Semua Bab Terjerat Cinta Calon Mertua: Bab 31 - Bab 40
103 Bab
Bukan setan
Mona menjerit kaget saat melihat keberadaan Leo yang berdiri tidak jauh dari tempat tidur."Om, suami apa benar itu kamu?" tanya Mona sambil melonjak bangun dan dudukkan dirinya."Memangnya ku pikir aku ini siapa?" pria dingin itu balik bertanya dengan tatapan datar kepada Mona."Tidak, tidak, tidak. Mungkin itu kamu, suamiku sedang pergi, dan sebaiknya kamu pergi jauh-jauh dariku," kata Mona sambil mengibaskan tangannya.Mona beranjak berdiri dan mendorong bahu Leo agar pergi dari kamarnya."Ini saya, Mona," ucap Leo dengan tegas.Mona menghentikan langkahnya yang berusaha menyeret tubuh Leo agar keluar dari kamar."Beneran, Om? Suami kamu balik lagi?" selidik Mona dengan tatapan yang menyelidik."Kau pikir saya setan?" Leo balik bertanya."Em... beneran ini kamu, Om?" tanya Mona kembali seraya mengerjapkan kedua manik matanya dan menepuk kedua pipi Leo yang lebih tinggi darinya, ingin memastikan apa benar ini suaminya atau bukan.Mona yakin kalau suaminya sedang pergi ke luar kota.
Baca selengkapnya
Kena gantung
Ketika Mona membuka mata, ia dikejutkan dengan setangkai bunga mawar merah di sampingnya saat berbaring. bibir Mona tersenyum mencium bunga mawar tersebut."Wanginya segar ...."Kepala Mona celingukan mencari keberadaan Leo yang tidak ada. Setelah menggosok matanya dan turun dari tempat tidur, Mona mengibarkan selimut dari tubuhnya."Om, kamu di mana?" gumam Mona sambil berjalan ke arah jendela dan membuka gorden. Di luar sudah mulai terang.Waktu menunjukkan pukul 04.50, Mona terdiam sejenak setelah menatap jarum jam. Mona mengusap wajahnya seraya menghela nafas dalam-dalam, "Om, kamu di kamar mandi kah?"Manik matanya mendapati piyamanya di bagian dada terbuka, membuat Mona bengong, mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. "Ah, aku tidak melakukan apapun. Aku masih datang bulan kok," bergumam Mona sambil menggeleng."Oh, iya, Om Leo pasti sudah berangkat," kata Mona saat tersadar bahwa Leo pergi ke luar kota. Mona merapikan pakaiannya dan melihat sekeliling, di mana tas dan koper L
Baca selengkapnya
Berdamai
Mona melirik ke arah ketiga asisten yang sedang berbisik-bisik, lalu pandangannya beralih ke pintu lift. Ternyata, ibu mertua dan Marfin sedang menuju ruang makan. Mona segera berdiri untuk menyediakan kursi bagi ibu mertuanya."Mana sarapan untukku?" tanya ibu mertua dengan nada tegas."Ini sarapan untuk ibu," jawab Mona sambil menyajikan semangkuk bubur putih setengah matang yang sudah dikupas dan segelas susu murni."Ibu mertua, ini sarapan yang dibuat oleh nyonya muda," cepat-cepat kepala asisten menjawab sebelum Mona bisa berkata apa-apa.Ibu mertua mengangguk tanpa banyak bicara selama sarapan. Setelah itu, Mona kembali ke kamarnya dan menerima panggilan video dari Leo."Syukurlah kamu sudah sampai dengan selamat di tempat tujuan," ucap Mona dengan lega."Ya, sudah sampai dan sedang sibuk," jawab Leo dengan datar."Kalau kau sedang sibuk, kenapa telepon aku?" suara Mona sedikit kesal."Kenapa kau marah?" tanya Leo, pandangannya terarah ke arah Mona."Siapa yang marah? Aku tidak
Baca selengkapnya
Pingsan
