All Chapters of Mentari Pernikahan Dini : Chapter 21 - Chapter 30
59 Chapters
21. Gara-gara chat
Kedua pria yang masih berada didalam mobil itu saling pandang bingung."Daripada menerka-nerka disini lebih baik kita periksa ke dalem. Siapa tau aja si Mentari emang lagi nggak dirumah?" ucap Alzi diangguki Gala.Gala turun dari mobil Alzi tergesa-gesa. Ingin rasanya Gala cepat-cepat sampai kedalam dan memastikan istrinya baik-baik saja.Alzi melengos melihat pergerakan Gala yang tak ubahnya seperti preman mau maling ayam. Gala begitu terburu-buru seperti dikejar anjing peliharaan.Bergerak dengan malas dibelakang Gala, Alzi yang merasa pengap karena gelap gulita menghidupkan senter dari ponselnya."Orang kalau lagi panik itu ternyata emang selalu keteteran." Alzi mencak-mencak melihat Gala yang bergerak dalam kegelapan."Minimal idupin dulu senter HP lo, Gal! Panik boleh, bahayain diri sendiri jangan! Kalau lo kesandung terus jatoh 'kan bisa bahaya." Alzi berkicau tiada henti membuat Gala menatapnya jengah.Tidak ingin
Read more
22. Over thinking
Wajah Gala menegang saat itu juga. "Gue yakin banget terjadi sesuatu sama istri gue. Pasti ada orang yang sengaja rencanain ini semua."Gala mengepalkan tangannya kuat-kuat. Entah apa yang sudah terjadi pada Mentari? Gala tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sesuatu yang buruk terjadi pada istrinya. "Terus kita harus gimana? Diluar lagi hujan deras sementara Mentari nggak tau ada dimana?" Arumi meratap pilu, pasti saat ini Sahabatnya sedang tidak baik-baik saja."Gue yakin Mentari masih di kampus," ucap Gala begitu yakin."Kalau lo emang seyakin itu Mentari ada di kampus, nggak ada salahnya kita coba cari dia kesana," sahut Alzi diangguki Gala."Gue ikut!" pekik Arumi."Tapi---""Nggak ada tapi-tapian Alzi. Pokoknya aku harus ikut," pinta Arumi tidak mau dibantah.Alzi hanya bisa mengalah dan menyetujui Arumi untuk ikut dari pada masalah ini berlarut-larut. Setelah menjemput Arumi kerumahnya, bar
Read more
23. Penakut
"Kakak harus mencari kamu dimana lagi, Sayang? Kamu nggak kabur ninggalin Kakak karena nggak tahan hidup miskin 'kan?" gumam Gala dengan segala over thinking nya.Alzi dan Arumi tercengang mendengar ucapan Gala yang diluar nalar. Mereka tak menyangka Gala masih bisa memikirkan hal seajaib itu disaat saat keadaan sedang genting seperti ini.Sungguh kadang-kadang pemikiran orang yang terlalu pintar seperti Gala ini sangat mengejutkan bukan?Plak"Asu! Kenapa lo malah nabok gue, hah? Lo nggak liat gue lagi sedih?" Gala mengumpat sangat keras sambil mengelus lengannya yang terasa panas akibat tangan Arumi yang tenaganya tak main-main, tak lupa juga Gala menunjukkan wajah sedihnya.Arumi yang gemas dengan ucapan Gala tak tahan untuk melayangkan tabokan mautnya."Siapa suruh lo punya pemikiran seburuk itu tentang sahabat gue?" Arumi komat kamit seperti membaca mantra mengomeli Gala yang yang sembarangan menilai Sahabat baiknya.
