All Chapters of Terjerat Hasrat Suami Kontrak : Chapter 191 - Chapter 200
203 Chapters
191. Kenapa Gadis Itu Harus Menjadi Adikku?
“Pesta keluarga Herald. Presdir Herald mengundang keluarga Herakles untuk hadir di pesta ulang tahunnya. Beliau juga memintamu datang, Jenny,” tutur River yang lantas memicu kerutan di kening putrinya. “Aku? Apa Daddy yakin? Aku bahkan tidak mengenal siapa Presdir Herald,” sahut Jennifer mengendikkan bahunya. “Jenny, beliau adalah pemilik Herald’s Gallery yang terkenal. Nenekmu juga mengenal beliau dengan baik.” Jennifer menyipitkan pandangan, lalu menyambar, “Nenek?” “Ya, Presdir Herald sahabat baik nenekmu. Saat itu beliau melihat pertunjukanmu di kompetisi balet dan terpukau karena kau menjadi pemenangnya. Selain itu, cucu laki-laki beliau juga pulang dari luar negeri. Beliau ingin—” “Tunggu, apa maksud Daddy? Semua itu tidak ada hubungannya denganku ‘kan?!” Jennifer menyambar sebelum ucapan River tuntas. Gadis itu sadar kalau pembicaraan ini akan mengarah ke hal yang tak diinginkannya. Dia pun menoleh pada Adeline dengan ekspresi bertanya-tanya. Jelas sekali dia ingin minta b
Read more
192. Jangan Berlagak Memahami Hidupku
Johan tersentak saat melihat River datang. Dia buru-buru menolak panggilan Ludwig dan mematikan ponselnya. River memasukan kedua tangannya ke saku celana dan lantas bertanya, “Daddy boleh masuk?” Johan pun mengangguk samar, hingga membuat River masuk dan duduk di sampingnya. “Kenapa kau mematikan teleponnya?” kata River sembari menaikkan kedua alisnya. Alih-alih menjawab, Johan malah balik bertanya, “ada perlu apa?” “Tidak ada. Daddy hanya ingin mengobrol denganmu. Daddy kehilanganmu bertahun-tahun, dan Daddy tidak tahu apapun tentangmu. Daddy ingin tahu seperti apa hidupmu selama ini,” tutur River disertai senyum tipis. “Tidak ada yang menarik dalam hidupku dan itu tidak pantas dibicarakan,” sahut Johan dingin. Ya, semua penyiksaan Ludwig memang bukan topik obrolan yang baik. “Baiklah, Daddy tidak akan memaksa jika kau tidak mau membicarakannya. Tapi Daddy benar-benar minta maaf, Johan.” “Kenapa selalu minta maaf?” Johan menyambar ketus. Entah kenapa saat bicara
Read more
193. Apa Kakak Sudah Punya Pacar?
Jennifer berpaling dan langsung membelalak. “Ester? Kenapa kau ada di sini?” Ya, rupanya orang yang tadi memanggilnya adalah teman sekolahnya. “Menurutmu apa lagi? Tentu saja aku mau belan … ah?!” Ester tiba-tiba memangkas katanya saat melihat wajah Johan. Gadis itu melotot pada Jennifer, lalu kembali melirik Johan dengan canggung. “Ka-kak Jenson?” tuturnya sembari menyelipkan anakan rambutnya ke balik telinga. Dia menyikut lengan Jennifer yang berdiri di sebelahnya sambil berbisik, “hei, kenapa kau tidak bilang kalau Kak Jenson sudah pulang?!” “Kau salah paham dia bukan Jenson!” sahut Jennifer menyatukan alisnya. “Jangan menipuku. Jelas-jelas Kak—” “Maaf, apa kalian menunggu lama?” Jenson yang baru datang langsung membuat Ester tercengang. Gadis itu mengerjap beberapa kali, bergantian menatap Jenson dan Johan dengan bingung. “Tu-tunggu, kenapa Kak Jenson ada dua?!” ujarnya menodong penjelasan. Jennifer menahan tawa dan itu kian membuat Ester pusing. “Hei, J
