All Chapters of Tetangga Culunku Ternyata Big Boss: Chapter 91 - Chapter 100
103 Chapters
Pria mencurigakan
Naura terus memikirkan Jevran. Dia lebih baik tidak mengizinkan Jevran mendapat tes dari Papanya. Daripada pria itu memaksakan kondisi tangannya yang justru bisa berbahaya. Naura ingat betul jika Papanya pernah bilang untuk tes itu Jevran akan melawan salah satu orang suruhan Papanya. Kalau dia bisa maka dia lulus.Memang tidak akan sampai serius atau mencelakai dengan parah. Tapi tetap saja kondisi Jevran sekarang membuatnya khawatir. Dia ragu apakah pria itu bisa atau tidak."Kamu kenapa diam terus?" tanya Bahar yang masih menatap koran. Meski begitu ia melihat gerak-gerik anaknya.Gadis tersebut mendekat ke arah Papanya. "Pah, kalau misalnya Jevran gak ikut tes nanti gimana?""Hm? Ya udah pasti gagal."Dari awal perjanjian yang sudah mereka sepakati seperti itu. Tinggal dilihat saja apakah Jevran mampu dan menepati janjinya atau tidak. Kalau iya, artinya dia memiliki kesungguhan dan mau bekerja keras untuk membuktikannya.Tak mendapat jawaban dari putrinya lagi pria paruh naya itu
Read more
Naura diculik!
Di sisi lain Naura mengetuk kaca mobil. "Permisi, Pak. Ini pesanan kuenya.""Lewat pintu belakang," ucap pria yang duduk di bangku supir.Naura mengerutkan keningnya. Sedetik kemudian pintu belakang mobil terbuka dan seseorang di dalam sana menjulurkan tangannya. "ini kuenya? Tolong mbak bawa ke sini.""Iya, ini ku-... Eh, apa-apaan ini?!""Masuk ke dalam!"Orang di dalam mobil itu tiba-tiba menarik Naura masuk. Kue tadi bahkan sampai terjatuh ke bawah. Naura yang terkjeut tak sempat memberontak. Ia berteriak memanggil adiknya sebelum pintu itu ditutup. "Ajun!!! Eum..." Mulutnya dibekap.Ajun yang menyaksikan itu matanya melotot. Ia memberitahu Sisil yang belum menyadarinya. "Kak, Kak Naura diculik.""Hah?""Buruan sini!"Pemuda itu menarik Sisil paksa agar ikut dengannya keluar. Mobil itu sudah melaju pergi meninggalkan kue yang tergeletak di sana. Ajun berteriak dan mencoba mengejarnya."Kak Naura! Tolong ada culik!""Ajun, Ajun! Dengerin! Kamu beneran liat Naura dibawa sama mereka
Read more
Pencarian
"Kamu lacak nomor yang kirim pesan itu. Terakhir kali dia aktif itu dimana?"Jevran memperhatikan anak buahnya yang sedang mencoba untuk melacak lokasi terakhir Aurel. Sampai ia berhasil menangkap Aurel, Jevran tidak akan membiarkan gadis itu kabur. Berani-beraninya dia menculik Naura. Jevran tidak akan tinggal diam jika dia melihat Naura terluka di sana."Tuan muda, kalau dari map lokasinya di sini. Tapi ini tengah hutan.""Udah pasti Aurel cari tempat yang jauh sama pemukiman," kata Jerry mengangguk. "Naura pasti di sana, Jev.""Kita ke sana sekarang, siapin mobil. Bawa anak buah sekalian buat ikut.""Siap, tuan muda."Mereka semua bergegas turun. Jarak antara kantor dan lokasi Aurel ternyata lumayan jauh. Jevran harap waktu untuk menempuh perjalanan itu cukup untuknya sampai ke sana sebelum terjadi sesuatu. Jika sampai terjadi sesuatu pada Naura ia tak bisa memaafkan dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga gadis itu.Jevran terlihat tidak tenang sama sekali. Jerry kini mencoba untu
Read more
Penyekapan
