All Chapters of Wedding Drama : Chapter 61 - Chapter 70
101 Chapters
Bab 60
BAB 60“Kara?” Zayn mengurai pelukan. Membalik tubuh Althea perlahan. “Apa maksudmu dengan aku kembali bersamanya? Itu sungguh tidak mungkin!”Althea yang menunduk mengangkat wajah, mempertemukan manik mereka dalam satu garis lurus. Tatapannya sangsi, kecurigaan melingkupinya erat. Foto-foto Zayn bersama seorang wanita di depan pintu kamar hotel terus mengganggu, merenggut ketenangan hidup.“Benarkah? Kamu yakin dengan kata-katamu?” Althea mendelik tak percaya. “Kara adalah mantan tunanganmu, iya ‘kan?” desisnya dingin terbalut marah disertai cemburu. “Tentu saja aku yakin. Memang benar dia adalah mantan tunanganku dan hubungan kami sudah usai bertahun-tahun silam. Tapi, dari mana kamu tahu tentang dia dan untuk apa tiba-tiba membahas topik masa laluku?” Zayn menjawab setenang mungkin. Dia dibuat penasaran sekarang, mengapa Althea tiba-tiba menyebut nama si pengkhianat. “Aku tahu dari Alvin. Aku bertanya pada Alvin setelah Tante Martha menyinggung nama Kara sewaktu menyapa di pesta
Read more
Bab 61
BAB 61“Pulanglah bersamaku,” pinta Zayn. Dia baru saja selesai dengan urusannya, sementara Althea sedang menata bantal juga guling di peraduan. “Pulang saja sendiri, aku masih ingin di sini!” sahut Althea ketus. “Sayang, suamimu ini datang ke sini untuk menjemput istrinya pulang.” “Aku sudah tidak merasa menjadi istrimu lagi setelah menandatangani surat cerai yang kamu sodorkan paksa!” sergah Althea tanpa menoleh. Naik ke atas ranjang, berbaring membelakangi sambil menyelimuti diri.Zayn mengembuskan napas berat. Mengambil amplop coklat yang tadi siang diletakkannya di meja. Belum tersentuh lagi lantaran sibuk mengurusi masalah foto. Dia ikut naik dan mengeluarkan isinya, selembar surat cerai yang beberapa detik lalu disinggung Althea. “Al, mungkin kamu enggak menyimak dengan baik saat tadi pagi aku mengatakan tidak pernah menandatangani surat cerai kita. Coba lihat, kolom bagian tanda tanganku masih kosong, itu artinya kamu masih lah istriku.” Zayn menggulingkan tubuh Althea lem
Read more
Bab 62
BAB 62“Jadi, kalian akan pulang hari ini?” Mbah Retno bertanya pada dua sejoli yang duduk berhadapan dengannya di meja makan. Mereka sedang sarapan bertiga. “Iya, Mbah. Jujur saja, saya masih betah di sini. Tapi ada beberapa hal yang harus segera saya selesaikan,” jawab Zayn sembari menyesap teh tubruknya. “Sebetulnya aku masih ingin di sini, Mbah. Tapi dia memaksaku pulang!” Althea mengarahkan dagu ke arah Zayn yang duduk di sebelahnya sembari menahan tawa, ingin menjahili Zayn sepuas-puasnya. “Sayang, please. Semalam kita sudah sepakat untuk kembali hari ini bukan? Jangan membuatku terkesan seperti penculik,” gerutu Zayn dengan suara rendah. Meskipun protes, dia menyampaikannya melalui cara lemah lembut. “Iyakah? Tapi kok aku lupa? Kayaknya kamu salah dengar deh,” balas Althea beralasan. Berpura-pura berpikir hanya untuk membuat Zayn jengkel. Biar tahu rasa si Daddy bule. Kudu dilatih emosinya, biar enggak gampang darting. Gumam Althea dalam hati sembari mengusap-usap perutny
Read more
Bab 63
