All Chapters of Legenda Pendekar Pedang Ganda: Chapter 51 - Chapter 60
119 Chapters
51. Sangat Kecewa
"Kamu bahkan belum melihatnya lagi semenjak hari itu, lalu bagaimana bisa dengan mudahnya kamu bilang tidak suka?" bertanya sang ibu sambil balas menatap Yu Ling."Tidak suka, ya tidak suka!" Yu Ling merasa sangat kesal dan mengibaskan tangannya dengan kasar. "Aku tidak mau!"Suasana yang tadinya hangat pun seketika menjadi kacau. Dua pasang manusia terus bertahan dalam kepentingannya masing-masing dan tak ada yang ingin menyerah. Yu Zhen memutuskan untuk bangkit dan berlutut di hadapan Yu Shan setelah menyimpan gulungan berharga itu di atas meja."Ayah, maafkan Zhen'er! Untuk sekarang, anak tidak berbakti ini tidak dapat menikahi gadis mana pun. Zhen'er masih harus menyelesaikan pelatihan ilmu yang masih dalam tahap penyelesaian." Ada nada memohon dalam suara Yu Zhen. "Ayah, Laoshi mengatakan, jika aku menyentuh seorang wanita sebelum ilmu yang sedang kupelajari selesai dengan sempurna. Maka ilmu yang telah aku latih sebelumnya akan hilang dan usahaku selama ini akan menjadi sia-si
Read more
52. Sama-sama Gila
"Kalau begitu cepatlah pergi! Aku tak sanggup mengejarnya." Yu Ling berkata sambil mengibaskan tangannya dan masih bersandar pada dinding."Baiklah, Tuan Muda Pertama." Huan Li mengepalkan kedua tangannya dan membungkuk."Hexia, kamu jagalah tuan muda." Huan Li berpesan."Baik." Wang Hexia mengangguk dan langsung menghampiri Yu Ling. Huan Li sendiri segera pergi menyusul Yu Zhen yang berlari cepat ke suatu arah.Wang Hexia lalu mengajak anak majikannya seraya memapah Yu Ling. "Tuan Muda, sebaiknya sekarang Anda kembali. Nyonya sangat khawatir dengan kepergian Anda berdua.""Baiklah." Yu Ling menyetujui. Dia pun berjalan kembali ke wisma dengan dibantu oleh Wang Hexia."Bocah bau itu tampaknya sangat marah kali ini." Yu Ling berkata pelan. "Aku khawatir kalau dia akan berbuat yang tidak-tidak.""Mungkin Tuan Muda Kedua masih belum dapat menerima keputusan Tuan Besar Yu. Memang tidak mudah melakukan hal yang tidak kita kehendaki." "Kamu pikir aku juga bisa menerima keputusan pria tua i
Read more
53. Apa Salahnya Mencoba?
Tangan Yu Zhen menangkup, menutupi wajahnya guna meredam gejolak jiwa yang sedang sangat terguncang. Kekecewaan terhadap garis nasibnya sungguh menjadikan pemuda itu kian menyesali kenyataan, jika dia adalah tuan muda kedua Keluarga Yu yang seharusnya mendapat segala sesuatu tanpa kesulitan. "Aku hanya ingin menjadi orang bebas tanpa beban semacam itu." Mata Yu Zhen menghangat dan hidungnya terasa asam. Aliran air mata pun meluruh lepas tak dapat dikendalikan lagi. Meskipun dia adalah seorang praktisi seni bela diri yang cukup tangguh, tetapi hatinya tetaplah terdiri dari segumpal daging dan darah yang akan merasa sakit jika terluka.Hati yang berdarah di dalam sana memang tak ada yang mengetahui selain daripada dirinya sendiri dan Sang Pencipta. Mungkin dengan menjatuhkan air mata, setidaknya ada beban yang sedikit terangkat.Siapa bilang seorang pria tidak boleh menangis?Akibat terlampau larut dalam kekalutan, Yu Zhen sampai tidak menyadari akan adanya beberapa sosok pria tiba d
Read more
54. Sehelai Surat Petaka
Meskipun Huan Li tidak mengerti apa yang ingin dilakukan oleh sang tuan, tapi dirinya tidak banyak bertanya. Bagi pria muda itu, yang terpenting sekarang Yu Zhen sudah bersedia pulang kembali ke kediaman Keluarga Guo dan menghadiri acara perjamuan. Pengawal lain segera melaporkan perihal Yu Zhen kepada orang tuanya, sedangkan Huan Li terus mengikuti tuannya.Dikarenakan malam nanti adalah puncak acara dan Yu Zhen tak ingin menunda hal yang ingin dia lakukan. Yu Zhen sekarang terlihat sibuk di kamar yang ditempati bersama dengan sang kakak.Pemuda itu duduk sambil memegang pena celup dan tampak mulai menuliskan kalimat demi kalimat pada sehelai kertas sambil membacanya berulang kali. Saking seriusnya, terkadang ia tampak mengerutkan alis, memicingkan mata atau meremas kertas yang baru saja ia tulisi dan melemparkannya secara sembarangan, lalu menulis ulang hingga berulang kali.Huan Li yang setia menemani Yu Zhen sampai berulang kali menggelengkan kepala sambil terus menghaluskan batu
