All Chapters of Ayah Beranak Tiga yang Hebat: Chapter 71 - Chapter 80
780 Chapters
Bab 71
"Bu, kalau kamu pergi, nggak ada orang membantuku menjaga anak-anak ..." kata Yasmin."Bukankah kamu bilang meskipun orang tua nggak menjemput anak-anaknya, sekolah tetap akan menjaga mereka?"Yasmin bersandar ke dinding untuk mencari pendukung. "Apa Ibu begitu nggak menginginkanku?""Yasmin, maaf ...."Panggilan terputus.Yasmin tidak bisa menerima ini.Kenapa ibunya mau pergi? Kenapa ....Yasmin mengingat kartu yang diberikan ibunya semalam.Jangan-jangan karena dia sudah tidak punya uang, jadi dia pergi bekerja?Bukan. Ada yang aneh.Ibunya sangat menyayangi anak-anaknya, kenapa malah mau pergi?Yasmin meminta cuti dengan Supervisor, lalu pergi ke rumah Sofia.Ketika dia masuk, rumahnya kosong.Baju-baju di dalam lemari masih ada.Yasmin menelepon Sofia, tapi tidak ada yang mengangkat telepon.Ada apa ini?Apa ... telah terjadi sesuatu?Setelah langit menggelap, Yasmin harus pergi menjemput anak-anak.Dia tidak boleh meninggalkan anak-anak di sekolah pada hari pertama.Anak-anak aka
Read more
Bab 72
"Ah!" Yasmin yang tiba-tiba ditarik masuk ke kursi kulit merasa pusing."Kamu datang kapan pun aku memanggilmu. Mengerti?" ucap Daniel.Yasmin ketakutan ketika dia merasakan aura bahaya yang pekat dari tubuh Daniel."Ada apa?""Kamu sudah tahu jawabannya, untuk apa kamu bertanya?""Jangan ...." Yasmin tidak menyangka Daniel ingin langsung melakukannya di dalam mobil. Selain itu, di depan masih ada pengemudi.Daniel melirik ke arah pengemudi, lalu berkata, "Evan."Evan segera keluar dari mobil. Dia menutup pintu, kemudian berjalan ke seberang jalan.Yasmin menggigit bibirnya, lalu dia memejamkan matanya.Dia tahu untuk sementara Daniel tidak akan melepaskannya.Bagaimana dengan anak-anak di rumah?Tidak bisa!Yasmin membuka matanya. Dia duduk di pangkuan Daniel sambil memegang bahunya. Kemudian, dia mencium bibir Daniel dengan kuat.Daniel tercengang sejenak. Setelah itu, dia menekan balik bibir Yasmin. "Dasar aneh," katanya sambil tersenyum sinis.Yasmin tahu Daniel sudah mengetahui re
Read more
Bab 73
"Ceritakan tentang tantemu."Yasmin tidak tahu polisi akan bertanya sedetail ini. "Tanteku adalah Klara Tanoto. Setelah dia menjadi menantu Keluarga Guntur, dia nggak menghubungi ayahku lagi. Pak, apa ada yang salah? Bagaimana mungkin ibuku membunuh orang? Pasti ada yang salah!""Sofia yang menyerahkan diri. Dia bahkan tahu di mana lokasi korban. Bagaimana mungkin salah?" Polisi itu bertanya, "Keluarga Guntur yang mana?""Yang paling kaya di Kota Imperial itu ..." kata Yasmin.Polisi itu berpikir sejenak, lalu ekspresinya menjadi panik.Serius? Dia harus melapor kepada atasan ....Setelah melakukan penyelidikan, Yasmin langsung pergi menemui Sofia.Sofia sudah memakai baju tahanan. Ketika dia melihat Yasmin, dia menundukkan kepalanya.Yasmin langsung menangis. "Apa yang terjadi? Bu, mana mungkin .... Bukankah Ibu sudah pergi?""Aku memang sudah pergi, tapi ayahmu menemukanku. Dia terus menggangguku dan meminta uang dariku. Kalau aku nggak memberikannya uang, dia memukulku. Aku nggak pu
Read more
Bab 74
