukkan kebenciannya itu. Sesama wanita, pasti akan merasakan sakit hati jika diperlakukan tidak baik oleh semua orang."Ini aku buatkan jus untukmu. Aku juga sudah
Baca selengkapnya
Bab 88. Perawan Tua
Hari itu Calista sangat senang karena orang tuanya dan juga sepupunya datang untuk menjenguknya. Setelah dikabarkan dia tengah sakit waktu itu, membuat orang tuanya khawatir. Mereka ingin menjenguk anaknya, apalagi Alvaro juga mengabarkan bahwa istri tengah hamil muda, membuat Kamila dan Geraldi tidak sabaran untuk segera datang menjenguknya."Wah, Mama sama Papa datang untuk menjengukku? Kakak juga menepati janjinya buat datang ke sini?"Calista dan juga Riana menyambut kedatangan keluarga Calista dengan sangat baik. Riana langsung mengajak mereka masuk ke dalam rumahnya."Mari silakan masuk. Jeng Kamila dan Mas Geraldi tadi apa nggak buka tokonya? Kok pagi-pagi udah tiba di sini. Mana ke sini nggak bilang dulu, kami nggak nyiapin apapun kalau gini."Riana merasa canggung karena saat besannya datang ke rumah, dia tidak menyiapkan makanan apapun, bahkan keluarganya saja hanya sarapan seadanya dengan nasi goreng."Tidak perlu repot-repot Jeng. Memang kami sengaja datang ke sini yang
Baca selengkapnya
Bab 89. Dia Ingin Merebutmu
Semakin mesra saja hubungan Calista dengan Alvaro. Alvaro memperlakukannya seperti seorang putri kerajaan, dilarang melakukan apapun termasuk mandi saja harus menunggu dia pulang dari kantor."Sayang? Anak kita nanti cewek apa cowok, ya? Kalau cewek pasti cantik seperti kamu, kalau cowok pasti ganteng seperti aku," ujarnya dengan menyabun perut rata Calista.Calista melempar pandangnya gemas dengan ucapan suaminya. Dari jaman purba sampai jaman orde baru, sifat anak pasti akan menurun dari orang tuanya sendiri, tidak mungkin mencontoh orang lain."Dari dulu, sebelum nenek moyang kita lahir, kalau anak cewek pasti akan seperti Mamanya, dan kalau cowok pasti akan seperti Papanya. Itu dari jenisnya, tapi kalau untuk wajah ataupun watak, udah beda lagi. Tiap bayi yang lahir itu sudah dibekali oleh sifatnya masing-masing, dan kebanyakan, kalau cowok itu banyak yang menurun sifat Mamanya, dan cewek sebaliknya, kebanyakan dari anak cewek selalu menurun sifat Papanya. Keturunan cewek ataupun
Baca selengkapnya
Bab 90. Dia Harus Pergi
"Calista kamu ngapain? Kalau nggak lagi sibuk, kamu bisa temani Mama nggak?" tanya Riana.Hari itu di kediaman Bayu tengah ada acara sosialita teman-teman arisan Riana. Riana sangat sibuk untuk menyiapkan banyak makanan buat tamu-tamunya, dan pagi itu dia sengaja ingin mengajak Calista berbelanja. Calista yang tidak memiliki kesibukan bahkan memang dilarang suaminya untuk melakukan aktivitas yang berlebihan, dia setuju dengan ajakan mertuanya usia kandungannya juga sudah mulai menginjak empat bulan, dirasa cukup kuat saat dia beraktivitas sedikit di luar."Mau lah ma. Memangnya kita mau ke mana?" tanya Calista keluar dari dalam kamarnya saat itu weekend Alvaro sendiri masih tidur, karena semalaman dia begadang menonton bola.Setibanya di luar pintu dia mendapati keberadaan mertuanya yang sudah berdandan rapi."Mama mau mengajakmu ke pasar buat beli keperluan bikin makanan. Bibi di rumah sangat sibuk menyiapkan banyak makanan. Kasihan juga kalau beliau diminta untuk pergi ke pasar juga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status