Read more
55. Barang Curian?
Tangan Yu Zhen bergetar saat meraih surat yang sekarang tertangkap basah oleh ayahnya. Ia membacanya dengan saksama dan benar-benar menyadari sesuatu. "Ini ... mengapa jadi seperti ini?" Yu Zhen tak percaya."Sekarang, apa lagi yang akan kamu jelaskan pada ayah dan ibumu, Zhen'er?"Yu Zhen masih bingung hingga tak menyahuti pertanyaan Yu Shan. Wajahnya yang pias sekarang menjadi merah padam akibat marah. Namun soalnya, ia bahkan tidak dapat membuktikan apa pun tentang kebenaran isi suratnya.Jika diperhatikan sekilas, tulisan di surat ini sedikit mirip dengan gaya tulisannya. Walaupun Yu Zhen tidak begitu pandai dalam ketrampilan seni menulis, tapi setidaknya dia melakukannya dengan cukup baik."Ini jelas bukan aku!" Yu Zhen berseru dalam hati dengan rasa masygul. "Aku merasa tidak menulis semua yang tertera di sini." "Yang kukatakan adalah penundaan, tapi mengapa jadi surat pembatalan?" pikir Yu Zhen dengan perasaan janggal. "Ayah, aku bisa menjelaskan ...." "Cukup! Sebaiknya kamu
Read more
56. Apakah Sudah Gila?
Mendengar pertanyaan yang menyerupai tuduhan tersebut, Shen Xu dengan kesal memukulkan ujung selendang birunya ke punggung Guo Yan. "Mencuri? Apakah aku harus berlaku seperti itu hanya untuk memberi imbalan kepada seseorang?""Aku tidak mencuri dari ayahku dan untuk apa merasa sayang? Aku tidak tertarik dengan ilmu-ilmu semacam itu." Shen Xu memutar-mutar selendangnya. "Buku itu adalah hadiah pada saat aku berulang tahun. Sayang sekali, itu hanya bagian pertamanya. Bagian lain disimpan oleh gadis jelek itu."Guo Yan merasa sedikit bersalah. "Kalau begitu, maafkan aku, Shen Xu!" "Maafkan aku juga." Xiao Si Tian juga merasa bersalah."Mmhh." Shen Xu hanya bergumam kecil."Oh ya, kamu bilang tadi kalau buku ini hanya bagian pertamanya dan bagian lain dibawa oleh Shen Ji. Meski tak sempurna, tapi setidaknya aku memilikinya dan pasti akan aku pelajari." Xiao Si Tian merasa puas dan langsung menyimpan buku tersebut di balik pakaiannya. "Terima kasih, Shen Xu!" "Sama-sama." Shen Xu lalu dud
Read more
57. Pena dan Pedang
Yu Zhen merasa kesal sendiri hingga rahangnya mengatup rapat. Namun, sepertinya pria pelukis tampak sekali tak memedulikan perubahan cuaca di wajah orang lain yang sudah menjadi sewarna abu. "Lihatlah, Zhen'er. Bagaimana, apakah ada yang janggal?" Yu Ling merentangkan selembar kipas yang telah dia lukis dengan indahnya. Beberapa kalimat kata juga tertera di sana."Hmmm." Pandangan mata Yu Zhen langsung jatuh menimpa benda di tangan Yu Ling, kakaknya.Yu Zhen menatap goresan tinta hitam yang ditulis membentuk serangkai sajak sederhana. Tidak terlalu puitis, tetapi itu seperti gambaran perasaan penapak kuasnya.Yu Zhen merasa janggal. Mengapa rasa-rasanya seperti ada yang tidak benar, tetapi juga bukanlah hal yang salah?Yu Ling tak sabar dalam menunggu komentar adiknya, sedangkan orang yang ditunggu dengan sikap santai meletakan ujung jari telunjuknya di dagunya sendiri.Yu Zhen hanya berdecak kagum dalam hati. Karena jika disuarakan, maka orang di sampingnya bisa saja menjadi besar k
Read more
58. Gadis Berpipi Mantao
