All Chapters of SIKSA BATIN ISTRI TUAN MUDA : Chapter 31 - Chapter 40
68 Chapters
Ch.31 Demi Mengais Uang
Rex menatap tajam pada istrinya. Permintaan itu menelisik ke relung hati. Tidak saling mempedulikan satu sama lain tentu saja dia setuju. Namun, saat mendengar Lyra mengijinkan ia menjadikan Marina istri kedua tanpa terlihat ada perasaan berat, itu … tidak nyaman. “Yang aku ingin hanya tenang, sehingga anakku lahir dengan tenang. Aku tahu kamu tidak menginginkan anak ini, kamu mungkin mual jika mendengar kata anak kita … jadi, aku memanggilnya anakku,” lanjut Lyra tersenyum, menyembunyikan pedih. Tentu saja Rex tidak mau memperlihatkan perasaan tidak nyaman di depan sang istri. Ia hanya tersenyum sinis, mehahan gempuran sesak di dalam dada ketika mendengar rangkaian kalimat Lyra.“Terserah kamu saja! Aku tidak akan mempedulikanmu lagi!” desisnya, kemudian meninggalkan kamar tanpa melihat ke belakang sama sekali.Seperginya Rex dari dalam kamar, Lyra duduk di tepian ranjang. Barulah napasnya terengah hebat, bibir tergetar, dan air mata menetes butir demi butir. Ia meremas lembut ba
Read more
Ch.32 Menagih Janji Pada Rex
Mata Rex terbelalak melihat istrinya terduduk di atas sofa dengan darah mengalir dari balik rok hingga membasahi mata kaki, dan bahkan menetes sampai di atas lantai.Dadanya terengah, sementara ia terus membeku tak percaya dengan apa yang dilihat. Melihat bagaimana Lyra menutup mata, terisak sembari meringis kesakitan, lalu keringat mengucur deras membasahi wajah … semua itu menjadikan sang pemuda tak bisa bergerak sama sekali.Mbak Yanti mengguncang tubuh majikannya. “Tuan Rex! Tuan Rex! Sadarlah, Tuan! Antar Lyra ke rumah sakit!” Suara asisten rumah tangga itu menghentak kasar kesadaran Rexanda. Perlahan ia kembali pada dunia nyata dan meninggalkan keterbekuan.Tak berpikir panjang, Rex berlari menghampiri Lyra. Ia angkat sang wanita dengan lengan kekarnya. “Buka pintu mobilku!” teriaknya lantang.Pak Bondan melakukan perintah majikannya. Selang beberapa detik Lyra sudah diletakkan di jok depan bagian penumpang oleh Rex. Rintih kesakitan serta isak ketakutan masih jelas terdengar.
Read more
Ch.33 Bisa Segera Menceraikan
Makin sesaklah dada sang pemuda mendengar rengekan Marina. Ingatan sontak membawanya kembali ke masa lalu di mana mereka pertama kali bercinta. Dan memang ... ada noda merah di atas sprei hotel yang putih bersih ketika telah selesai. Berucap dengan sedikit tergetar, “Tenanglah, Marina. Apa tidak cukup semua yang kulakuan untukmu sampai sekarang? Aku harus mengurusi Lyra, mengertilah!”“Iya, iya, aku mengerti! Pokoknya, kamu tidak boleh jatuh kasihan, apalagi jatuh cinta dengannya! Aku tidak akan terima! Aku tidak akan ikhlas!” tukas Marina. “Ya, sudah, sana urusi Lyra. Aku mau berangkat ke mall dengan Sherly saja kalau begitu.”“Hmm, berangkatlah ....”***Lelaki berperawakan tinggi dan gagah itu memasuki ruang IGD kembali. Napasnya tersengal, tetapi ditahan. Begitu sampai di bilik pemeriksaan, Lyra sedang dipersiapkan untuk dipindah ke ruang khusus. “Kita akan naik ke ruang khusus bersalin, Tuan. Dokter kandungan menunggu di sana untuk memeriksanya,” jelas perawat saat Rex bertanya
Read more
Ch.34 Biaya RS Dibayar Lunas
