Semua Bab DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU: Bab 101 - Bab 110
180 Bab
Bab 101. Berusaha Tegas
Suster Desi menggelengkan kepala berulang kali. Dia menatap sendu pada wanita berambut ikal itu, berharap masih diberi kesempatan. "Demi Allah, Bu. Saya nggak ada maksud menyinggung perasaan siapa pun. Saya ... saya menyayangi Alvino. Bu Za mungkin tahu bagaimana perasaan seorang istri yang tidak bisa menjadi ibu walau sekali.""Jadi, maksudmu ...?""Jangan pecat saya, Bu. Saya sangat butuh pekerjaan ini. Saya menatap takjub pada Alvino karena terlahir dari orang tua yang begitu sayang dan peduli padanya. Saya tidak ada maksud lain, Bu!" Wanita itu mengatup kedua tangan di depan dada.Zanna merasa kasihan. Tentu saja dia mengerti bagaimana rasanya seorang istri yang belum berkesempatan menjadi ibu. Dulu pun dia selalu mendapat hinaan karena tidak kunjung hamil, padahal kesalahan ada pantan suami.Mendengkus, Zanna menjawab, "baiklah. Lakukan pekerjaanmu dengan baik. Jangan coba-coba menyakiti Alvino!"Senyum tipis terbit di wajah Suster Desi. Dia mengangguk senang sekali sampai keperg
Baca selengkapnya
Bab 102. Tidak Ingin
Bab 102Sebagai seorang wanita, Zanna tetap saja sama pada umumnya. Ketika tidak senang pada satu hal, kemudian merajuk, maka bisa berlangsung sampai dua atau tiga hari. Hal tersebut membuat Akmal bingung sendiri harus melakukan apa lagi.Setelah kisah di masa lalu, Zanna menjadi orang yang paling dicintai. Berbagai cara telah dia lakukan agar sang istri tidak lagi memanyunkan bibir atau mendelik kesal ketika Akmal mencoba melontarkan rayuan maut.Hari ke empat, lima bahkan enam pun telah berlalu dan wanita itu masih tetap pada pendirian. Di kantor, Akmal selalu berusaha fokus dan tetap mengirim kabar pada sang istri walaupun tidak menerima respon. Sekarang, mengajak liburan pun mendapat penolakan dengan alasan Alvino harus di rumah."Selamat datang, Nafiza!" sambut Zanna melebarkan senyum ketika melihat sepasang suami istri mengikuti langkah Mbok Sumi. "Ternyata ada tamu istimewa. Kenapa nggak ngabarin kalau mau ke sini? Biar dimasakin apa gitu.""Nggak, Mbak. Takutnya merepotkan. Ak
Baca selengkapnya
Bab 103. Wanita Asing Familiar
"Harus banget, ya, ngusir mereka?" Zanna bertanya kesal karena pembicaraannya dengan Nafiza harus berakhir."Kalau kamu jadi aku, mungkin akan memukul atau membunuh Ricky.""Maksudmu?"Akmal menghela napas panjang. Hubungan antara dia dengan sang istri masih belum baik dan adiknya malah datang memperkeruh keadaan. Namun, itu tidak bisa dibiarkan. Jika Akmal hanya diam, maka solusi tidak akan pernah datang dan Zanna semakin tenggelam dalam kesalahpahaman.Tangan kekarnya menarik lembut Zanna menuju kamar di mana Alvino berada. Anak yang tampan, dia bahkan bisa tenang ketika ada masalah antara mama dan papanya."Tadi, waktu kamu sama Nafiza mengobrol di kamar, aku mau menyusul, tetapi Ricky bilang mau membicarakan sesuatu yang penting. Akhirnya, kita berdua duduk di ruang tamu dan kamu tahu apa yang disampaikan bajingan itu?!"Zanna memicingkan mata, mencoba mencari kebohongan pada diri suaminya. Akan tetapi, nihil sehingga dia memilih menggeleng. Meski demikian, tetap saja timbul rasa
Baca selengkapnya
Bab 104. Pretty
