All Chapters of Legenda Pendekar Pedang Ganda: Chapter 31 - Chapter 40
119 Chapters
31. Yu Ling Bertingkah!
Semua wanita saling berbisikan di belakang Nyonya Shi dan suaminya, sedangkan keduanya hanya berdiri tak berdaya. Meskipun secara samar, tentu saja mereka mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh banyak orang.Mereka semua bertanya-tanya, ada masalah apakah yang menjadikan Yu Ling bersikap kasar dan sangat tidak sopan hingga membuat Shi Gao dan istrinya tak seberdaya itu?Nyonya Shi hampir saja maju untuk membela anak gadisnya, tapi Shi Gao segera mencegahnya. Pria itu menangkap tangan sang istri dan menariknya hingga wanita itu pun kembali mundur."Bersabarlah, Istriku!" bisik Shi Gao di sisi telinga ibu dari kelima Nona Shi."Tapi, aku benar-benar tidak tahan lagi dengan tingkah laku anak itu, Suamiku!" Shi Gao berbisik lagi. "Aku tahu bagaimana perasaanmu. Tapi masalahnya akan menjadi sangat rumit kalau kita juga ikut memperkeruh suasana. Apalagi sekarang di luar masih belum aman. Kita tunggu saat yang tepat untuk membicarakan masalah putri kita dengan Kakak Yu."Perasaan tersing
Read more
32. Ilmu Pancaran Mata Dewa Api
Gadis itu sampai terbungkuk saat berhenti di depan Yu Zhen. Dia berusaha untuk mengatur napasnya yang kacau dan sedikit sesak akibat berlari dan merasa panik."Nona Xiao, ada apa?" Yu Zhen terkejut.Xiao Si Tian menunjuk ke suatu arah. "I--itu ....""Di--di di sana ....""Tenangkan dirimu terlebih dahulu, Nona. Setelah itu baru ceritakan ada kejadian apa di sana." Yu Zhen berkata menegangkan, tapi dia menjadi lebih khawatir.Xiao Si Tian sudah mulai merasa lebih baik setelah beberapa lamanya menenangkan diri. Dia pun berkata, "Mereka berhasil kabur dengan membawa salah seorang pelayan dari Keluarga Shen." "Membawa salah seorang pelayan Keluarga Shen?" Yu Zhen sedikit terkejut."Benar sekali. Dan gadis itu kulihat baru saja datang dari wisma selatan ...." "Wisma selatan?" Yu Zhen memenggal perkataan Xiao Si Tian."Tuan Muda Yu, tunggu!" Xiao Si Tian dibuat sangat terkejut atas menghilangnya Yu Zhen dari hadapannya. "Secepat itu dia pergi dengan ilmu peringan tubuh yang luar biasa cep
Read more
33. Yu Zhen Keracunan
"Ilmu Pancaran Mata Dewa Api, bukankah konon ilmu itu milik Pendekar Yu Wulin?" Pria berbadan besar terkejut."Benar sekali. Aku pernah mendengar para petinggi sekte membicarakan tentang ilmu ini. Dan dengan kemampuan kita yang sekarang, kita masih bukan tandingannya!" Pria bertopeng lainnya berkata sambil berjalan mundur. "Lalu, kita harus bagaimana sekarang?" tanya orang lain. "Haruskah kita nekat menghadapinya, atau sebaiknya kita melarikan diri secepatnya?" "Jika kita tidak ingin mati konyol, kita memang harus melarikan diri," sahut pria berbadan besar, kemudian ia menoleh ke arah kawannya yang sedang menahan tubuh Shen Ning. "Cepat lemparkan gadis itu ke arahnya dan kita segera pergi secepat mungkin!" Dikarenakan tidak ada pilihan lain selain hanya melarikan diri, pria penyandera segera melakukan apa yang diperintahkan oleh kawannya. Dia segera mendorong keras dan kasar tubuh Shen Ning ke arah Yu Zhen. Bersamaan dengan itu, salah seorang dari komplotan pengacau melemparkan bol
Read more
34. Shen Ji Pergi
