Semua Bab KONTRAK PANAS DENGAN CEO DINGIN : Bab 11 - Bab 20
206 Bab
Part 11 Istriku
Pyar!Fiona tak tahan lagi. Gadis itu mengambil vas bunga dan melemparkannya ke dinding. Tentu saja hal itu membuat Andrian mengerjap kaget.Laki-laki itu menatap tanpa ekspresi pada Fiona yang berdiri di samping tempat tidur. Wajahnya memerah menahan geram. Perlahan Andrian bangkit dan menyandarkan punggung di kepala ranjang."Kenapa kamu marah-marah begini?" tanyanya dengan mata menyipit.Fiona mendengus kasar sembari berkacak pinggang. "Aku sudah mengatakan padamu jika aku menyesal dan ingin kita kembali seperti dulu, Amore. Tetapi apa itu? Kamu terus menyebut namanya ketika kita berhubungan. Kamu juga mengigau memanggilnya. Apa ini, hah? Jadi, kenapa kita harus melakukannya ketika hatimu untuknya dan anak kalian? Sialan!" makinya berang.Andrian memejamkan mata sejenak kemudian menyingkirkan selimut. Laki-laki itu bergegas bangkit dan menatap tajam pada Fiona. Keduanya lantas berbalas pandangan tajam."Apa maksudmu mengatakan hal-hal yang tidak kumengerti? Dia, dia siapa?" tanya A
Baca selengkapnya
Part 12 Permintaan
"Andrian!" bentak Fiona tak terima.Andrian mengangguk, lalu kembali membuat gerakan tangan yang sama. Di depannya, Cassandra menatap Andrian penuh arti. Dia melirik jemari tangan kiri Andrian yang masih menggenggam erat jemarinya. Sesekali Cassandra mendesis lirih, menahan nyeri.Di tempatnya, Fiona mendengus kasar dan kembali mengumpat. Dia menghentakkan kaki kemudian menyambar tasnya lalu beranjak dengan hati masgul.Brak! Pintu kamar dibanting kasar dari luar. Cassandra sedikit berjingkat, lalu menatap ke arah pintu. Selanjutnya, dia kembali menatap kakinya, ketika Andrian mengangkat telapak kakinya."Kenapa kamu tidak hati-hati? Lain kali jangan ceroboh lagi!" ucap Andrian tidak suka. Cassandra tersenyum samar mendengarnya. "Maafkan saya, Tuan. Maaf! Setelah ini saya akan bersihkan!" jawabnya lirih."Kenapa kamu tiba-tiba datang padaku dan membuat hidupku jadi susah? Hal-hal seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi. Merepotkan saja!"Senyum di bibir Cassandra pudar seketika men
Baca selengkapnya
Part 13 Cucu?
"Katakan, apa itu, Cassandra? Jangan membuatku penasaran!" desak Andrian tak sabar.Cassandra menggigit bibirnya bingung. "Aku mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan milik teman kuliahku dulu. Aku harus jujur padamu meskipun pernikahan ini hanya hitam di atas putih, kamu masih suamiku ..." Cassandra menjeda kalimatnya ketika terdengar dengusan kasar dari mulut Andrian. Dia menatap manik kebiruan itu dengan perasaan takut.Andrian balas menatap sang istri menyelidik. "Dia laki-laki? Apa dia mantan kekasihmu sehingga kamu begitu ketakutan?" tebaknya jitu dengan dada naik turun.Cassandra mengangguk samar, lalu buru-buru menunduk dalam. Andrian mengusap kasar wajahnya yang telah memerah. Laki-laki itu menjulurkan sebelah tangan dan memegang dagu Cassandra, memaksa wanita itu mendongak."Apa kamu berpikir aku akan memberimu izin?" tanyanya dingin. "Kalau kamu ingin bekerja, bekerjalah di perusahaan kami. Aku ingin kamu menjadi sekretaris pribadiku. Dengan begitu, aku bisa mengawasi ger
Baca selengkapnya
Part 14 Menuntut Penjelasan
