Zsalsya Aruna, seorang wanita yang harus menelan siksa dan derita dalam pernikahannya. Pada hari ia meninggal, ia mendapati dirinya hidup kembali sebelum pernikahan itu terjadi. Di kehidupan barunya, ia malah bertemu pria yang mengaku-ngaku sebagai suaminya. Siapakah pria itu dan mengapa tiba-tiba mengaku demikian? Apakah mereka saling mengenal satu sama lain?
Lihat lebih banyakDi luar, seorang bodyguard masih memegangi wanita yang menyamar menjadi Zsalsya, Kyora. Wanita itu terus berontak. Dirinya mencoba untuk melarikan diri dari sana ketika baru menyadari bahwa ada yang tidak beres dan tentu saja pasti karena ada sesuatu yang memang tidak ia ketahui."Tidak mungkin kalau Zsalsya kabur dari sekapan itu!" batin Kyora sembari menggelengkan kepala bingung. Ia pun dilanda rasa bimbang mengenai rencananya yang seolah menjadi berantakan."Diam! Jangan banyak gerak!" tegas bodyguard yang masih melakukan tugas yang sama.Namun, di luar gerbang yang berjarak sekitar sepuluh meter dari sana. Rejho sudah merasa jenuh memantau keadaan sembari menunggu kembalinya Kyora. "Ke mana si Bos ini? Aku tunggu tapi tak juga datang!"Rejho mengambil rokok dari dalam saku celananya. Ia menyundut rokok itu, lalu menyesapnya secara perlahan. Dengan salah satu diangkat ke atas paha yang lain, ia menggerak-gerakkan kaki itu sembari sesekali melihat ke gerbang rumah."Masa begitu saj
"Mas!" seru Zsalsya, ketika melihat Endrick yang terus menatap matanya tanpa sedikitpun berkedip.Endrick pun akhirnya berkedip. "Harusnya kamu sudah tahu apa jawabannya."Zsalsya terdiam sejenak. Lalu, ia pun menyahut perkataan Endrick. "Saya tidak tahu pasti, Mas, kalau bukan Mas sendiri yang mengatakannya kepada saya."'Sebenarnya aku tidak mau kege'eran'Endrick menggelengkan kepala. Ia berjalan keluar dari kamar dan berbicara kepada salah seorang pelayan yang ternyata ada dua orang sudah di sana. Dua pelayan di sana atas perintah kepala pelayan yang melihat kondisi Zsalsya, yang mana berjaga-jaga jika Endrick membutuhkan pelayanan."Tolong kamu ambilkan kotak P3K yang ada di ruangan saya!" perintahnya."Baik, Tuan," jawab salah seorang pelayan itu dan kemudian melangkah pergi untuk melaksanakan perintah tersebut.Endrick kembali pada Zsalsya, ia tetap berada di sampingnya.Di bawah sana, setelah selesai acara dan semuanya bubar. Rosmala mencari keberadaan Endrick yang tak ia liha
"Tuan!" seru seorang bodyguard yang sudah menemukan Endrick. Sontak, Endrick pun menoleh. Bodyguard itu mendekat dan kemudian berbisik. Endrick yang mendengar hal itu pun langsung terdiam. Ia melirik ke arah Kyora dan langsung pergi begitu saja."Bawa dia!" perintahnya kepada bodyguard yang baru saja memberikannya kabar tersebut.Kyora yang belum siap siaga dengan apa yang terjadi pun membuatnya berontak. "Apa ini? Kenapa aku dipegangi begini?!" Walaupun sudah jelas-jelas ketahuan, tetapi Kyora tetap saja berusaha membela dirinya yang mengaku sebagai Zsalsya. "Kenapa memperlakukan aku begini?"Endrick tidak menoleh karena memang tidak peduli. Yang dia pedulikan saat ini hanyalah Zsalsya yang tengah berjalan perlahan mencari keberadaan Endrick.Melihat Zsalsya yang dalam kondisi buruk, itu membuat Endrick langsung membawanya dalam pelukan. "Apa yang terjadi sama kamu? Kenapa badanmu penuh luka begini?"Meskipun begitu, Endrick melakukannya diam-diam. Ia tidak ingin orang lain tahu
"Akhirnya kamu kembali. Kamu kenapa lama sekali?" kata Kyora sembari bergelayut manja. Endrick yang merasa ada yang aneh pun kemudian agak menjaga jarak dari wanita tersebut. Ia menoleh ke arah kepala pelayan dan kepala pelayan itu hanya diam sembari tersenyum tipis dengan mata berkedip sekali."Mau ikut saya sebentar?" Endrick memberikan penawaran karena dirinya masih penasaran siapa wanita dibalik topeng itu. Ada banyak keanehan yang mulai dirasakan, seakan membuatnya ingin tahu karena tidak ingin terjebak dalam kepalsuan."Ikut ke mana?" tanya Kyora."Ikut saja!"Sembari memegang lengan Endrick, Kyora terus berjalan mengikuti langkah kaki pria yang ada di sampingnya itu. Seolah tidak mau kehilangan momen bersama, ia terus bergelayut mesra. Walau sebenarnya Endrick sendiri tidak tahu bagaimana ia harus menanggapi keadaan ini, karena dirinya tidak tahu siapa sebenarnya wanita yang ada di sampingnya tersebut."Ke mana?" "Di sini saja." Endrick menghentikan langkah kakinya, lalu ber
