Semua Bab Perjalanan Balas Dendam Termanis: Bab 101 - Bab 110
192 Bab
Bab 101 Sepertinya Lebih Baik Bersama
Untungnya, dengan sigap Endrick langsung menahan tubuh Zsalsya dari bagian punggungnya hingga terselamatkan. Karena kejadian itu, Endrick dan Zsalsya saling berpelukan dengan pandangan lurus ke wajah mereka masing-masing.Endrick mengedip. Ia membantu Zsalsya berdiri kembali seperti sebelumnya. "Terima kasih," ucap Zsalsya selepas dirinya berdiri kembali. Mereka menjadi semakin gugup. Endrick menggaruk bagian belakang lehernya dengan jari telunjuk."Kita ke ruangan saya!" ajaknya."Ah, i-iya ...."Mereka pun melangkah bersamaan. "Kamu jalan duluan," kata Endrick."Kamu saja!" balas Zsalsya mempersilakan.Tetapi, Endrick tidak mau dirinya berjalan lebih dahulu dan meninggalkan Zsalsya begitu saja."Kita jalan sama-sama saja!" Endrick membuka pintu ruangan miliknya. Ia berdiri di samping pintu dengan tangan mempersilakan Zsalsya untuk memasuki ruangan itu lebih dulu. "Silakan!"Sementara itu, di rumah, Mariana yang kala itu tengah duduk santai mendadak terdengar suara bel pintu yang
Baca selengkapnya
Bab 102 Menjaga Perasaan Itu Penting
Waktu bekerja telah usai, Endrick pun telah menyelesaikan pekerjaannya saat itu.Zsalsya yang sedari tadi menunggu di sofa sembari bermain game pun membuatnya segera mematikan ponselnya kala melihat Endrick yang sudah beranjak dari kursi kantor dan kini berjalan ke arahnya."Mas, kita pergi sekarang?" tanya Zsalsya kepada Endrick.Endrick menjulurkan tangannya ke arah Zsalsya, seakan sebuah kode agar Zsalsya menggandengnya."Iya, kita berangkat sekarang, supaya waktu kita punya banyak sisa!" jawabnya.Lantas, mereka pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Sekretaris Endrick hanya memperhatikan. Dirinya tampak iri karena sejak kedatangan Zsalsya ke sana, wanita itu cemberut dan tidak melakukan pekerjaannya dengan baik."Aku tidak bisa begini," gumamnya.Sekretaris itu mengambil tasnya dan langsung menghampiri Endrick. Ia menghampiri Endrick tanpa ada sedikitpun keraguan di dalam hatinya, seolah tidak punya malu."Pak Endrick, boleh saya ikut nebeng di mobil Anda?" tanyanya.E
Baca selengkapnya
Bab 103 Masih Rahasia
Zsalsya tidak tahu jika pertanyaan yang ia tanyakan sangat tidak penting bagi Endrick. Terlebih lagi ketika sudah membahas wanita lain. Endrick sangat tidak menyukainya. Ia tidak mau jika sebab itu membuat dirinya dan Zsalsya jauh."Mulai sekarang, jangan tanyakan apapun yang memang tidak penting!" Endrick memberi peringatan kepada Zsalsya karena menurutnya wanita yang ada di sampingnya ini benar-benar seperti tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya."Apa dia sama sekali tidak memiliki perasaan sama sekali padaku sampai-sampai membahas wanita lain tanpa beban. Dia juga malah membiarkan orang lain hadir di antara kita," batin Endrick dengan bingung. Beberapa tanya dalam benak membuatnya kian bingung. Ia sangat ingin tahu bagaimana perasaan Zsalsya kepadanya. Zsalsya memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia melihat beberapa mobil yang berjajar rapi di tempat khusus. "Selalu saja menghindari pertanyaan. Apa dia sama sekali tidak suka ditanya?" batin Zsalsya.Rupanya, mereka saling m
Baca selengkapnya
Bab 104 Menolak Yang Lain, Asal Kamu
