All Chapters of Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan: Chapter 101 - Chapter 110
152 Chapters
Fachri Kaget Dengan Perubahan Fitri
Fachri terlihat tidak mampu lagi menyembunyikan rasa marahnya pada Gus Fatur. Wajahnya terlihat begitu emosi dengan segala hal yang sudah di lakukan oleh Gus Fatur. Fachri menaruh curiga yang cukup besar pada Gus Fatur. Sehingga ia masih memiliki sedikit rasa amarah dalam diri Gus Fatur.Angin kencang tidak mampu menahan Fachri untuk berjalan cukup jauh. Dia membawa motornya dengan kecepatan yang begitu tinggi. Angin itu mulai menusuk sela-sela bajunya. Tetapi itu tidak cukup meredakan emosi dari Fachri saat ini. Menghangatkan sedikit tubuhnya yang di buat dingin oleh angin malam. Fachri memilih untuk menepikan tubuhnya di sebuah gerobak wedang jahe. Tentu jahe adalah rempah yang cocok untuk kondisi dingin seperti ini. Fachri pun segera memesan satu porsi wedang jahe. Fachri terkejut, saat masuk ke dalam tenda pedagang tersebut. Dia melihat Fitri yang sedang merapikan meja yang ada di dalam tenda tersebut. "Sedang apa kamu di sini?" Tanya Fachri pada Fitri. Fitri yang senang denga
Read more
perintah Kiayi Musthofa
Berat untuk menceritakan apa yang tengah di alami oleh Khadijah saat ini. Apalagi ini ada sangkut pautnya dengan tanah yang ada di belakang pondok pesantren. Tentu saja ini akan menjadi persoalan yang cukup pelik bagi semua orang yang ada di dalam pondok pesantren. Terutama bagi seorang kiayi Musthofa yang merupakan pucuk pimpinan dari pondok pesantren. Ada rasa khawatir yang di rasakan oleh kiayi Musthofa. Sehingga tidak heran kiayi Musthofa mungkin akan semakin khawatir dengan kondisi dari Khadijah.Gus Fiment sama sekali tidak mampu berkata-kata lagi. Saat dia harus menceritakan semuanya pada ayahnya sendiri. Dia tahu, ayahnya akan bersedih dengan semua yang akan terjadi. Sehingga ia harus menggunakan kata-kata yang setidaknya tidak akan melukai perasaan kiayi Musthofa. Bibir Gus Fiment mulai bergetar, tak kala ia melihat kiayi Musthofa yang semakin tidak berdaya. Rasanya itu seperti hal yang tidak pernah bisa di duga oleh Gus Fiment. Sama sekali perasaan yang cukup rapuh di rasak
Read more
Berangkat Ke Pondok Pesantren
Tidak alasan lagi bagi seorang Deni untuk menolak ajakan dari ayahnya bertemu dengan Dini. Ini sudah saatnya Deni mengajak ayahnya bertemu dengan Dini. Ada kerinduan yang harus di sampaikan oleh ayahnya pada Dini. Sekali pun, Dini belum tentu membalas kerinduan yang datang pada ayahnya tersebut.Dengan hati yang penuh kegembiraan, ayah Deni berharap akan mendapatkan respon positif dari Dini. Rasanya ini akan menjadi pertemuan yang cukup krusial yang akan di lakukan oleh dirinya. Mengingat apa yang sudah terjadi pada dirinya dan Dini selama ini. Menjadi satu hal yang sulit untuk bisa di lupakan. Ayah Dini adalah seorang yang cukup vital dalam hidup Dini saat ini."Ayah sudah tidak sabar bertemu dengan adik kamu. Melihat dia dengan hijab sekarang. Rasanya ini akan menjadi kejutan besar dalam hidup Ayah," ucap ayah Deni."Semoga saja Ayah. Dini juga akan senang dengan apa yang terjadi pada saat ini. Mudah-mudahan dia akan senang dengan kedatangan Ayah di hari ini," ucap Deni dengan wajah
Read more
Gus Fiment Masih Ragu
