Semua Bab Menantu Serasa Pembantu: Bab 31 - Bab 40
49 Bab
bab 30
"Ngga papa mas. Atau, kita istirahat saja dulu? " Tawar ku.Rasanya, akan bahaya jika melanjutkan perjalanan dalam keadaan kurang fokus seperti ini. Bahaya bisa mengancam kapan saja, terutama bagi orang-orang yang hilang fokus seperti mas kamal.Ku rasa, kita perlu istirahat sebentar, walau sekedar menikmati es degan sambil melihat lalu lintas yang padat merayap.Akhirnya, mas kamal menyetujui usulan ku. Mobil kami menepi di pinggir jalan raya. Tepat di samping sawah sawah yang membentang luas. Dan kebetulan, ada warung kecil yang menyediakan es buah rumput laut." Bu, es buah nya dua porsi ya... " Pesan ku pada seorang ibu ibu yang mengenakan daster rumahan berwarna coklat itu, lengkap dengan rambutnya yang di cepol asal." Baik bu... Di tunggu dulu ya... " Jawab nya seraya mempersilahkan aku dan mas kamal duduk pada sebuah lincak yang sepertinya sudah tua.Kebetulan, tempat ini sedang sepi. Hanya ada aku, mas kamal, ibu ibu penjual itu dan anaknya yang sepertinya masih TK. Di warung
Baca selengkapnya
bab 31
Jenengan gus kamal?? Putera nya kyai hakim?? " Tanya bapak satu nya yang lebih tua." Iya Pak... " Jawab ku." Ya Alloh gus, ning... Yang meninggal kyai hakim??" Tanya bapak nya lagi." Iya... " Jawab ku lagi." Begini saja... Ayo, saya supirin sampai trenggalek. Sekalian saya takziyah sama kyai. Saya itu murid nya abah e kyai hakim " Ucap bapak bapak itu." Alhamdulillah, iya Pak... Ngga papa. Kebetulan mas kamal nya masih syok berat. Saya takut jika nekat pulang sendiri dalam keadaan seperti ini" Jawab ku.Dari tadi, aku lah yang menjawab pertanyaan mereka. Karena mas kamal sama sekali tak mengeluarkan suara. Beliau memilih diam, dan pandangan mata nya kosong seperti orang linglung.Laki-laki yang lebih tua tadi segera mengemasi barang belanjaan kami yang tercecer dan memasukkan ke bagasi. Sedangkan pemuda tampan yang sepertinya putera nya, membantu ku membuka pintu mobil dan memapah mas kamal yang tampak lemas." Mas, yang sabar ya... Kita pulang sekarang " Bisik ku lirih.Lelaki y
Baca selengkapnya
bab 32
Pasalnya, sejak tadi mas kamal lah yang terlihat sangat kacau. Beliau terlihat sangat sedih, melebihi diri ku.Tapi tiba-tiba saja, mas kamal mengucapkan kalimat yang seolah-olah aku lah yang sejak tadi menangis tergugu, melebihi dirinya. Seolah-olah, aku yang paling terluka, padahal dirinya.Ya... Mungkin kalimat itu juga mas kamal tunjukkan untuk dirinya sendiri, dan di ucapkan nya pada ku. Pada intinya, kita saling menguatkan." Iya mas, yuk sekarang kita turun. Pak Amir juga sudah membukakan pintu untuk kita " Ajak ku.Akhirnya, dengan langkah gontai, mas kamal mengikuti ku turun. Beberapa warga tampak menatap kami prihatin." Tante.... " Teriak keyra berlarian ke arah ku. Mata gadis kecil itu tampak sembab." Iya sayang.... " Jawab ku. Lalu, gadis cilik itu segera ku gendong." Embah abah sudah meninggal tante... Huhuhuhuhu... "'Ucap nya. Ia kembali menangis dalam gendongan dan pelukan ku." Sabar ya sayang.... " Ucap ku.Perlahan, ku genggam tangan mas kamal dan menuntun nya mas
Baca selengkapnya
bab 33
