Semua Bab Menjadi Istri Kedua CEO: Bab 71 - Bab 80
127 Bab
71
Ivana Wijaya tidak memiliki kesibukan yang berarti. Setelah bercerai dari Anan Pradipta dan menjadi seorang janda kaya raya, Ivana lebih sering menghabiskan waktunya di galeri seni miliknya. Sesekali melemaskan tangan kanannya untuk mengukir entah apa pun di atas kanvas. Awalnya Ivana hanya iseng guna mengisi waktu kosongnya. Namun secara perlahan dan pasti, bergulat dengan cat-cat berwarna itu membuat Ivana nyaman dan ingin terus melakukannya.Kali ini, di pagi hari yang mendung, Ivana coretkan gambar secara asal yang entah apa. Itu muncul secara tiba-tiba dari pikirannya dan Ivana menorehkannya begitu saja. Cat warna hitam lebih banyak menjadi dominan seolah-olah sedang Ivana sampaikan suasana hatinya saat ini.“Tentang apa itu?” tanya sebuah suara yang Ivana hentikan goresan tinta pada kanvasnya. “Tangan kamu mulai lemas, benar?”Ivana mendengkus. “Ngapain?” Ivana bertanya dengan ketus. Banyu Himawan datang dengan wajah semringah dan Ivana dalam kondisi hati yang tidak baik untuk m
Baca selengkapnya
72
Kinar sadar, jika sudah bersuami dan terlambat datang bulan artinya memang ada sesuatu yang lain yang terjadi. Antara siap dan tidak siap, ini sudah menjadi bagian dari keputusan yang Kinar ambil untuk menikah dengan Anan. Hendak menolak, rasanya juga tidak mungkin karena itu sudah terjadi. Ingin berlari, tapi ke mana? Anak ini kehadirannya sudah sangat ditunggu-tunggu oleh Anan. Meski bukan dari rahim wanita yang diinginkan oleh Anan sejak dulu, tapi Kinar adalah istri sahnya yang sejak awal dinikahi untuk memberikan pria konglomerat itu seorang keturunan.“Kenapa?” tanya Anan yang datang tanpa bersuara. Dari arah belakang tubuh Kinar, Anan melemparkan senyumnya yang terpantul oleh cermin di kamar mandi. “Ada yang kamu pikirkan?”Kinar tidak menutupi perihal kegundahan hatinya dan mengangguk dengan perlahan. “Kalau hamil bagaimana?”Pertanyaan yang seharusnya tidak Kinar ajukan malah mengundang tawa dari mulut Anan. Dan seolah tidak memusingkan hal tersebut, pria itupun tertawa denga
Baca selengkapnya
73
Sejak semalam setelah asumsi jika Kinar hamil tercetus, Anan menjadi rungsing sendiri. Pria itu mengeluh tidak bisa terlelap yang membuat Kinar kesal setengah mati. Rengekan demi rengekan Anan suarakan membuat Kinar muak dengan sendirinya. Apa pun alasan yang telah Kinar gunakan sebagai jawaban tidak menjadikan Anan tenang dan semakin ribut bak angin putting beliung.“Ayolah, Nar. Ini sudah subuh, loh,” kata Anan merayu Kinar untuk mengecek air kencingnya. “Katanya waktu yang paling tepat untuk mengecek keakuratan air kencing adalah pagi hari di saat kamu merasakan ingin pipis. Ayolah, Nar.” Sekali lagi masih terus merayu.Kinar berdecak sebal. Perilaku Anan mirip anak kecil yang sedang merengek meminta mainan kesukaannya. Rasa kantuk Kinar belum sepenuhnya terbayarkan karena Anan mengusiknya terus-menerus. Dan sungguh suaminya itu tidak merasa bersalah sama sekali dengan bertingkah seperti ini di pagi buta.“Langsung ke rumah sakit, ‘kan, bisa,” jawab Kinar santai seraya memeluk guli
Baca selengkapnya
74
