Semua Bab Belenggu Cinta Sang Billionaire: Bab 161 - Bab 170
296 Bab
Bab 161. Bertemu Pria Asing
Nihiwatu Beach, Sumba, Nusa Tenggara Timur.Deburan ombak menyapu hingga ke dasar pantai. Air laut berhasil menyentuh long dress berwarna putih yang dikenakan Krystal saat ini. Ya, kini Krystal tengah menyisir bibir pantai. Wanita itu melangkah dengan pelan. Sesekali Krystal melihat kakinya yang sudah penuh dengan pasir. Tatapan penuh kekaguman Krystal muncul kala melihat keindahan mengagumkan dari Pantai Nihiwatu. Sebuah pantai yang terletak di Sumba, Nusa Tenggara Timur ini begitu indah. Lautnya masih sangat biru dan jernih. Bahkan pengunjung pun hanya bisa dihitung dengan jari. Tak banyak orang tang tahu, Indonesia memiliki surga yang luar biasa indah. Jika kebanyakan orang lebih sering mengunjungi Bali sebagai pusat di mana para turis berdatangan, lain halnya dengan Krystal yang memilih untuk berada di Sumba, Nusa Tenggara Timur.Tepatnya ketika pertama kali Krystal tiba di Sumba, Nusa Tenggara Timur—Maya teman baiknya menawarkan Krystal untuk tinggal di sebuah resort Pantai Nihiw
Baca selengkapnya
Bab 162. Pertama Kalinya di Tolak Seorang Perempuan
Krystal tersenyum melihat matahari terbit bersinar menyinari Sumba, Nusa Tenggara Timur—tempat di mana dirinya berada. Kini Krystal tengah duduk di balkon kamarnya, menatap keindahan langit cerah. Pagi ini, Krystal sengaja untuk bangun lebih awal demi melihat matahari terbit. Entah kenapa selama berada di Sumba, Krystal selalu menyukai melihat matahari terbit dan bersinar. Rasanya setiap kali melihat itu semua membuat hati Krystal menjadi lebih tenang, dan nyataman. Seakan Krystal tengah menikmati liburan tanpa ada yang mengganggunya.Ya, ketika tiba di Sumba, Nusa Tenggara Timur ini—Krystal tidak lagi melihat internet. Krystal bahkan sengaja mematikan ponselnya sejak di mana dirinya meninggalkan Jakarta. Krystal memang memiliki ponsel baru. Semua itu tentu berkat Maya yang membantunya. Maya yang membelikan ponsel baru dan nomor baru untuk Krystal. Hanya saja, Krystal memilih untuk tak menghidupkan ponsel barunya itu. Krystal begitu nyaman dengan suasana yang ada di Sumba, Nusa Tengga
Baca selengkapnya
Bab 163. Akhirnya Menemukan
Sudah lebih dari dua minggu, Kaivan mencari keberadaan Krystal tapi tetap tidak ditemukan. Segala umpatan dan makian selalu keluar dari mulut Kaivan untuk Doni yang tak becus dalam bekerja. Bahkan untuk pertama kalinya Kaivan mencari sesuatu dengan turun tangan sendiri sendiri. Kaivan tak bisa hanya duduk diam dikala sang istri belum kunjung ditemukan. Ya, Kaivan sampai mendatangi Maya dan Nadia hanya untuk memberikan ancaman tegas pada Maya dan Nadia kalau sampai Maya dan Nadia terlibat dalam menyembunyikan Krystal maka Kaivan akan menuntut kedua wanita itu. Namun, kenyataannya Maya dan Nadia tetap mengatakan tidak tahu apa pun. Hal yang membuat Kaivan yakin bahwa Maya dan Nadia tahu adalah ketika Kaivan melihat jelas mata Maya dan Nadia yang tampak panik. Jika mulut bisa berbohong, lain halnya dengan mata yang tidak akan bisa menutupi kebenaran.“Shit!” Kaivan mengumpat seraya mengendurkan dasinya. Kini ruang kerja Kaivan tampak berantakan. Pecahan vas bunga bercampur dengan pecahan
Baca selengkapnya
Bab 164. Cemburu yang Menyiksa