Selama Daniel pulang, Yasmin bisa bertemu dengannya.Namun, bagaimana dengan anak-anak?Yasmin terus menunggu sampai jam tujuh malam, tapi Daniel masih belum muncul.Yasmin juga mengkhawatirkan anak-anak.Pada akhirnya, dia keluar dari rumah untuk menelepon sekolah.Pihak sekolah tidak keberatan karena mereka memang punya tempat untuk anak-anak tidur.Yasmin lanjut menunggu.Jam sembilan ... sepuluh ... sebelas .... Yasmin duduk di sofa aula dengan lemas.Dia berpikir dengan putus asa, meskipun dia dapat bertemu Daniel, apa dia punya harapan?Akan tetapi, Yasmin sudah tidak punya pilihan lain.Ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk.Saat Yasmin melihat nomor Daniel, dia penuh harapan.Isi pesan adalah sebuah alamat sebuah kelab.Yasmin paham apa maksud Daniel. Dia pun segera keluar.Setelah berlari beberapa langkah, Yasmin menoleh dan memohon kepada Tony, "Apa kamu bisa mengantarku? Aku mau pergi bertemu Daniel."Sebuah mobil mengantarkan Yasmin ke kelab. Lalu, seorang staf men
Read more
Bab 75
"Kamu ingin pilihan lain?" Daniel menatap Yasmin dengan sinis. Tatapannya tampak bahaya. "Yasmin, kamu nggak jujur."Yasmin sadar kalau dia telah salah bicara. Dia segera berkata, "Bukan ... bukan begitu maksudku.""Pergi ke kamar. Bersihkan dirimu dan tunggu aku."Yasmin paham maksud Daniel. "Baik ...." Setelah itu, Yasmin menundukkan kepalanya dan segera keluar dari ruang VIP sambil menahan rasa malu.Kelab ini mempunyai kamar pribadi Daniel.Yasmin pun dituntun ke presidential suite di Area B.Fasilitas kamar sangat mewah dan semuanya tersedia.Tidak ada pria dan wanita yang keluar dengan tangan kosong saat mereka kemari. Kelab ini penuh dengan uang dan hasrat.Yasmin memasuki ruang ganti dan melihat ada deretan piama seksi baru. Harganya masih tertera dan akan dikenakan biaya kalau dipakai.Yasmin merasa Daniel tidak akan mau masih ada helaian pakaian di tubuhnya.Setelah Yasmin mandi, dia naik ke tempat tidur dan berbaring di bawah selimut.Jelas-jelas tadi dia mandi air hangat, t
Read more
Bab 76
"Ibu sudah siap memasak. Sebentar, ya." Sofia buru-buru menyeka air matanya.Mereka berdua makan di meja makan. Kemudian, Yasmin berkata, "Nanti sore aku yang jemput anak-anak.""Mereka sudah mulai sekolah, 'kan? Sebelumnya aku berkata seperti itu karena takut kamu nggak punya waktu menjaga anak-anak. Kamu juga nggak bisa meninggalkan mereka sendirian di rumah. Jangan menghabiskan uang itu lagi. Sekarang aku sudah nggak apa-apa, aku bisa fokus menjaga mereka.""Nggak apa-apa. Ada baiknya bagi anak-anak untuk sering-sering berteman dengan anak lain," kata Yasmin.Meskipun Yasmin miskin, dia masih mau menyekolahkan anak-anaknya.Pada sore hari, Yasmin pergi ke sekolah. Di depan jendela, dia langsung menemukan anak kembar tiganya.Julius sedang berlutut sambil mengikat rambut Julia. Sementara Julian sedang bermain mainan dinosaurus dengan anak-anak lain. Julian duduk di punggung dinosaurus sambil mengayunkan pisau di tangannya.Yasmin tersenyum. Mereka lumayan mampu beradaptasi. Yasmin ya
Read more
Bab 77
Mereka telah memastikan diri sendiri. Hebat!Mereka pergi ke taman hiburan. Yasmin pun menemani mereka bermain komidi putar dan beberapa wahana yang cocok untuk anak-anak.Setelah bermain beberapa kali, Yasmin membawa mereka ke wahana selanjutnya.Yasmin berjalan beberapa langkah, kemudian ketika dia menoleh, dia menyadari anak-anak di belakangnya telah hilang.Ternyata, ketiga anak kecil sedang memegang es krim sambil mendongakkan kepala ke langit dengan ekspresi bengong.Yasmin pun melihat wahana kora-kora di kejauhan yang makin meninggi pada setiap goyangan. Orang-orang yang menaiki wahana itu berteriak heboh.Dia juga tercengang.Sofia melihat Yasmin dan tertawa. Ekspresi Yasmin benar-benar mirip dengan anak-anak."Mama! Aku mau main itu!" kata Julian sambil menunjuk.Yasmin segera menghentikan Julian. "Itu bukan wahana untuk anak-anak. Ayo kita main yang lain!" Dia dan Sofia langsung menarik anak-anak pergi.Yang benar saja? Lebih lucu melihat orang bermain kora-kora.Mereka berma
