All Chapters of Perjalanan Balas Dendam Termanis: Chapter 71 - Chapter 80
181 Chapters
Bab 71 Menunjukkan Sesuatu
[Iya, nanti saya datang ke sana.][Jangan sampai tidak datang! Pokoknya kamu harus ke ruangan Saya!][Lagi pula, siapa suruh kamu menyetir ngebut begitu. Saya 'kan sudah ngasih tahu kamu kalau ada mobil besar dan supaya berhati-hati juga!]Zsalsya yang merasa bahwa Endrick terlalu ingin memamerkan kemampuan drift-nya, membuat berpikir jika kejadian ini atas kesalahan Endrick."Kalau bukan karena kamu yang mengemudi terlalu cepat, mungkin tidak ada kejadian semacam ini," gumamnya dengan nada mengeluh.Endrick mendengarnya, tetapi ia berusaha menghiraukan hal itu.[Pokoknya hari ini kamu harus menemani saya. Lagi pula, kamu harus ingat kalau kita ini suami-istri!] Nadanya terdengar sangat tegas sampai membuat Kyora semakin panas saat mendengarnya.Sengaja Endrick mengatakan hal itu langsung di depan Kyora, agar wanita yang saban hari datang ke ruangannya itu segera pergi dan tidak mendekatinya lagi. Namun, begitu selesai mengatakan itu, ia langsung mengecilkan volume suara ponselnya ka
Read more
Bab 72 Ada Rasa Cemburu
Kyora membalikkan badan dan langsung kembali duduk di tempat yang sebelumnya ia duduk, yang mana bersebelahan langsung dengan Endrick.Tak lama setelah kedatangan Kyora ke ruangan itu, suara pintu kembali terdengar dibuka. Endrick menoleh dengan antusias. Pada saat yang sama, Kyora berdiri ia pura-pura keseleo sampai menjatuhkan dirinya kepada Endrick, hingga posisi keduanya saling memeluk. Endrick tertindih tubuh Kyora.Zsalsya memasuki ruangan dan langkah kakinya langsung terhenti. Ia diam mematung dengan wajah datar memperhatikan Endrick dan Kyora yang saling menindih. Terlebih lagi, saat itu ia melihat tangan Endrick yang menyentuh pinggang Kyora."Zsalsya," gumam Endrick. Ia melepaskan tangannya dari Kyora.Kyora menoleh ke arah pintu dan langsung berdiri. "Maaf," katanya. Namun, jauh dari lubuk hati, ia merasa senang karena sudah membuat kacau suasana hati Zsalsya. "Aku yakin dia pasti marah kepada Endrick. Bagus. Dengan begini, akan terjadi kesalahpahaman besar di antara mere
Read more
Bab 73 Fitnah Itu Kejam
Dengan sekuat tenaga, ia berhasil meraih tangan Zsalsya. Namun, pada saat yang sama ia ambruk ketika tak kuasa menahan sakit pada salah satu kakinya."Tunggu saya!" lirih Endrick seraya menahan sakit pada kakinya.Ia pun akhirnya tidak dapat lagi berjalan karena kini rasa sakit itu semakin kuat.Zsalsya yang merasa bahwa Endrick tidak bohong dengan apa yang dialaminya pun membuatnya segera berbalik. Ia segera menurunkan tubuhnya dan membantu Endrick berdiri, tetapi berat dan tidak bisa.Kepala pelayan yang juga ada di sana pun segera meminta pertolongan kepada dokter. Untungnya, dokter itu dengan gesit langsung membawa Endrick ke ruangan perawatan itu kembali."Tolong lakukan yang terbaik, Dok!" pinta kepala pelayan itu kepada dokter yang bertanggung jawab atas kesehatan Endrick.Tanpa menunggu apapun lagi, saat itu juga dokter tersebut langsung memeriksa kondisi kesehatan Endrick. Semua diperiksa, terutama bagian kaki yang memang mengalami sakit yang parah."Bagaimana hasil pemeriks
Read more
Bab 74 Penipu Licik Menjadi Panik