Zanna menggeleng tidak percaya. Wajah itu baru sekali dia temui seumur hidup, sedikit kemungkinan mereka ada hubungan di masa lalu. Akan tetapi, apakah di dunia yang begitu luas tersebut memiliki kemungkinan dua orang dengan suara serupa bahkan sangat mirip?Dulu, Zanna punya saudara sepupu kembar tiga. Masing-masing dari mereka berbeda suaranya. Jadi, sekalipun mirip hampir seratus persen, tetapi bisa dibedakan dengan suara. Orang yang memakai niqab di luar sana pun bisa dikenal hanya dengan mendengarnya berbicara. Lantas, apa sekarang suatu kebetulan atau kehendak Tuhan?"Kenapa? Kamu nggak percaya kalau kita akan bertemu dengan cara seperti ini?" Wanita itu semakin mengikis jarak, sedangkan Zanna memilih mundur."Sekarang kamu takut?" Dia tersenyum miring. "Tenang saja, aku nggak niat balas dendam.""Nila. Kamu Nila, 'kan?" tebak Zanna masih ragu.Siapa sangka, dia mengangguk. Ada banyak perbedaan dari rupanya. Hidung menjulang dengan
Baca selengkapnya
Bab 105. Rumah Bordil
Pukul delapan malam, Zanna sudah tiba di depan tempat berkumpulnya para wanita malam. Ada keraguan di dalam hati, tetapi demi bisa menemukan jawaban, dia harus datang langsung ke tempat itu.Melewati pintu utama, Zanna disambut oleh pemandangan yang ... tentu saja tidak enak dipandang. Beberapa wanita berpakaian seksi tengah bergelayut manja pada lelaki yang tentu saja bukan suaminya. Namin, bukan itu tujuan Zanna ke sana."Halo, Cantik!" Seorang wanita paruh baya tersenyum ramah padanya.Bibir merah menyala dengan pakaian minim menampilkan belahan dada. Zanna mundur selangkah untuk memberi jarak. Bukan karena dia merasa sebagai manusia paling suci di dunia, melainkan merasa risih saat dagunya dicolek."Ada perlu apa? Butuh bantuan Mami? Biasanya wanita yang datang ke sini itu selalu nyari Mami, minta bantuan. Ketemu Mami nggak semudah tersenyum loh, Sayang. Katakan, kamu mau apa?""Iya, aku mau ketemu Mami. Mami tahu nama-nama pelanggan dan siapa yang dia pesan, 'kan?""O jelas." Wan
Baca selengkapnya
Bab 106. Kepulangan Akmal
Zanna tidak langsung membalas pesan itu karena ponselnya tiba-tiba lowbat. Dia memilih membersihkan diri saja agar merasa segar. Cukup lima belas menit saja sudah bisa membuat Zanna tampil lebih cantik natural.Sekarang dia melangkah panjang menuju kamar di mana Alvino berada. Suster Desi masih di sana, berusaha membuat bayi tampan dengan satu telinga itu tertawa. Ada rasa cemburu beradu di dalam dada. Mengapa? Padahal wanita itu hanya melaksanakan tugasnya."Eh, Ibu sudah datang?" Suster Desi berdiri. "Alvino rupanya sangat pintar, Bu. Dia juga ceria dan tidak mudah menangis."Zanna hanya mengangguk, enggan menanggapi terlebih mengingat bahwa bayi itu bernasab pada Akmal. Sosok lelaki yang begitu dia cintai, bahkan mengajaknya kembali kepada Tuhan. Namun, siapa sangka semua adalah kamuflase demi menyembunyikan kebusukannya.Mendekat pada Alvino yang tersenyum menampilkan gusi tanpa gigi. Sejumput nyeri merebak cepat di dalam dada. Dia sangat tampan, begitu mirip dengan Akmal. Sekarang
Baca selengkapnya
Bab 107. Mencari Kebenaran
Akmal bergeming dan itu membuat Zanna semakin bingung. Apa yang sedang dipikirkan oleh sang suami? Kenyataan telah menampar dirinya, menenggelamkan begitu kejam sampai ke dasar samudera.Cinta memang menyakitkan dan Zanna kembali terluka dengan cara yang sama. Mengapa, mengapa selalu menjadi korban pengkhianatan? Tidakkah cukup dengan satu wanita? Sungguh, wanita malang itu belum pernah menemukan sosok lelaki paling setia serta menjaga diri untuk istri di rumah."Aku tahu. Anak yang aku lahirkan tidak sempurna seperti anak lain di luar sana. Telinganya cuma satu dan kamu pasti malu mengakuinya. Benar kata Ibu, aku memang harus ikhlasin kamu menikah lagi.""Zanna ....""Tapi bukan dengan cara datang ke tempat pelacuran itu, Mas!" teriak Zanna frustrasi.Timbul pertanyaan di dalam benak. Di luar sana, apa hanya dirinya yang menerima luka berulang? Sungguh, Zanna teramat terpuruk mengingat semua kenyataan tentang suaminya. Mencoba berpikir positif pun rasanya percuma. Pada akhirnya, Zann
Baca selengkapnya
Bab 108. Tetaplah Tinggal!