"Kamu baru saja memberiku semangat dan sekarang kamu mencibirku lagi!" Yu Ling memukulkan kipas pada lengan Yu Zhen dengan perasaan kesal.Yu Zhen hanya mengusap bekas pukulan dari kakaknya dengan santai tanpa ekspresi apa pun. Matanya yang tajam berbulu lentik melirik dengan sinis ke arah sang kakak.Yu Zhen tersenyum tipis, sedikit mengejek kakaknya. "Dasar lemah! Pukulanmu ini bahkan tidak bisa untuk membunuh nyamuk sekalipun." "Kamu!" Yu Ling menunjuk dengan kesal, rasa hatinya terasa sedikit panas.Dia segera meletakkan dengan tergesa-gesa kipas merah muda di atas meja, kemudian pemuda itu bangkit dari duduknya, dan menerkam sang adik.Mendengar desir angin akibat gerakan Yu Ling, Yu Zhen lantas memiringkan sedikit tubuhnya ke arah samping sambil tersenyum mencibir. Kecepatan gerak menghindar Yu Zhen membuat Yu Ling hanya menangkap udara kosong, sehingga dia kehilangan keseimbangan tubuhnya. Yu Ling pun jatuh menabrak sebuah kursi kayu, hingga kursi dan tubuh pemuda itu sama-sam
Read more
59. Harimau Tidak Akan Memangsa Anaknya Sendiri
Yu Shan menatap istrinya dengan pandangan tak senang. Permasalahan ini sudah membuat rasa hatinya sangat tidak enak terhadap Keluarga Shen. Bagaimana mungkin ia memiliki wajah jika dia bertemu dengan Shen Ming nantinya."Bagaimana aku tidak marah? Dia telah mempermalukanku! Apa kata mereka dan apa yang akan terjadi jika perjanjian itu dibatalkan?" Yu Shan bertanya dengan berang. Kekecewaan jelas tergambar di wajah tampan Yu Shan yang sesekali berubah warna sesuai dengan perasaan hatinya. Jia Mi bungkam. Ia memang tidak bisa menjawab pertanyaan suaminya. Namun sebagai seorang ibu, rasa khawatir begitu mencengkeram hatinya saat ini. Pada akhirnya dia memilih untuk diam, meski perasaan dalam dada bagaikan diamuk badai."Sudahlah. Sebaiknya kamu tidak ikut campur dalam urusan ini. Aku tahu dia anakmu, tapi dia juga adalah anakku dan kehormatan keluarga kita terletak padanya." Yu Shan sendiri sebenarnya tengah dilanda rasa bingung bercampur marah. "Menurutmu, apa yang harus aku lakukan
Read more
60. Memikirkan Pembatalan
Pria itu menatap lekat wajah anak keduanya dengan mata memerah. Dia mengibaskan secara kasar pegangan Jia Mi hingga terlepas.Jia Mi sedikit terhuyung ke belakang, tetapi dia masih dapat berseru, "Zhen'er, cepat lakukan sebelum ayahmu semakin marah!" Yu Zhen pun menuruti apa kata sang ibu dia segera bergerak hendak memeluk kaki Yu Shan, tetapi Yu Shan merasa muak dan tidak ingin disentuh oleh anak yang sudah dianggap menjatuhkan harga diri dan martabat Keluarga Yu."Ayah, Maafkan aku! Aku tak bermaksud mempermalukan Ayah dan Ibu! Aku-aku hanya ...."Belum sempat kata-kata Yu Zhen selesai, sebuah tamparan keras kembali mendarat di pipi Yu Zhen hingga pemuda itu terbatuk akibat tersedak darah dari pipi dalamnya yang pecah."Kakak Shan, tolong jangan tampar dia. lagi!" Jia Mi menjerit keras sambil menangis. "Diam! Ini juga akibat dari tindakanmu yang terlalu memanjakannya! Lihat dia sekarang! Dia sudah seperti menjatuhkan wajah ayahnya sendiri ke dalam kolam tinja!" Yu Shan kian berang
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status