Dengan nafas terengah-engah, Zsalsya terus berlari tanpa henti. Tetapi pikirannya tidak tenang. Ia sangat takut jika ada yang mengejarnya. Untuk itu, sembari berlari, sesekali ia menoleh ke belakang. Walau tangan sangat perih dan bahkan pergelangan kakinya pun terluka dan agak berdarah, tetapi ia menghiraukan rasa sakit itu.Berlari tanpa alas kaki pun memang sama-sama menyakitkan. Namun, bagaimanapun, yang paling penting baginya saat ini adalah keselamatan dirinya dan Endrick."Haaahh .... Haahh ....!"Belum jauh dari sana, ia melihat pria misterius itu mengejarnya. Terus berlari ke arahnya, tetapi ia berusaha sekuat tenaga untuk berlari.Setelah berhasil turun dari dalam toilet tadi, yang jadi masalah Zsalsya adalah ia tidak langsung pergi. Dirinya memilih diam sejenak karena sudah sangat lelah ditambah rasa sakit yang tidak bisa ia hiraukan.Meskipun ia berusaha kuat dan pura-pura tidak merasakan. Tetapi, tetap saja ia tidak bisa membohongi rasa sakit pada beberapa bagian tubuhny
"Jangan banyak bicara! Cepat selesaikan saja kencingmu dan kembalilah ke tempat semula!" sentak pria itu.Zsalsya tidak berbicara lagi. Baginya, itu tidak penting. Tadi, ia b berbicara demikian karena ingin membuat pria agak lengah saja. Dirinya ingin tahu bagaimana reaksi pria itu jika membalas perkataannya."Bagaimanapun caranya, aku harus bisa keluar dari sini!" batin Zsalsya. Di toilet itu, ia menutup rapat pintu tersebut. Terlebih lagi melihat kunci selot yang membuatnya merasa tenang untuk kabur lewat jalan sana. Pertama-tama, ia melepas tali itu dari tangannya, lalu setelah ia menguncikan pintu tersebut dengan kunci selot."Bagus sekali, aku bisa mencoba keluar dari sini dengan aman dan diam-diam," batin Zsalsya tersenyum.Ia merasa ada secerca harapan yang membuat dirinya semakin bersemangat untuk keluar dan melarikan diri.Lalu, ia juga melepaskan tali yang mengikat kakinya. Rasa sakit bekasnya sangat perih, tetapi Zsalsya hanya terdiam sejenak sembari memegangi tangannya y
Setelah melepaskan diri dari ikatan yang sempat mengikat dirinya, ia diam sejenak. Dirinya tidak langsung pergi."Mana celah supaya aku bisa keluar, kenapa semuanya tertutup. Apa yang harus aku lakukan?" batin Zsalsya.Ia terdiam sejenak memikirkan ide yang bagus supaya bisa keluar dari sana dengan mulus."Oh, ya!" Zsalsya langsung senang ketika ia mendapat ide tersebut. Dirinya segera memakai tali tambang itu ke kaki dan tangannya seperti semula. Tetapi, kali ini agak berbeda. Ikatannya tampak kencang padahal sebenarnya itu longgar. Ia hanya berusaha memanipulasi mata pria itu. Ada tali tertentu yang dengan sengaja ia sembunyikan."Aarghh! Aku sudah tidak kuat! Perutku sakiit sekaliii!" pekik Zsalsya. Ia terus memekik kesakitan. Bahkan, ia agak mencondongkan tubuhnya hingga perutnya agak terlipat dan bagian kepalanya ke bawah."Sakiiitt! Toloong .... Aku sudah tidak tahan!" Zsalsya terus berteriak sekeras mungkin hingga pria yang ternyata memang benar tengah tertidur itu akhirnya m
"Dia bahkan tidak ingat dengan kado yang sudah jelas dan cukup lama di genggaman tangannya. Apa ini orang lain?" batin Endrick sembari berusaha menerawang wanita yang kini ada di dekatnya tersebut.Di samping itu, rupanya Zsalsya masih berusaha untuk terus melepaskan dirinya dari ikatan yang cukup kuat itu. Ikatan dari tali tambang itu memang kuat dan membuat Zsalsya bercucur keringat ketika berusaha untuk melepaskan diri.Ditambah lagi, kini dirinya sudah semakin lemas dengan nada dingin yang menusuk tubuh. "Aku harus bisa. Pokoknya aku pasti bisa."Tetapi, ia melihat pria misterius yang menurutnya entah siapa itu kemudian duduk pada sebuah kursi dengan mulut tampak menguap.Sebenarnya, pria itu juga merasa ngantuk karena sejak tadi ia terus menjaga Zsalsya agar tidak kabur, tetapi ia pun belum mendapat kabar lagi dari Kyora.Pria itu tidak tahu jika sebenarnya Kyora mengalami kesulitan karena Endrick semakin curiga dan agak menjauh karena setiap sikap yang ditunjukkan Kyora itu tida
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Di mana hadiahnya?" batin Kyora yang merasa sangat bingung dengan keadaan ini.Sungguh. Ini benar-benar membuatnya tidak tenang. Tetapi, kemudian ia terpikirkan akan sesuatu dan ia pun merasa tidak boleh menundanya lagi."Mas, Ma, saya izin ke belakang sebentar," kata Kyora.Selepas mengatakan hal itu, ia pun berjalan pergi ke arah toilet. Sebab, di sanalah ia membekap Zsalsya hingga pingsan dan tak sadarkan diri."Aku yakin benda itu ada di sana juga, tidak mungkin kalau sampai tidak ada," gumamnya sembari terus mencari keberadaan kado tersebut. Namun, entah bagaimana, ia tidak bisa menemukannya sama sekali."Di sini juga tidak ada," gumamnya sembari terus mencari.BRAAK! Terdengar suara ada barang jatuh. Sontak, Kyora pun celingak-celinguk melihat ke sana kemari. Dirinya memastikan bahwa tidak ada yang tengah memperhatikan dirinya yang tengah mencari sesuatu. Ia tidak mau jika ada yang melihatnya dengan curiga.Lalu, seorang kepa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.