Read more
194. Apa Kabar, Bajingan?
“A-apa yang Kakek bicarakan?” Lionel berkata panik. Presdir Herald tertawa dan lantas menyambar, “memangnya kenapa? Kalian sangat serasi, hubungan keluarga Herald dan Herakles juga baik. Jadi tidak masalah jika kalian menikah. Benar ‘kan, Tuan River?”Alih-alih menjawab, River hanya menanggapi dengan senyum tipis. Itu membuat situasi agak canggung.Lionel pun tersenyum kikuk pada Jennifer, lalu berujar, “maaf, Jenny. Kakek memang suka bercanda. Kau tidak marah ‘kan?”Jennifer menaikkan sebelah alisnya dan menjawab dengan canggung. “A-aku mengerti.”“Tapi yang Kakek bilang memang benar. Ternyata kau sangat cantik, Jenny,” tutur Lionel menatapnya lekat.Belum sempat mendapat balasan, tiba-tiba saja Johan menyambar tangan Lionel hingga pemuda itu melepaskan Jennifer.“Ya, dia perempuan. Tentu saja cantik!” decak Johan menjabat tangan Lionel. “Aku Johan, Kakaknya Jennifer!”Tanpa sadar, Johan bertindak impulsif hingga membuat semua orang heran. Johan sendiri juga tidak tahu kenapa. Tapi
Read more
195. Orang yang Dipercayanya, Malah Mengkhianatinya!
Manik River berubah selebar cakram saat menoleh ke atas. Ekspresinya berangsur berang saat melihat Ludwig di sana.“Kakak ipar?!” decaknya.Dia sengaja menyapa dengan sebutan itu karena Ludwig sangat membencinya.Ludwig menyeringai, dia melangkah dengan menyeret kakinya yang pincang seraya mendengus, “lama tidak bertemu, rupanya kau semakin brengsek!”‘Sialan! Bagaimana dia bisa masuk ke sini?! Bukankah harusnya dia masih di penjara?!’ batin River mengedutkan alisnya.“Mengapa? Kau merindukanku?!” Ludwig mendecak. “Lihat? Karena kau kakiku jadi seperti ini. Bukankah kau harus bertanggung jawab?!”River menatap tajam sembari mendengus, “kau akan menyesal karena datang ke tempat yang salah!”“Benarkah?” sahut Ludwig tersenyum miring.Baru saja pria itu berkata, tiba-tiba peluru melesat dari belakang River. Beruntung dirinya sejak tadi waspada, hingga dia berhasil menunduk tepat waktu hingga anak timah itu menghancurkan guci di lantai atas.River segera berpaling, netranya sontak membela
Read more
196. Kau Mengubahnya Menjadi Monster!
*** “Bersulang!” Jennifer menyeru saat menumbukkan kaleng birnya dengan milik Johan. Dia lantas meneguk minuman segar itu dengan kening mengernyit. “Jangan minum banyak-banyak,” tutur Johan memberi peringatan. Jennifer melirik kakaknya tersebut, lalu menjawab, “aish, Kakak sama cerewetnya dengan Daddy. Ini kan hanya bir, tidak akan membuatku mabuk!” Johan pun tersenyum tipis dan menenggak birnya lagi. “Wah, ternyata dari sini kita bisa melihat menara Alteric, ya?” tutur Jennifer menatap bangunan tertinggi di daerah La Daga, yang menyala dari balkon apartemen Johan. “Menara Alteric lebih cantik saat malam. Benar ‘kan, Kak Johan?” Johan yang sejak tadi menatap Jennifer lekat pun menjawab, “ya, sangat cantik.” “Pasti Kakak sering membawa pacar Kakak ke sini, ya? Apartemen Kakak sangat cocok untuk kencan,” tukas Jennifer masih terpaku pada menara Alteric. Tapi dengan wajah serius, Johan malah menjawab, “tidak, aku tidak punya pacar. Aku tidak pernah membawa perempuan ke sini sebe
Read more
197. Kau Harus Menukarnya Dengan Nyawamu
“Argh!” Erangan lolos dari mulut Ludwig ketika peluru tenggelam di lengan kirinya.Seketika itu pistol yang dipegangnya pun jatuh.“Argh, brengsek!” umpatnya meraung karena kedua lengannya kebak peluru. “Siapa bajingan yang berani ….”Ludwig meredam ucapannya saat menoleh ke arah orang yang menembaknya. Maniknya membesar begitu melihat Johan di sana.“E-ergy?! Kenapa kau ada di sini, hah?! Sudah aku bilang kau harus … ugh!”Ucapan Ludwig terpotong saat Johan melesatkan pelurunya ke paha kanan Ludwig. Pria itu sontak ambruk dengan sebelah kakinya.River yang sudah lemas, kini tercengang karena putranya tiba-tiba datang.“Jo-johan? Bagaimana kau bisa ke sini?” gumamnya lemah.Johan melangkah masuk. Dia hanya melirik River tajam, lalu membuang pandangan ke arah Ludwig.“Argh, sialan!” Ludwig mengumpat dan berusaha meraih pistol yang tadi dijatuhkannya.Namun, belum sempat menyentuhnya, Johan malah menginjak tangannya.“Bajingan sialan! Singkirkan kakimu sebelum aku membantainya!” dengus