"Aduh. Kepala ku pusing sekali!" gumam Mona seraya memijat pelipisnya.Tiba-tiba, Mona merasa pusing. Kepalanya begitu berat, pandangannya pun kabur, dan akhirnya dia tidak sadarkan diri.Salah satu asisten yang melihat Mona tergeletak di pinggir kolam berteriak-teriak heboh meminta tolong sambil menghampiri."Tolong, tolong! Nyonya muda pingsan!" teriak asisten sambil menepuk-nepuk pipi Mona.Kebetulan, Marfin yang baru saja pulang kuliah mendengar teriakan tersebut dan menghampiri, bersamaan dengan datangnya seorang security. "Mona, Mona!" panggil Marfin sambil menepuk-nepuk pipi Mona dan mengangkat kepalanya ke dalam pangkuan."Bangun Mona! hey bangun." Marfin terus menepuk pipi Mona yang terpejam.Security yang hendak mengangkat tubuh Mona, yang saat mengenakan celana pendek dan kaos putih pendek, namun segera dilarang oleh Marfin. Lantas Marfin sendiri yang mengangkat tubuh Mona ke dalam dan menyuruh asisten untuk
Baca selengkapnya
Ketacunan
Leo menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari luar kamar. Ia beranjak hendak melihatnya, penasaran suara apa itu?Marfin yang menonjok dinding, meringis kesakitan! tangannya berdarah. Marfin segera menyembunyikan tangannya saat papanya muncul dari balik pintu."Kenapa?" tanya Leo, penasaran dan menatap pemuda yang wajahnya mirip dengannya."Eh, em ... tidak apa-apa, Pah," jawab Marfin lalu pergi meninggalkan papanya.Leo mengerutkan keningnya dan masuk ke dalam kamar, menutup pintu dengan rapat."Ada apa, Om?" Selidik Mona saat melihat Leo mendekatinya.Leo menjawab. "Entah, saya tidak tahu," sambil membuka jasnya.Leo kemudian mulai menyelidiki dan bertanya. "Kamu kenapa bisa pingsan?"Kepala Mona menggeleng dan ia melonjak naik, berlari ke kamar mandi. Muntah lagi yang hanya air pahit saja. Oo ... Oo ....Leo yang merasa khawatir, melompat mengikuti langkah Mona, sang istri."Sayang!" gumam Leo sambil memijat pundak Mona yang sedang muntah-muntah."Oo ... Oo ..." Mona terus mun
Baca selengkapnya
Bidadariku
"Kau harus mati, kau harus mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milikku!" ucap wanita cantik yang berdiri di dekat Mona yang terbaring.Bantal yang melayang di atas hampir saja mengenai wajah Mona, niatan untuk membekap agar Mona kehilangan oksigen. Dengan cepat wanita itu mengurungkan niatnya dan menyimpan bantal di tempat semula saat mendengar suara derap langkah yang mendekati ruangan tersebut.Wanita itu celingukan dan langsung menggeser tubuhnya ke dekat jendela bersebelahan dengan pintu dan bersembunyi di balik gorden."Sial, sepertinya ada yang datang ke sini," gumamnya sambil menyembunyikan diri.Ternyata, Leo yang baru saja selesai meeting kembali ke rumah sakit dan membawa sebuket bunga mawar merah untuk sang istri."Sayang, aku kembali," ucap Leo setelah berada dekat Mona yang tampak lelap, lalu mengecup keningnya. Mona pun bergerak dan terbangun, menatap suaminya."Kau sudah pulang," suara parau Mona sambil mendudukan dirinya."Sudah, sayang," jawab Leo seraya mengusa
Baca selengkapnya
Shock
Leo pun ikut kaget melihat Mona dan buket bunga bergantian. Dari dalam buket keluar seekor ular kobra, walau ukuran kecil tapi akan mematikan."U-ular," gumam Mona dengan mengarahkan telunjuknya yang menuding ke arah ular yang keluar dari buket."Security?" dengan cepat Leo memanggil security berbarengan dengan tindakannya meraih gorden yang lalu ia tutupi ular tersebut agar tidak pergi kemana-mana."Om, jangan biarkan aja nanti bahaya!" teriak Mona yang malah tambah cemas melihat suami yang bertindak gegabah.Mona mau mendekat ke arah Leo yang langsung berteriak."Dam saja di situ." Pinta Leo sambil menelungkup ular dengan kain gorden di gulung hingga membentuk bulatan."Security tolong!" teriak Leo kembali maksudnya mau minta bantuan.Sungguh aneh sekali, kok bisa-bisanya di dalam buket bunga ada ularnya? Tidak masuk akal."Om, hati-hati om!" gumam Mona kembali dengan wajah yang sangat khawatir.Datanglah dua security dan bodyguard juga asisten lainnya datang dengan tergesa-gesa."A