Sampai di mall terbesar pada kota tersebut. Zsalsya keluar dari mobil setelah melihat Endrick menepikan mobilnya dan yang bersiap keluar."Ayo, Zsa!" ajak Endrick seraya menjulurkan tangannya untuk Zsalsya genggam.Zsalsya pun memegang lengan Endrick. Ia merasa lebih nyaman memegang lengannya."Ya sudah, yang penting kamu senang dan nyaman." Begitulah kata Endrick.Mereka berjalan sama-sama ke dalam mall tersebut. Kala itu suasana mall sedang cukup ramai. Banyak yang berbelanja dan tentu saja Endrick berusaha untuk tidak membuat Zsalsya sampai harus mengantri.Matanya menyapu seluruh ruangan dari tempat Zsalsya berdiri. Ia melihat beberapa orang yang tampak menyerbu pakaian. Tetapi, Zsalsya merasa malas jika harus mengantri sampai sebanyak itu."Mas, memangnya kamu mau ajak saya beli apa?" Endrick menarik pergelangan tangan Zsalsya. Ia memasuki di antara mereka. Tetapi, rupanya tanpa diganggu siapapun, dua orang penjaga keamanan dengan seragam hitam berusaha memberi jalan untuk mereka
Baca selengkapnya
Bab 105 Keputusanmu Adalah Keputusanku
"Ya sudah kita beli yang itu saja."Setelah selesai memilih beberapa potong baju, Endrick pun membawa semuanya ke kasir untuk membayar semuanya. Selepas itu, Endrick pun berjalan kembali dengan Zsalsya ke tempat lain yang mana memang menurutnya belum membeli sesuatu."Zsa, kita pergi ke sana, ya?!" ajaknya sekaligus bertanya kepada Zsalsya.Zsalsya melihat jari telunjuk Zsalsya yang mengarah pada sebuah tempat. "Iya, Mas." Tanpa banyak alasan apapun, Zsalsya langsung setuju. Menurutnya semakin cepat selesai mereka berbelanja semakin baik. Hari semakin gelap. Tetapi, malah semakin indah karena ada banyak lampu hias yang tampak menyala. Keindahan tempat pun semakin menciptakan keindahan dan romantisme."Emm .... Mama suka sekali syal. Kita beli satu, ya," kata Endrick."Syal? Jadi, Mama suka syal?" tanya Zsalsya yang merasa kaget dan tidak menyangka jika Rosmala menyukai syal.Itu benar-benar mengingatkannya pada kenangan masa lalu. Ia teringat pada bagaimana Ibunya waktu dulu sangat
Baca selengkapnya
Bab 106 Tempat Sederhana Namun Bermakna
Mereka memasuki mobil. Sopir pribadi Endrick menyalakan mesin mobil dan langsung tancap gas. "Tempatnya ada di mana?" "Dekat taman merpati, Mas. Tahu, 'kan?" tanya balik Zsalsya. Memastikan Endrick mengetahuinya atau bahkan tidak. Jika tidak, maka ia akan menunjukkan jalannya."Taman merpati, ya?""Iya, Mas."Sopir itu terus mengemudikan mobilnya seraya melihat-melihat ke setiap jalan yang dilewatinya. Ia tidak mau jika sampai terlewat begitu saja."Betul 'kan jalannya ke arah sini, Nona?""Iya, Pak."Sopir Endrick terus fokus mengemudi. Sampai akhirnya sopir itu menepikan mobilnya sebentar saja. Kepalanya menoleh ke arah Zsalsya.Di sana terlihat ada dua restoran yang berdampingan satu sama lain."Nona, kita mau ke restoran yang mana?"Zsalsya tampak melihat-lihat, ia memastikan bahwa penjualnya masih ada."Kamu lihat ke mana?" tanya Endrick. Sudah jelas ada restoran di depan mata, tetapi Zsalsya malah mengabaikan restoran itu dan tampaknya mencari sesuatu yang lain."Itu dia!" uj
Baca selengkapnya
Bab 107 Obat Yang Ditukar
Malam semakin larut, rasa khawatir Rosmala kian memuncak kala Endrick dan Zsalsya belum juga pulang ke rumah. Sedangkan, ia tahu sendiri bahwa Endrick baru saja sembuh dari sakitnya."Ke mana mereka itu? Kenapa belum juga pulang ke rumah?" gumamnya.Rosmala mengambil ponselnya untuk menghubungi, ia mencoba menghubungi Endrick. Untungnya, saat itu Endrick langsung menjawab telepon dari Rosmala.Kala itu, Endrick memang sedang berada dalam mobil. Mereka sudah menuju tujuan ke rumah untuk pulang. [Halo, Ma, ada Apa?] Endrick tahu bahwa Rosmala pasti khawatirkan keadaannya karena belum juga pulang. Tetapi, ia tidak memiliki pilihan lagi. Besok adalah hari ulang tahun Ibunya, dirinya perlu menyiapkan kado untuk Rosmala.[Kamu ke mana saja? Kenapa jam sebelas malam begini belum juga pulang?!] Omelan itu sungguh tertancap jelas di telinga Endrick yang mendengarnya. [Sekarang sudah di jalan menuju ke rumah.][Ya sudah, Mama tunggu, hati-hati kamu di jalannya!] Setelah memberi perhatian i