"Jangan khawatir, Nona. Mereka ada di tempat yang aman. Hanya saja kita tidak bisa ke sana, karena kita tak akan bisa menerobos para pengacau itu!" jawab Shen Ning yang juga dengan napas memburu. "Itu sebabnya Tuan Muda Yu meminta kita lari dan bersembunyi ke tempat lain yang mungkin tidak diketahui oleh para pengacau itu, Nona!" Tiba-tiba saja, beberapa orang bertopeng mengejar mereka dengan pedang terhunus di tangan masing-masing.Kedua gadis itu pun menjadi semakin panik. Shen Ning yang tak ingin sang nona celaka, tiba-tiba berpikiran lain. Ia memutuskan hal ini dalam hati.Saat jarak keduanya semakin dekat dengan pintu gerbang yang sudah sedikit terbuka, Shen Ning dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Shen Ji agar melampaui pintu gerbang kokoh itu terlebih dahulu. "Nona, Nona pergilah sekarang! Aku akan menahan mereka dan akan segera menyusulmu nanti!" "Ah Ning! Tidaaak!" Shen Ji berteriak kaget saat tubuhnya terdorong keluar dari pintu gerbang."Nona, pergilah!" Shen Ning segera
Read more
35. Ingin Menikmati Hidup
Memikirkan hal ini, tubuh Shen Ji mulai terasa lemas.Jangankan harta untuk ditukar dengan keselamatan nyawa, sedangkan benda paling berharganya saat ini hanyalah baju dan jepit rambut kupu-kupu yang sedang dia kenakan pada rambutnya.Namun dia juga berpikir, memangnya siapa yang sudi meminta baju dari seseorang berpenyakit kulit seperti dirinya?Shen Ji memberanikan diri untuk menoleh ke arah datangnya sentuhan yang mendarat di tengkuk, lalu bergerak ke arah punggung kirinya.Pada saat lehernya bergerak ke arah samping, mata Shen Ji beradu tatap dengan sepasang mata yang membuat dia terkejut sekali lag, dan secara spontan dia berteriak, "Mo--mo ... monyeeeeeeet!""Monyeeet! Tolong, ada monyeeet!" Kerasnya suara teriakan Shen Ji membuat si monyet terkejut dan juga ketakutan. Binatang berbulu itu langsung meloncat ke ata dahan pohon, bersembunyi. Keduanya lalu sama-sama lari terbirit-birit berlawanan arah. Jika si monyet lari berloncatan melalui pepohonan, sedangkan Shen Ji berlari s
Read more
36. Bercurah Hati
Tiba-tiba saja, di matanya terbayang wajah dua orang lelaki yang harus dia bunuh. Ada keanehan pada sikap Yu Shan yang terlihat seperti begitu memerhatikannya dan ada kehangatan dalam sikap Shen Ming yang tampaknya memiliki kepribadian tenang, sabar penuh kelembutan.Qing Yuan lalu duduk di atas bebatuan sembari menekuk lutut. Tatapannya jauh menerawang entah ke mana. Ada perasaan janggal yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.Qing Yuan merasa kesal sendiri. Ia lalu memungut tiga butir batu dan melemparkannya ke permukaan air dengan lemparan yang biasa ia lakukan. "Sial! Mengapa harus kupikirkan kebaikan orang-orang itu?" Lemparan pertama menciptakan gelombang kecil yang menjadikan air terjatuhi batu pun bergerak naik ke atas dan turun dengan cepat."Tidak seharusnya aku memikirkan musuh yang harus aku bunuh!" Qing Yuan berucap geram sambil kembali melemparkan batu kedua dengan lebih kuat.Gelombang yang ditimbulkannya pun menjadi lebih besar dari sebelumnya dan berhasil memb
Read more
37. Ciuman Pertama yang Hilang
Putri Chu Rong Xi adalah putri kedelapan dari Kaisar Chu Qi yang bertahta di Kekaisaran Chu saat ini.Sang tuan putri konon memiliki kecantikan yang sangat sempurna hingga ia dijuluki sebagai Rembulan Negeri Chu. Tak ada pria mana pun selain saudaranya yang diperkenankan melihat wajah tuan putri secara langsung tanpa seijin dari kaisar.Putri Chu Rong Xi pun harus mengenakan cadar saat tampil di khalayak ramai dan juga ketika berpergian. Pendek kata, tuan putri sangat diistimewakan oleh seluruh keluarga kekaisaran.Shen Ji tidak tahu, jika teriakannya itu berhasil mengejutkan seseorang."Shen?" Mata Qing Yuan tiba-tiba saja terbuka lebar saat mendengar nama marga yang tidak asing baginya. "Gadis itu mengatakan kalau dia bernama Shen Ji? Apakah aku tidak salah dengar? Apa hubungannya dia dengan Shen Ming?""Dan dia orang yang pernah ditindas oleh banyak orang?" Pemuda tampan itu berpikir hingga alisnya mengerut. "Biasanya, orang yang sudah pernah mengalami hal buruk dalam hidupnya, mak