Read more
Bab 78
Setelah pintu lift tertutup, Julian masih berdiri di tempatnya dan melihat dengan penasaran.Mata Daniel berkilau sedikit. Orang dewasa saja menghindari tatapannya, apalagi anak kecil.Akan tetapi, anak kecil di hadapan Daniel ini lumayan berani. Berani-beraninya anak kecil itu menatapnya.Eric yang berdiri di belakang berpikir apa yang sedang dilakukan kedua orang ini?"Lihat apa?" ucap Daniel dengan datar.Julian terkejut oleh suara yang sinis itu. Akan tetapi, dia masih memasang ekspresi kesal dan menjawab, "Siapa yang melihatmu?!" Kemudian, dia berdiri di samping dan bersikap sangat sombong.Daniel terdiam. "Apa kamu nggak tahu naik lift harus ditemani orang dewasa?"Daniel terkejut karena dia yang selama ini merasa risih dengan anak-anak malah berinisiatif berbicara dulu.Julian berkata, "Aku bukan anak kecil!"Daniel diam saja. Itu kalimat yang biasanya diucapkan oleh anak kecil. Kalau Daniel menindasnya, dia pasti menangis, 'kan?Pintu lift terbuka, Julian pun keluar.Setelah be
Read more
Bab 79
Julian mengangkat tangannya tinggi-tinggi sampai mencapai plafon mobil.Jantung Yasmin berdebar. Apa benar-benar mirip sekali seperti yang dikatakan Julian? Siapa orang itu?Jangan-jangan Daniel?Apa dia telah datang ke mal?"Apa dia adalah papa kita?" tanya Julius.Julia mengingatkan kakaknya, "Papa sudah mati!"Julian bertanya, "Mama, mana foto Papa?""Aku akan menunjukkannya kepada kalian di rumah." Yasmin terdiam sejenak sebelum lanjut berkata, "Orang yang mirip dengan kalian belum tentu adalah Papa. Mungkin dia adalah orang jahat. Lain kali kalian melihatnya, kalian harus menghindar. Kalian terutama harus menyembunyikan wajah kalian. Paham?""Oke!" Ketiga anak itu ragu, tapi pada akhirnya mereka masih mendengarkan kata mama mereka.Setelah mereka sampai di rumah, ketiga anak kecil itu melihat Yasmin mengeluarkan selembar foto. Mereka pun segera mendekat untuk melihat pria di foto tersebut.Sofia menarik Yasmin, kemudian bertanya, "Siapa itu?""Nggak tahu. Orang toko fotografi yang
Read more
Bab 80
"Tentu saja kamu nggak akan mengatakannya. Kamulah pencurinya!" kata Klara dengan kesal."Terserah kamu. Pokoknya, orang yang bersalah saat itu bukan aku." Sofia tidak takut pada Klara, lalu dia pun beranjak pergi.Saking emosinya, Klara melempar tasnya ke lantai.Itu adalah satu-satunya kesempatan Klara. Dia mengira masalah itu sudah selesai begitu Sofia masuk penjara.Tidak disangka, Sofia sudah keluar setelah baru dikurung beberapa hari?Tanpa perlu berpikir, Klara juga tahu apa yang telah terjadi.Yasmin pasti meminta Daniel membantunya. Kalau tidak, bagaimana mungkin Yasmin yang sama sekali tidak berpengaruh dapat membebaskan Sofia?Akan tetapi, Klara sungguh tidak menduga Daniel akan membantu Yasmin.Klara tidak percaya Daniel bisa menyelesaikan semua masalah. Dia sudah muak dengan tekanan Daniel.Dua hari kemudian, Yasmin ditelepon Klara. "Mau makan bersama?""Ya. Ayo makan bersamaku. Tante sudah pesan ruang pribadi di restoran."Yasmin bertanya dengan bingung, "Apa ini hari spe
Read more
PREV
1
...
678910
...
78
DMCA.com Protection Status