All Chapters of Perjalanan Balas Dendam Termanis: Chapter 91 - Chapter 100
187 Chapters
Bab 91 Suatu Keanehan
"Saya berangkat kerja dulu, ya~!" kata Endrick, ketika berada di meja makan. Kala itu, Endrick, Zsalsya dan Rosmala telah selesai sarapan bersama. Endrick beranjak dari duduknya dengan senyum bahagia di wajah."Hati-hati, Mas~!" sahut Zsalsya. Endrick berjalan keluar dari ruang makan menuju halaman rumah, ditemani Zsalsya di sampingnya yang turut mengantar sampai ke teras.Seorang sopir pribadi membuka pintu mobil, lalu Endrick menaiki mobil bugatti divo miliknya itu. Ia memasuki kendaraan tersebut. Zsalsya merasa senang, sampai-sampai ia tidak lagi ingat pada pekerjaannya di kantor tempatnya bekerja. Ia merasa bahwa tempatnya bekerja, meskipun itu di tempat Ayahnya, tetapi dirinya merasa terkekang. Seolah semuanya harus selesai saat itu juga.Namun, di samping itu, ia juga tidak bisa terus berdiam diri di rumah. Ia merasa bosan dan perlu pekerjaan untuk menghilangkan jenuhnya. Terlebih lagi, dirinya merasa bahwa kini ia hanya numpang saja.Sebelum mobil itu melaju, Zsalsya mengham
Read more
Bab 92 Masalah Ego
Zsalaya yang sudah bersiap-siap sekitar tiga puluh menitan, akhirnya selesai. Ia menuruni tangga dengan membawa tas selempang dan ponsel di tangan kanannya. Di sofa ruang tamu, ia menunggu Rosmala yang saat itu belum juga terlihat keluar. Sejenak ia menyalakan ponsel untuk melihat pukul berapa saat ini."Ternyata masih kurang sepuluh menit," gumamnya. Ia menekan tombol power untuk mematikan kembali ponselnya. Di sana, ia menunggu dengan sabar Rosmala. Tetapi, isi kepalanya kemudian teringat sesuatu. "Apa aku telepon saja, ya?" gumamnya. Ia berpikir untuk menghubungi Firman yang mana selama seminggu ini tak pernah ia dengar kabarnya.Bagaimana ia bisa tahu. Dirinya tidak bisa menghubungi karena memang tidak pernah mengingat nomor orang lain, sekalipun Ayahnya sendiri. "Tapi aku tidak bisa mengingat nomornya dengan benar."Hanya beberapa angka depannya saja yang dapat ia ingat, sisanya seolah terlupa begitu saja dari otaknya.Selain itu, selama seminggu setelah pulang dari rumah sak
Read more
Bab 93 Acara Apa?
"Keliatannya akhir-akhir ini kamu jadi banyak melamun, kenapa?" tanya Nana sembari menoleh ke arah Arzov yang terus diam semenjak berangkat ke kantor dari kediaman Firman.Tidak ada sahutan. Arzov masih terhanyut dalam lamunannya. Ia tidak bisa berhenti memikirkan Zsalsya yang mana memang penampilannya sangat mempesona, walau saat itu Zsalsya sedang dalam keadaan sakit."Kak Arzov!" seru Nana dengan suara lebih keras daripada sebelumnya.Arzov yang mendengarnya langsung terhenyak kaget. Ia menoleh ke arah Nana. "Ada apa sih, kamu teriak-teriak begitu?" sahut Arzov dengan nada kesal. Ia merasa bahwa Nana mengganggunya ketika tengah memikirkan sesuatu.Nana langsung memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan bersamaan dengan kedua tangan yang menyilang di dada."Kamu sekarang kenapa jarang mendengarkan aku? Ada apa?""Kamu tahu sendirilah kalau aku sedang sibuk di kantor.""Tapi kamu tidak lupa sesuatu, 'kan?" tanya Nana.Malam ini adalah malam di mana mereka harus menghadiri perayaan
Read more
Bab 94 Sudah Kuduga
