All Chapters of Perjalanan Balas Dendam Termanis: Chapter 81 - Chapter 90
187 Chapters
Bab 81 Menempati Sudut Baru
Sampai di rumah, Endrick dan Zsalsya memasuki kediaman Rosmala. Kepala pelayan mengikuti di belakang mereka. "Haaahh, rasanya menyenangkan bisa menghirup aroma segar!" ujar Endrick seraya menghirup aroma lavender dalam ruangan tersebut.Aroma kesukaan Endrick dan Rosmala memang sama. Mereka sangat menyukai aroma lavender, karena bagi mereka aromanya sangat menyegarkan.Jujur. Zsalsya sendiri juga menyukainya. Ia amat suka aroma bunga yang menyegarkan. "Karena kondisi kaki saya yang seperti ini, kita tinggal di kamar lantai bawah saja."Endrick menoleh ke belakang. "Herny, tolong bersihkan kamar di lantai bawah yang bersebelahan! Kami akan tinggal di kamar itu!"Supaya dirinya dapat dengan mudah memanggil Zsalsya, ia memutuskan untuk tinggal pada kamar berbeda tetapi berdekatan. Sebab, jika jauh, maka Zsalsya akan kelelahan bolak-balik kamar."Apa? Kenapa harus berdekatan begitu?" batin Zsalsya seraya menunjuk ke dirinya sendiri.Zsalsya merasa bahwa jika tinggal berdekatan semacam i
Read more
Bab 82 Apa Yang Membuat Berubah?
[Tante, mereka tidak ada di ruangannya. Tadi aku sempat melihat Zsalsya dan Endrick pergi!] Arzov yang sedari tadi mengintip pun memberikan laporan kepada Kyora. Kyora yang mendengarnya langsung mematikan rokoknya. Ia menekan rokok itu di asbak.[Kurang ajar! Aku segera ke sana!]Tuutt. Kyora mematikan sambungan telepon itu, ia beranjak dari duduknya dan langsung melangkah pergi. Tetapi, baru saja selangkah, kepalanya sudah terasa pusing. Ia melihat meja yang ada di hadapannya menjadi banyak. "Sialan! Apa aku terlalu banyak konsumsi ganja dan minuman?" gumamnya seraya memegang kepala. Beberapa kali ia memejamkan mata lalu membukanya dengan penuh penekanan. Namun, rasa pusingnya tak kunjung hilang.Ting-Tong!Bunyi pintu terdengar nyaring. Kyora yang tengah di bar dalam rumahnya pun segera berjalan ke pintu untuk membukanya, tetapi kepalanya yang pusing membuat langkahnya tidak beraturan. Ia sempoyongan dan nyaris ambruk. Tetapi, ia buru-buru memegang ujung meja yang berdekatan
Read more
Bab 83 Seperti Pelindung
"Sini kamu sama Mama!" kata Rosmala mengambil alih posisi Zsalsya yang tengah memegang bagian pegangan dekat sandaran. Zsalsya tidak bisa berbuat apa-apa selain diam dengan segala tanya dan kebingungan yang kini menghantui pikirannya.Ada rasa aneh, sedih dan tidak tahu bagaimana membuat Rosmala agar tidak salah paham dan mengembalikan sikap baiknya yang dahulu sempat hadir dalam hidupnya."Ma, jangan begini dengan Zsalsya. Dia itu ....""Sudah. Pas kamu sakit, dia ke mana? Kamu harus ingat itu! Malah ada wanita lain yang bahkan lebih peduli dengan kamu!" jelasnya.Memang benar. Zsalsya pun sadar akan hal itu. Ia sendiri tidak menjenguk Endrick jika bukan karena Herny -- kepala pelayan yang datang ke ruangannya dan memberitahukan sesuatu.Bukan karena tidak ingin. Tetapi, keadaanlah yang membuatnya tidak bisa menjenguk Endrick. Ia tidak tahu di ruangan atau rumah sakit mana Endrick dirawat.Ketika membuka mata, ia hanya melihat sosok Arzov yang kini telah menjadi mantan kekasihnya. T
Read more
Bab 84 Ketika Terus Diperjuangkan
