Semua Bab Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO: Bab 41 - Bab 50
74 Bab
41. Cinta pertama (M)
Regan tercengang luar biasa. Lamaran mendadak dari wanita yang di sukainya membuatnya terpaku diam. Apakah ini mimpi? Atau skenario dari Tuhan? Yang pasti, dia belum mampu untuk membuka mulutnya. Dia tercekat untuk sejenak."Kenapa kau mengatakan itu? Jangan memutuskan hal yang tiba-tiba seperti ini. Aku tidak mau kau terpaksa melakukannya hanya karena balas budi semata," ucap Regan.Jane menggeleng. Mengetahui kalau pria yang di carinya selama ini adalah Regan, matanya tidak bisa lagi membendung air mata. Antara senang, sedih juga haru bersatu. Jane tidak percaya bisa bertemu dengan pria yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kali."Jangan pikirkan tentang saya, Tuan. Pria yang saya temui di masa lalu, adalah cinta pertama saya yang tidak bisa saya lupakan. Anda ragu karena saya menyukai Yohan? Tidak, Tuan. Pria dari masa lalu yaitu anda yang sudah menempati hati saya. Anda mempunyai tempat anda sendiri di hati saya."Regan terdiam, telinganya memerah. Dia memalingkan wajahnya kar
Baca selengkapnya
42. Ungkapan kebenaran
"Ya, Ini aku. Ada yang ingin aku bicarakan. Tunggu saja di sana, aku yang akan ke tempatmu."Yohan menutup telfonnya dengan segera. Di masukkannya ke dalam saku saat melihat Regan dan Jane masuk ke dalam rumah dengan bergandengan tangan. Mata Yohan melotot, otaknya mendadak terasa panas. Dadanya bagaikan baru saja di hantam sebongkah batu.Keduanya memang tidak sadar ada Yohan di sana. Walau sadar pun, Regan dan Jane tetap akan melakukan itu. Yohan sudah tak berarti apa-apa bagi dua sejoli itu.Saat keduanya naik ke lantai dua, menapak sambil tertawa cekikikan, keduanya di kejutkan dengan suara Yohan."Kalian dari mana malam-malam begini?" Tanyanya."Bukan urusanmu." Regan tidak akan kalah dengan intimidasi tiba-tiba dari Yohan."Sebenarnya memang bukan urusanku. Tapi kalian berdua sangat mengganggu pandanganku. Kalau ingin bermesraan, pergilah ke hotel. Bukan di sini tempatnya.""Kau cemburu?" finish Regan."Apa? Hei Regan, sejak kepulanganmu hari itu, kalian berdua terlihat semakin d
Baca selengkapnya
43. Rencana busuk
"Bukan. Sebenarnya aku berbohong saat itu. Dia adalah kekasih Regan. Tapi juga memiliki hubungan denganku."Kedua mata Alice melebar sesaat,"Apa katamu?" Desisnya.Yohan diam. Dia tidak ingin membuka rahasia terlalu dalam. Walau dia ingin menarik Jane kembali ke dalam pelukannya, tapi dia tidak segila itu membuka rahasia Jane pada wanita seperti Alice. Masalah bisa semakin besar kalau Alice tahu siapa Jane sebenarnya dan apa yang mereka berdua lakukan. "Regan merebutnya dariku. Padahal aku masih memiliki perasaan pada wanita itu. Entah cara apa yang Regan gunakan. Yang pasti, Dia cukup hebat mengalihkan perasaan Jane padanya.""Jadi nama wanita itu adalah Jane?""Hem. Katrina Jane.""Aku pikir nama kekasih Regan adalah Caty. Paman yang memberitahuku.""Ayah mempunyai panggilan kesayangannya sendiri. Yang lebih penting sekarang, aku ingin Jane kembali padaku."Alice menyeringai. Dia tahu betul kalau Yohan kesini karena ingin meminta bantuan padanya."Apa yang bisa aku lakukan untuk mem
Baca selengkapnya
44. Menyelinap ke dalam kamar
"Brengsek! Sialan! Aku akan membunuh kalian semua! Aku akan membunuh kalian semua!"Suara gebrakan serta teriakan memenuhi ruangan. Alice membuang segala macam barang yang bisa dia lihat dan melemparnya ke semua arah. Wajahnya merah, air matanya mengalir. Dia sangat marah sampai tidak bisa membendungnya lagi. Meledak sampai tidak bisa lagi dia kendalikan. Tangannya meraih ponsel yang berada di dalam tas. Jemarinya menekan nomor Yohan dan menelfonnya. "Ya?" Jawab Yohan di seberang."Sial! Kau membuat aku di permalukan! Kenapa kau tidak bilang kalau mereka akan menikah?! Kenapa kau membuatku menjadi seorang pecundang?!" Teriaknya. "Tunggu. Apa maksudmu? Kau ini bicara apa?""Jangan berlagak tidak tahu apa-apa! Kau sengaja mengirimkan ku pada mereka agar aku bisa di permalukan, kan?! Dasar sial!" "Diam dan jawab pertanyaanku dengan tenang! Apa yang sebenarnya terjadi? Kau sudah bertemu dengan mereka?" "Aku mendatangi rumah ayahmu dengan niat ingin mendengar kabar mereka. Tapi secar