Gus Fiment terlihat begitu bersedih dengan apa yang terjadi di saat ini. Dia melihat bagaimana Khadijah yang masih belum di temukan. Begitu juga dengan apa yang di lakukan oleh Ferdi. Itu sudah jauh di bawah kendali dari dirinya. Gus Fiment ingin melakukan sesuatu yang mungkin bisa merubah segalanya. Tetapi ia sadar, ini terlalu cepat dalam mengubahnya. Hal yang tidak mudah bagi seorang Gus Fiment yang begitu rapuh di saat ini.Gus Fiment melihat ke arah brangkas besar berwarna hitam. Di mana di dalam brangkas itu tersimpan banyak surat penting yang di miliki oleh pondok pesantren. Salah satu surat yang ada di dalam brangkas, tentu adalah surat tanah di belakang pondok pesantren. Surat yang begitu di inginkan oleh Ferdi saat ini. Tidak heran, ia begitu bernapsu untuk mendapatkan surat itu.Gus Fiment menghampiri brangkas besar itu. Sebelum ia meletakkan tangannya di atas brangkas. Dia ingin mengenang banyak kenangan manis yang di milikinya dengan brangkas besar tersebut. Begitu juga d
Read more
Upaya Gagal Dari Khadijah
Malam kembali datang dengan suara binatang buas yang terdengar begitu nyaring. Angin pun mulai menusuk ke dalam tubuh Khadijah. Di mana cuaca di malam ini begitu dingin dengan desir angin yang cukup kuat. Waktu tidur bagi kedua penculik itu sudah hampir tiba. Keduanya sudah begitu lelah menjaga Khadijah di gubuk tua tersebut. Mereka pun ingin segera mengistirahatkan tubuh mereka dengan segera tidur yang lelap. Salah satu dari penjahat itu, langsung tertidur saat begitu menentangkan tubuhnya di atas tikar. Dia pun segera tertidur dengan begitu pulas. Mengingat waktu tidur yang sudah datang menjemput. Melihat rekannya yang sudah tertidur, penjahat satunya lagi pun ikut tertidur. Tetapi dia yang masih melihat Khadijah membuka matanya sembari melakukan istighfar. Segera meminta Khadijah untuk tidur di saat ini. Penjahat itu tidak ingin Khadijah terus membuka matanya. Menginginkan Khadijah segera tidur seperti yang di lakukan oleh dirinya dan rekannya. "Kamu tidak tidur?" Tanya penculi
Read more
Ayah Dini Tiba
Suara klakson yang khas dari mobil Deni. Segera di hampiri oleh bi Sanih yang berada di dapur. Dia terlihat begitu antusias dengan apa yang di dengar olehnya. Sudah lama ia tidak mendengar suara klakson dari mobil Deni tersebut. Suara klakson yang terkadang membuat bi Sanih riang gembira. Melihat Deni ada di depan rumahnya. Bi Sanih segera menghampiri Deni dengan raut wajah yang begitu gembira. Dia benar-benar tidak menyangka, Deni akan datang kembali ke desa tersebut. Selain kedatangan dari Deni yang membuat bi Sanih terkejut. Kedatangan dari ayah Deni yang bernama Suprapto. Juga cukup membuat bi Sanih begitu gembira. Ini jauh di luar apa yang di pikirkan oleh bi Sanih. Sama sekali ia tidak memikirkan hal ini akan terjadi pada dirinya. "Ya Allah Mas Deni. Pak Suprapto. Bibi senang banget kalian datang ke sini," ucap bi Sanih sembari menggenggam tangan Deni. Deni menunjukkan bagaimana dirinya yang begitu sopan. Dia mencium tangan bi Sanih dengan begitu lembutnya. Menunjukkan sikap
Read more
Rintangan Bagi Gus Fiment
Gus Fiment sudah membawa semua bukti yang akan di bawa olehnya ke kantor polisi. Terlihat dengan jelas, bagaimana Gus Fiment sudah siap melaporkan penculikan yang di lakukan oleh Ferdi pada pihak berwajib. Mengingat apa yang di lakukan oleh Ferdi adalah tindakan kriminal. Sehingga ada kewajiban bagi Gus Fiment untuk melaporkan semua yang sudah di lakukan oleh Ferdi. Baru akan menyalakan motor miliknya. Gus Fiment sudah harus menerima cobaan yang begitu berat. Ban motor yang semalam baik-baik saja. Tetapi di pagi ini, secara mengejutkan bocor. Tentu saja Gus Fiment kesal dengan realita yang harus di hadapi olehnya. Gus Fiment pun merasa apa yang terjadi pada dirinya adalah hal yang kurang baik. Tetapi Gus Fiment tetap akan mendatangi kantor polisi. Guna melaporkan apa yang telah terjadi pada Khadijah. Gus Fiment segera bergegas ke arah kamar Fachri. Tentu Gus Fiment ingin meminjam motor Fachri. Sehingga ia akan pergi ke kantor polisi mengunakan motor Fachri. Tidak keberatan bagi Fac