"Sekarang Bapak boleh bicara!" Mami Poppy mengucapkan itu sambil meminta dengan isyarat agar mereka berdua duduk di sofa.Akmal menghela napas. Dia benar-benar tidak menduga akan satu hal. Lihatlah betapa berubahnya Zanna. Kini, ada sesuatu yang bersarang di dalam otak. Benang merahnya akan segera ditemukan."Sayang, aku bisa loh malam ini. Sampai pagi bahkan nambah satu malam pun oke!" ujar Nila dengan suara manja sambil sesekali melirik pada tempat di mana mantan kakak iparnya bersembunyi.Gadis licik itu sengaja ingin memanas-manasi hati Zanna. Sebuah kesempatan besar tidak boleh dibuang begitu saja meskipun nanti Nila akan mendapat masalah."Aku nggak tahu kalau kamu itu Nila–""Makanya berani mesan aku, kan, Mas?" potong Nila cepat, "maaf karena aku penasaran. Hari itu aku datang ke rumah kamu, Mas. Eh, malah ketemu sama Mbak Za. Dia pasti udah curiga tuh dan semoga aja kita nggak ketahuan. Kita itu saling membutuhkan, Mas. Aku butuh duit dan kamu butuh seseorang yang bisa mengha
Baca selengkapnya
Bab 109. Tetap Berpisah
"Zanna, kita harus menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Kalau kamu pergi sekarang, kapan kita bahas? Selamanya kita akan berada dalam kesalahpahaman tak berujung dan ingat ...." Akmal menatap lekat istrinya. "Aku tidak akan pernah menceraikan kamu!""Kita harusnya sudah selesai sejak kamu berpikir untuk mendua, Mas. Kehadiran Nila dalam rumah tangga kita menjadi jawaban. Kenapa harus dibahas lagi kalau semua sudah jelas? Aku akan pulang ke rumah papa membawa Alvino dan Suster Desi.""Tolong jangan mengedepankan ego, pikirkan tentang anak kita. Sesuatu yang kamu lihat belum tentu sesuai kenyataan. Baiklah, aku membenarkan tentang Ibu yang minta aku nikah lagi, tetapi nggak pernah setuju. Tentang Nila, itu semua jebakan. Coba kamu pikir baik-baik, dia adalah adik dari masa lalumu. Tentu saja gadis itu mau balas dendam karena kita sudah ngebuat dia kenal sama Falen, ibunya gila dan kakaknya meninggal. Kamu pikir dia akan menerima takdir itu dengan mudah?Tidak, Za. Dia pasti s
Baca selengkapnya
Bab 110. Foto Baru
Keesokan harinya, Akmal benar-benar memutuskan untuk tinggal di rumah karena khawatir sesuatu terjadi pada rumah tangganya. Dia belum bisa menebak siapa pemilik nomor yang seolah mengancam tadi malam meskipun sudah mengecek di aplikasi Get Contact."Pak, Ibu siap-siap kayak mau pergi!" Mbok Sumi memberitahu dengan raut wajah khawatir.Wanita paruh baya itu melanggar aturan dari Zanna tadi bahwa apa pun yang dia lakukan tidak boleh dilapor pada Akmal. Namun, ketakutannya akan satu hal terus mengganggu membuat Mbok Sumi tidak bisa tenang apalagi tetap diam.Beruntung Akmal segera berlari ke luar kamar. Dia melihat istrinya sedang membawa koper menuju mobil. Mengikuti dengan perasaan gundah, Akmal berhasil mencekal tangan sang istri."Za, jangan pergi!""Sepanjang malam aku udah mikirin, Mas. Kita emang nggak pantes bersama. Ada atau tidak aku di sini sama sekali nggak ada bedanya. Kita cuma menunda perpisahan dan lukanya akan selalu sama bahkan mungkin makin terluka.""Jangan memutuskan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status