Semua Bab Terpesona Gus Tampan, Usai Dicampakkan Mantan: Bab 71 - Bab 80
152 Bab
Rasa Penasaran Gus Fiment
Baru masuk ke dalam ruang kerjanya. Fachri langsung di panggil oleh Gus Fiment untuk menghadapnya. Ada suatu hal yang ingin di bicarakan oleh Gus Fiment pada Fachri. Sehingga ia segera memanggil Fachri untuk masuk ke dalam ruang kerjanya. Tanpa pikir panjang, Fachri segera mendatangi ruang kerja Gus Fiment. Dia penasaran dengan apa yang ingin di bicarakan oleh Gus Fiment. Sehingga ia di panggil masuk ke dalam ruang kerjanya. Sampai di ruang kerja Gus Fiment, dengan mengucapkan salam. Fachri terlihat begitu bingung, sebab ia masih sedikit bertanya-tanya akan pemanggilan yang di lakukan oleh dirinya oleh Gus Fiment. "Ada apa Abi memanggil ku ke sini?" Tanya Fachri dengan raut wajah penasaran. "Duduk dulu. Abi hanya ingin bertanya beberapa hal pada mu," ucap Gus Fiment. Fachri segera duduk di kursi di depan Gus Fiment. Dia masih terlihat penasaran dengan pertanyaan yang ada di dalam hatinya. Entah mengapa Gus Fiment tiba-tiba memanggil dirinya ke ruang kerja. Tidak biasanya hal ini
Baca selengkapnya
Rencana Penculikan
Gus Fatur nampak bingung untuk mencari cara lain dalam mendapatkan tanah di belakang pondok pesantren. Sudah banyak cara di lakukan oleh dirinya. Tetapi tidak ada satupun yang berhasil. Gus Fatur pun merasa begitu we frustasi. Mengingat semua cara yang di lakukan oleh dirinya sama sekali tidak berhasil. Hal yang tidak pernah bisa di bayangkan oleh Gus Fatur. Gus Fatur terus memasang wajah yang murung. Wajah yang kurang di sukai oleh Ferdi. Sehingga Ferdi pun tidak segan untuk memarahi Gus Fatur yang terlihat sudah putus asa dalam mendapatkan tanah milik ayahnya tersebut. Gus Fatur merasa sudah berada di jalan buntu. Tidak ada pilihan lain yang bisa di lakukan oleh Gus Fatur. Itu yang membuat Gus Fatur seperti sudah mati rasa untuk mendapatkan tanah tersebut. "Kamu mau menyerah?" Tanya Ferdi dengan wajah kesal. "Bagaimana lagi. Segala usaha sudah kita lakukan. Tetapi tidak ada hasilnya sama sekali. Kegagalan seolah bersahabat dengan kita. Sehingga aku tidak yakin setiap usaha lain a
Baca selengkapnya
Sedikit Berubah
Sadar ia yang tidak mungkin bersaing dengan Fachri. Menciptakan satu sikap yang cukup aneh di tunjukkan oleh Gus Fiment akan Dini. Ia terlihat mulai menjauh dari Dini. Menghindari kedekatan yang akan menimbulkan perasaan yang lebih di dalam hatinya.Dini memanggil Gus Fiment dengan suara yang begitu keras. Dia segera menghampiri Gus Fiment saat tahu, Gus Fiment sadar akan suara teriakan yang di lakukan oleh dirinya. Namun Dini sedikit kecewa, saat Gus Fiment kurang suka dengan cara Dini yang berteriak memanggil nama Gus Fiment."Assalamualaikum Gus," sapa Dini."Wallaikumsallam," jawab Gus Fiment.Dini tersenyum melihat Gus Fiment yang terlihat semakin mempesona."Din. Kalau bisa. Jangan manggil seseorang itu dengan suara teriakan yang kencang. Itu tidak baik. Sama sekali tidak baik. Ingat itu," ucap Gus Fiment dengan tegasnya.Dini pun langsung merasa bersalah dengan apa yang sudah di lakukan. Dia segera menunduk sembari meminta maaf pada Gus Fiment."Maafkan saya Gus. Saya janji, ti
Baca selengkapnya
Jalan Sore
