All Chapters of Wanita Pemuas Untuk Presdir: Chapter 71 - Chapter 80
158 Chapters
Cinta Yang Mendarah Daging
"Tuan apa ini anda?" Wanita itu bergumam dan terus menatap pria yang terkapar tak berdaya di depannya. Biasanya Raymond selalu terkapar tak berdaya di sampingnya tapi kali ini penyebab terkaparnya berbeda. Dia terus melamun hingga seorang Dokter membuyarkan lamunannya. "Ra, pasien tidak akan sembuh jika kamu hanya menatapnya." Suara Dokter wanita itu membuat Rara tersentak kaget. "Baik Dok." Segera dia mendekat dan mengangkat tangan Raymond.Rara terus memeriksa tangan Raymond dengan air mata yang terus jatuh. Tangan itulah yang dulu selalu membelai rambutnya, mengelus pipinya dan terkadang tangan itu pula yang berbuat kasar terhadapnya. "Tangan ini." Dia terus bergumam, air matanya membanjiri pipi bahkan sampai terjatuh tepat di tangan Raymond. Dengan lembut dia mengoleskan salep agar luka bakarnya tidak bisa kering tak hanya itu dia juga memeriksa keadaan pria yang pernah menjadi kekasihnya tersebut. Rara ingin keluar dari ruang UGD karena pekerjaannya hari ini telah usai t
Read more
David Terbang Ke Selandia Baru Sekarang!
Rara menghela nafas dalam-dalam, dia mendongakkan kepala agar air matanya tak kembali jatuh. Dia membenahi masker yang dikenakan, kemudian berjalan mendekati Raymond. Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa cairan infus, dengan tangan bergetar Rara menulis hasil yang dia dapat. Melihat Raymond yang juga melihatnya membuat Rara semakin bergetar hebat, air mata menganak sungai di pelupuk mata, jantung kembali berdetak tak menentu. "Kenapa gugup sekali?" tanya Raymond dengan dingin. Selama dua tahun tak bertemu sang Tuan masih saja dingin, persis ketika mereka pertama kali bertemu. Rara hanya bisa menggeleng, dia tidak berani mengeluarkan suara. Kini waktunya Rara memeriksa tangan Raymond, tangan pria itu terlihat melepuh hal ini membuat Rara tak tega. Dia mendekati Jessica yang sibuk memainkan ponsel, karena saat Rara memeriksa Raymond tadi Jessica menerima panggilan telpon. "Saya akan mengoleskan salep Nona." Ucapan Rara begitu lirih, hal ini sengaja dia lakukan agar Raymon
Read more
Takut Kehilangan
David telah tiba di Selandia baru, dia segera pergi menemui Raymond yang kebetulan saat ini sendirian di ruang rawat inapnya. "Bagaimana bisa seperti ini Tuan?" David begitu cemas melihat luka bakar yang dialami oleh atasannya tersebut. "Entahlah David, api dengan cepat menyulut tanganku." Tak ingin David terus bertanya keadaannya, Raymond meminta asistennya itu untuk menyelidiki suster yang bertugas berkeliling di rumah sakit ini. "Kenapa saya harus menyelidikinya Tuan?" tanya David penasaran dengan tujuan Raymond. "Aku melihat Rara, dan suster itu seperti Rara." Mendengar jawaban Raymond, David nampak terkejut bagaimana bisa Rara berada di negara Selandia baru? Dilarang bertanya apa-apa oleh Raymond, David mengangguk paham dia segera keluar untuk mencari informasi. Setelah mendapatkan informasi, dirinya kecewa karena ternyata suster itu bukanlah Rara melainkan orang lain. "Bagaimana bisa Tuan Raymond tidak bisa membandingkan Nona Rara dan orang lain?" gumam David. Dia se
Read more
Menerima Cinta
