All Chapters of Suamiku Pewaris Kaya Raya: Chapter 241 - Chapter 250
260 Chapters
Bab 241 - Berakhirnya Keluarga Bastian
Saat Bastian beserta anak dan istrinya turun dari mobil, baru saja sampai rumah, terdengar bunyi notifikasi pesan masuk yang berasal dari ponsel milik Susan dan Mario diwaktu hampir bersamaan. Seketika Susan dan Mario mengurungkan niatnya hendak melangkah masuk ke dalam rumah, berhenti di samping mobil seraya kompak meraih ponsel masing-masing untuk mengeceknya. Melihat hal tersebut, Bastian pun ikut menghentikan langkah, balik badan dan memperhatikan apa yang tengah dilakukan oleh keduanya. Selama sesaat, pandangan Susan dan Mario tertuju pada layar ponsel masing-masing. Namun tiba-tiba keduanya kompak membelalak! Detik berikutnya, keduanya kompak memicingkan pandangan ke arah layar ponsel, seakan hendak memastikan apa yang baru saja dilihatnya. "Ma ... lihat ini!" tiba-tiba Mario berujar setelah terdiam beberapa saat selagi melangkah maju dan berdiri di samping Susan sambil memperlihatkan layar ponsel yang memperlihatkan pesan yang baru saja ia terima berisi foto-foto dan
Read more
Bab 242 - Memberi Pelajaran Berharga Kepada Haryadi dan Edward
Vania melakukan audit investigasi yang diadakan oleh auditor independen yang menghasilkan bahwa Presdir di perusahaan tersebut terbukti menggelapkan dana perusahaan senilai miliaran rupiah yang tidak jelas peruntukanya. Namun pihak perusahaan belum bisa menginterogasi sang presdir karena hari ini, secara kebetulan pula, Bastian tidak berangkat ke kantor. Mereka menduga, selain karena masalah penggelapan dana perusahaan, juga karena perselingkuhanya telah tersebar di media sosial. Alhasil, dua hal tersebut menjadi topik bahasan panas di kalangan seluruh karyawan kantor sejak tadi pagi hingga saat ini. Berhubung Bastian tidak berangkat ke kantor, pun tidak bisa dihubungi, pihak perusahaan akhirnya memilih menunggu klarifikasi dan penjelasan dari yang bersangkutan lebih dulu, jika nantinya akan berlangsung alot, tidak menemukan titik terang, maka, mereka terpaksa akan meloporkan kasus tersebut ke polisi. Juga menunggu keputusan Kakek Hermanto selaku pemilik dan pendiri perusahaa
Read more
Bab 243 - Huru Hara Di Keluarganya Bastian
Aditama pindah menatap Edward. "Bagaimana denganmu, Ed? Apa rencanamu sebelumnya kepada Mario?" Kemudian, ia memicingkan pandangan. "Apa kau juga sudah melakukanya?" Dengan bibir dan mulut bergetar, Edward menjawab. "Su ... sudah, Tuan Muda. Saya sudah menyuruh wanita yang sedang mengandung anaknya Mario untuk menemui dan mengaku kepada tunanganya Mario dan keluarganya." Mendengar hal tersebut, terbit senyum miring di bibir Aditama. "Anak pintar," Edward pun tak elak merasakan hal yang sama seperti apa yang tengah dirasakan oleh sang Ayah, malah kian tak keruan. Di saat ini, Aditama kembali angkat bicara. "Kalian pasti sedang merasa khawatir, bukan?" Singgungnya. "Karena salah satu anggota keluarga kalian hilang secara mendadak?" Haryadi dan Edward kompak mengerjap mendengar hal itu, lalu saling pandang satu sama lain. Seakan tengah menyamakan frekuensi atas perkataan Aditama barusan. Bertanya-tanya, mereka berdua lalu kembali menatap ke arah Aditama dengan jantung berde
Read more
Bab 244 - Karma Sekaligus Hukuman