“Nyonya Krystal.” Staff resort menyapa dengan sopan kala Krystal hendak masuk ke dalam kamar.“Iya? Ada apa?” Krystal mengalihkan pandangannya, dan tersenyum hangat kala staff resort menyapa dirinya.“Maaf, Nyonya. Ada telepon dari Nona Maya. Beliau ingin bicara pada Anda, Nyonya,” ujar staff resort dengan sopan.“Maya menghubungiku?” ulang Krystal memastikan.Staff resort menganggukan kepalanya. “Benar, Nyonya. Nona Maya menghubungi Anda.”“Yasudah aku akan menjawabnya dulu,” kata Krystal dan direspon anggukan sopan dari staff resort itu.Kini Krystal melangkah masuk menuju telepon yang ada di atas meja—lalu tanpa menunggu, Krystal segera menempelkan telepon itu ke telinganya.“Halo, Maya?” jawab Krystal kala panggilan terhubung.“Krys, kamu sedang apa? Kenapa aku dari tadi menggubungi tapi kamu tidak ada terus,” seru Maya dengan nada panik, cemas, khawatir melebur menjadi satu.Tampak Krystal mengerutkan keningnya kala mendengar nada bicara Maya yang terdengar begitu cemas. Tidak bi
Baca selengkapnya
Bab 165 – Emosi yang Tak Terkendali
“Krystal, boleh aku tahu apa pekerjaanmu?” tanya Hans seraya menatap Krystal yang tengah menikmati makanannya. Terlihat jelas Hans ingin tahu tentang Krystal. Namun, wanita di hadapannya itu begitu tertutup. Bahkan setiap kali Hans menanyakan tentang kehidupan pribadi maka Krystal akan menyudahi pembicaraan. Entah kenapa wanita yang ada dihadapannya ini sulit sekali ditaklukan. Berbagai cara Hans lakukan tetap tidak membuat Krystal luluh begitu saja.Dua minggu berada di Sumba tetap saja Hans seperti merasakan Krystal terlalu menutup diri. Berkali-kali Hans berusaha menerobos masuk tapi tetap saja Krystal seakan memberikan dinding pembatas yang tinggi seakan dirinya tak bisa menembus. Namun, sayangnya menyerah bukanlah sifat dari Hans. Semakin Hans mendapatkan penolakan mak dia semakin dirinya tertarik pada sosok Krystal.“Ballerina … aku seorang Ballerina,” jawab Krystal seraya meminum perlahan orange juice yang ada di hadapannya itu. Nada bicaranya pelan dan lembut seperti biasa.“K
Baca selengkapnya
Bab 166. Sebenarnya Apa Hubunganmu dengan Hans?
“Long time no see, Brother … Lama tidak bertemu, dan sekarang kita kembali bertemu tapi kamu hampir membunuhku.”Hans berucap seraya menyentuh sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Ya, ucapan Hans itu sontak membuat Krystal terkejut. Tampak sepasang iris mata cokelat terang Krystal menatap Hans dan Kaivan yang saling menatap satu sama lain. Tatapan bingung dan tak percaya. Pasalnya Krystal mendengar dengan jelas ucapan Hans yang seaakan mengenal Kaivan. “Hans?” Wajah Kaivan terlihat tak menyangka akan sosok pria yang ada di hadapannya. Namun, meski demikian ingatan Kaivan masih berputar di mana Hans dan Krystal saling berpelukan. Emosi Kaivan kembali memanas. Darahnya mendidih. Amarah dalam diri melingkupi dirinya.“Yes, it’s me. Lama tidak bertemu,” ucap Hans dengan nada datar. “Tadi kamu bilang apa? Kamu mengaku-aku Krystal adalah istrimu? Apa kamu itu sudah tidak waras?” “Shit! Aku bukan mengaku-aku! Tapi Krystal memang istriku, Sialan!” seru Kaivan dengan nada tinggi. Dia tak
Baca selengkapnya
Bab 167. Tentang Hans
“Sebenarnya apa hubunganmu dengan Hans? Kenapa kalian saling mengenal?”Suara Krystal bertanya masih dengan isak tangisnya. Matanya sembab akibat terus menangis. Ya, jujur Krystal tak mengerti dengan hubungan Kaivan dan Hans. Mereka saling mengenal tapi nyatanya Kaivan tidak mengundang Hans dipernikahan mereka kemarin. Krystal mengingat dengan jelas, kalau tidak ada nama Hans diudangan pernikahan mereka waktu itu.Kaivan terdiam sejenak mendengar pertanyaan Krystal. Tampak sepasang iris mata cokelat gelap Kaivan menunjukan keraguan yang menyelinap dalam dirinya. Tak dipungkiri Kaivan takut kalau Krystal salah paham pada keluarganya jika sampai dirinya memberitahu. Namun, Kaivan tidak mungkin hanya diam. Hal ini akan semakin berlarut tak terujung jika sampai dirinya hanya diam.“Hans adalah anak angkat kedua orang tuaku. Tapi sejak usia dia lima tahun, dia diasuh sepupu ayahku,” jawab Kaivan yang langsung membuat Krystal terdiam.Krystal tetap membisu. Menunggu sampai Kaivan menyelesai