Rumput juga bisa merasakan sakit. Bunga juga memiliki rasa sakitnya tersendiri. Lalu manusia juga sama seperti rumput dan bunga. Disadari maupun tidak, manusia bisa merasakan sakit yang datangnya tanpa bisa di duga-duga. Termasuk Zahra Amira yang lebih banyak diamnya setelah penatnya aktivitas hari ini.Sore hari di Bandung selalu punya kisah dengan pemandangan yang berbeda. Mentari sore tidak menampakkan diri untuk kembali ke paraduan. Langit mendung sudah menggelayuti sejak pagi dan tanda-tanda untuk menjatuhkan airnya tidak juga kunjung datang. Sehingga satu hari ini hanya suasana mendung seperti ini saja.Zahra duduk di kursi kebesarannya. Memandang gedung-gedung pencakar langit yang berada dekat dengan gedung miliknya. Kerlap-kerlip lampu mulai bermunculan dan cahayanya memantul satu sama lain. Suara klakson yang berasal dari bawah dengan kemacetan yang luar biasa adalah gambaran Bandung di setiap harinya. Tidak peduli pagi maupun sore hari, kendaraan akan terus padat merayap bak
Baca selengkapnya
75
“Kamu benci karena kamu cinta. Kamu menangis karena kamu benci. Sederhananya adalah, katakan saja kamu tidak ingin ada pengakhiran alih-alih dilabeli ditelantarkan. Aku benar, ‘kan, kamu takut ditelantarkan? Kamu takut untuk mengakui memiliki perasaan dan memilih marah-marah tidak jelas seperti ini,” kata Kinar.Tidak peduli jika pendapat yang Kinar utarakan akan menyakiti perasaan lawan bicaranya. Kinar hanya tidak terbiasa untuk memendam pendapatnya. Jika menurutnya memang begitu, maka akan Kinar sampaikan sesuai yang ada di dalam kepalanya. Jika memang tidak benar, Kinar memilih diam atau paling banter mengedikkan bahunya acuh. Lagi pula berkata jujur demi kebaikan seseorang bukan suatu hal yang sulit. Menyakitkan pada awalnya namun ada hasil yang cukup memuaskan untuk dipetik kemudian hari.“Kamu dan mulut kamu, tidak bisakah jangan terlalu jujur? Kinar, kamu selalu sepolos ini atau memang sengaja ingin menyakiti hatiku? Kenapa kamu begitu gamblang menyampaikan isi hatimu?” tanya
Baca selengkapnya
76
Kinar memakan lolinya. Sembari menunggu Anan yang akan datang menjemput. Sedangkan Rena telah menghilang dari hadapannya sejak beberapa menit yang lalu. Wanita itu dalam suasana hati yang buruk sehingga bergegas hengkang begitu Kinar telah usai mencaci makinya. Tidak secara sepenuhnya namun baik Kinar maupun Rena saling melempar hinaan yang berakhir dengan tawa masing-masing. Setelah adegan itu, hubungan keduanya tidak merenggang atau harus menjadi hambar. Jalinan pertemanan keduanya telah lama terbentuk sehingga membuatnya saling memahami satu sama lain.“Aduh, kenapa permen ini terasa sangat manis?!” Kinar mengeluarkan dari mulutnya. Menatapnya sebentar lalu kembali memasukkannya. “Hanya permen yang bisa membuat kewarasanku terjaga. Meski aku harus merintih setelah ini.”Kinar embuskan napasnya. Menatap sekeliling kafe yang semakin ramai seiring tenggelamnya mentari. Beberapa pekerja yang usai merampungkan pekerjaannya mulai berdatangan dengan rombongannya. Tawa yang tersungging di
Baca selengkapnya
77
“Maka jangan menikah,” kata Anan yang keluar dari dalam lalu duduk di samping Kinar. Senyumnya terukir dengan sangat manis namun siapa yang sangka perkataannya cukup nyelekit untuk di dengar? “Menikah bukan soal mewahnya tempat, gedung, sajian makanan atau apa pun yang faktanya cukup mencekik kamu. Biaya, seadanya saja. Mahar yang perlu kamu siapkan cukup yang tidak memberatkan kamu tapi juga tidak merendahkan pihak mempelai wanita. Jadi, jika kendala biaya masih menjadi topiknya, maka lebih baik urungkan saja dulu.”Kinar tidak bisa berbuat banyak mendengar nasihat yang Anan berikan. Meski melihat ekspresi di wajah saudara jauhnya menahan amarah, seluruh keuangan di sini tetap Anan yang memberikan. Sedangkan Kinar hanya bertugas mengaturnya. Membuat list dari apa-apa saja yang diperlukan dalam satu bulan dan membatasi semua pengeluaran seminim mungkin. Jadi tidak semena-mena Kinar bisa membantu keluhan saudaranya yang hendak menikah.“Saya hanya meminta tolong. Kinar, kamu bisa, ‘kan