"Eungh..."Naura membuka matanya perlahan. Rasa pusing ketika ia mulai tersadar dari pingsan. Tangannya terasa sakit dengan ikatan yang kencang dan mulutnya dibekap membuatnya tak bisa berbicara. Dilihatnya beberapa pria di depannya tengah mengobrol.Ini jelas tempat yang berbeda dengan sebelumnya. Ini lebih mirip seperti kamar."Emhhhh! Emmmm.."Mereka semua sontak melihat ke arah Naura. "Eh, si cantik udah bangun juga? Kenapa? Mau dibuka?"Naura mengangguk. Mereka gila karena mengikat tangannya dengan sangat kencang. Naura yakin pergelangan tangannya akan merah setelah ini.Yang mereka buka hanya kain yang menutupi mulut Naura. "Nah, ngomong mau apa. Jangan berisik tapi. Kalau berisik kita tutup lagi mulutnya.""Lepasin aku sekarang juga!" kata Naura dengan penuh penekanan.Tiba-tiba terdengar suara ketukan sepatu. Naura menatap ke arah pintu. Ketika pintu terbuka masuklah seorang perempuan dengan anggunnya. Orang-orang di situ langsung menunduk."Hai, Naura. Kita ketemu lagi.""Kam
Read more
Terkepung
"Apa aku bilang? Kamu itu cuma anak mami yang gak bisa apa-apa tanpa ajudan kamu itu. Jadi gimana kamu mau bebasin Naura sedangkan kamu kesakitan kayak gini?"Jevran tak mendengarkan perkataan Aurel dengan baik. Dia hanya sedang merasakan sakit yang luar biasa. Di kepalanya hanya berputar suara Naura yang mengalun. Jika Jevran seperti ini apa yang akan terjadi lada gadis itu?Tak ada tenaga lagi untuk melawan. Jevran pasrah karena tangannya sudah mati rasa. Punya kesadaran untuk membuka mata saja sudah bersyukur.Aurel melepaskan bekapan mulut Naura. "Silahkan. Ada kata-kata terakhir sebelum kalian berpisah?""Tolong bebasin Jevran. Dia kesakitan. Biar aku aja yang gantiin dia.""Eum, romantis banget. Tapi gak ngaruh. Jadi gimana kalau kalian berdua aja yang sama-sama pergi?"Di sisa kesadarannya Jevran merasakan tak ada lagi tangan yang menginjak bahunya. Mereka berdua justru berjalan menghampiri Naura. "Jangan sentuh Naura!" ucapnya pelan.Mereka menghiraukan perkataan Naura. Jevran
Read more
Dia baik-baik saja
"Pah, Jevran sadar, Pah!" Nilam menepuk pundak Haris agar suaminya menoleh. Setelah lama menunggu Jevran terlihat mulai sadar. Pria itu mengerjapkan matanya beberapa kali menyeimbangkan cahaya yang masuk ke Indra pengelihatannya. "Jevran? Kamu denger Mama? Ini Mama sayang."Jevran meringis pelan ketika merasa tubuhnya seperti tak bisa digerakan. Apalagi bagian bahu membuatnya ngilu dan pegal. "Mah? Minum," ucapnya terbata-bata. "Sini, pakai sedotan aja." Haris membantu Jevran minum air melalui sedotan."Naura mana?"Sepasang suami istri itu saling tatap. "Udah pulang.""Tapi dia baik-baik aja?""Kamu gak usah khawatirkan Naura, dia aman. Sekarang fokus sama kesembuhan kamu dulu. Ada keluhan gak? Biar Papa panggilkan Dokter."Jevran menggeleng pelan. "Gak ada."Tok... Tok... Tok... "Loh, Ajun? Kok bisa datang sama Jerry?" tanya Haris."Tau nih Om. Ketemu di jalan terus maksa mau ke sini buat jenguk Jevran.""Tapi itu masih pakai seragam sekah," kata Nilam bingung.Ajun tersenyum ca
Read more
Setidaknya sudah mencoba
"Heh! Bangun!"Dengan susah payah Jevran meraih satu pack tisu dan melemparnya ke arah sofa dimana Jerry dan Ajun tengah tidur di sana. Sayang sekali meleset. Ia mencari benda lain yang aman untuk dilempar.Semalam mereka bilang akan menjaga Jevran 24 jam. Tapi buktinya semalaman mereka tidur pulas sedangkan Jevran masih sadar dan terus menatap langit-langit ruangan. Padahal semalam hanya ditinggal tidur sebentar tapi begitu Jevran bangun karena haus mereka sudah tidur semua. "Ini udah jam berapa? Bangun! Sebenarnya yang sakit siapa sih? Kenapa jadi gue yang jagain mereka," kata Jevran kesal.Pria itu mengambil botol plastik bekas minum yang sudah habis. Kembali dilempar ke arah mereka namun tetap tidak ada yang bangun. Ini kebo semua."Ish! Berisik apaan sih ganggu orang tidur aja."Jevran mendelik melihat Jerry yang merenggangkan tubuhnya. "Bangun! Katanya mau jagain tapi dua-duanya malah tidur.""Eh, iya ya?""Bantuin geu ke kamar mandi buruan. Gue pengen kencing."Jerry masih sem