Menikmati matahari yang terbenam dengan indahnya. Seakan menjadi hal yang cukup indah di rasakan oleh Fachri. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan emas itu. Sehingga ia berniat mengajak Dini untuk menikmati momen yang cukup indah tersebut.Satu pesan segera di kirim Fachri pada Dini. Pesan yang cukup manis itu, seketika membuat Dini bersemangat untuk menikmati suasana sore yang indah tersebut. Dini tidak ingin melewatkan momen yang cukup indah tersebut. Ia pun mengiyakan ajakan dari Fachri untuk menikmati suasana sore.Dengan pakaian yang sederhana, Dini sudah lebih dulu menunggu Fachri di depan gapura pondok pesantren. Dia antusias untuk segera menyaksikan bagaimana matahari terbenam dengan begitu indahnya. Hal yang jarang Dini lihat di kota. Mungkin itu yang membuat Dini merasa begitu penasaran dengan matahari yang di janjikan oleh Fachri. Fachri senang saat melihat Dini yang antusias di depan gapura pondok pesantren. Dia segera menghampiri Dini, untuk segera menyapanya. Hal yang m
Baca selengkapnya
Firasat Buruk
Tanpa sengaja, Khadijah menjatuhkan gelas berisi air panas yang di minta oleh kiayi Musthofa. Entah apa yang membuat dia begitu ceroboh. Sehingga lupa memegang gagang gelas tersebut. Alhasil, gelas kaca itu pun jatuh ke atas lantai. Menciptakan suara yang cukup keras terdengar oleh banyak orang. Fatimah yang juga mendengar suara gelas yang jatuh tersebut. Segera datang ke dapur untuk menemui Khadijah. Mungkin dia bisa menolong Khadijah dalam membersihkan pecahan beling yang berserakan. Sehingga Khadijah tidak akan membersihkan gelas itu sendirian saja. "Ada apa Bi?" Tanya Fatimah dengan raut wajah penasaran. "Tidak ada apa-apa. Hanya saja aku ceroboh. Sehingga menjatuhkan gelas ini," jawab Khadijah mulai membersihkan pecahan beling. Fatimah segera menunduk, membantu membersihkan pecahan beling yang berserakan di atas lantai. Dia terlihat begitu berhati-hati, saat membersihkan pecahan beling yang ada di atas lantai. Berbeda dengan Khadijah yang terlihat begitu sembrono. Tak ayal, t
Baca selengkapnya
Insiden Siomay
Matahari terbenam, tentu menjadi hal yang paling di tunggu oleh banyak orang. Semua orang yang pergi ke pantai, tentu merasakan perasaan yang cukup sumringah saat akan melihat momen yang ada. Tidak ada yang membuat orang lain kecewa, selain melihat bagaimana matahari terbenam dengan perasaan yang gembira. Itu yang di rasakan oleh semua orang. Juga di rasakan oleh Dini yang akan melihat secara langsung matahari terbenam.Tidak mungkin menjadi momen yang yang langka. Saat melihat matahari terbenam tidak dengan makanan yang akan mengganjal perut. Sepertinya makanan dengan porsi yang tidak terlalu banyak.Fachri melihat gerobak siomay yang tidak jauh dari tempat dirinya berada. Fachri segera menghampiri gerobak siomay itu. Tentu ia ingin memesan dua porsi siomay untuk dirinya dan Dini. Tanpa bertanya terlebih dahulu pada Dini. Mengingat Dini yang tidak suka dengan makanan pedas."Boleh pesan dua porsi siomaynya Pak?" Ucap Fachri."Makan sini atau bungkus?" Tanya balik penjual siomay."Mak
Baca selengkapnya
Perubahan Fitri
Merenung selama seharian di dalam kamarnya. Fitri pun mulai menemukan sisi dari dirinya yang selama ini memang sudah berlebihan. Di mana Fitri memang menjadi seorang gadis agresif yang seharusnya tidak di lakukan. Tetapi Fitri melakukan semua itu demi mendapatkan apa yang di inginkan oleh dirinya. Padahal dengan cara itu, Fitri sama sekali tidak mendapatkan apa yang di inginkan olehnya. Sebaliknya, dia justru malah mendapatkan banyak pertentangan dari orang lain. Sehingga perubahan di rasa harus di lakukan oleh Fitri. Sehingga ia akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Fitri tidak merubah penampilan dari dirinya yang terlihat sedikit simpel. Hanya saja, mungkin dia akan merubah sikapnya yang selama ini kurang baik. Etika Fitri harus segera di perbaiki. Sehingga ia akan terlihat baik di hadapan seorang Fachri. Itu yang harus di lakukan oleh Fitri saat ini. Fitri langsung mempraktekkan apa yang coba di rubah dari dirinya. Dia mendatangi bi Sanih dengan suara yang cukup lembut. Menanya