Read more
24. Dobrak
Alzi melirik gemas Arumi yang masih setia menempel di sebelahnya. Ingin rasanya Alzi menendang Arumi jauh-jauh karena gadis itu sangat mengganggu pergerakannya.Tapi Alzi mana mungkin berani melakukan itu, bisa-bisa dirinya yang ditendang jauh-jauh dari hatinya oleh Arumi setelah itu.Alzi tidak akan mampu jika tetap hidup tanpa cinta Arumi. Terdengar lebay namun, memang itulah kenyataannya.Tidak ada yang mencintai Alzi dengan tulus tanpa memandang Alzi berasal dari keluarga konglomerat selain Arumi."GUE NEMU HP MENTARI!" teriak Gala dari depan wastafel.Arumi dan Alzi segera mendekat. Arumi langsung melepaskan diri dari tubuh Alzi karena rasa takutnya tiba-tiba lenyap mendengar suara teriakan Gala."Iya ini emang handphone nya Tari. Berarti dia ada disini." Arumi menggerakkan matanya ke seluruh penjuru tapi tidak ada Mentari disana."Apa jangan-jangan Mentari ada disalah satu bilik ini?" tanya Arumi."Coba ki
Read more
25. Kesedihan
Gala bergeming dengan wajah memucat disamping pintu melihat pemandangan mengerikan di dalam sana."I-tu bukan istri gue 'kan?" tanya Gala terbata.Gala melangkah bak robot kekurangan baterai, begitu kaku menghampiri seorang gadis yang tersandar tak berdaya di dinding toilet.Dari baju, celana kulot dan tas yang gadis itu pakai sudah sangat jelas bahwa itu Mentari. Sebenarnya Gala sangat mengenali bahwa itu adalah istrinya, tapi Gala menepis dengan keras kalau itu bukan Mentari.Gala ingin menolak kalau itu benar-benar istri yang sedang ia cari."Itu beneran Tari, Gal. Hiks siapa yang tega ngurung dia disini." Arumi menyahut dengan tangis pilunya.Arumi sudah tidak tahan lagi menahan tangisnya melihat keadaan sahabatnya yang sepertinya tidak baik-baik saja.Arumi mendorong kasar tubuh besar Gala yang masih berdiri seperti patung di depan pintu toilet. Dengan langkah lebarnya kini Arumi sudah berjongkok di hadapan orang ya
Read more
26. Perlakuan buruk
Penampilan Gala sangat kacau tapi tidak mengurangi kadar ketampanannya sedikitpun, penampilan Gala sama kacaunya dengan perasaannya saat ini.Istrinya tengah berjuang antara hidup dan mati di dalam ruangan ICU. Apakah seburuk itu keadaan istrinya hingga ruangan yang isinya hanya dihuni oleh orang-orang sekarat itu saja tempat yang harus istrinya huni?Gala menarik rambut hitamnya kuat-kuat. Memikirkan hal buruk yang bisa saja terjadi pada sang istri membuat Gala sangat frustasi."Kamu harus bertahan, Sayang. Disaat sebentar lagi kehidupan kita akan berubah kamu malah memilih berbaring disana," gumam Gala sambil menatap sendu pintu ruangan ICU yang tertutup rapat.Dokter masih ada di dalam sana, tadi setelah mereka membawa Mentari ke IGD para tenaga medis langsung memindahkan Mentari ke ICU membuat hati Gala serasa diremas-remas.Gumaman Gala terdengar samar oleh Alzi dan Arumi. Mereka hanya bisa diam menemani Gala agar pria itu tidak berb
Read more
72. Jangan sampai