Kakek Hermanto dan Stephanie langsung meluncur ke rumahnya Bastian saat mengetahui jika perselingkuhan Bastian tersebar di internet. Juga karena mendapat kabar bahwa Bastian tidak berangkat ke kantor dan tidak bisa dihubungi. Pun keduanya sudah mencoba menghubungi. Tapi hasilnya tetap sama. Kakek Hermanto kini benar-benar murka dengan anak laki-lakinya tersebut. Ia serasa ingin membunuhnya! Bagaimana tidak? Anak laki-lakinya itu telah membuatnya marah dan kecewa. Serta mempermalukan, mencoreng nama baik keluarga besar Hermanto. Bastian yang menggelapkan dana perusahaan saja sudah membuatnya marah besar dan sekarang harus ditambah kabar yang begitu mengejutkan darinya lagi? Bastian berselingkuh? Rumah tangganya berantakan?! Setelah puas menampar Bastian berkali-kali, Kakek Hermanto berseru-seru dengan kemarahan hebat yang membara kepada Bastian. Mendapati hal itu, Bastian hanya bisa pasrah. Tak melawan. Tak membela diri. "Di mana Susan?!" tanya Kakek Hermanto dengan nada
Read more
Bab 245 - Penyesalan Bastian, Susan dan Mario
Akhirnya Susan dan Mario pulang ke rumah, tentu saja karena terpaksa, dengan wajah dan suasana hati buruk. Saat melihat Bastian, seolah mereka langsung ingin menerkamnya. Lalu, anggota keluarga Hermanto segera meluncur ke perusahaan Gandara corporation untuk menemui Aditama. Selain hendak meminta maaf dan memohon ampunan, meskipun sepertinya hal itu akan berakhir sia-sia karena sudah terlambat, pun keluarganya Bastian sudah berantakan, hancur lebur lebih dulu, mereka hendak memastikan dengan mata kepala mereka sendiri bahwa Aditama itu memang benar-benar Presiden Direktur Gandara corporation. Pasalnya, mengetahui bahwa Aditama adalah Presiden Direktur Gandara corporation, masih seperti mimpi saja bagi seluruh anggota keluarga Hermanto. Tiba di sana, dengan jantung berdetak kencang, perasaan tak keru-keru an, mereka digiring menuju ruangan Presiden Direktur. Seketika semua orang terpana saat baru saja menginjakan kaki di ruangan tersebut, apalagi saat melihat sosok Aditama de
Read more
Bab 246 - Mulai Terciumnya Pengkhinatan Edwin
Melihat kedatangan tuan mudanya, Heru bergegas menghampiri. Tepat di hadapan Aditama, ia membungkukan badan. "Apa yang hendak kau bicarakan denganku, Kak Heru?" tanya Aditama. Heru menegapkan tubuhnya kembali dan menjawab. "Ada yang hendak aku tunjukan kepada Tuan Muda." Dia kemudian menambahkan. "Mari, Tuan Muda. Ikuti aku." Usai mengatakan hal itu, Heru berbalik dan berjalan mendahului menuju ke arah mobilnya diikuti Aditama di belakang. Lalu, Heru membuka pintu mobil, menyuruh seseorang di dalam sana untuk keluar. Tampak seorang pria turun dari mobil dengan gerakan patah-patah setelahnya. Pria itu langsung gemetaran begitu disambut tuan muda keluarga Gandara di hadapanya, menatap sekilas, sebelum kemudian langsung menundukan kepala. Melihat wajah pria itu, Aditama menautkan alis. Merasa tak asing dengan wajah pria tersebut. Namun tiba-tiba mata Aditama melebar kala teringat siapa pria tersebut. Tak salah lagi, pria itu adalah tukang pukul penyusup yang telah membo
Read more
Bab 247 - Bersikap Seolah Belum Tahu Apa-Apa
Aditama kembali diajak bertemu oleh Robert dan Andika. Ia menduga jika mereka berdua hendak meluruskan soal kejadian penyerangan waktu itu. Juga sudah pasti soal data-data yang selama ini sedang mereka incar. Akan tetapi, Aditama tidak akan memberitahu tukang pukul yang diselundupkan oleh mereka di keluarganya itu hanya lah dijadikan kambing hitam. Kali ini Robert dan Andika mengajak bertemu Aditama di gedung kantor perusahaan mereka. Melihat kedatangan Aditama, dengan gaya khas bermuka dua, Robert dan Andika langsung berdiri dari kursi masing-masing untuk menyambutnya. Seperti biasa dengan ramah. Seakan penyerangan yang mereka lakukan itu tak pernah terjadi. Aditama dipersilahkan duduk dan ia duduk di kursi dekat mereka diikuti Robert mau pun Andika setelahnya. Duduk kembali. Awalnya, mereka mengobrol basa-basi. Aditama tidak menyela pembicaraan, mau pun memotong, memutuskan menunggu hingga keduanya menyinggung kepada inti pembicaraan pada akhirnya. "Apa kau tahu, Tam?"