BAB 63“Kak,” panggil Althea dari ambang pintu.Althea menyusul ke ruang baca di mana Zayn dan Lidya sedang berbincang serius. Satu jam lalu ia sudah tertidur. Hanya saja terbangun lantaran bermimpi buruk. Kejadian di trotoar masih berlalu lalang berkelebatan, menciptakan rasa takut membelenggu. Saat meraba tempat tidur di sampingnya, Althea tidak mendapati Zayn. Membuatnya terkesiap makin diserbu ketakutan, terlebih lagi lampu utama kamar dimatikan. Hanya mengandalkan pencahayaan dari lampu tidur yang berpendar remang-remang.Zayn menoleh kala mendengar namanya dipanggil dan segera menghampiri. “Kenapa bangun? Sebaiknya kamu tidur dan istirahat. Perjalanan pulang tadi cukup panjang. Ini sudah hampir tengah malam.” Zayn mengelus sayang kepala Althea.Lidya ikut bangun dari kursi dan menghampiri. “Apakah Ibu hamil cantik ini lapar? Ibu buatkan makanan mau?” tawar Lidya penuh perhatian. “Tidak usah, Bu. Makasih banyak. Aku… aku cuma takut tidur sendiri. Entah kenapa,” jawab Althea se
Read more
Bab 64
BAB 64Di ruang makan kediaman Lidya, para ART juga sang nyonya tengah sibuk menata kudapan. Lidya bahkan menyempatkan diri membuat pie buah andalannya untuk melengkapi makanan supaya lebih meriah.Hari ini, Lidya memiliki janji bertemu dengan Kesuma. Beberapa hari lalu adiknya itu meminta bertemu, mengatakan ada hal penting yang hendak disampaikan. Lidya menyetujui bertemu dengan Kesuma setelah semua bukti kejahatan sang adik dikantongi. Diserahkan kepada pihak berwajib beserta data para kaki tangannya yang juga sudah ikut dilaporkan. Semula mereka janji bertemu di sebuah kafe dekat kantor Rayan Enterprise. Akan tetapi, tadi pagi Zayn menyarankan mengubah rencana sebelum mengantar Althea ke tempat tinggal orang tuanya. Memprediksi jika bertemu di rumah, pihak berwajib lebih mudah menyergap tanpa gangguan juga meminimalisir celah melarikan diri. Mengabaikan dilema yang melukai dada, Lidya terpaksa melaporkan kelakuan Kesuma kali ini. Sejak dulu adiknya itu memang sering berulah mere
Read more
Bab 65
BAB 65“Bu, aku harus pergi. Masih ada beberapa hal yang harus kuurus,” ucap Zayn setelah ibunya lebih tenangLidya mengangguk tipis. “Pergilah, segera selesaikan semua urusan. Althea pasti menantimu pulang.”Zayn mengemudikan mobilnya sambil kembali berkoordinasi dengan polisi. Mereka sedang mengincar Kara yang ditaksir masih berada di Jakarta. Sebagai kaki tangan Kesuma, Kara ikut terjerat. Terlebih lagi pesan bodong yang dikirimkan padanya maupun Althea, setelah ditelusuri ternyata bersumber dari alamat IP yang sama yakni dari surel Kara Calista.Pihak berwajib berhasil meringkus Kara dan Martha di sebuah apartemen mewah di daerah Mampang. Apartemen yang dulu menjadi tempat tinggal Kara. Zayn mengambil jalur meluncur ke kantor polisi, ingin menyaksikan wajah-wajah busuk berkedok keluarga yang telah berusaha memporak-porandakan kehidupannya juga ibunya, bahkan nyaris mencelakai Althea. Setiap kali teringat akan hal itu, Zayn selalu bergidik ngeri, Althea yang sedang mengandung ana
Read more
Bab 66
BAB 66Zayn tertegun takjub begitu keluar dari ruang periksa kandungan di rumah sakit Medistra. Dua sejoli itu sedang duduk di kursi tunggu area apotek. Sejak tadi, foto hitam putih hasil USG terus ditatap Zayn lekat-lekat. Senyumannya mengembang lebar. Bak adonan kue donat yang berhasil diuleni hingga mengembang sempurna. “Itu anakku,” ucap Zayn sambil mengarahkan telunjuk ke foto yang dipegangnya kepada Althea.“Iya, Daddy. Itu anak kita,” sahut Althea lembut penuh pemakluman. Meski sedikit malu dengan tingkah Zayn, Althea memakluminya. Tereliminasi rasa syukur dalam hati melihat betapa Zayn mencintai janin yang bertumbuh di rahimnya. “Dokter bilang usianya sepuluh minggu. Kira-kira kapan anakku lahir?” Zayn bertanya dan menoleh kepada Althea.“Ya ampun, Daddy. Perjalanan sampai launching masih panjang. Harap bersabar.” Althea terkikik geli sekaligus gembira.Di ruangan tersebut, Althea tahu bahwa beberapa pasang mata memperhatikan dan ia memilih membiarkannya saja. Terutama kelak
