All Chapters of RETAKNYA MAHLIGAI PERNIKAHANKU: Chapter 11 - Chapter 20
36 Chapters
BAB 11
SERPIHAN LUKA Di depan pintu kamar itu, mereka berpelukan mesra saling bertukar saliva satu sama lain. Nafasku memburu, lututku terasa lemas hingga tak mampu lagi menopang tubuh ini. Kakiku terasa lumpuh mati rasa. Saat mas Ardi menyingkapkan rambut wanita itu, terlihat jelas oleh kedua mataku. Wanita selingkuhan mas Ardi ternyata adalah sahabatku sendiri. "Anggi!", gumamku lirih tak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini. Kedua tanganku menahan rasa sesak yang hinggap di rongga dada. Duniaku terasa hancur sehancurnya! Air mata berderai mengalir membanjiri wajahku. Aku menutup mata tak sanggup lagi melihat penghianatan yang hina ini!, aku mundur perlahan meninggalkan mereka yang saat ini sedang bercumbu mesra. Tangisku pecah. Dadaku terasa sangat sakit! tangan dan kakiku gemetar hebat, aku jatuh tersungkur hingga tak mampu lagi untuk bangkit."Anggi, bagaimana bisa kamu menghianati aku? bagaimana bisa kamu berselingkuh dengan suami sahabatmu sendiri? kamu sudah aku angga
Read more
BAB 12
TAKDIR YANG TERLAHIR"Aaapa? Hanya satu yang bisa diselamatkan? Suster, tolong sampaikan pada dokter selamatkan ibu dan anaknya", bu Ambar cemas berderai air mata. "Suster tolong upayakan untuk menyelamatkan keduanya", timbal Abi."Iya suster, menantu dan cucu saya harus selamat", timbal ummi. Semua tampak sangat cemas dengan kondisi Nanda dan anaknya terlebih lagi Arya. Ya, Arya terlihat sangat menghawatirkan Nanda. Namun lain halnya dengan Ardi yang saat ini sedang asyik memadu kasih dengan Anggi. Dia benar benar lupa bahwa istrinya sedang hamil besar sangat membutuhkannya, sewaktu waktu Nanda bisa mengalami kontraksi dan melahirkan. Anggi berhasil mengambil simpati Ardi, ia berhasil merebut Ardi dari Nanda. Namun tanpa Nanda sadari, Anggi memang sudah menginginkan Ardi sedari dulu saat mereka masih duduk di bangku kuliah. Anggi mencintai Ardi, dia menginginkan Ardi untuk menjadi miliknya. Namun sayang beribu sayang, cintanya harus bertepuk sebelah tangan karena Ardi memil
Read more
BAB 13
DUSTA PERNIKAHAN Mas Ardi membelalakan mata saat melihat aku membuang bunga mawar pemberian darinya. Aku diam seribu bahasa tak menanggapi ucapannya, kali ini aku benar benar benci mendengar suara yang biasa aku rindukan itu, bahkan untuk melihat wajahnya saja aku tak sudi. Wajah yang penuh dengan dusta dan kemunafikan."Kamu marah ya? mas paham kok perasaan kamu seperti apa. Mas benar benar minta maaf ya, mas sangat menyesal", ungkapnya penuh penyesalan seraya mencium keningku lalu menggenggam kedua tanganku. Tak butuh waktu lama, aku langsung menepis tangannya."Sayang, maafkan mas ya. Marahnya jangan lama lama ya, kalau begitu mas pamit mau lihat putri kecil kita dulu". Diam. Ya, hanya itu jurus ampuhku saat ini. Diam seribu bahasa, aku memalingkan wajah enggan untuk menatapnya. Ketika aku melihat wajahnya hanya rasa sesak dan sakit yang terasa di dalam rongga dadaku. Dia beranjak pergi di ikuti oleh Arya. Saat ini aku benar benar tidak dapat mengontrol emosiku, aku ben
Read more
BAB 14