Gennaro segera memasuki ruang kerjanya. Di belakangnya, Helena mengekori laki-laki tua itu. Baru saja Gennaro mendudukkan diri di kursi kebesarannya, telepon di atas meja berdering. Helena segera mengangkatnya.Beberapa saat, Helena terlibat perbincangan singkat, tetapi serius. Helena melirik pada Gennaro yang sudah kembali fokus pada layar komputer."Apakah tamunya sudah datang, Helena?" tanya Gennaro tanpa mengalihkan perhatian dari layar komputer.Helena yang telah berdiri di seberangnya mengangguk santun. "Sudah, Tuan. Tuan Ivo sudah mendampingi beliau di ruang meeting!" jawabnya sopan.Gennaro mengangguk dan kembali berdiri sembari merapikan jasnya. "Baiklah, saya ke sana dulu. Tolong kabari Andrian dan Cassandra untuk segera ke sana!" titahnya kemudian beranjak lebih dahulu.Di ruangannya, Andrian tampak serius mengajari Cassandra. Wanita itu sesekali mengangguk mengerti meskipun beberapa kali, seperti biasa, Andrian berbicara yang membuat panas telinga. Cassandra berusaha menga
Baca selengkapnya
Part 15 Kamu Perempuan Hebat
"Katakan Cassandra, ada hubungan apa kamu dengan Antonio?" tanya Andrian dingin. Laki-laki itu mendekat dan menyingkirkan tangan Antonio, tetapi tatapannya tajam ke arah sang istri. "Kenapa diam, Amore? Bukankah kamu ingin menjelaskan sesuatu padanya? Jelaskan juga padaku apa yang harus kutahu!" tuntutnya.Antonio menggeser tubuh hendak berdiri di depan Cassandra karena melihat kilat kemarahan di mata Andrian. Namun, sekali lagi Andrian menunjukkan sikap posesifnya sebagai seorang suami. Kali ini Andrian menggeser pelan tubuh Antonio supaya menjauhi Cassandra.Dipandang seperti itu, Cassandra langsung menunduk. Dia menggigit bibirnya gugup. Tak disangka, keputusannya membatalkan lamaran kerja ke perusahaan Antonio, justru mempertemukannya dengan laki-laki itu di sini.Antonio adalah teman akrab Cassandra ketika mereka sama-sama masih menjadi penghuni panti asuhan. Beruntung bagi Antonio karena diadopsi oleh keluarga kaya dan menyekolahkan Antonio di sekolah favorite.Berbeda dengan Ca
Baca selengkapnya
Part 16 Pertengkaran
"Aah, lepaskan aku, Antonio!" Sebaiknya kamu pergi, aku tidak ingin Andrian melihatnya. "Cassandra menyingkirkan lengan Antonio sedikit kasar.Wanita itu segera berdiri dan menatap tajam pada Antonio. Di depannya, Antonio membalas tatapan Cassandra penuh teka-teki.Cassandra menunduk, lalu kembali mengusap pipinya yang sembab. "Lupakan aku. Kita lupakan janji kita dulu. Aku tidak pantas untukmu walaupun seandainya aku bukan istrinya Andrian. Tidak seorang pun yang mau menerima perempuan sepertiku kecuali tanpa syarat apa-apa. Jadi, pergilah, Antonio!" usirnya lagi.Antonio masih bergeming. Laki-laki itu bersidekap dengan tatapan tak beralih dari Cassandra. "Tanpa syarat? Jadi, apa benar feelingku, kalau Andrian menikahimu karena sesuatu?" tebaknya.Cassandra langsung mendongak. "Bukan begitu, aku dan Andrian saling mencintai. Kami memang belum lama kenal, tapi apa yang salah dengan cinta kami?" elaknya.Pernyataan Cassandra justru menimbulkan senyum satu sudut di bibir Antonio. "Hh, a
Baca selengkapnya
Part 17 Permintaan Cerai
"Aargh!" Cassandra beringsut mundur, namun sial, tubuhnya justru terhalang kepala ranjang. Cassandra semakin ketakutan ketika Andrian ikut naik ke tempat tidur. Laki-laki itu juga melepaskan jas dan kemejanya, lalu melemparkan begitu saja ke bawah tempat tidur."Kenapa kamu ketakutan, sedangkan dengan Antonio kamu begitu nyaman, istriku? Apakah dia lebih tampan dariku?" tanyanya sinis. Cassandra mengambil bantal dan melemparkan pada Andrian. Bukannya marah, Andrian justru tertawa lirih. Tawa yang tidak pernah Cassandra lihat sebelumnya."Berhenti di situ, Andrian! Mau apa kamu, ha?" tanya Cassandra takut.Kembali Andrian terkekeh pelan. "Pertanyaan yang lucu, Amore. Bukankah kita sudah bisa melakukannya? Aku ingin dengar darimu, hebat mana aku dengan Antonio?" jawabnya setengah menyindir.Cassandra menggeleng pelan. Dia benar-benar takut jika Andrian akan memintanya menunaikan tugas sebagai seorang istri yang sebenarnya. Cassandra tak ingin melakukan hubungan tanpa didasari cinta. C