"Pak Rey." Rara memanggil Reyhan sembari mengetuk pintu. Tak berselang lama kemudian, Reyhan membukakan pintu. "Ada apa Ra?" Wanita itu terlihat menghela nafas dalam-dalam, dia berharap keputusan yang dia buat saat itu tepat. "Sa sa-ya bersedia menjadi kekasih anda Pak Rey." Pria itu menatap sang wanita dengan lekat, dia malah mematung mendengar jawaban yang selama ini dinantikan. "Pak Rey, kenapa anda diam saja. Apa tawaran itu sudah tidak berlaku?" Sambil melambaikan tangan di depan wajah Reyhan. Seketika pria itu menggeleng, tawaran itu masih berlaku hanya saja dia tidak menyangka jika wanita yang begitu dia cintai menerima cintanya malam ini. "Apa kamu yakin Ra?" tanyanya untuk meyakinkan. "Saya yakin Pak Rey, saya mau menerima tawaran anda, setelah saya lulus nanti kita bisa menikah, saya tidak ingin tinggal bersama tanpa ada ikatan pernikahan." Spontan Reyhan memeluk Rara dengan erat, itulah yang dia impikan menjadi pendamping Rara. "Aku sangat bahagia sekali Ra, ter
Read more
Bertemu Rara
"Aku punya alasan yang kuat Kenapa aku melakukan hal itu!" Raymond tidak mau disalahkan atas peristiwa itu."Sudahlah Tuan semua telah terjadi, anda sendiri juga akan menikah begitu pula dengan saya dan Rara." sahut Reyhan.Raut wajah Raymond berubah, memang benar apa yang dikatakan Reyhan tapi cintanya terhadap Rara begitu besar dan sudah mendarah daging di hatinya.Setelah melakukan pemeriksaan, Reyhan menyampaikan hasilnya, semua terlihat normal tapi untuk lebih akuratnya harus dilakukan rontgen.Ketika akan berbalik dan keluar sekumpulan dokter masuk, mereka inilah yang akan melakukan operasi pada tangan pria berkuasa itu.Reyhan tersenyum pada dokter-dokter tersebut lalu dia keluar.Entah mengapa hatinya begitu was-was melihat banyak dokter yang masuk ke dalam ruang rawat inap mantan tuannya itu.Jessica yang baru saja kembali dari membeli makanan nampak panik dengan banyaknya dokter tapi setelah dia tahu jika mereka ditugaskan untuk melakukan operasi dia pun lega."Luka bakar an
Read more
Jangan Tinggalkan Aku
Perawatan intensif yang diberikan Reyhan dan juga Dokter bedah membuat Raymond pulih dengan cepat, kini tangannya kembali seperti sedia kala tanpa ada cacat sedikit pun. "Anda sudah boleh pulang Tuan." Sebelum Raymond keluar rumah sakit Reyhan memberikan resep obat pada David, dia meminta agar David rutin mengingatkan Raymond akan obat yang harus diminum. Setelah keluar dari rumah sakit, saat itulah dia memikirkan rencana untuk menemui mantan wanitanya. Siang itu Rara keluar mencari makan, hari ini dia enggan sekali makan siang di kantin rumah sakit sehingga dia memutuskan mencari makan di tempat lain. Saat dia berada di parkiran sebuah tangan menariknya masuk ke dalam mobil. Rara memberontak berusaha untuk melepaskan diri. "Lepas!" Ketika dia tahu siapa orang yang menariknya ke dalam mobil, seketika tubuhnya menjadi lemas, tubuh yang aktif mencari celah kabur kini terdiam bahkan mematung, rasa kesal berubah menjadi rasa aneh yang sulit dijelaskan oleh kata-kata. "Sayang." Suar
Read more
Tak Mampu
"Tuan jangan." Sekali lagi Rara meminta pada Raymond agar tidak melakukan apa-apa tapi Raymond tidak cukup kuat menahan hasrat yang muncul, hingga bibirnya dengan cepat mengunci bibir Rara.Bibir yang semula mengatakan jangan perlahan berkhianat, tangan yang awalnya terus mendorong bidang datar pria itu juga mulai tenang bahkan turut menggenggam tangan yang kini menggenggamnya.Kerinduan serta cinta yang terus bergejolak membuat keduanya hanyut dalam rasa cinta, bibir mereka menyatu dalam satu kegiatan yang dulu sering mereka lakukan.Mata mulai terpejam menikmati setiap kecupan lawan mainnya, nafas mulai memburu ketika paru-paru sudah mulai kehabisan persediaan gas oksigennya."Sayang." Nafas keduanya memburu.Baik Raymond maupun Rara kini terlihat mengambil udara dalam-dalam, keduanya saling pandang dan mulai ada rasa malu."Maaf Sayang, aku tak bisa melawan keinginan untuk tidak menyentuhmu." Klarifikasi kecil terucap setelah semua terjadi, tentu Rara hanya bisa mengangguk karena m
Read more
Apa Kamu Tidak Merindukan Aku?