"Baiklah, nanti kita bicarakan lagi hal ini.""Oh ya, saya punya ide, Om!" sahut Arzov dengan antusias."Ide apa?" tanya Firman dengan wajah serius."Bagaimana kalau sekalian adakan acara makan malam bersama?" Firman yang mendengar hal itu pun langsung setuju tanpa berpikir apa-apa lagi. "Sebaiknya kapan kita adakan acaranya?"Tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dengan Zsalsya, Firman langsung meminta keputusan pasti kepada Arzov. Hal inilah yang tidak disukai oleh Zsalsya, ia tidak suka karena Ayahnya langsung memutuskan begitu saja tanpa berpikir panjang. Padahal, dirinya berperan penting dalam hal ini."Akhirnya .... Sebentar lagi rencanaku pasti akan berhasil. Dengan begitu, akan semakin memudahkan aku untuk bisa menikahi Zsalsya!" batin Arzov bersemangat."Sepulang dari sini, aku mau menjenguk Zsalsya. Om mau ikut?" tanyanya.Firman melihat ke arah jam tangan. "Sepertinya pembicaraan ini kita sudahi dulu sampai sini." Firman beranjak dari kursi. "Kalau masih kurang, silak
Read more
Bab 75 Menjadi Prioritas
Setelah berpikir selama beberapa detik dan nyaris menghabiskan waktu satu menit. Zsalsya pun akhirnya memutuskan."Nanti saya ngapain saja di sana?" tanya Zsalsya memastikan.Sebelum memutuskan sesuatu, ia berpikir bahwa memang sebaiknya memastikan sesuatu yang membuatnya penasaran."Kita sudah suami-istri, 'kan?" goda Endrick. Tetapi, ia masih jaga imagenya di depan Zsalsya."Jangan sembarangan! Kita ini cuma ...!" Zsalsya menekan suaranya dengan mata melotot ke arah Endrick, seolah memberikannya isyarat bahwa hubungan mereka palsu.Endrick meletakkan jari telunjuknya di bibir Zsalsya. "Ssttt! Jangan berisik! Nanti kalau ada yang dengar bagaimana?" Endrick berusaha memberi arahan kepada Zsalsya.Tentu saja, Zsalsya tidak mau jika sandiwara mereka sampai diketahui oleh orang luar. Tetapi, ia melihat ke sana kemari -- memastikan bahwa tak ada yang menguping pembicaraan mereka di sana."Tidak ada orang di sini. Siapa yang mau lihat?" Lantas, Endrick pun menunjuk pada sebuah sudut ruang
Read more
Bab 76 Aku Balas Tuntutanmu
Sambungan telepon yang tiba-tiba saja dimatikan itu membuat Nana seketika merasa kesal. Bagaimana tidak, segalanya menjadi seperti tak terarah. Rencana awalnya terganggu dan kini ia bingung entah harus bagaimana."Ugh! Dia itu benar-benar .... Awas saja, sekarang aku akan menyusul ke sana!" ucapnya dengan kesal. Ia segera bangkit dari tempat duduknya dan langsung pergi.Kala itu, ia sedang duduk di lobi. Sebelumnya, ia memang tengah menunggu Arzov untuk makan siang. Tetapi, rupanya tidak jadi. Rencana yang telah ia atur sedemikian rupa harus ia urungkan.Ketika hendak melangkah keluar, tiba-tiba saja ia berpapasan dengan Firman yang memang baru saja kembali setelah makan siang di luar dengan Arzov."Kamu mau pergi ke mana?" tanya Firman. Nana mendongak, ia menghentikan langkah kakinya. Tangannya agak menggaruk leher seolah tengah mencari alasan atas apa yang akan ia lakukan."Ada sedikit urusan mendadak, Pa. Tidak apa-apa, 'kan, kalau aku mau keluar sebentar?" tanyanya."Sudah waktu
Read more
Bab 77 Aku Butuh kamu
Arzov tersenyum seraya mendekati Zsalsya. "Apa kamu masih belum mengerti?"Arzov melirik ke arah tangan Zsalsya dan mencoba memegang tangannya, tetapi Zsalsya menghindar. "Aku rela datang ke sini cuma buat kamu."Ucapan Arzov ini terdengar seperti kentut bagi Zsalsya. Walaupun ia tahu perjuangannya semacam itu, tetapi ia pun masih ingat bahwa dulu sebelum dirinya meninggal pun Arzov selalu romantis. Meski sesekali keromantisan itu terasa hambar."Lebih baik kamu sekarang pergi kerja saja! Aku juga tidak akan berada di sini!" kata Zsalsya seraya memegang ponsel di tangannya."Maksudmu apa?" tanya Arzov seraya menyeringai tidak mengerti dengan ucapan Zsalsya. Dari gerak-geriknya tampak sekali ingin tahu alasan dibalik perkataan Zsalsya tersebut."Aku tidak akan berada di sini lagi. Kamu jangan buang-buang waktu buat aku."Setelah mengatakan hal itu, Zsalsya pun berjalan keluar dari ruangan itu. Tetapi, dengan gesitnya Arzov langsung menarik pergelangan tangan Zsalsya untuk menahannya p