Baca selengkapnya
Bab 168. Rasa Cinta yang Mengalahkan Keegoisan
Kaivan menatap Krystal yang tengah tertidur pulas. Ya, setelah perdebatan panjang mereka akhirnya Krystal memilih untuk istirahat. Mereka tak lagi berdebat. Pun Kaivan tidak mau lagi membahas masalah mereka. Sebenarnya Kaivan ingin bertanya pada Krystal kenapa istrinya itu sampai nekat pergi ke Sumba tapi Kaivan terpaksa mengurungkan niatnya.Jarak Jakarta ke Sumba yang jauh membuat rasa cemas Kaivan menyelimutinya. Akan tetapi, meski demikian Kaivan tak ingin menanyakan sesuatu yang nantinya akan membuat masalah akan semakin tersulut. Lagi pula terlihat jelas sang istri sangat sehat. Bahkan wajah Krystal semakin cantik berseri. Wajah muram yang belakangan ini Kaivan lihat di wajah sang istri telah lenyap. Artinya memang Krystal membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.Sebenarnya, Kaivan sangar bersyukur karena malam ini Krystal tetap mengizinkannya tidur di kamar yang sama. Tepatnya Krystal tidak meminta Kaivan untuk tidur di kamar yang berbeda. Ini sudah cukup bagi Kaivan. Kaivan h
Baca selengkapnya
Bab 169. Demi Anak Kita
Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh wajah Krystal. Perlahan Krystal mulai mengerjapkan mata beberapa kali ketika dirinya merasakan silau pada matahari itu menyentuh wajahnya. Krystal menggeliat, dan menguap. Tepat kala Krystal membuka mata, dia melihat dirinya berada di kamar resort miliknya.Saat Krystal hendak bergeser, dia merasakan inti tubuh bagian bawahnya sedikit perih. Krystal meringis. Lalu dia memilih untuk tak beranjak dari ranjang karena rasa perih ini benar-benar membuatnya tak nyaman. Sejenak, Krystal berpikir kenapa inti tubuh bagian bawahnya perih. Dia menggali ingatannya apa yang terjadi tadi malam. Dan tiba-tiba raut wajah Krystal berubah mengingat kejadian tadi malam. Ya, dalam benak Krystal langsung muncul di mana dirinya melakukan pergulatan panas dengan Kaivan.Detik selanjutnya, Krystal segera melihat ke tubuhnya sendiri—dan seketika wajah Krystal memucat melihat tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Tubuh Krystal bahkan
Baca selengkapnya
Bab 170. Kita Tidak Melarat, Krys.
“Dari mana kamu bisa mengenal Hans, Krys?” Suara Kaivan menginterogasi sang istri. Dia menatap sang istri yang baru saja selesai mandi. Ya, setelah pergulatan panas di ranjang berjam-jam akhirnya Krystal memilih untuk berendam. Tadinya Kaivan ingin mengajak sang istri mandi bersama tapi Krystal langsung menolak dan berdalih ingin beredam dengan sabun aroma vanilla dan jasmine. Tentu Kaivan tidak mungkin bisa beredam dengan sabum aroma wanita. Well, Krystal memang cerdik. Cara ini Krystal sengaja lakukan demi Kaivan tidak lagi menyerangnya. “Hans adalah tamu di resort ini, Kai. Aku bertemu dengannya ketika aku duduk di pantai.” Krystal melangkah mendekat pada sang suami, lalu duduk di pangkuan Kaivan. “Kamu sengaja berkenalan dengannya??” tuduh Kaivan dengan nada yang seakan tengah menginterogasi pelaku pembunuhan. Sepasang iris mata cokelat gelapnya menuntut Krystal untuk menjelaskan secara lengkap bukan setengah-setengah. Krystal menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlaha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
30
DMCA.com Protection Status