Semua Bab Kehamilan yang Kusembunyikan: Bab 421 - Bab 430
605 Bab
Bab 421
Berbaliknya suatu situasi selalu datang tanpa disangka-sangka.Sebelumnya Lisa sangat sedih, berpikir bahwa dia akan menghadapi akhir yang suram. Bersiap untuk kembali dan menangisi penolakannya yang pertama pada Alya.Namun, ternyata pria ini kembali.Lisa yang sedang duduk di dalam mobil, bagaikan sedang duduk menaiki kereta luncur.Dia mengatupkan bibirnya. Hatinya terasa sangat manis, bahkan keberaniannya pun kembali tumbuh. Dia pun mencoba untuk mengobrol dengan pria itu di mobil."Anu, bolehkan aku menanyakan satu pertanyaan padamu?"Rizki memandang ke depan dengan wajah datar."Tanyakanlah.""Um, itu ... namamu siapa? Jangan salah paham, aku hanya nggak tahu bagaimana harus memanggilmu. Lagi pula, aku bahkan nggak mengetahui margamu.""Rizki," jawab Rizki dengan singkat."Rizki?" Lisa terkejut. "Namamu benar-benar Rizki."Reaksinya membuat Rizki memikirkan suatu kemungkinan. Rizki mengangkat alisnya. "Kamu kenal?""Nggak, aku hanya berpikir namamu terdengar bagus," jawab Lisa.R
Baca selengkapnya
Bab 422
"Karier?""Ya, temanku ingin mendirikan bisnisnya sendiri."Rizki mengangkat alisnya.Dia tidak pernah mengira bahwa suatu hari dia harus mengetahui semua urusan dan masa lalu wanita itu melalui mulut orang lain.Memikirkan hal ini, Rizki pun mencemooh dirinya sendiri.Meskipun begitu, dia masih tertarik dengan urusan Alya."Bisnis?" Rizki menyatukan kedua tangannya di atas lutut. "Apa kalian mendirikan bisnis bersama?""Nggak." Lisa menggeleng. "Aku bekerja membantu ayahku di bandara, ayahku nggak mengizinkanku mendirikan bisnis sendiri. Setelah lulus, ayahku menyuruhku membantu bisnis keluarga. Sekarang aku mempelajari manajemen di sana."Akan tetapi, setelah dia mengatakan semua ini, Rizki yang duduk di sana sama sekali tidak bereaksi.Melihat reaksinya, Lisa berpikir sejenak dan melanjutkan, "Temanku ingin mendirikan perusahaan."Tentu saja, begitu dia membicarakan Alya, alis Rizki pun bergerak lagi."Mendirikan perusahaan apa?"Lisa menjawab dengan bingung, "Aku juga nggak begitu
Baca selengkapnya
Bab 423
"Alya?"Lisa hampir mencari di seluruh rumah dan tidak dapat menemukan Alya."Di mana dia?"Lisa terpaksa kembali ke ruang tengah dan melihat Rizki berdiri di sana, jadi dia berkata, "Maaf, Pak Rizki. Sepertinya temanku nggak di rumah. Aku nggak tahu apakah dia sedang keluar atau nggak."Setelah itu Lisa pun hanya bisa mengganti topik pembicaraan. "Bagaimana kalau kamu duduk dulu dan aku akan meneleponnya?""Oke."Lisa kira Rizki akan menolak, tetapi di saat berikutnya pria itu duduk di sofa seakan-akan dia memiliki banyak waktu untuk menunggu.Lisa segera berlari ke balkon untuk menelepon Alya."Alya, kamu pergi ke mana?""Kamu sudah pulang?" Alya yang mengangkat teleponnya pun refleks bertanya."Ya, aku baru saja pulang. Tapi aku nggak melihatmu."Mendengar bahwa temannya sudah pulang, Alya menghela napas lega dan menjelaskan, "Aku harus pergi karena ada sesuatu. Kalau kamu nggak apa-apa, tinggallah di rumah dan tunggu aku pulang. Ada yang harus kubicarakan denganmu.""Ya, aku juga i
Baca selengkapnya
Bab 424