Read more
Bab 78 Akhirnya
Melihat Zsalsya memasuki ruang VVIP membuat Arzov mengurungkan niatnya untuk mengejar. "Kenapa dia masuk ke sana?"Saat itu ia belum saat jika ruangan itu adalah ruangan yang ditempati oleh Endrick."Aku harus menghubungi Tante!" ujar Arzov.Tetapi teleponnya tak kunjung ada jawaban, sebab saat itu Kyora menjauhkan dirinya dari ponsel tersebut. Ia merasa kesal atas cara Endrick mengusirnya. Tanpa mempedulikan ponsel yang entah di mana, Kyora terus meneguk minuman yang ada di gelasnya tersebut.Sementara itu, Zsalsya yang berada di kursi hanya diam seraya menenangkan dirinya. "Kenapa dia mengejarku begitu? Langkah kakinya seolah tidak ingin kehilangan jejak diriku," batinnya.Endrick yang tidak mau melihat Zsalsya dalam keadaan demikian pun langsung mengedipkan mata kepada kepala pelayan seolah memintanya untuk mendekat.Kepala pelayan itu langsung mendekat. "Kamu temani dia sampai tenang!" pintanya."Baik!"Endrick mengambil ponselnya kembali. Ia mencoba untuk menghubungi Rosmala y
Read more
Bab 79 Manja Padamu
Tiba di perusahaan tempat Arzov bekerja, Nana segera keluar dari mobil."Ini, Pak," katanya sembari menyodorkan uang berwarna biru. Setelah itu, ia keluar dari mobil taksi tersebut dan langsung memasuki lobi. Ia berjalan sebentar dan bertanya kepada salah seorang karyawan yang ada di sana."Permisi. Saya mau bertemu Pak Arzov, kira-kira ada di ruangan mana, ya?" tanya Nana."Oh, Pak Arzov, ya? Tadi saya lihat beliau saat makan siang keluar."Nana yang mendengarnya pun langsung kesal. Ia mengepalkan salah satu tangannya dengan bibir mengerut dan tatapan tajam penuh amarah."Beraninya dia membohongiku!" umpatnya.Nana menoleh kembali kepada karyawan tersebut. "Terima kasih." Ia melangkah pergi dari sana dan langsung membuka ponselnya.Kali ini, ia benar-bensr merasa tertipu. "Aku pikir dia sungguh sibuk bekerja, ternyata bohong!" Nana mendengus kesal.Ia mengangkat ponselnya ke telinga setelah menekan tombol untuk menelepon.Saat itu Arzov masih berada di luar ruangan. Dering ponsel y
Read more
Bab 80 Selalu Ingin Bersama
Kepala pelayan itu mengusahakan sesuai dengan keinginan Zsalsya. Walaupun, pada akhirnya beberapa helai rambut yang nyangkut pada kancing baju Endrick itu harus dipotong paksa."Maaf, Nona," kata kepala pelayan sembari memotong beberapa helai rambut yang menyangkut itu."Argh!" Zsalsya meringis menahan sakit pada rambutnya yang ditarik oleh kepala pelayan tersebut. Memotong bagian ujung rambut susah dilepaskan dari kancing yang membuat Zsalsya kesal.Setelah berhasil, Zsalsya segera berdiri dari tubuhnya yang agak membungkuk."Kamu tidak kenapa-kenapa?" tanya Endrick kepada Zsalsya sembari menatap wajah wanita yang ia targetkan untuk menjadi istrinya itu.Berbeda dengan Zsalsya yang mau menjalin hubungan karena ada tujuan balas dendam yang ingin segera ia tuntaskan sesegera mungkin. Gatal pada tangannya membuatnya kian tidak sabar untuk membuat Arzov menyesal."Sedikit sakit saja.""Selama tidak sampai keluar darah, itu tidak apa-apa," sahut Endrick dengan santainya.Zsalsya semakin t
Read more
PREV
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status