"I Love you Sayang." Tiga kata cinta dari Reyhan pagi itu membuat Rara terdiam, baru saja dia keluar dari mimpi indah bersama Raymond dan di dunia nyata dia dikagetkan dengan kata cinta dari pria yang kini menjadi kekasihnya. Reyhan mengusap rambut Rara kemudian dia beranjak dari tempat tidur. "Ayo bersiap," ajaknya. Kini mereka berdua bersiap akan berangkat setelah menyantap roti dan minum segelas susu. Memang menu pagi mereka hanya seperti itu, roti dan susu sudah cukup mencukupi gizi hingga siang nanti. Seperti biasa sesampainya di rumah sakit Rara melambaikan tangan pada Reyhan yang hendak melajukan mobilnya kembali. Setelah Reyhan pergi, dengan cepat Rara masuk ke dalam rumah sakit, dia ingin segera mengerjakan pekerjaannya yang ditinggal kemarin. Wanita itu cukup sibuk hari ini hingga dia mengabaikan ponsel yang sedari tadi berdering. Tak terasa jam makan siang telah datang, sama halnya kemarin David datang kembali untuk meminta Rara datang ke hotel. Alasan Raymond yang
Read more
Dilema Terbesar
Mereka berdua saling menatap, hingga perlahan bibir Raymond turun dan menyambar bibir wanita yang kini berada di bawah kungkungannya. Keduanya hanyut dalam cinta membara, suara decakan bibir mereka semakin terdengar jelas membuat keduanya semakin menggila. "Aku sudah tidak bisa menahannya lagi Sayang." Suara Raymond begitu berat, bagian bawahnya juga semakin keras dan membesar membuat celananya penuh sesak. "Tapi Tuan...." Belum melanjutkan kata-katanya Raymond sudah menjatuhkan bibirnya kembali. Kali ini Raymond tidak menerima alasan apapun, mereka saling mencintai jadi apa salahnya bercinta. "Tuan sudah."Pautan mereka terlerai karena Rara mendorong bidang datar Raymond dengan kuat. "Bagaimana dengan Pak Rey Tuan, mengertilah." Emosi Raymond seketika datang, dia paling tidak suka jika Rara terus saja memikirkan Reyhan dan memintanya mengerti. Sudah jelas-jelas dia tidak mencintai Reyhan tapi mengapa selalu saja memikirkan dokter itu. "Reyhan terus, kenapa sih kamu selalu memi
Read more
Saran Yang Membuat Bingung
"Sayang besok aku harus segera kembali ke tanah air." Sambil membelai rambut wanitanya Raymond berpamitan. "Secepat itu kah Tuan." Wanita itu nampak tidak rela jika sang pria harus kembali ke negaranya. "Perusahaan memerlukan pemimpinnya, Mama juga datang dari benua putih." Meski tidak rela tidak ada yang bisa wanita itu lakukan, selain merelakan pria yang dia cintai kembali ke negaranya. "Baiklah Tuan, kira-kira kapan anda datang kesini lagi?" Raymond menggeleng, dia tidak tahu kapan harus kembali lagi yang pasti jika ada waktu luang dia akan menemui Rara. Sepulang dari hotel, seperti biasa Rara menyiapkan makanan untuk Reyhan, dia juga membersihkan rumah dan menyiram tanaman. "Capeknya." Wanita ini meregangkan otot-ototnya yang kaku karena full aktivitas. Rara belajar sambil menunggu Reyhan tapi sampai dia selesai wanita itu tidak mendengar tanda-tanda Reyhan pulang. Wanita itu turun ke bawah untuk mengecek dan memang benar Reyhan belum pulang. Hingga larut Reyhan tak kunj
Read more
PREV
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status