Aku emang terkadang sombong, terkadang judes, terkadang bermulut cabai. Dan terkadang... Sangat baik bak malaikat. Hehehehe." Iya iya mbak, yang uang nya banyak " Jawab Aleeza memutar bola mata malas.Melihat pemandangan itu, aku pun terkekeh geli. Pasalnya Aleeza yang terkenal sangat ramah itu ternyata juga bisa julid dan sewot. Hahaha." Udah yuk, pulang!! " Ajak nya karena aku yang terus terus an senyum sendiri." Oh, oke oke. Yuk!! " Jawab ku semangat empat lima.Akhirnya, kami berdua pun pulang. Ia yang sangat ramah juga menyapa setiap tetangga yang di temui nya di jalan, hingga membuat ku malas sendiri.Tak lama kemudian, kita sudah sampai di rumah. Lagi lagi, aku bersandiwara. Memerankan sebagai sosok kakak ipar yang baik. Aku membantu Aleeza membawa belanjaan itu ke dalam rumah." Loh, darimana ini?? " Tanya mbak Najwa." Belanja mbak" Jawab ku sambil nyengir." Oh, ya sudah " Jawab mbak Najwa.Selanjutnya, aku kembali ke kamar, menemui mas kamal yang entah sedang ngapain. Se
Baca selengkapnya
bab 34
POV. IBU KHOIR ( IBU MERTUA)Pagi ini, setelah sholat shubuh berjamaah, aku tidur lagi. Karena kebetulan gerimis menguyur salah satu desa di kota tempe keripik.Aku terbangun saat matahari mulai masuk lewat teralis jendela kamar ku.Begitu terbangun, indra penciuman ku sudah mencium aroma ikan goreng yang lezat.Karena lapar, gegas ku langkahkan kaki ini menuju dapur. Dan ku lihat, menantu cantik ku itu sudah mencuci peralatan dapur, itu artinya... Acara memasak nya sudah selesai.Aleeza natasha aidisty adalah salah satu menantu ku dari putera ke empat. Istri dari Reyhan, putera kesayangan abah.Sebenarnya, aku cukup jatuh hati dengan wanita cantik itu. Ia pandai mengaji, pandai pekerjaan dosmetik, dan juga sangat ramah. Ia juga sangat cekatan dalam mengerjakan sesuatu. Masakan nya pun selalu patut di acungi jempol.Namun, karena sejak dulu aku tak suka Reyhan, aku juga jadi membencinya. Selalu ku cari celah kesalahan nya. Ia juga sering ku salahkan atas sesuatu yang tak di lakukan ny
Baca selengkapnya
bab 35
Ketika aku datang, di Sana sudah ada beberapa ibu ibu tim ghibbah squad kami." Assalamu'alaikum bu ibu.... " Ucap ku menyapa mereka semua." WA alaikum salam, eh... Bu hajjah. Mari mari, duduk" Jawab yu parmi.Gerombolan ibu ibu itu langsung mempersilahkan ku untuk duduk bersama mereka. Bahkan, dalam perkumpulan mereka yu kanti sudah menyediakan buah mangga, es sirup, gorengan, dan aneka camilan ringan lain nya." Bu hajjah sudah selesai semua ya?? Tumben banget masih jam segini sudah ngumpul sama kita kita? " Tanya bu Romlah." Ah, iya bu... Dari bakda shubuh tadi, sudah saya bereskan semua. Sebenarnya belum menjemur baju sih, tapi nanti saja. Raga tua saya sudah capek. Hehe " Jawab ku melebih lebih kan diri sendiri." Ah, bu hajjah itu emang rajin banget ya orang nya. Sampai sampai semua di kerjakan sendiri " Sahut mpok jum." Iya loh... Enak banget yang jadi menantu nya. Di jadikan ratu" Imbuh bu Romlah." Engga gitu juga kok bu... Saya cuma nggak mau para menantu ku nggak betah t
Baca selengkapnya
bab 36
POV. ALEEZASetelah kepergian abah, ibu mertua ku semakin bersikap semena mena terhadap ku. Menguras hampir semua sisa kesabaran ku yang sudah setipis kertas tisu.Dan aku, sebagai menantu yang baik, hanya bisa mendengarkan segala ocehan nya sambil mengelus dada ku.Semakin ke sini, mas reyhan pun mulai tampak sifat aslinya. Ia tak lagi menjadi pria yang lembut dan penuh kasih sayang.Ia juga tak lagi selalu membela ku. Mungkin, karena sami'na WA atho'na juga, ia begitu patuh dan hormat pada ibu nya.Awalnya, aku mengagumi sifat itu. Karena menurut ku, memang laki-laki itu adalah milik ibu nya. Sampai kapanpun.Tapi ternyata, hati ku di buat hancur oleh kelakuan mereka.******" Sayang.... " Ucap mas reyhan mendekati ku yang tengah menulis di ponsel.Aku yang tak ingin mas reyhan tahu tentang pekerjaan menulis ku pun segera menyembunyikan HP ku." Iya mas, ada apa? " Jawab ku.Sebenarnya, dalam hati aku sudah berharap akan mendapatkan nafkah dari nya. Karena ini adalah tanggal satu, d