"Mama, peluk."Sebelum Alya sempat bereaksi, Maya tiba-tiba telah diangkat sebuah tangan yang besar dan kuat. Irfan pun memeluk gadis kecil itu di pangkuannya.Maya tidak mendapatkan pelukan Alya seperti yang diinginkannya.Akan tetapi pelukan Irfan juga sangat familier, gadis kecil itu pun tidak keberatan. Dia bahkan langsung merapat ke dalam pelukan Irfan dan berkata dengan suara yang amat lembut, "Paman Irfan, bolehkah aku tidur di pelukanmu?"Irfan menyentuh hidung kecil Maya."Kalau kamu mau tidur, tidurlah. Kapan Paman pernah menolakmu?""Terima kasih, Paman."Irfan teringat sesuatu dan melihat Satya yang duduk samping."Satya, ayo ke sini juga."Satya kecil duduk di sana, tampak pendiam karena dia tidak tersenyum ataupun bertingkah menggemaskan.Dihadapi dengan ajakan Irfan, Satya dengan sopan berterima kasih dan menolaknya."Terima kasih, Paman. Tapi nggak usah."Irfan menghela napas dengan sedih."Kamu selalu menjaga jarak dengan Paman."Tanpa menunggu Satya menjawabnya sendir
Baca selengkapnya
Bab 425
Alya merasa tak berdaya.Selalu seperti ini. Saat dia tidak menginginkan apa yang diberikannya, Irfan akan mundur dan memberikannya pada Maya.Sementara Maya ....Maya mengedipkan kedua mata besarnya. Tanpa adanya tekanan batin, dia menerima kunci-kunci itu. Kemudian dia berjinjit dan mencium pipi Irfan."Terima kasih, Paman."Alya menatap putrinya, ekspresi di wajahnya seolah-olah menunjukkan bahwa dia sudah menebaknya.Karakter Maya dapat dikatakan sangat berbeda dengan Satya. Anak ini menerima niat baik orang lain dan memiliki teori kecilnya sendiri.Sebelumnya, saat Alya mengajarinya untuk tidak selalu menerima barang dari Irfan secara cuma-cuma, Maya mendongak dengan wajah kecilnya dan berkata, "Tapi Mama, Maya nggak menerima barang dari Paman Irfan secara cuma-cuma.""Maksudmu?""Setiap kali Paman Irfan datang, dia selalu memeluk Maya, menggosok wajah Maya, juga memfoto Maya. Maya juga bekerja."Alya tak bisa berkata-kata.Oke. Ternyata di usia mudanya, anak ini sudah memiliki op
Baca selengkapnya
Bab 426
Setelah melihat-lihat, Alya cukup puas dengan sekolah ini.Suasana kelas tempat anak-anak belajar juga sangat bagus. Para guru berbicara dengan lembut, tetapi kuncinya adalah anak-anak yang bekerja sama. Secara garis besar, semuanya tampak cukup baik.Setelah hampir melihat semuanya, Alya tidak segera membuat keputusan dan hanya berkata bahwa dia akan mempertimbangkannya.Sang penanggung jawab sekolah pun cepat-cepat setuju dan memberi Alya kontaknya."Sekolah kami menyediakan layanan transportasi, tapi ada beberapa hal yang perlu kubicarakan denganmu lebih dulu. Beberapa orang tua nggak nyaman bila anak-anak ini berada di dalam satu kendaraan, jadi mereka lebih memilih untuk mengantar jemput anak mereka sendiri atau menyuruh sopir rumah untuk datang menjemput.""Ya, aku mengerti maksudmu. Terima kasih, aku akan mempertimbangkannya.""Baik, baik. Kalau begitu hati-hatilah di jalan. Sampai jumpa juga, anak-anak."Setelah naik ke mobil, Irfan bertanya pada Alya, "Bagaimana?""Kelihatanny
Baca selengkapnya
Bab 427
Kata-kata yang merendah ini ....Ini bukanlah pertama kalinya Alya mendengar kata-kata semacam ini dari mulut Irfan.Namun, tiap kali pria itu mengatakannya, hati Alya masih merasa tidak nyaman.Sejujurnya, Irfan memperlakukannya dengan sangat baik. Pria itu memberikan segalanya untuk Alya. Mungkin, tidak akan ada lagi orang kedua di dunia ini yang memperlakukannya sebaik Irfan.Hati Alya tidak terbuat dari batu, tentu saja dia dapat melihat kebaikan yang telah dilakukan Irfan untuknya selama bertahun-tahun ini. Jika bukan karena dirinya yang sudah memiliki dua anak, mungkin ... dia akan benar-benar memilih untuk bersama dengan Irfan.Akan tetapi, dia sendiri adalah anak dari orang tua tunggal. Tidak banyak yang bisa Alya berikan kepada anak-anaknya, sehingga dia tidak bisa membuang tenaga untuk membicarakan cinta.Atau, dia tidak dapat mengalihkan perhatiannya kepada siapa pun selain kedua anaknya.Memikirkan hal ini, Alya hanya bisa menghela napas di dalam hati.Akhirnya, dia pun mem