"Bawa!" pintanya kepada pelayan yang bersamanya saat itu.Selesai membeli balon, Rosmala berjalan lagi sekitar dua menit dari sana. Ia melihat toko kue yang sangat memikat mata. Ia berhenti di sana dan melihat-lihat beberapa kue tart yang dipajang di etalase."Mau cari kue untuk acara apa?" tanya pemilik toko kue tersebut.Rosmala melihatnya sekali lagi, kemudian ia tersenyum sembari menyahut. "Saya mau cromboloninya lima!" pinta Rosmala.Lantas, tanpa berlama-lama lagi, pemilik toko itu pun langsung memberikan pesanan Rosmala. Ia menyerahkannya kepada Rosmala yang memang menginginkan hal itu. Selepas itu, Rosmala melanjutkan pencariannya di mall untuk membeli sesuatu yang sangat dibutuhkannya kini. Hingga ....Setengah jam lengang. Tak terasa mereka menghabiskan waktu cukup banyak di mall, walau tidak sebanyak biasanya. Tetapi, ini digunakan untuk mencari beberapa barang dengan berjalan di sekitaran sana. Menaiki eskalator dan terkadang bolak-balik.Namun, saat itu Rosmala cukup pu
Read more
Bab 95 Cake Delico
Rosmala melirik ke arah Zsalsya. Ketika itu wajah Zsalsya tampak kecewa, tetapi berusaha ia tahan dan tidak diperlihatkan. Tetapi, meskipun sudah ia coba sembunyikan, tetap saja ada garis wajah yang menunjukkan bahwa dirinya memang kecewa."Ya sudah, boleh, tapi sekarang kamu temani saya ke suatu tempat dulu!"Sontak, wajah Zsalsya yang tampak sedih pun berubah menjadi bahagia. Seakan wajahnya langsung memancarkan aura cerita."Sungguh, Ma?" tanya Zsalsya sembari tersenyum untuk memastikan.Tetapi, wajah Rosmala tetap datar. "Iya. Tapi ingat, kamu harus temani aku ke suatu tempat dulu!" katanya memperingatkan.Tentu saja Zsalsya senang, walaupun dirinya harus menunggu beberapa saat dahulu sebelum dirinya benar-benar bisa melangkah pergi ke kantor perusahaan Firman.Mobil menepi. Mereka pun sampai di depan sebuah toko kue bernama cake delico. Itu adalah toko kue paling enak dan selalu menjadi langganan Rosmala ketika ada acara tertentu.Zsalsya menoleh ke samping. Ia melihat toko kue
Read more
Bab 96 Calon Mertua Baik
Mereka pun berjalan keluar dari toko kue tersebut. "Ma, karena Zsalsya sudah menemani Mama ke toko kue ini, sekarang aku mau pamit ke tempat lain dulu," kata Zsalsya dengan ramah dan sopan."Oh ya, kamu sama Mama saja. Nanti biar sopir Mama saja yang mengantar kamu ke tempat tujuan.""Tidak usah, Ma, biar aku sendiri saja."Sebetulnya tidak masalah bagi Zsalsya, bahkan dirinya sangat ingin sekali diantar begitu sampai rumah. Tetapi, ia merasa bahwa belum waktu yang tepat, sehingga belum bisa seserius itu."Jangan begitu. Pokoknya kamu masuk ke mobil sekarang!" pinta Rosmala kepada Zsalsya bersikeras akan pergi sendiri."Ma ...!" "Sudah. Jangan banyak mikir. Kamu masuk ke mobil, biar sopir Mama yang mengantar kamu!"Di sisi lain Zsalsya merasa senang ketika diperhatikan oleh Rosmala. Tetapi, di samping itu ia juga merasa tidak enak hati jika harus diantar dengan Rosmala. Tetapi ...."Baiklah ...."Zsalsya tidak memiliki pilihan lain. Tidak mungkin pula jika dirinya terus memperdebatk
Read more
Bab 97 Melihat Sendiri
"Tapi hari ini kamu ingat 'kan hari apa?"Lalu, dengan percaya dirinya Arzov pun langsung menjawab. Ia tidak memikirkan apapun lagi. "Hari gajian 'kan, Pak?" HAHAHA. Endrick langsung tertawa kecil. Sekretaris yang mendengarnya pun langsung melihat ke arah Endrick. Ia yang cukup mengenal Endrick pun langsung agak ketakutan. Dirinya takut jika Endrick sampai tidak bisa menahan rasa kesalnya."Rupanya kamu tidak lupa."Endrick memijat pangkal hidungnya. "Lalu, kenapa kamu tidak bisa mengingat kesalahan kamu?"Arzov pun menjadi bingung. Ia tergagap. "A-anu, Pak, sa ... saya hanya mengatakan apa yang saya ingat saja."Ia mengambil ponsel. Lalu, tampak membuka aplikasi, setelah itu ia meletakkannya kembali."Kamu boleh lihat sekarang!""Lihat apa?" Arzov tampak kebingungan."Akun m-bankingmu!" jawabnya ketus.Lantas, dengan sigap Arzov pun langsung membukanya. Ia penasaran dengan apa yang telah Endrick lakukan. Setelah melihatnya, Arzov langsung terdiam. Di sana memang ada beberapa nomin