Read more
End
ENDINGSatu bulan kemudian.Berita putusan hukuman Kesuma memenuhi warta berita. Kesuma sebagai dalang diganjar hukuman sepuluh tahun penjara. Sedangkan untuk antek-anteknya yakni Kara dan Martha, masing-masing tiga tahun penjara. Untuk Alvin yang awalnya hanya dua tahun dengan pertimbangan dia masih kuliah bertambah menjadi lima tahun. Kasus pelecehan terhadap Althea mungkin hanya untuk kepentingan foto saja. Akan tetapi ternyata otak bejatnya sudah mendarah daging cukup lama. Beberapa laporan lain hampir enam kasus banyaknya, melaporkan Alvin atas pelecehan anak-anak mereka yang kebanyakan merupakan adik kelas Alvin. Sehingga hukumannya bertambah menjadi lebih panjang.Alfred menjadi buronan kini karena ternyata uang beberapa kliennya ikut dibawa kabur dalam jumlah yang cukup mencengangkan. Membiarkan kasus yang dipercayakan padanya menggantung begitu saja sedangkan uang pembayaran atas pekerjaan yang belum dituntaskan dibawa bersamanya. Tiga perempat aset Kesuma disita akibat ula
Read more
Epilog 1
Wedding Drama Epilog 1Minggu pagi setelah sarapan, Zayn bersila di sofa sambil menonton televisi. Biasanya dia rutin memandikan Sultan di setiap Minggu pagi. Menunaikan janjinya dulu yang pernah menyanggupi akan memandikan Sultan seumur hidup andai dia jatuh cinta pada Althea. Awalnya Althea sempat melarang dan mengatakan tak usah memenuhi janji konyol itu lantaran khawatir dengan alergi Zayn. Oleh sebab itu mulut Zayn akhirnya memilih berterus terang bahwasanya alerginya hanya alasan dari rasa takutnya terhadap kucing meski risiko kejujurannya kemungkinan besar ditertawakan sang istri. Dan semenjak hari itu Zayn benar-benar berdamai dengan yang namanya bola bulu meskipun sesekali masih sering berseteru. Di awal-awal pernikahan, dengan pongahnya Zayn sesumbar. Jatuh cinta pada gadis muda yang dianggapnya bocah seperti Althea adalah hal yang mustahil. Siapa sangka, justru sekarang dia terperangkap dalam hal yang dulu dianggapnya remeh, kalah telak oleh omongannya sendiri. Tak pernah
Read more
Epilog 2
Wedding Drama Epilog 2“Bukannya kamu ini seharusnya udah cuti?” Rena dan Reni si kembar cerewet bertanya, sementara tangan mereka sibuk mengupaskan Buah Leci yang sedang dimakan Althea di meja kantin kampus. “Aku dan bayiku bosan di rumah. Dia ingin berkunjung ke sini. Ke tempat saksi bisu di mana Mommy dan Daddynya bertemu untuk pertama kali.” Althea mengelus perut bulatnya dan merona begitu saja saat menjawab pertanyaan si kembar di sela-sela kunyahannya. “Cie cie, nostalgia.” Si kembar terbahak kencang. Tak peduli andai tawa cempreng mereka mengganggu ketenangan orang lain yang sedang berada di kantin.“Eh, tapi gimana kalau orokmu tiba-tiba pingin brojol?” celetuk Reni yang disambut jitakan Rena di kepalanya. “Awww, sakit!” serunya kesal. “Punya mulut itu jangan dijaga! Ucapan adalah do’a,” timpal Rena memelolot. “Tumben bijak, Salah makan ya? Atau demam? Biasanya kayak angin ribut.” Althea menempelkan punggung tangan di kening Rena. “Hohoho, aku harus belajar menjadi lebih
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status