Read more
Mendapat Restu
"Maafin aku.""Liat sini." Jevran meminta Naura menatapnya. "Apapun keputusan Papa kamu. Aku bakal terima itu, kok. Tapi bukan berarti aku berhenti buat perjuangin kamu.""Tapi bagi aku kamu berhasil."Gadis itu mendongak menahan air matanya agar tak terus keluar. Naura memeluk Jevran dari samping dan menyandarkan kepalanya di bahu kiri. Namun Jevran tersentak saat Naura melakukan itu.Jevran menahan nafasnya karena sebenarnya bahu yang kiri juga sakit, meski tak separah yang kanan. Tapi dia tak mau Naura melepaskan pelukannya. Jadi Jevran tetap membiarkan gadis itu di sana."Jangan nangis lagi. Aku gak bisa peluk kamu," ucap Jevran hanya menggenggam tangan Naura.Gadis itu terkekeh. Seketika ia duduk tegap dan menghapus air matanya. "Gak nangis, kok.""Bagus.""Eumm... Kamu lagi makan tadi? Aku ganggu dong? Aku bantuin, ya." Naura mengambil semangkuk bubur ke pangkuannya namun Jevran menahan."Aku bisa sendiri.""Tangan kamu lagi sakit. Aku suapin aja, ya."Jevran menggeleng. Sungguh
Read more
Semua anak sama saja
Ajun keluar dari kamarnya dengan tubuh yang lebih fresh. Karena sudah mandi setelah seharian menggunakan seragam sekolah sampai tidur di rumah sakit. Dia sudah kembali pulang hari ini.Pemuda itu berjalan menuju dapur untuk minum namun ia mengurungkan niatnya. Di sana ada Bahar, Rival, dan Naura. Ajun sedang kesal dan dia belum mau bertemu dengan mereka. Apalagi Abangnya."Mau kemana? Sini makan sama-sama," kata Naura melihat Ajun yang hendak pergi."Gak laper.""Sini, Jun. Papa mau bicara sama kamu."Ajun berdecak pelan dan kembali berbalik menghampiri mereka. Dia berdiri di samping Papanya dan tepat dihadapan Rival dan Naura. "Kenapa?""Abang kamu udah cerita sama Papa."Rival yang sedang makan menghentikan makanannya. Ia mengambil minum dan fokus pada pembicaraan. Dia juga tidak bisa menjelaskan pada Ajun sendiri jadi Rival harap dengan Papanya tau masalah ini mereka bisa sama-sama berubah.Sesaat Ajun membuang muka ke samping. Dia tak mau membicarakan masalah ini sebenarnya. "Teru
Read more
Mood booster
Sementara itu di atas sana kini Jevran berdiri di depan jendela. Dia sedang mencoba menghubungi Naura karena hari ini belum mendengar kabar darinya. "Kamu lagi dimana? Aku pulang hari ini kenapa gak ikut jemput aku?"'Loh, kamu udah pulang? Aku lagi di toko. Tadinya aku mau ke rumah sakit nanti sore. Tapi ternyata kamu udah pulang.'"Yaudah, gak usah."'Maaf, ya. Beneran deh hari ini ada pesanan. Sayang kalau aku tolak. Kamu gak marah, kan?' tanya Naura terdengar menyesal. Jevran terkekeh pelan. "Gak apa-apa, aku ngerti kok. Tapi besok ke sini, ya."'siap, bos.'"Papa kamu udah berangkat, Ra?"'Papa sama Bang Rival udah berangkat. Terus mereka titip salam buat kamu semoga cepet sembuh. Mereka gak sempet jenguk kamu lagi.'Naura sudah tau jika Papanya memberi restu pada hubungan Jevran dan Naura. Dia benar-benar senang dan tidak bisa mengatakan apapun lagi selain mengatakan jika dirinya bahagia. Perjuangan Jevran ternyata tidak sia-sia.Sebelum pergi Bahar juga bilang oada Naura jika
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status