"Sayang!" panggilnya dengan suara serak dan bergetar."Kakak cemburu tau sama mereka-mereka yang nemenin kamu tidur," adu Gala sambil menunjuk selang infus, alat bantu bernapas dan masih banyak lagi alat-alat medis yang menempel pada tubuh istrinya dan Gala tidak tau namanya apa."Harusnya Kakak yang nemenin kamu tidur bukan alat-alat sialan ini," ucap Gala begitu lirih bahkan hampir terdengar seperti bisikan."Maaf Sayang maaf, maafin Kakak atas kelalaian Kakak dalam menjaga kamu! Mungkin beribu kata maaf pun nggak akan cukup dan nggak akan pernah membayar rasa sakit yang kamu rasakan." Gala menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Kakak janji akan membalas rasa sakit kamu ini dengan cara yang lebih kejam dari yang dia lakukan. Jadi Kakak mohon kamu harus bangun secepatnya dan kasih tau Kakak siapa orang yang sudah melakukan hal biadab ini sama kesayangannya Kakak."Kilatan api dendam sangat terlihat jelas dari mata seorang Galaksi Bimantara. Dendam
Read more
28. Keputusan terbaik
Arumi ternganga dengan mata membulat sempurna. Sungguh ia dibuat syok luar biasa karena pemikiran ajaib pacar sengklek nya ini.Bisa-bisanya dia malah berpikir Arumi akan memiliki perasaan terlarang terhadap Gala.Kalau mau selingkuh dari Alzi, Arumi juga pilih-pilih keles, seenggaknya Arumi harus mendapat yang lebih kaya dan yang pasti harus lebih waras.Baik Alzi maupun Gala 'kan sama-sama nggak warasnya.Beberapa detik setelahnya Arumi mendelik judes dan berdecak tak suka. Memiliki pacar yang tingkat posesifnya sudah di level akut membuat Arumi kadang-kadang jengah sendiri.Kadang ada masanya juga Arumi akan berbunga-bunga dengan segala tingkah Alzi yang posesif. Kadang Arumi merasa begitu dicintai sangat dalam oleh seorang tuan muda tampan seperti Alzi.Tapi lebih sering Arumi merasa jengkel seperti sekarang ini contohnya.Nggak ngotak banget 'kan si Alzi pake cemburu sama Gala."Heh punuk unta! Aku masih wa
Read more
29. Fania?
Jari jemari Mentari bergerak perlahan bersamaan dengan kelompok matanya yang perlahan terbuka. Dahi Mentari mengernyit dalam saat cahaya matahari memaksa menusuk ke dalam indra penglihatannya."Gal, Mentari bangun, Gal!" pekik Arumi sambil mengguncang lengan kekar Gala dengan antusias.Gala yang tadinya melamun terlonjak kaget karena aksi tiba-tiba Arumi."Apaan?" tanya Gala dengan wajah bad mood nya.Agaknya, Gala tidak terlalu mendengar ucapan Arumi saking menghayati lamunannya.Arumi menendang tulang kering Gala dengan rasa gemas, iya Arumi gemas serasa ingin menendang Gala ke planet Pluto sekarang juga kalau saja ia mampu.Gala ini lemot sekali kalau sudah galau seperti sekarang ini."Akh ... Bangsat! Kenapa lo malah nendang kaki gue sih? Sakit tau nggak?" Gala mengaduh kesakitan karena tulang keringnya terasa nyut-nyutan akibat tendangan Arumi yang tidak main-main.Gadis itu mengeluarkan seluruh tenaganya u
Read more
30. Psikiater?
Mentari masih belum merespon membuat perasaan Gala semakin was-was tak menentu. Bahkan saat Dokter melambaikan tangan dihadapan wajahnya Mentari sama sekali tidak mengerjapkan matanya."Mentari.. kamu dengar saya?" Sekali lagi Dokter Lia memanggil Mentari masih dengan cara yang sama seperti sebelumnya."JANGAN ... JANGAN! JANGAN KURUNG AKU FANIA!"Deg"Fa-fania?" Gumam Arumi terbata.Untuk beberapa saat Gala terdiam mencoba mencerna maksud Mentari.Beberapa detik setelahnya.Gala tertawa bak iblis berbarengan dengan airmata yang mengalir dari pelupuk matanya."Ternyata perempuan rubah itu yang sudah melakukan hal biadab ini sama kamu, Sayang. Tunggu pembalasan dari saya Fania!"Gala berucap dengan suara bergetar dan aura yang menakutkan. Galaksi yang sekarang terlihat berbeda dari Galaksi yang lemah lembut sebelumnya. Rupa Gala saat ini tak ubahnya ketua gangster yang siapa mengeksekusi musuhnya.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status