Read more
Meminta Tolong
Sudah hampir 5 pesan di kirim oleh Deni pada Dini. Dia mengabarkan jika dirinya dan ayahnya sudah berada di rumah bi Sanih. Tetapi Dini tidak jua membalas pesan dari Deni. Dini hanya membaca pesan tersebut. Tanpa sedikit pun ingin membalas pesan yang di berikan oleh Deni. Pesan keenam yang sudah di kirim oleh Deni pada Dini. Berharap akan mendapatkan jawaban yang di inginkan. Tetapi pesan keenam itu pun masih menjadi misteri. Dini sengaja tidak mengaktifkan nomor handphone miliknya. Mungkin cara itu sengaja di lakukan oleh Dini demi menghindari pesan lainnya yang akan di kirim oleh Deni. Pak Suprapto yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Dini. Meminta pada Deni untuk menelpon Dini. Tetapi Deni segera mencari alasan, jika Dini sudah membalas pesan dari dirinya. Dia mengatakan jika Dini saat ini masih mengajar. Sehingga ia tidak bisa segera menghampiri ayahnya dan Deni. Sedikit kecewa, tetapi pak Suprapto tetap mewajarkan apa yang di lakukan oleh Dini. Mengingat Dini harus teta
Read more
Mimpi Buruk Kiayi Musthofa
Kiayi Musthofa langsung bangun dari tidurnya. Dia terlihat begitu terkejut dengan mimpi buruk yang di alami. Di mana ia bermimpi hal buruk terjadi pada Khadijah.Fatimah yang sedang menjaga kiayi Musthofa. Terlihat terkejut saat mendengar suara teriakan dari kiayi Musthofa. Dia terhentak, sebelum menghampiri kiyai Musthofa."Ada apa Mbah?" Tanya Fatimah panik."Mbah tadi mimpi Khadijah. Dia ketakutan, di kejar oleh dua laki-laki berbadan besar. Mbah khawatir akan hal buruk terjadi pada Bibi mu," ucap kiayi Musthofa dengan wajah pasrah."Astaghfirullah, semoga itu bukan hal buruk yang akan menimpa Bibi. Aku jadi khawatir Mbah," ucap Fatimah dengan wajah semakin panik."Mbah benar-benar khawatir dengan kondisi Bibi kamu. Khawatir keselamatan dari Khadijah. Ini akan semakin terlihat buruk, tetapi Mbah selalu berdoa akan keselamatan dari Bibi kamu," ucap kiayi Musthofa.Melihat kiayi Musthofa yang semakin panik. Fatimah segera menenangkan kakeknya tersebut. Dia memeluk tubuh lunglai kiayi
Read more
Dihadang
Entah siapa yang melakukan tindakan yang kurang baik pada Gus Fiment. Tetapi semua kendaraan yang ada di pondok pesantren. Secara tiba-tiba rusak begitu saja. Ini cukup membingungkan bagi seorang Gus Fiment. Tidak heran, apa yang terjadi saat ini cukup membuat Gus Fiment keheranan. Ia pun bertanya akan kondisi yang terjadi pada Gus Fiment saat ini. Mengingat seperti ada seseorang yang sedang melakukan sabotase pada Gus Fiment.Tidak peduli dengan kondisi kendaraan yang tiba-tiba tidak bisa di gunakan. Gus Fiment pergi ke kantor polisi dengan menumpang angkutan umum. Dia mencoba memberhentikan setiap angkutan umum yang melintas. Tetapi tidak satu pun angkutan umum itu berhenti tepat di depan Gus Fiment. Sehingga Gus Fiment terlihat begitu kebingungan dengan sikap para sopir angkutan umum."Tidak penuh. Tetapi kenapa mereka tidak mau berhenti. Seperti ada yang aneh saja," ucap Gus Fiment dengan raut wajah bingung.Angkutan berikutnya mungkin bisa menjadi opsi lain yang akan di dapat ole
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status