SEBUAH KENANGAN 9 Tahun Yang Lalu"Halo sayangku, selamat pagi", sapa seseorang di seberang sana."Halo sayangku selamat pagi juga, hari ini kamu ada kelas gak?", Tanyaku padanya."Hari ini kebetulan aku lagi free sayang, kalau kamu?", jawabnya riang."Aku juga sama sayang, kita jalan yuk", ajakku dengan semangat."Iya sayang, seperti biasa aku tunggu di kampus ya","Oke sayang, love you","Love you too", dia mematikan teleponnya. Ya, pria tersebut adalah Arya kakaknya mas Ardi yang sekarang telah menjadi suamiku. Dia adalah pria masa laluku, kami saling mencintai. Kami sudah menjalani hubungan selama kurang lebih hampir 2 tahun, namun pada saat itu kami belum memperkenalkan hubungan kami kepada keluarga masing masing karena saat itu kami masih fokus mengemban pendidikan. Kami berkomitmen setelah lulus baru akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Arya adalah pria yang baik, sopan, pintar, dan penyayang. Dia juga sangat sabar men
Read more
BAB 15
ARTI SEBUAH PENYESALANSenduMenatap matamu dalam lamunankuBayanganmu nampak terlihat semuAku mendekapmu kian semakin menjauhCinta memang tak selalu indahTerkadang hati dibuat meranaAku diam tak berdayaSaat melihatmu pergi bersamanyaTertawa dalam dustaMerana bercucuran air mataMimpi telah hilang meninggalkan lukaDerita pun kian menerpa asa~~~~ Arya hanya bisa termenung sendirian di dalam kamarnya, dia masih tidak bisa percaya dengan apa yang telah menimpanya. Bagaimana bisa wanita yang sangat dia cintai dan dambakan akan menjadi adik iparnya sendiri? dia masih tidak percaya dengan kenyataan pahit akan takdirnya ini. Dia tidak bisa membayangkan betapa hancurnya dia saat melihat prosesi akad nikah mereka nanti, dan betapa remuk hatinya membayangkan Malam pertama Nanda dengan sang adik. Selama ini dia berjuang keras di Negeri orang semata mata untuk mempersunting Nanda, namun nyatanya keputusannya itu malah membuat dia menyesal seumur hidup karena harus kehilangan
Read more
BAB 16
BAB 16CINTA TAK HARUS MEMILIKI"Nanda, bisa kita bertemu untuk yang terakhir kali?", Arya memohon untuk bertemu denganku, aku ragu. Semua sudah jelas, lantas apa lagi yang akan kami bicarakan nanti?. Namun setelah aku menikah nanti Arya akan menjadi kakak iparku, tak ada salahnya jika aku menemuinya saat ini. "Ya, kita bertemu di tempat biasa ya". "Iya. Assalamualaikum", ungkapnya dari kejauhan sana."Waalaikumsalam", aku mematikan teleponnya. Sudah 1 jam aku menunggu Arya namun ia belum datang juga. Tak biasanya dia datang terlambat, dia orang yang disiplin dan tepat waktu. "Assalamualaikum", sapa seseorang di belakangku. Saat ku tengok ternyata itu Arya. "Waalaikumsalam, tumben telat?","Maaf ya, tadi kejebak macet", ungkapnya seraya duduk dihadapanku. "Ini untuk kamu, tolong terima ya. Anggap saja hadiah terakhir dari calon kakak iparmu". Dia memberikan kotak kado berwarna merah berukuran kecil. Saat ku buka ternyata isinya itu sebuah kalung berlian yang sangat indah
Read more
BAB 17
TERLANJUR CINTA"Nanda, Ardi..", teriak seseorang dibalik kamarku. Aku bernafas lega, ternyata itu bukan mas Ardi melainkan ibu."Iya bu sebentar", jawabku bergegas mendokumentasikan berkas berkas dan bukti bukti perselingkuhan mereka lalu aku segera membereskannya lagi. Aku berjalan ke luar kamar untuk menghampiri ibu."Bu, kok tidak menghubungi Nanda dulu?", tanyaku takzim mencium tangan ibu."Iya sayang, ibu tadi habis memantau restoran sekalian saja mampir kesini. Oh ya, barusan pintu rumah kenapa tidak dikunci?", Ya ampun! Betapa teledornya aku setelah mengobrak abrik mobil mas Ardi aku lupa tidak mengunci pintu rumah lagi malah kubiarkan terbuka begitu saja. "Nanda lupa bu", jawabku polos cengengesan seraya memeluk tubuh ibu."Ya ampun Nanda, kamu gimana sih! Nanti kalau ada maling gimana", ungkap ibu memarahiku. "Iya deh bu, oh ya ibu sudah makan belum? Kita makan malam yu", ungkapku seraya mengajak ibu menuju dapur. Saat ini Nindya masih tertidur pulas, nanti malam