Baca selengkapnya
Bab 428
Alya membawa kedua anaknya masuk ke rumah dan mengganti baju mereka.Setelah dia pergi, Irfan diam-diam melirik Lisa."Bagaimana kabarmu hari ini?"Irfan yang berinisiatif untuk bertanya membuat Lisa agak tercengang."Apa?"Melihat bahwa wanita ini mungkin tidak memahami pertanyaannya, Irfan pun terpaksa memberi petunjuk. "Semalam."Mendengar ini, raut wajah Lisa seketika berubah."Bagaimana kamu bisa tahu tentang semalam? Alya nggak mungkin memberitahumu, 'kan?"Begitu memikirkan bahwa Irfan mengetahui dirinya berjongkok di depan kamar seorang pria semalam, raut wajah Lisa dalam sekejap memburuk. Dia pun tak dapat menahan amarahnya."Ada apa dengannya? Jelas-jelas aku sudah memberitahunya, meskipun kita tinggal bersama, kita masih bebas untuk melakukan apa yang kita mau. Kita nggak boleh saling ikut campur. Kenapa dia memberitahumu tentang urusanku?"Amarahnya mengagetkan Irfan, dia tidak menyangka pertanyaannya itu akan mengakibatkan masalah besar untuk Alya.Akan tetapi ....Setelah
Baca selengkapnya
Bab 429
Ekspresi Lisa berubah.Tadinya, dia ingin memberi tahu Alya tentang Rizki yang datang untuk meminta maaf padanya. Namun, setelah mendengar ucapan Irfan barusan, Lisa merasa dia tidak perlu memberitahunya.Setelah memikirkannya, Lisa tersenyum canggung dan berkata, "Bu ... bukan apa-apa."Mendengar jawabannya, Alya terlihat curiga."Saat kamu pulang, bukankah di telepon kamu bilang ada yang ingin kamu bicarakan denganku?""Ya, itu benar." Lisa hanya bisa menjelaskan dengan panik, "Saat itu aku sedang emosional, jadi aku ingin bicara denganmu. Tapi sekarang aku nggak apa-apa."Alya mengangkat alisnya."Begitukah?"Lisa mengangguk berulang kali.Meskipun mereka belum saling mengenal selama itu, Alya merasa dirinya masih bisa memahami Lisa. Ketika berbohong dan merasa bersalah, Lisa sama sekali tidak bisa menyembunyikannya. Mata Lisa akan melihat ke mana-mana dan dia akan mengangguk seperti anak ayam yang mematok beras.Jadi pada saat ini, Alya dapat melihat bahwa temannya sedang berbohong
Baca selengkapnya
Bab 430
Lisa segera memaksakan sebuah senyum untuk kedua anak itu.Alya menatap anak-anaknya. Setelah mereka turun dari kursi, Alya pun mengelus kepala mereka. "Satya, Maya, malam ini kalian sangat baik. Kembalilah ke kamar untuk istirahat, lalu kemasi barang-barang kalian, oke?"Lisa yang mendengar ini pun menggigit bibirnya, wajahnya pucat.Mendengar perkataan ibunya, kedua anak itu pun seketika memandang Alya. Mereka mungkin tidak menyangka bahwa masalahnya seserius ini.Namun, di saat berikutnya, Alya tersenyum dan berkata, "Besok kalian akan pergi ke sekolah baru."Mendengar ini, kedua anak itu pun merasa lega dan pergi untuk mengemasi barang mereka.Setelah mereka pergi, Alya perlahan menghabiskan nasi yang tersisa di mangkuknya.Sementara itu, Lisa duduk di seberangnya. Sejak dia menyuruh anak-anaknya mengemasi barang mereka, Lisa terus duduk di sana dengan bingung.Hingga akhirnya, Alya pun selesai makan dan berdiri untuk bersih-bersih. Saat itu barulah Lisa mendapatkan kesadarannya ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4142434445
...
61
DMCA.com Protection Status