Baca selengkapnya
bab 37
Ooo, oke mas. Saya akan mengingat itu semua. Bagaimana dengan minuman atau kudapan ringan yang menjadi camilan?? " Tanya ku lagi." Setiap pagi, aku terbiasa minum kopi murni dengan sedikit gula. Dan meminum teh di sore atau malam hari. Dan aku juga memakan semua jenis kudapan serta camilan ringan untuk menemani santai ku" Jawab mas reyhan lagi." Hem... Baiklah. Aleeza sudah faham. Insya Alloh, Aleeza akan mengingat semua itu" Jawab ku." Okey. Terima kasih " Jawab mas reyhan.Flashback offSaat itu, aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia. Pasalnya, aku mendapat suami seperti mas reyhan. Laki-laki baik hati yang bersahaja. Bukan hanya tampan, tapi ia juga menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan. Secara Nadab, tentu saja mas reyhan lebih unggul dari ku. Karena kakek nya adalah pemilik sebuah pesantren yang cukup ternama.Seluruh saudara nya, juga termasuk jajaran anak anak yang baik dan sukses. Ibu nya juga tampak kalem, lembut, dan juga penyabar.Namun, semakin k
Baca selengkapnya
bab 38
Di tengah acara menangis ku, Tiba-tiba ku rasakan tangan seseorang menyentuh lembut pundak ku. Ia juga mengelus puncak kepala ku. Lalu, seseorang itu meraih ku, merengkuh ku dan menyandarkan ku dalam pelukan hangat nya.Sebelumnya, hati ku berbunga bunga, karena mengira seseorang yang memperlakukan ku dengan manis itu adalah mas reyhan. Tapi nyatanya... Aku keliru.Sosok yang meraih ku dalam rengkuhan nya yang memenangkan itu adalah budhe mud. Kakak dari ibu mas reyhan." Nduk... " Panggil nya lembut. Bahkan sangat lembut.Aku mendongakkan kepala, ku lihat wanita yang sudah Sepuh itu tersenyum penuh kedamaian. Wajahnya membuat orang orang merasa tenang." Ada apa cah ayu?? Kenapa kamu menangis tersedu-sedu disini?? Kemana reyhan?? " Tanya budhe mud.Mendengar pertanyaan budhe seperti itu, membuat tangis ku semakin kencang. Aku semakin terisak menahan rasa sakit yang baru saja laki-laki itu torehkan." Engga apa apa budhe. Aleeza hanya rindu dengan abah" Jawab ku berbohong."Sepertinya
Baca selengkapnya
bab 39
POV. BUDHE MUDSaat itu, aku sedang suntuk di rumah. Aku ingin sekedar jalan jalan keluar rumah untuk menghilangkan penat.Akhirnya, ku putuskan untuk main ke rumah adik ku yang rumah nya tak terlalu jauh dari rumah ku.Langkah demi langkah ku susuri, melewati beberapa rumah tetangga yang tampak sepi tak berpenghuni." Eh, budhe mud... Mampir sini!! " Teriak yu roisah yang ternyata sedang duduk santai di depan rumah nya bersama bu shofia." Iya budhe... Mampir bentar sini!! " Teriak bu shofia juga.Karena tak enak dengan mereka, akhirnya ku seret langkah kaki ku untuk belok menuju rumah nya.Sebuah rumah sederhana khas rumah warga pedesaan tampak berdiri kokoh dengan beberapa pohon rindang dan bunga hias yang menghiasi beberapa sudut rumah nya." Mau kemana budhe?? " Tanya yu roisah." Ini loh yu, mau sekedar jalan jalan saja. Menghilangkan penat " Jawab ku sambil tersenyum." Oh, begitu ya budhe. Kirain mau kemana. Hehehe " Ucap yu roisah lagi." Engga kok yu. Raga nya sudah tua ini,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status