All Chapters of Belenggu Cinta Sang Billionaire: Chapter 151 - Chapter 160
296 Chapters
Bab 151. Hal yang Harus Disampaikan
Kaivan menatap cemas Krystal yang tengah diperiksa oleh sang dokter. Tampak raut wajah Kaivan menjadi panik dan ketakutan yang melanda dirinya. Kaivan tak henti-henti mengumpati atas kebodohan dirinya sendiri. Andai dia menceritakan lebih awal maka hal ini tidak akan pernah terjadi. Ya, Kaivan memang menyesali semuanya. Dia tahu ini adalah kesalahan terbesarnya. Namun, menyesal sekarang adalah percuma. Semua telah terjadi. Fokus Kaivan saat ini adalah mengurus kekacauan ini. Kaivan yakin berita di luar sana tentang dirinya dan Citra telah tersebar luas.Saat sang dokter sudah memeriksa keadaan Krystal; Kaivan segera mendekat pada dokter itu dengan wajah yang semakin panik.“Bagaimana keadaan istriku?” tanya Kaivan dengan raut wajah cemas pada sang dokter.“Tuan Kaivan, istri Anda baik-baik saja. Tapi saya minta jangan membuat istri Anda memikirkan sesuatu hal yang membebaninya. Kandungan masih trimester pertama sangat rawan, Tuan. Terlebih saat ini kondisi kandungan Nyonya Krystal lem
Read more
Bab 152. Tetap Sama dan Tak Berubah
“Maaf mengganggu waktu, Paman dan Bibi. Tapi ada hal yang ingin aku sampaikan pada kalian.”Suara Citra dengan bibir bergetar dan nada yang terdengar penuh rasa bersalah. Citra menundukan kepalanya, tak berani menatap Farel dan Elisa.Tampak Farel terdiam kala mendengar apa yang diucapkan oleh Citra. Pun Elisa ikut terdiam kala mendengar apa yang diucapkan oleh Citra.“Apa yang ingin kamu sampaikan, Citra?” Farel bertanya dengan tatapan dingin pada Citra.“Aku ingin minta maaf untuk kejadian hari ini, Paman. Sungguh, aku minta maaf. Ini semua kesalahanku. Bukan kesalahan Kaivan. Dengan segala kerendahan hatiku, aku minta maaf pada Paman dan Bibi. Akibat berita yang tersebar hari ini, pasti keluarga Paman menanggung malu,” ucap Citra dengan nada yang penuh rasa bersalah dan mata yang mulai berembun. Farel mengembuskan napas kasar. “Kenapa kamu melakukan ini, Citra? Kamu tahu hari ini adalah hari resepsi pernikahan Kaivan dan Krystal. Di sini bukan hanya nama baik Kaivan yang dipertar
Read more
Bab 153. Penolakan Krystal
Pelupuk mata Krystal bergerak. Perlahan Krystal mengerjapkan mata dan mulai membuka matanya. Saat Krystal melihat cahaya matahari menembus jendala—dia langsung menyipitkan matanya. Memijat pelan pelipisnya. Kepalanya sedikit pusing. Krystal berusaha menggali ingatannya di mana dia berada. Sebuah kamar megah yang dia yakin bahwa kamar ini adalah hotel berbintang lima. Akan tetapi, kenapa bisa ada di kamar hotel ini? Apa yang terjadi padanya?“Kamu sudah bangun?” Suara berat Kaivan sontak membuat Krystal terkejut.“K-Kaivan?” Krystal terperanjat terkejut melihat Kaivan masuk ke dalam kamar. Seketika Krystal membatu. Melihat Kaivan membuat ingatannya langsung terkumpul. Bagaikan kepingan-kepingan puzzle yang kembali menyatu.Ya, Krysal mengiat semuanya. Kejadian di pesta, lalu berakhir dengan tadi malam dirinya berdebat dengan Kaivan dan dirinya pun pingsan. Semua penjelasan Kaivan yang mucul dalam benak Krystal saat ini. Namun, nyatanya penjelasan itu hanya bagaikan omong kosong belaka
Read more
Bab 154. Api yang Semakin Tersulut  
Kaivan tidak menyerah begitu saja meski berkali-kali Krystal menolak dirinya. Pun Krystal memintanya untuk segera pergi. Tapi Kaivan tetap bersikeras untuk tetap berada di sisi sang istri. Semakin Krystal meminta diberikan jarak maka semakin Kaivan mengikis jarak itu. Kaivan tidak bisa meninggalkan istrinya yang bahkan saat ini kondisinya begitu lemah.“Pulanglah, Kai. Aku ingin sendiri.” Krystal bangkit dari ranjang, dan memilih meninggalkan Kaivan yang sejak tadi tak henti menatapnya.“Tidak, Krys. Aku tidak akan pulang. Aku akan tetap ada di sini,” tegas Kaivan penuh penekanan.“Terserah.” Krystal melangkah masuk ke dalam kamar mandi, dia mengabaikan keberadaan Kaivan. Ya, sebenarnya Krystal ingin sekali pergi menjauh dari Kaivan. Tapi kenyataannya semua sulit karena Kaivan tidak juga pergi darinya.Kaivan memejamkan mata. Meredakan amarah dalam dirinya. Bertepatan dengan Krystal yang berada di dalam kamar mandi, dering ponsel Kaivan berbunyi. Tampak raut wajah Kaivan kesal melihat
Read more
Bab 155. Pergilah Sejauh Mungkin dan Tidak Perlu Kembali Lagi!