Rosmala tidak berbicara apapun lagi. Ia memilih diam karena alasan yang menurutnya kuat terpatahkan oleh jawaban Endrick yang jauh lebih kuat dan masuk akal."Benar juga. Siapa sebenarnya wanita itu? Aku tidak mengenalnya, tapi kenapa dia seolah kenal dan tahu sekali? Tidak mungkin juga kalau itu hanya kebetulan," batinnya.Zsalsya dan Endrick terus berjalan, tetapi Zsalsya masih memikirkan perkataan Rosmala yang cukup menusuk hatinya. Ia merasa tidak enak tinggal di sana."Mas, saya mau tinggal di tempat yang lain saja. Tapi, boleh saya pinjam uang, soalnya saya belum gajian," ucap Zsalsya tiba-tiba.Saat itu, Zsalsya memang belum gajian. Ini adalah tanggal tua, dimana hanya tersisa beberapa rupiah, itu pun ada di tas yang mungkin lembarannya sudah menjadi abu.Kejadian itu menghanguskan semua barang miliknya. Walaupun ponsel sudah ada gantinya, tetapi ia merasa sangat berhutang kepada Endrick yang memberikannya ponsel yang tampaknya sangat mahal.Terlihat dari style ponsel yang slim
Read more
Bab 85 Hanya Satu Pilihan
"Ma!" seru Endrick ketika dirinya belum mendapat kepastian apapun dari Rosmala.Rosmala masih terdiam. Ia menatap wajah Endrick yang tampak serius meminta kepadanya.Bagi Endrick, izin Rosmala sangat penting, sebab dari kecil ia hanya hidup bersama Ibunya. Tidak ada orang lain yang membantu kala dalam keadaan sulit.Tetapi, di samping itu, ia juga memiliki keinginan. Ia tidak mau menyerah begitu saja dengan penolakan yang diberikan oleh Rosmala. Apapun akan ia lakukan, karena keyakinannya akan sesuatu. "Ya sudah. Terserah kamu. Mama capek!" jawabnya ketus.Rosmala membalikkan badan, ia melanjutkan langkah kakinya menaiki yang sebelumnya sempat tertunda karena ada Endrick yang mau bicara dengannya.Sembari berjalan, ia terus memikirkan perkataan Endrick sebelumnya. Endrick yang sudah mendapat izin dari Rosmala pun langsung memutar kursi rodanya. Ia bergegas menuju pintu untuk menyusul Zsalsya yang ada di halaman rumah.Ia bisa menduga Zsalsya masih ada di sana karena dirinya sudah me
Read more
Bab 86 Tebaran Kebohongan
"Percaya deh, sekarang aku pasti akan melakukan yang terbaik, asal kamu mau meminjamkan uang lima juta!" kata Rejho, terus mencoba merayu Kyora yang saat itu dalam keadaan mabuk.Kyora yang terkadang berbicara melantur membuat Rejho agak kesulitan untuk menanganinya. Sedangkan dirinya sangat membutuhkan uang, demi bisa melunasi utang judinya yang belum lunas."Kamu pulang saja ... saya tidak mau bertemu siapapun!" usirnya.Di tempat lain, Arzov yang terus menunggu kedatangan Kyora sampai sore pun membuatnya kecewa karena tak kunjung datang. "Kenapa Tante ini tidak datang-datang!"Kyora yang tak kunjung menemuinya ke ruang sakit itu membuatnya segera meninggalkan tempat dirinya janjian.Sampai di tempat parkir pun rupanya tidak ada mobil Kyora. "Tidak mungkin kalau Tante lupa."Arzov tidak tahu jika sebenarnya Kyora tengah mabuk berat, sehingga tidak bisa bepergian kemana-mana.Namun, begitu Arzov pergi dari sana, Firman yang menurutnya waktu yang tepat untuk menjenguk membuat dirinya
Read more
Bab 87 Berada di Dekatmu
Di ruang tamu itu mereka berbincang. Endrick berusaha membuat Zsalsya percaya lagi kepadanya, bahwa tinggal di kediaman itu bukan masalah apalagi sesuatu hal yang buruk."Mama sudah mengizinkannya tinggal di sini, jangan pikirkan lagi perkataan yang sebelumnya," kata Endrick.Zsalsya terus menunduk, ia menyembunyikan matanya yang sembab karena malu. Berharap bahwa sembab pada matanya tidak terlalu kentara jika menunduk semacam itu.Tetapi, tatapan Endrick yang intens, membuatnya tahu bahwa Zsalsya baru selesai menangis."Oh ya, gunakan saja ponsel itu untuk keperluanmu. Tidak usah diambil pusing!" kata Endrick berusaha merayu."Baiklah, terima kasih, tapi ...."Zsalsya menelan ludah. Ia ingin berbicara mengenai apa yang dirasakannya. "Apa kamu yakin saya boleh tinggal di sini? Tapi saya merasa tidak enak hati ....""Jangan tidak enakan begitu. Lagi lupa, memangnya kalau tidak di sini kamu mau tinggal di mana? Saya pastikan kalau tinggal di sini jauh lebih mana. Sudah. Sekarang kamu ik