Baca selengkapnya
Sunset
Cahaya jingga sudah terlihat menutupi sebagian langit. Pertanda matahari akan segera terbenam di ufuk barat. Momen yang tidak boleh di lupakan oleh semua orang. Beberapa orang mulai menyalakan handphone mereka. Mencoba merekam apa yang terjadi saat ini. Pancaran sinar matahari benar-benar terlihat begitu meredup. Mulai kalah dengan gelap yang membungkus bumi. Tugas matahari yang sudah selesai di hari ini. Orang-orang mulai bersorak saat momen matahari terbenam dengan begitu indahnya. Pengalaman yang jarang di rasakan oleh sebagian orang. Sehingga mereka terlihat begitu gembira bisa melihat matahari yang perlahan pergi tenggelam di makan gelap malam yang datang. Dini pun tidak ingin melewatkan momen yang cantik di hadapannya. Dia segera mengambil handphone, sebelum menyalakan kamera di handphone miliknya tersebut. Pengalaman yang tidak akan pernah bisa Dini lupakan. Sama sekali, ini adalah pengalaman yang cukup berkesan bagi seorang Dini melihat matahari terbenam di ufuk barat denga
Baca selengkapnya
Penculikan Khadijah
Hampir sudah mencoba beberapa kali. Tetapi mesin printer miliknya masih tidak berfungsi dengan baik. Padahal Khadijah harus segera memprint beberapa lembar dokumen penting. Dia pun segera menuju ruang guru. Menggunakan mesin printer yang ada di ruangan tersebut. Sial bagi Khadijah, semua mesin printer di ruangan itu. Sama-sama mengalami kerusakan. Tentu saja itu cukup membuat kesabaran dari Khadijah sedikit teruji. Mengingat Khadijah yang harus segera melakukan print terhadap dokumen yang ada. Khadijah terdiam sejenak. Menenangkan dirinya yang mulai emosi dengan kejadian di hari ini. Mesin printer yang tiba-tiba harus rusak secara bersamaan. Sama sekali ini adalah momen yang paling di benci oleh Khadijah tentunya. "Kenapa mesin printer ini pada rusak. Padahal lagi aku butuhkan. Mau tidak mau, aku harus pergi ke tukang fhoto copy. Sehingga aku bisa segera memprint seluruh dokumen penting ini," ujar Khadijah. Khadijah segera membawa flashdisk kecil miliknya. Menyimpan alat mungil it
Baca selengkapnya
Pulang
Tiba di depan gapura pondok pesantren. Perasaan canggung langsung di rasakan oleh Dini saat melihat Gus Fiment. Apalagi Dini saat ini sedang bersama dengan Fachri. Tentu ada sedikit rasa canggung yang di rasakan oleh Dini saat bertemu dengan Gus Fiment. Dini tidak berani melihat wajah Gus Fiment. Ia hanya menunduk saat berpapasan dengan Gus Fiment. Padahal Gus Fiment berada di hadapannya. "Habis dari mana kalian?" Tanya Gus Fiment pada Fachri dan Dini. "Kami habis melihat sunset di pantai Abi. Tadi itu pengalaman yang cukup seru. Apalagi Dini pertama kali lihat sunset. Jadi itu cukup berharga untuk dia bisa menyaksikan sunset dengan pemandangan yang ada," jawab Fachri dengan wajah sumringah. "Wih seru banget itu pasti," ujar Gus Fiment. "Abi sendiri mau ke mana sekarang?" Tanya Fachri. "Abi mau pergi ke tukang photo copy. Abi mau menyusul Khadijah. Tadi flashdisk dia ketinggalan satu. Abi mau mengantarkan flashdisk ini ke dia," jawab Gus Fiment. Gus Fiment segera pergi dari had
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status