“Krys, dengarkan aku. Kamu salah paham. Demi Tuhan aku tidak memiliki hubungan apa pun dengan Citra. Dia menghubungiku tadi pasti karena ingin minta maaf atas semua kekacauan terjadi, Krys.”Kaivan menggedor pintu kamar hotel Krystal yang telah tertutup rapat. Ya, sejak di mana Citra menghubunginya—Krystal memilih mengunci kamar hotel. Istrinya itu bahkan tidak mau membuka pintu sedikit pun. Bisa saja Kaivan mendobrak pintu kamar hotel ini tetapi, Kaivan tetap harus mengendalikan dirinya. Dia tak mau memaksa sang istri. Terlebih Kaivan mendengar Krystal yang tengah menangis. Ingin rasanya Kaivan memeluk Krystal. Namun, dalam hal ini adalah tidak mungkin. Krystal masih begitu marah dengannya.“Kystal buka pintunya, Krys!” seru Kaivan dengan keras.“Pergi, Kai! Kalau kamu masih ada di sini aku bersumpah akan melukai diriku sendiri! Sekarang pergi!” bentak Krystal dari dalam kamar hotel yang sontak membuat raut wajah Kaivan berubah. Tampak pancaran mata Kaivan menggelap kala mendengar Kr
Read more
Bab 156. Di Luar Sana Banyak Orang yang Menginginkan Krystal Bahagia
Suara ketukan pintu membuat Krystal yang tertidur pulas di atas sofa empuk langsung membuka kedua matanya. Perlahan Krystal mengerjapkan mata beberapa kali kala mendengar suara ketukan pintu itu.Tampak kening Krystal mengerut ketika ada yang mengetuk pintu. Ya, ingatan Krystal langsung berputar kejadian beberapa jam lalu—di mana dirinya berdebat dengan Kaivan meminta Kaivan untuk pulang. Menangis dari pagi membuat Kystal akhirnya ketiduran di atas sofa. Bangun-bangun kepalanya sudah sedikit sakit.“Krystal?” Suara gedoran pintu dari luar bersamaan dengan memanggil nama Krystal. Sontak Krystal langsung menyadari kalau yang datang bukanlah Kaivan.“Aryan? Itu kamu?” tanya Krystal seraya bangkit berdiri dan mendekat ke arah pintu.“Iya, ini aku, Krys.” Aryan menjawab dari luar kamar.Krystal mendesah pelan. Rupanya yang menggedor pintu adalah Aryan. Bukan Kaivan. Paling tidak saat ini, Krystal tidak harus berdebat. Jujur saja, Krystal lelah jika harus berdebat dengan Kaivan. Meminta Kai
Read more
Bab 157. Untuk Apa Kamu ke Sini?