Rex terdiam mendengar perkataan Marina. Jika tidak ada lagi janin hasil perbuatannya di dalam rahim sang istri, maka ia bisa segera menceraikan? Iyakah? Benarkah demikian?“Kenapa kamu diam? Ini kabar bagus, Rex!” ulang Marina bersemangat. “Hmmm,” jawab Rexanda tidak seperti kekasih gelapnya yang penuh dengan semangat. Marina mendengkus, “Kenapa? Kamu sedih istrimu keguguran? Ish, ada apa denganmu? Jangan-jangan kamu memang mulai jatuh hati padanya?” tuduh sang wanita.“Aku sedang tidak mood untuk menanggapi cemburumu. Kamu mau tahu apa yang aku pikirkan? Bagaimana kalau Papa menyalahkan keguguran ini padaku? Kira-kira aku akan dihukum apa lagi?” desis Rex lanjut berjalan menuju kantor administrasi rumah sakit.“Ya, jelaskan saja kalau kamu tidak tahu apa-apa. Biar bagaiaman, tugas Lyra adalah menjaga kandungannya! Kalau sampai gugur, memang istrimu itu bodoh tidak tertolong lagi!” jawab Marina.“Kamu juga harus membela diri, dong, Rex! Jangan mau disalahkan terus menerus!” pungkasn
Read more
Ch.35 Membuang Kasur Lipat
“Ceritakan semua kepada saya, kenapa Lyra bisa sampai keguguran?” Harlan bertanya sekali lagi karena Dita tertegun mendengar pertanyaannya pertama kali. Wajah perawat ibunya itu menjadi bingung dan serba salah. Menoleh ke kanan dan ke kiri seakan khawatir percakapan ini didengar oleh pihak lain. Harlan kembali berucap, “Saya ingin tahu yang sebenarnya antara Rex dan Lyra. Jadi, kalau kamu masih ingin kerja di sini, sebaiknya kamu menceritakan semua yang kamu tahu!”“Saya takut dimarahi Lyra atau Tuan Rexanda,” jelas Dita meremas jemarinya sendiri karena gugup. “Saya tidak akan membocorkan kepada siapa pun kalau kamu yang bercerita. Mulailah bercerita, atau mulailah packing barang-barangmu dan pergi dari sini,” tandas Harlan memandang dengan sangat serius.Dita tidak ada pilihan, ia akhirnya mulai bercerita. “Adik Lyra kecelakaan di Malang, Tuan. Dia butuh uang untuk membiayai keluarganya di kampung. Sejak menjadi istri Tuan Rex, dia tidak terima gaji lagi.”“Dan Rex tidak memberiny
Read more
Ch.36 Dusta Dibayar Tamparan
“Apa yang kamu lakukan terhadap Lyra selama ini? Jawab yang jujur!” desis Harlan memandang sangat tajam penuh kekecewaan pada putra sulungnya.Rex berlagak tidak paham apa maksud sang ayah. “Aku tidak mengerti. Melakukan apa?”“Jangan bohong kamu! Papa tahu semuanya! Papa tahu bagaimana kamu terus menyiksanya selama ini!” bentak Harlan menggebrak meja kerjanya.Tenggorokan Rex tercekat dan napasnya tersengal, sulit untuk mengambil udara segar. Akan tetapi, ia masih berusaha menutupi semuanya. “Menyiksa apa? Papa bisa lihat sendiri kalau aku telah melakukan tugasku sebagai seorang suami dengan baik.”“Memangnya Lyra mengatakan apa tentangku?” kulik Rex spontan berpikir adalah istrinya yang telah mengadu ini dan itu kepada pemimpin keluarga Adiwangsa. Harlan bangkit dari kursinya, sambil berjalan menuju Rex, dadanya kembang kempis. “Suami yang baik katamu? Apa menyuruh istrimu menggugurkan kandungan yang berisi anak kalian demi uang 20 juta adalah perilaku suami yang baik?”Tertegun, r
Read more
Ch.37 Marina Butuh Uang
Lyra segera tahu suaminya sedang dalam mode kesetanan. Ia reflek menurunkan kaki, hendak kabur menjauh karena takut disiksa seperti awal pernikahan. Namun, gerakannya kalah cepat dan Rex berhasil menarik sikunya hingga ia terjengkang ke belakang. Dengan kasar, sang suami menarik Lyra sampai terjatuh dengan bokong dan punggung lebih dulu menggempur lantai. “Mas! Ada apa!” jerit Lyra menutupi kepala dan wajah dengan kedua tangannya. Takut tamparan Rex akan mendarat setelah ini. “Kamu sialan! Kamu sudah berjanji tidak akan mengadu apa pun kepada Papaku! Ternyata, kamu adukan semuanya, brengsek! Lacur sialan! Wanita murahan!” amuk Rex menjambak rambut Lyra dengan kasar. “Lepaskan! Sakit! Sakit, Mas! Sakiiit!” jerit Lyra memegangi rambutnya yang dijambak tak berperikemanusiaan. Namun, Rex tidak peduli! Sambil terus menjambak, dia menyeret Lyra hingga kembali ke ranjang dan melempar tubuh mungil istrinya ke atas peraduan.Terengah, ia berdesis, “Kamu tahu? Sejak kamu keguguran, aku mul