Read more
198. Membusuklah di Neraka!
*** “Tuan River akan baik-baik saja, Nyonya. Saat ini beliau sedang tidur,” tutur Dokter Richard begitu keluar dari kamar River. Ya, malam itu Siegran buru-buru memanggil dokter Richard untuk ke mansion Devante. Beliau bergegas datang usai mendengar River terluka. “Terima kasih sudah menyelamatkan suami saya, Dokter.” Adeline menarik napas sesak, lalu bertanya, “apa saya boleh melihatnya?” “Silakan, Nyonya Adeline,” balas sang Dokter yang lantas menyingkir dari pintu. Adeline pun masuk, jantungnya serasa ditusuk jarum saat melihat River terkulai lemah di ranjang. Dirinya mendekat, duduk di pinggir ranjang seraya merengkuh tangan pria itu. “Kau pasti kesakitan,” tuturnya dengan alis menyatu. “River, maafkan aku. Ludwig melukaimu karena dia dendam padaku. Ini salahku. Maaf karena aku hanya memberimu luka.” Tangannya menjulur, membelai wajah tampan suaminya yang tak pernah pudar meski semakin tua. “Ke depannya, kau tidak boleh terluka tanpa seijinku,” bisik Adeline semba
Read more
199. Aku Mau Hadiahku
*** “Sebaiknya kau istirahat. Lihat, lukamu saja belum sembuh.” Adeline menggerutu saat membantu River mengenakan jas hitamnya. “Aku harus hadir, Adeline. Aku ingin mengantar Dieter untuk terakhir kalinya,” sahut pria itu bersikeras. Ya, River selalu mengadakan upacara pemakaman yang layak untuk setiap anak buahnya yang gugur. Termasuk Dieter sekalipun. Semua orang berpikir Dieter kehilangan nyawa saat melindungi River dari Ludwig. Dan River tak berniat memberitahu pengkhianatan asistennya itu sekarang. River mengernyit saat jasnya tak sengaja menggores lengannya yang cedera, karena peluru yang mengenai tangannya. “Ah, maaf. Kau tidak apa-apa?” tukas Adeline cemas. River tersenyum tipis seraya menjawab, “tidak apa, ini tidak sakit. Aku kan sekuat Thor!” “Cih!” Adeline mendesis dan kembali membantu pria itu. “Anak-anak akan ikut. Aku meminta Siegran satu mobil dengan mereka.” Alih-alih menyahut, River malah merengkuh lengan Adeline dan memandu sang istri menatapnya. “Ada apa?”
Read more
200. Ending: Aku Mencintaimu
***“Apa kau tidak masalah pergi ke pantai?” Adeline bertanya cemas. Dia tahu River punya trauma dengan lautan.Sang pria yang kini memeluknya di ranjang pun membuka mata.“Laut tidak membuatku takut sejak bertemu denganmu, Adeline,” bisiknya.Mendengar itu, Adeline pun tersenyum. Dirinya memang melihat River berulang kali melawan traumanya.“Jenny sangat ingin melihat laut. Anggap saja ini sebagai perayaan ulang tahunku juga,” sambung River merengkuh tubuh Adeline lebih erat.“Hah … kau memang keras kepala,” sahut Adeline mendesah.“Tapi kau menyukainya ‘kan?” River menyambar seiring sebelah alisnya yang terangkat.“Cih! Siapa yang bilang?!” Adeline membalas dengan senyum tertahan.River menyeringai melihat wajah wanita itu memerah. Dia pun membelainya dan lantas mendaratkan kecupan mesra di bibir Adeline.Hingga esok harinya di akhir pekan, mereka pun pergi ke vila keluarga Herakles di Flo Marina. Siegran dan beberapa anak buah River ikut ke sana untuk menjaga keamanan mereka.Begit
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status