Baca selengkapnya
Masih cinta
Mona mengedarkan pandangan ke sekitar yang tampak romantis, mulut Mona pun bungkam tak bisa berkata-kata.Kini Leo dan Mona duduk di meja makan yang dihiasi dengan lilin-lilin kecil yang berpendar lembut. Cahaya lampu redup menciptakan suasana yang intim dan romantis. Mereka saling memandang dengan mata penuh cinta."Kau suka?" Selidik pria bertubuh tinggi tegap.Kepala Mona mengangguk seraya menatap ke atas meja terdapat hidangan mewah yang disajikan dengan indah, mulai dari hidangan pembuka hingga hidangan penutup. Suara musik jazz yang lembut mengalun di latar belakang, menambah kesan romantis dalam suasana itu."Oke makanlah sayang!" Leo mengambil sendok dan garpu."Ini untukmu," ucap Leo seraya menyodorkan kotak persegi empat dengan ukuran buku. Mona, yang sedang mengunyah, menatap benda tersebut yang berbalut dengan pita merah. Penampilannya sangat cantik."Ini untukku?" tanya Mona."Iya, semoga kau suka," jawab Leo."Emang isinya apa? Jangan bilang kalau itu kunci mobil atau ku
Baca selengkapnya
Pendakian
Marfin merasa gugup saat pintu diketuk dari luar. Antara ingin membukanya atau membiarkannya, namun Mona malah berteriak meminta tolong."Tolong, tolong!" suara Mona terdengar sambil menggedor pintu kamar Marfin.Marfin menarik tubuh Mona dan menutup mulutnya dengan tangan agar tidak berteriak. Mona berontak dan menginjak kakinya dengan keras, membuat Marfin melepaskannya. Mona segera kembali menggedor pintu dan meminta tolong."Tolong, keluarkan aku!" teriak Mona."Tuan muda, buka kalau tidak saya akan dobrak pintunya!" suara dari luar terdengar, ternyata suara sang bodyguard ayahnya."Tuan. Jer, tolong aku, tuan!" teriak Mona kembali, berusaha menarik handle pintu yang dikunci oleh Marfin."Tuan muda, buka kalau tidak akan saya adukan pada papa Anda!" ancam sang bodyguard.Marfin sejenak berpikir, mungkinkah ini tidak akan sampai ke telinga papanya. Sementara CCTV hanya ada di ruangan terbuka saja, tidak di kamar pribadi. Mona juga tidak mungkin bicara dengan papanya, Leo, karena ti
Baca selengkapnya
Cuci tangan
Susana yang sebelumnya tenang dan khidmat, tiba-tiba berubah menjadi tegang. Namun, alih-alih merayakan momen pernikahan, pengantin malah terlibat pertengkaran hebat."Sudah saya bilang, jangan terburu-buru, sabar sebenar bis gak?" kata Marfin sedikit membentak."Sabarlah kamu!" seru Laksmi dengan marah. "Kamu jelas-jelas menyuruhnya menghilangkan jejakmu. tidak ingin bertanggung jawab? Sadarlah, kita melakukannya karena saling suka, bukan karena paksaan!""Kamu ini apa-apaan, Marfin? Dan kamu juga sudah tua, bukannya harus mengingatkan suamimu?" suara Oma memotong berdekatan mereka berdua."Oma, pernikahan ini aku tidak setuju. Aku belum siap menjadi suami dan ayah," balas Marfin kepada Omanya.Pernikahan ini terjadi memang atas dasar permintaan dari Leo, bukan keinginan dari hati Marfin.Oma menjewer kuping Marfin sambil berkata. "Kalau belum siap, ngapain menanam benih terlebih dahulu, ha ... Fin? Setelah enak, baru kau mau mencuci tangan gitu?""Nah gitu, Oma. Sifat cucumu yang ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status