Read more
Bab 248 - Mulai Menyelidiki Edwin
Malam hari, di rumahnya, Aditama mendapatkan panggilan masuk dari Heru. Ia pun segera menggusap layar dan menempelkan ponsel di telinga. "Aku ingin melaporkan jika Edwin baru saja pergi, Tuan Muda." ujar Heru di sebrang sana begitu panggilan terhubung. "Jika Tuan Muda ingin mengecek kamarnya, maka, sekarang lah waktunya." Aditama mengerjap mendengar hal itu. "Oke, Kak Heru." Sahut Aditama cepat. Dia kemudian menambahkan. "Tunggu aku di bawah. Aku akan segera ke sana." "Baik, Tuan Muda." "Ngomong-ngomong ... apakah dia memberitahumu hendak ke mana dia pergi?" tanya Aditama lagi. "Tidak, Tuan Muda." Jawab Heru. "Dia tidak bilang mau pergi ke mana padaku." Aditama menghela napas. Ia lalu lanjut berkata. "Tapi kau sudah menyuruh anak buahmu untuk mengikutinya, 'kan?" "Sudah, Tuan Muda. Tuan Muda tidak perlu khawatir. Selama ini aku mau pun anak buahku selalu mengikuti dan mengawasi gerak gerik Edwin." Rahang Aditama mengeras sembari manggut-manggut. "Bagus."Panggilan b
Read more
Bab 249 - Menemukan Papan Rencananya Edwin
Di salah satu ruangan perusahaan, tampak Robert dan Andika sedang berbincang dengan seorang pria berseragam polisi. Robert memperbaiki posisi duduk, menatap pria berseragam polisi yang ada di depanya itu untuk beberapa saat. "Anda bisa melindungi kami jika Laksana nekat menyebarkan data-data tentang kejahatan yang kami lakukan, 'kan Pak Gunar?" ucap Robert dengan rahang mengeras diikuti tatapan keingintahuan Andika. Polisi bernama Gunar itu mengangguk seraya mengulas senyum. "Sangat bisa, Tuan Robert dan Tuan Andika," jawabnya menatap keduanya bergantian. "Saya pastikan kalian akan tetap aman jika seandainya data-data yang dipegang Tuan Laksana Gandara saat ini akan tersebar ke publik." Lanjutnya penuh keyakinan. Seketika Robert dan Andika saling pandang, lantas saling melempar senyum. Setelah pembicaraan terakhir kali dengan Aditama, yang membuat mereka berdua lega dan senang karena Aditama bersedia menyerahkan data-data itu. Akan tetapi, hal tersebut malah membuat mereka b
Read more
Bab 250 - Rencana Jahat Edwin
Aditama semakin dibuat bingung. Namun jangan pikir Edwin bisa melakukan hal demikian. Tentu ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia akan menggagalkan rencana jahat Edwin ini! Mata Aditama lalu menutup seiring ia yang masih mencoba mencerna rencana jahat yang akan Edwin lakukan terhadap orang-orang yang ia sayangi. Alih-alih ia yang sedang menghadapi musuhnya yang tak lain dan tak bukan adalah Robert dan Andika—yang masih belum selesai juga—tapi kini harus ditambah musuh lagi, mirisnya dari orang dalam! Di sisi lain, ia masih shock bukan main. Pasalnya, ia benar-benar tak menyangka jika orang kepercayaan keluarganya, orang yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri, pun sang Ayah sudah mengambilnya, dari dia tak punya apa-apa, menjadi mempunyai segalanya sekarang. Dari bukan siapa-siapa, menjadi ketua tukang pukul yang disegani dan ditakuti. Tapi ... apa balasan Edwin terhadap keluarganya? Dia malah akan menikam keluarganya dari belakang? Akan melenyapkan oran
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status