Read more
38. Hantu Bertemu Hantu
Shen Ji terperanjat hingga jantungnya berdetak cepat. Dia merasa mendengar ada seseorang yang baru saja berbicara padanya.Gadis itu sampai seperti tak dapat menarik napas akibat merasa sangat ketakutan."Tidak mungkin!" Shen Ji merasa tak percaya kalau dirinya sudah mati. Jika dia mati, mengapa rasanya tempat ini sangat tidak asing baginya?Shen Ji memerhatikan keadaan sekelilingnya yang dipenuhi berbagai macam jenis pepohonan liar dengan berbagai macam ukuran. Tempat yang sesudahnya sangat berbahaya, tetapi gadis itu tanpa sengaja memasuki hutan belantara ini.Dia bukannya tidak takut, tapi Shen Ji juga berpikir, bahwa tempat yang berbahaya justru itu adalah tempat yang paling aman. "Apakah di hutan ini ada hantu?" Shen Ji mulai merasa merinding dan ngeri. Ia membayangkan sosok hitam yang tinggi dengan muka sangat buruk mungkin sedang mengawasinya. "Siapa di sana?" Shen Ji bertanya dengan suara gemetar. "Apakah hantu yang berbicara denganku?" "Hahahaha!" Qing Yuan tertawa geli.
Read more
39. Mengangkat Murid
"Jadi namamu adalah Shen Ji? Kalau begitu, maksudnya kamu berasal dari Keluarga Shen?" tanya Qing Yuan yang merasa penasaran."Benar. Aku adalah salah satu putri dari Tuan Shen Ming dan Nyonya Huo Lin. Tapi, aku adalah ...."Shen Ji menjawab lirih, kemudian menyembunyikan wajahnya dengan cara menunduk. "Aku adalah yang paling menyedihkan." "Aku selalu ditindas oleh kakakku. Aku bahkan dihina olehnya di sebuah perjamuan. Aku merasa sangat malu dan sakit hati saat mengingat semua itu." Shen Ji melanjutkan ucapannya dengan perasaan sedih.Shen Ji melanjutkan ucapannya. "Jadi, aku berniat menghilang saja dari dunia ini. Mungkin dengan begitu, mereka tidak akan lagi membenciku.""Oh, jadi itu masalahnya?" tanya Qing Yuan dalam hati. "Sepertinya tidak buruk juga kalau aku membantunya untuk membalas dendam. Tapi masalah lainnya, dia adalah putri dari Shen Ming yang merupakan musuh ayahku. Bagaimana kalau ayah mengetahui dan kemudian membunuhnya?" Di dalam hati, Qing Yuan sungguh bimbang da
Read more
40. Rumornya Begitu Buruk
"Seseorang yang ingin berubah itu tidaklah mudah dan harus ada harga yang harus dibayar untuk memperoleh hal yang diinginkan." Qing Yuan mulai memberi penjelasan dengan gaya seorang guru. "Semua yang ada di dunia ini memiliki peraturan dan hukum masing-masing. Seperti halnya hukum sebab akibat." Shen Ji sampai mengangguk-anggukkan kepala saat mendengar Qing Yuan berbicara. Suaranya yang tegas berwibawa memang sepadan dengan sosoknya yang tinggi semampai. Meskipun saat ini sang guru penampilannya dalam keadaan cukup berantakan.Rambut dan bajunya masih basah, bahkan banyak kotoran tanah menempel di beberapa bagian tubuhnya. Meski demikian, pesona serta keindahan pria muda ini tak berkurang sedikit juga."Jika dibandingkan dengan Kak Yu Zhen, sikapnya sangatlah jauh berbeda," pikir Shen Ji yang setengah mendengarkan penjelasan Qing Yuan dan sebagiannya tidak dia ingat. Qing Yuan menengadahkan wajahnya ke atas, memandang gumpalan-gumpalan awan berarakkan di langit dengan gerakan pelan.
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status