Read more
Bab 98 Pertemuan Mendadak
Secara perlahan, hal yang ingin diketahui pun mulai terungkap. Zsalsya paham mengapa selama ini dirinya selalu jauh dari Firman. Mungkin, Firman selalu mendapat hasutan dari Mariana yang tidak senang dengan keberadaannya bersama sang Ayah."Saya tidak peduli alasannya. Sekarang saya mau bertemu Papa!" kata Zsalsya bersikeras ingin menemuinya.Ada hal penting yang menurutnya tidak bisa ditunda. Ia tidak mau jika Firman membencinya dan salah paham kepada dirinya yang memang sudah cukup lama tidak terlihat atau menanyakan kabar.Bukan karena tidak ingin tahu kondisi sang Ayah, tetapi keadaanlah yang membuatnya tidak bisa mengabari."Tunggu sebentar, biar saya hubungi dulu!"Dengan telepon itu, resepsionis tersebut segera menghubungi."Apa dia tidak bisa melihat pada wajahku yang banyak kesamaannya dengan Papa. Kenapa orang-orang kantor mudah percaya begitu saja? Tanpa mau menelisik lebih jelas apa yang sudah mereka dengar!" batin Zsalsya sembari menanti kepastian dari resepsionis tersebu
Read more
Bab 99 Penyebab Dikeluarkan
"Yang kamu ingat hanya orang baru itu saja. Kamu sama sekali tidak ingat pada keluarga asalmu. Apa begini caramu membalas kebaikan orang tua yang sudah merawatmu?" 'Papa tidak mengerti apa yang aku rasakan. Dia sama sekali tidak tahu apa yang aku alami. Kalau memang mau aku peduli juga, kenapa ketika aku sakit Papa tidak lagi datang menjenguk?' Itulah isi pikiran Zsalsya. Tetapi, ia tidak bisa mengutarakannya. Ia menelan ludah. Ingin berkata, tetapi bibirnya kelu. Ada rasa sakit yang hanya bisa dipendam, tanpa mampu ia ungkapkan. Ketika dirinya sadar bahwa tidak ada yang mengerti dirinya sebaik dirinya sendiri."Kenapa kamu diam?""Pa, kedatangan aku ke sini hanya untuk kembali bekerja. Aku ingin tanya sama Papa, apa Papa masih mau menerimaku untuk bekerja di sini?" tanya Zsalsya.Sekalipun itu perusahaan orang tuanya sendiri. Tetapi, merasa dan melihat bahwa Firman lebih mementingkan keluarga barunya, itu membuatnya ragu. Apakah ia masih diakui sebagai anak atau tidak? Terlebih lag
Read more
Bab 100 Inikah Cinta?
Sopir menepikan mobilnya di halaman rumah. Rosmala keluar dari dalam mobil. Tetapi tidak langsung pergi, melainkan menunggu pelayannya membawa semua barang ke dalam rumah.Bersama dengan salah seorang pelayan, ia melangkah memasukinya dengan santai. Tetapi, kepala pelayan menghampiri Rosmala."Nyonya besar, undangan baru selesai dibuat. Sekarang bagaimana? Apa perlu dibagikan sekarang juga?" tanya kepala pelayan, Herny."Langsung bagikan saja. Kamu sudah tahu 'kan siapa orang-orangnya. Kalau lupa, kamu bisa ambil di ruangan saya!" jawabnya dengan jelas."Baik, Nyonya besar!" sahut kepala pelayan itu dengan tubuh agak membungkuk sopan.Selepas menjelaskan hal itu. Rosmala pun melangkah pergi menuju dapur. Dirinya merasa haus dan perlu minum.***"Oh ya, Pak Endrick, di lobi ada yang menunggu!" ucap resepsionis yang baru saja menghubunginya.Endrick bertanya-tanya. Ia berdiri sembari mengancingkan jasnya. Lalu, secara perlahan ia melangkah pergi dari ruangannya menuju lift eksekutif. S
Read more
PREV
1
...
89101112
...
19
DMCA.com Protection Status