Read more
BAB 18
MUSUH DALAM SELIMUT"Pagi sayang, halo anak papah yang cantik", ungkap mas Ardi menyapa aku dan Nindya."Pagi juga mas", jawabku malas. "Halo sayang anak papa yang cantik", Mas Ardi menggendong Nindya lalu mengecup kening dan pipinya. Mereka berjalan menuju halaman meninggalkan aku yang sedang sibuk membuat sarapan. Setelah semua selesai, aku berjalan keluar untuk menghampiri mereka. "Mas sarapan dulu", ungkapku tanpa ekspresi, bagaimana bisa aku bersikap manja dan manis kepadanya setelah mengetahui segala kebusukannya."Iya sayang, anak papah yang cantik kita makan dulu ya", mereka berjalan masuk, aku mengambil alih untuk menggendong Nindya."Sayang", suara mas Ardi memecah kesunyian."Ya", jawabku singkat. "Hari ini mas ada acara dengan orang kantor, pergi jalan jalannya di cancel saja tidak apa apa ya? mas janji minggu depan kita jadi jalan jalannya", ungkapnya menatapku ragu Entah mengapa perasaanku mengatakan bahwa saat ini dia sedang menipuku lagi. Perasaan seorang
Read more
BAB 19
BAB 19MEMILIH YANG LAIN"Nindya...", aku berteriak histeris melihat anak semata wayangku kejang kejang. Mulutnya mengeluarkan cairan seperti busa dan matanya membelalak ke atas, bola matanya hampir tidak terlihat. Aku panik, Aku bingung. Aku menangis histeris cemas sesuatu yang buruk menimpanya. Lebih tepatnya aku trauma setelah enak pertamaku berpulang karena tragedi kecelakaan itu. Aku tak ingin harus kehilangan anak ku lagi untuk yang kedua kalinya. "Nanda!", teriak seseorang berlari menghampiriku. Betapa lega nya hati ini melihat kedatangan Arya.. Dia bergegas merangkul Nindya yang masih kejang kejang, dia langsung meletakkan nya pada tempat yang empuk, datar dan luas, lalu menghadapkan Nindya dalam posisi miring agar ia tak tersedak oleh air liurnya atau muntahannya dan Arya melonggarkan pakaiannya terutama pada bagian lehernya. Tak berselang lama kejangnya pun berhenti. Ini adalah pertolongan pertama saat anak mengalami kejang, itulah yang Arya ucapkan padaku. Setelah kon
Read more
BAB 20
DUA WAJAH Arya menyeret mas Ardi dengan kasar, mereka pergi menjauh dari lokasi rumah sakit. Entah apa yang akan mereka bicarakan namun tak sedikitpun aku memperdulikannya, aku berjalan menuju ruangan Nindya ingin melihat kondisi anak semata wayangku saat ini. Ku lihat wajah cantiknya, hatiku tiba tiba terasa nyeri hingga sesak ke rongga dada. Aku membayangkan saat nanti kami berpisah anak ku akan tumbuh tanpa seorang ayah. Mampukah aku membesarkannya tanpa kehadiran mas Ardi? mampukah aku melakukan semua nya sendirian?."Nindya sayang maafkan ibu ya, kamu harus tumbuh besar tanpa kehadiran seorang ayah. Ibu janji akan menjadi ibu sekaligus ayah yang baik untuk kamu. Ibu akan merawat, membesarkan dan mendidik kamu. Ibu akan bekerja banting tulang agar bisa memenuhi semua kebutuhan dan keperluan kamu. Ibu sudah tidak sanggup lagi harus menahan luka ini nak, hati dan jiwa ibu sudah terlalu sakit!. Maafkan ibu nak", Aku mengecup kening Nindya yang sedang tertidur pulas. Bulir bulir ben
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status