Read more
Ch.38 Apakah Karma Bekerja
Keluarga Adiwangsa duduk di depan ruang IGD. Setengah jam lalu mereka sampai di rumah sakit setelah diberitahu oleh pihak kepolisian bahwa ada anggota keluarga yang mengalami kecelakaan di jalan tol.Harlan, Ajeng, dan Eva duduk berdampingan. Ibu dua orang anak itu pucat pasi, bersandar lemas di pundak suaminya. Air mata sudah membasahi wajah sejak masih di rumah. Pun dengan Eva yang terus menggigiti kuku jari sembari sesekali mengetik di ponsel. Adiknya itu terkadang terisak, bahkan napasnya tersengal. Sementara Lyra, ia berada dua baris di belakang keluarga kaya raya itu. Meski kursi di sebelah Eva ada sekitar tiga buah yang kosong, ia memilih untuk memisahkan diri dan duduk di paling belakang saja. Pikirnya, siapa tahu setelah ini ada anggota keluarga yang lain datang.Apa yang diduga tidak salah, seorang wanita muda berlari memasuki IGD dan langsung berpelukan dengan Eva. Belum bisa dibilang keluarga, tetapi mungkin calon keluarga. “Rex sedang meneleponku saat kecelakaan terjadi
Read more
Ch.39 Menolak Pulang Meski Dibutuhkan
“Aku tidak bisa merasakan atau menggerakkan kakiku!” engah Rex menggeleng dengan wajah panik.“Apa biusnya masih bekerja, Dokter?” tanya Harlan ikut panik dan mendadak pucat. Sudah diberi keterangan oleh dokter bahwa kelumpuhan mungkin saja terjadi, tetapi ia tetap merasa tidak siap menerima kenyataan putranya tidak bisa berjalan lagi.Lyra memandang dengan perasaan bergemuruh kencang. Air mata menuruni pipinya bersamaan dengan Rex yang menjerit dan menangis karena tidak bisa merasakan atau pun menggerakkan kakinya. Sang mantan suami meronta, menjerit histeris hingga dipeluk oleh Harlan. Hari ini, tidak ada yang bisa tersenyum meski sedikit saja.***Dua hari berlalu, kondisi vital Rex yang semakin stabil membuatnya dipindahkan ke kamar biasa. Lyra datang menjenguk saat pemuda itu sedang sendiri hanya ditemani oleh seorang perawat lelaki yang disewa Harlan.“Mau apa ke sini? Aku tidak mau melihatmu lagi!” desis Rex melengos, tak sudi menatap wajah sang wanita.“Hanya mau melihat kead
Read more
Ch.40 Hanya Lyra yang Bisa
Permintaan Harlan adalah sesuatu yang sangat berat bagi Lyra. Ketika diri ditalak, separuh batin merasa ini adalah kebebasan yang dinanti. Jika ia menerima, bukankah berarti diri akan kembali terjebak dalam labirin penderitaan yang sama?“Kamu butuh uang untuk keluargamu di desa, bukan? Papa bisa memberikan gaji bulanan kepadamu untuk menjadi perawat Rex jauh lebih banyak daripada ketika kamu menjadi perawat Nenek Tariyah,” ucap Harlan berusaha menggoyah pendirian Lyra.Sang wanita melirih, “Bukan semata masalah uang, Pa. Tapi … Mas Rex membenciku. Dia akan semakin stres kalau ada aku di sisinya. Bagaimana dengan Marina? Bukankah mereka saling mencintai? Apakah marina tidak mau merawat Mas Rex?”Harlan tertawa miris. “Marina? Kamu tidak tahu, ya, Marina itu seperti apa? Saat Rex masih dalam kondisi kritis saja dia justru berangkat ke Korea Selatan untuk jalan-jalan dengan teman geng foto modelnya.”“Keluarga Marina itu sangat materialistis. Papa kenal ibu dan adiknya, tahu seperti apa
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status