Read more
Bab 88 Hampir Ketahuan
"Kalau mau makan, harus duduk!" celetuk Rosmala dengan nada ketus. Seperti antara perhatian dan rasa kesal sekaligus gengsi yang menyatu jadi satu.Zsalsya merasakannya, tetapi karena kurang percaya diri, ia cukup ragu dengan perhatian Rosmala padanya itu. "Dia benar-benar perhatian, atau karena terpaksa dan ada Endrick saja, ya?" batinnya.Namun karena sedari tadi Endrick terus memberikan kode lewat perilakunya, seakan memintanya untuk segera duduk di sampingnya. Itu membuatnya mematuhi permintaan mereka tersebut."Apa karena ucapanku yang tadi, dia jadi segan dan tampak tidak percaya diri begitu?" batin Rosmala ketika melihat perilaku Zsalsya yang tampak merasa segan satu meja makan bersama mereka kala itu.Waktu terus berjalan dan kini mentari sudah kembali ke peraduannya. Sementara itu, Rejho masih berada di kediaman Kyora. Pada kesempatan ketika Kyora tengah tak sadarkan diri karena mabuk, Rejho memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil beberapa barang berharga yang menurutny
Read more
Bab 89 Sepasang Cincin
Acara makan bersama masih berlangsung. Sesekali Endrick memperhatikan Zsalsya yang tampaknya kurang menikmati kebersamaan di meja makan itu.Terlihat dari caranya mengunyah yang tampak pelan seperti sedang memikirkan sesuatu. Tatapan mata yang tampak kosong dan kebingungan.Tetapi, Endrick cukup memahaminya saja. Ia tidak menegur atau melakukan sesuatu. Ketika suara piring dan sendok beradu menikmati makanan tersebut, seorang pelayan memasuki ruang makan. Ia berdiri di samping Rosmala dengan tubuh agak membungkuk dan kedua tangan diletakkan di depan."Ada apa?" tanya Rosmala seraya menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang hendak mengabarkan sesuatu."Nyonya, di depan ada seorang wanita, katanya ada janji dengan Tuan Endrick," ungkap pelayan tersebut.Endrick langsung menghentikan kunyahannya. Ia mencoba bangkit dan pindah ke kursi roda. Tangannya meraih ke sebuah gelas yang berisi air putih. Ia meneguknya sampai tersisa setelah. Lalu, setelah itu dirinya langsung meraih
Read more
Bab 90 Sakit Menyatukan Cinta
Atas pilihan keduanya, Rosmala tidak banyak berkomentar. Ia hanya memperhatikan Endrick yang tampak senang dengan Zsalsya. Wajahnya datar memandangi keduanya. "Ma, Mama mau perhiasan apa?" tanya Endrick kepada Rosmala yang sedari tadi hanya diam seraya memperhatikan dirinya yang tengah memilih cincin dan langsung mencobanya.Rosmala menggelengkan kepala. "Tidak ada yang Mama suka."Tukang perhiasan itu hanya tersenyum, tetapi dalam hatinya tampak tidak senang mendengar ucapan Rosmala yang terlalu frontal mengatakan apa yang dirasanya."Lalu?""Mama cuma mau melihat saja. Tadinya, Mama pikir itu Kyora, ternyata ... ya sudahlah ...."Terdengar kecewa ketika yang ada di hadapannya bukan Kyora.***Satu minggu berlalu ....Perawatan intens membuat kondisi kaki Endrick semakin membaik. Tetapi karena keadaan itu, Endrick dan Zsalsya semakin dekat. Mereka menjadi saling perhatian satu sama lain. Meskipun cara perhatiannya itu sangat berbeda. "Mas, hari ini mulai masuk kantor lagi, 'kan? S
Read more
PREV
1
...
7891011
...
19
DMCA.com Protection Status