Baca selengkapnya
Part 18 Bulan Madu
"Aku serius, aku ingin kita cerai!" ulang Cassandra sembari bangkit dan menyambar baju, kemudian memakainya cepat.Andrian menarik tangan Cassandra dan kembali memeluknya. "Aku tidak akan izinkan. Sudah kutegaskan berkali-kali, kita tidak akan cerai!" balasnya.Cassandra mendengus kesal. Dia mendorong pelan tubuh Andrian sehingga pelukan laki-laki itu terlepas. Andrian ikut bangun, lalu memakai celananya. Laki-laki itu bergegas ke lemari dan membuka laci. Andrian mengambil stop map yang berisi berkas perjanjian rahasia mereka.Andrian mendekat lalu membuka isi berkas itu. Diangkatnya kertas yang di situ tertera beberapa perjanjian serta tanda tangannya dan Cassandra. Cassandra mendongak, lalu berusaha meraih benda itu. Namun, Andrian mengangkatnya lebih tinggi. "Andrian, mau kamu apakan itu?" tanya Cassandra sambil mendesis menahan rasa tak nyaman di bagian bawah tubuhnya.Andrian tidak menjawab. Dia justru merobek kertas itu menjadi beberapa bagian kecil-kecil. Cassandra terbelalak d
Baca selengkapnya
Part 19 Rencana Rahasia Jemmy dan Fiona
"Iya, kamu bisa lakukan itu, Honey. Kita akan mendapatkan keuntungan besar jika kamu berhasil!"Fiona mengerutkan kening masih belum mengerti arah ucapan Jemmy. Gadis itu mendongak dengan tatapan menuntut jawaban. Jemmy kembali tersenyum, lalu menjentik gemas dahi Fiona."Apa yang kamu pikirkan? Ini hal mudah, aku yakin kamu bisa, Honey!" ucap Jemmy lagi. Laki-laki itu terus meyakinkan Fiona akan rencana indahnya.Fiona menjentikkan kedua jari, kemudian tertawa. "Kenapa kamu tidak katakan dari dulu, Jemmy? Aku butuh ide brilianmu!" serunya.Jemmy menaik turunkan alisnya. Laki-laki itu kembali menyambar bibir Fiona dan selanjutnya kembali mengulang adegan panas beberapa menit yang lalu.Jemmy memang bukan Andrian yang melakukan hubungan dengan cara lembut. Namun, anehnya hal itu justru semakin dinikmati oleh Fiona yang tidak pernah merasa puas dengan Andrian. "Ah, sial! Kenapa kamu sekuat ini, Jemmy?" pekik Fiona sambil terus menggapai puncak kenikmatan di atas tubuh Jemmy.Suara desa
Baca selengkapnya
Part 20 Rahasia Kalung Cassandra
Andrian mematikan panggilan dan beralih ke pesan singkat. Beberapa foto Cassandra terpampang di aplikasi pesan singkatnya. Andrian mengamati foto-foto Cassandra ketika tengah bercengkrama dengan beberapa anak kecil.Andrian menoleh pada istrinya sekilas yang masih tertidur pulas. Cassandra yang sederhana, hanya mengenakan kaos oblong dan celana jeans robek di bagian lutut, tampak jongkok sambil memeluk dua anak kecil."Anak siapa ini?" tanya Andrian pada dirinya sendiri. "Apa ini adik-adik atau keponakan Cassandra? Tapi, kenapa Carollo tidak membawa saudara Cassandra ketika kami menikah?" ulangnya retoris.Andrian kembali merebah di samping Cassandra. Dia mengusap bibir ranum sang istri dengan ibu jarinya, kemudian mencium bibir wanita itu sekilas.Cassandra menyipitkan mata dan terkejut mendapati wajah Andrian menempel di wajahnya. Telapak tangan Cassandra terangkat sedikit, lalu mengusap pipi Andrian sehingga membuat pria itu menghentikan ciumannya."Andrian, kamu belum tidur?" tanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
21
DMCA.com Protection Status