Baca selengkapnya
Bab 108 Menghalalkan Segala Cara
Waktu telah tiba, malam dengan kerlip lampu hias membuat suasana halaman rumah tampak indah. Halaman rumah yang luas itu benar-benar dihias sedemikian rupa dengan banyak lampu warna-warni dan bunga segar.Semua tamu undangan berdatangan dengan topeng mereka masing-masing."Menurut Mas bagaimana? Apa topeng ini cocok dengan saya?" tanya Zsalsya sembari terus mencoba lalu melepasnya lagi. Ia merasa kurang percaya diri dengan topeng tersebut. Padahal, tanpa disadari, Endrick sangat terkesima dengan penampilan Zsalsya malam ini.Gaun indah yang dibelinya selalu tepat. Lekuk tubuh indah Zsalsya terlihat jelas malam itu. "Kamu sangat cantik malam ini," puji Endrick dengan mata terus mengarah pada Zsalsya tanpa berkedip sedikit pun. Seolah tidak ingin kehilangan satu detik pun momen memandang wanita cantik itu."Mas jangan bohong. Saya tahu penampilan saya tidak sebaik itu!" Endrick memegang kedua pundak Zsalsya dan membalikkannya hingga posisi Zsalsya dengan kaca saling berhadapan satu sa
Baca selengkapnya
Bab 109 Pesta Ulang tahun
Kyora yang awalnya mengantri pun kemudian pergi sebentar menarik tangan Rejho. Entah untuk apa, tetapi sepertinya memang ada maksud yang tengah disembunyikan.Zsalsya yang kini sudah berada di antara para tamu undangan pun kemudian melihat-lihat untuk mencari keberadaan Ayahnya. Ia pikir bahwa Ayahnya mungkin saja diundang ke acara tersebut."Kamu sedang mencari siapa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya tampak melihat ke seluruh penjuru tempat yang mampu dijangkau mata.Zsalsya menggelengkan kepalanya. Lalu, ia berusaha kembali menikmati pesta itu. Walaupun sebenarnya ingin segera bertemu dengan Firman.Kemudian, tak lama dari itu, seorang kepala pelayan wanita, Herny datang ke sana menghampiri Endrick."Tuan, keduanya sudah saya bungkus dengan baik," kata kepala pelayan itu.Semalam, saat Zsalsya tengah tertidur lelap, Endrick yang saat itu baru pulang dari mall pun langsung menemui kepala pelayan. Ia melihat kepadanya, agar membungkuskan barang hingga terbentuk seperti sebuah kado.
Baca selengkapnya
Bab 110 Di Antara Alunan Melodi Dansa
"Suapan pertama ini akan saya berikan kepada Endrick, Anak tunggal saya. Karena, dia yang selalu ada untuk saya~!" tutur lembut Rosmala sebelum suapan kue itu meluncur ke mulut Endrick.Lantas, setelah mengatakan hal itu, suapan itu pun langsung memasuki mulut Endrick. Tanpa menunggu lama, Endrick segera menerimanya. "Terima kasih, Ma," ucap Endrick sembari memeluk Rosmala dari samping. Rosmala tersenyum senang. "Mama juga mau berterima kasih sama kamu karena selama ini selalu menemani Mama dan selalu siap siaga ketika Mama butuh sesuatu," balas Rosmala. Ia terharu sampai menitikkan air mata. Tetapi, air mata yang terjun ke pipi itu segera disekanya. Lalu, ia kembali tersenyum menikmati acara tersebut.Piring dan sendoknya kemudian ditaruh kembali di meja dekat kue. Ia memeluk tubuh Endrick dan Endrick pun membalas pelukan itu sembari mengelus punggungnya. "Iya, Ma ...."[Acara pesta ulang tahun ini penuh haru, ya~! Baiklah, menangis untuk suka ditanya sudah selesai. Sekarang memas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status