Baca selengkapnya
78
Di pagi hari itu, setelah kekacauan yang menyerang rumah Anan dan Kinar secara dadakan. Terik matahari dari timur tetap bersinar seperti biasanya. Tidak ada alasan bagi matahari pagi untuk tidak melakukan tugasnya kecuali jika cuaca hujan datang tiba-tiba. Matahari juga sama seperti manusia pada umumnya yang menjalankan tugasnya dan memang selalu seperti itu.Reno bermain dengan Brandon. Kucing orange kesayangannya itu tidak pernah jauh-jauh dari Reno. Menempel bak perangko dan selalu mengikuti ke mana pun langkah Reno. Bocah berambut kribo itupun merasa senang saja saat diikuti. Dan saat Reno sedang mandi, Brandon dengan setianya menunggui di depan pintu kamar mandi.Jika melihat pemandangan seperti itu, rasanya menyenangkan, ‘kan? Anan secara tidak langsung terhibur. Bibirnya akan tertarik ke kanan dan ke kiri bak orang paling bahagia sedunia. Atau mungkin memang hidup selalu sederhana begitu. Hanya Anan saja yang terlalu tegang menghadapi cara kerjanya.“Kamu tidak menangis?” tanya
Baca selengkapnya
79
Siapapun kamu, sekalipun dunia tidak mengenalmu namun saat kamu menikahi seseorang yang mempunyai kuasa, percaya atau tidak, hidupmu akan berubah 360 derajat. Secara sepenuhnya, kamu memiliki kekuasaan yang tidak diberikan secara langsung. Yang jika kamu menggilai sebuah kehormatan, maka akan kamu pergunakan dengan semena-mena pemberian itu. Dunia dan cara kerjanya memang unik dan tidak bisa ditebak begitu saja. Kamu yang bukan apa-apa akan menjadi orang penting saat menikahi orang yang sangat penting. Seakan-akan dunia akan memandangmu.Kinar Dewi hanyalah seorang penulis novelis dengan genre romansa yang mengangkat tema paling banter di negeri ini yakni pernikahan. Di mana beberapa remaja dan orang dewasa percaya jika menikah itu adalah ide yang buruk. Menikah, mungkin bagian dari ibadah karena hal itu telah tertulis dalam setiap kitab yang ada di berbagai agama. Namun juga ada yang mengumpati soal pernikahan itu sendiri.“Buang-buang duwit.”Ada yang mengatakan begitu. Bagi pemuja
Baca selengkapnya
80
Hari ini Kinar menjadi pendengar yang baik. Tidak bisa dijabarkan secara penuh menjadi pendengar namun Kinar bisa menemukan ide untuk konflik barunya yang akan masuk ke dalam novelnya. Lumayan membantu, sih, dan Kinar harus berterima kasih kepada Teguh yang mau membuka pandangan perihal pernikahan.“Cukup membantu, Bu?” tanya Teguh saat melihat Kinar dengan wajahnya yang penuh binar terus menyunggingkan senyum di bibirnya. “Saya senang melihatnya. Jadi tidak sabar ingin membaca buku baru Ibu lagi.”“Penulisnya sudah ada di hadapan kamu bahkan menjadi istri dari atasan kamu. Yakin masih ingin membacanya? Setidaknya kamu harus muak karena selalu melihat saya. Bukan malah berniat ingin memeluk novel sampah ini.”Kinar menunjuk-nunjuk bab barunya yang ada di laptop membuat Teguh mendelik sebal. Pria itu berdecak tanpa rasa canggung dan Kinar mendengkus diakhiri dengan senyuman.“Tidak ada karya sampah kecuali mereka yang melakukan plagiat. Apa Ibu tahu jika novel-novel Ibu paling laris da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status