“Nyonya Citra, Anda bisa sakit kalau terus menangis seperti ini.” Marike—asisten Citra menegur Citra yang sejak tadi tidak henti menangis. Sejak di mana Citra bertemu dengan Kaivan—wanita itu tidak henti menangis.“Marike, apa yang harus aku lakukan sekarang? Kaivan membenciku,” isak Citra dengan air mata yang tak henti berlinang membasahi pipinya.Marike terdiam sejenak melihat keadaan Citra. Ada rasa iba dalam dirinya. Sudah lebih dari dua jam, tapi Citra tak kunjung berhenti menangis. Bossnya ini akan selalu menyalahkan diri atas apa yang terjadi. Padahal, apa yang terjadi sudah terjadi. Tidak akan pernah berubah. Namun setidaknya bisa diperbaiki. Walau kemungkinan utuh tidaklah mungkin.“Nyonya, apa Anda tidak mau menemui Nyonya Krystal? Paling tidak Anda menjelaskan dan juga meminta maaf padanya, Nyonya,” kata Marike memberikan saran pada Citra.“Kaivan melarangku menemui Krystal, Marike. Padahal aku ingin sekali bertemu dengannya. Paling tidak sebelum aku meninggalkan Indonesia,
Read more
Bab 158. Memilih pergi
“Untuk apa kamu ke sini, Citra?”Suara Krystal bertanya dengan nada dingin pada Citra yang ada di hadapannya. Ya, wanita yang datang pada Krystal saat ini adalah Citra. Sorot mata Krystal menghunus begitu dingin dan tajam pada Citra. Tampak raut wajah tak suka akan kedatangan Citra begitu terlihat di wajah cantik Krystal.“Krystal, boleh kita bicara sebentar?” tanya Citra dengan pelan seraya menggigit bibir bawahnya.“Maaf, aku sibuk.” Krystal hendak menutup pintu kamar hotelnya, namun gerak Krystal terhenti kala Citra menahan pintu itu.“Krys, aku mohon. Berikan aku waktu sebentar,” pinta Citra dengan tatapan penuh permohonan pada Krystal.“Apa maumu, Citra? Jangan menggangguku!” seru Krystal.“Please, Krystal. Aku mohon. Ini terakhir kalinya aku menemuimu. Aku berjanji padamu,” ucap Citra dengan nada penuh permohonan.Krystal mengembuskan napas kasar. Detik selanjutnya, Krystal terpaksa menganggukan kepalanya. Dia membiarkan Citra melangkah masuk ke dalam kamar hotelnya. Terlihat se
Read more
Bab 159. Ke Ujung Dunia Sekalipun, Aku akan Menemukan, Krystal!
Krystal menatap nanar tiket pesawat yang telah dikirimkan oleh Maya lewat email pribadinya. Tampak raut wajah Krystal muram. Ada keraguan dalam dirinya meninggalkan Jakarta. Sebenarnya Krystal tahu dirinya sangatlah egois. Dia seperti lari dari masalah. Namun, Krystal melakukan ini demi kandungannya. Terakhir dokter mengatakan kandungannya lemah. Tujuan Krystal pergi karena ingin menenangkan hati dan pikirannya. Terlalu banyak masalah yang terjadi, membuat Krystal benar-benar rasanya tak sanggup. Krystal tidak mau berbohong kalau kejadian di mana dirinya melihat Kaivan dan Citra berciuman tak bisa dilupakan begitu saja. Kebohongan Kaivan, membuat hati Krystal sangat hancur. Andai Kaivan menceritakan ini sejak awal maka Krystal tak akan pernah sesakit ini. Hal yang paling dibenci adalah dibohongi. Krystal merasa tidak pernah dianggap oleh Kaivan.Krystal menyeka air matanya yang mulai jatuh berlinang membasahi pipinya. Dia terisak pelan. Detik selanjutnya, Krystal mengambil pena dan se
Read more
Bab 160. Penyesalan yang Menyelimuti Diri
PranggggSebuah gelas sloki terlempar ke dinding, pecahannya jatuh memenuhi lantai marmer itu. Doni yang ada di ruangan itu hanya bisa menundukan kepalanya, tidak berani menatap Kaivan yang tengah memendung amarah. Umpatan kasar lolos dari mulut Kaivan. Tak segan-segan bahkan Kaivan nyaris menyenai gelas sloki itu ke kepala Doni. Terlihat jelas amarah di wajah Kaivan. Sejak tadi bahkan Kaivan terus menghunuskan tatapan tajamnya pada Doni.“Kenapa kamu masih belum menemukan keberadaan Krystal, Doni! Aku tidak ingin mendengar alasanmu! Cepat temukan istriku detik ini juga! Kalau kamu masih belum juga menemukannya lebih baik angkat kaki dari perusahaanku!” seru Kaivan dengan nada tinggi bercampur dengan geraman kemarahan.Ya, sudah dua hari Kaivan mencari-cari keberadaan Krystal. Namun, Kaivan tidak menemukan hasil. Ponsel Krystal mati sehingga GPS istrinya itu tidak bisa terlacak. Bahkan ketika Doni melacak kartu debit yang terakhir digunakan Krystal, hanya terdeteksi Krystal pergi ke s
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
30
DMCA.com Protection Status