Baca selengkapnya
45. Masa Heat (M)
Mendapat sebuah peringatan dari Yohan tidak begitu saja membuat Jane percaya. Namun tidak pernah Jane lihat Yohan seserius itu sebelumnya. Kedua matanya tersirat kejujuran. Tidak ada kebohongan atau pembodohan atas dirinya.Jane yakin kalau Yohan bicara apa adanya. Hanya saja dia tidak mengaku bagaimana caranya dia mendapatkan informasi itu. Bisa saja ini drama, atau akting belaka? Ah tidak-tidak. Yohan sepertinya bicara jujur. Semua kalimat itu membingungkan Jane. Tapi tetap saja jatuhnya dia percaya dengan semua perkataan Yohan. Tidak ada salahnya lebih waspada pada Alice setelah Jane melihat bagaimana sikapnya kemarin.Pun, Dia bermaksud membicarakan soal semalam pada Regan. Karena mau tidak mau, pria itu lah yang bisa membantunya. Malam itu, tepatnya pukul tujuh malam, Jane mendatangi kamar Regan dengan membawa segelas susu dan setumpuk roti lapis yang baru saja dia buat. Ini adalah caranya untuk merayu prianya. Dia tak akan begitu saja mengatakan semuanya secara langsung. Karen
Baca selengkapnya
46. Pengumuman pernikahan
Besoknya...Pagi itu lebih sibuk dari biasanya. Bukan hanya karena pekerjaan, tapi karena ada berita bahagia yang akan Regan publish ke media soal rencana pernikahannya dengan Jane. Tuan Abraham yang notabenenya sangat mendukung dengan keputusan itu ikut semangat menyebarkan berita tentang pernikahan putra kesayangannya ke kolega serta semua keluarga besar Foster. Pun sejak menapakkan kakinya ke perusahaan, senyum Tuan Abraham tidak pernah luntur. Mau dengan siapa dia berpapasan, entah itu karyawan biasa ataupun staff kebersihan, Tuan Abraham akan tersenyum ramah padanya. "Kau lihat itu? Presiden Direktur tersenyum ke kita. Apa ini mimpi?" Bisik salah satu staff wanita yang tidak Sengaja berpapasan dengannya di pintu masuk. "Mungkin sesuatu yang bagus baru saja terjadi," jawab staff wanita satunya ikut tersenyum."Apa karena Direktur Utama kita akan menikah?" "Maksudmu Direktur Regan? Kau yakin? Jangan menyebarkan rumor lagi kalau kau tidak ingin di tendang dari MH Grup.""Apa ma
Baca selengkapnya
47. Masa lalu yang menyakitkan
"Sial! Apa yang sudah dia lakukan?" Gumam Madam. "Jadi benar Jane sudah tak lagi bekerja di sini, Madam? Wah, jadi saat aku bertemu dengannya di pusat perbelanjaan itu, Dia sudah menjadi simpanan Direktur kaya raya?"Mendengar Rose bicara seperti itu, perhatian Madam teralihkan."Dimana kau bertemu dengannya?" "Di pusat perbelanjaan dekat perumahan mewah New York. Saat itu aku bertemu dengannya secara tidak sengaja. Tapi dia tidak bersama dengan pria yang ada di artikel itu. Pria yang bersamanya jauh lebih muda. Dan tentunya juga tampan."Madam melemparkan ponsel Rose dan dengan sigap Rose menangkapnya."Pergilah. Jangan ikut campur urusan Jane. Fokus saja pada pekerjaanmu." Madam masuk ke dalam ruangannya, lantas menutupnya dengan keras. Terlihat sekali kalau wanita itu sedang emosi. Tapi Rose tidak tahu dia emosi karena apa.Setelah mendapatkan kabar penting dari Rose, Madam segera mengambil ponselnya lantas menekan nomor yang ada di kartu nama yang pernah Regan beri. Namun berapa
Baca selengkapnya
48. Kedatangan Madam
"Aku ingin bertemu dengan Regan Foster. Apa dia ada di rumah?" Madam mengulangi ucapannya di depan interkom. Tapi pembantu yang ada di seberang tidak menjawab. Tapi kemudian tidak lama dari itu suara serak menjawabnya,"Siapa kau? Apa urusanmu datang kesini?" Tanyanya dan itu Yohan. "Apakah ini Tuan Regan?""Bukan. Aku kakaknya. Ada perlu apa kau datang ke sini mencari Regan?""Bisakah aku bertemu denganmu sebentar? Ada hal penting yang harus aku katakan pada Tuan Regan."Tidak ada balasan dari interkom yang ada di depannya. Namun tidak lama kemudian, pintu terbuka menampilkan wajah dingin Yohan yang menyambut Madam dengan tidak ramah."Siapa kau?" Tanya Yohan ketus. "Aku Madam. Aku dan Regan, kita saling mengenal."Yohan tidak menjawab, namun tatapannya meneliti Madam dari atas sampai bawah."Ada urusan apa kau mencari Regan?" "Bisakah aku bertemu dengannya dulu? Ini sesuatu yang penting.""Dia tidak ada di rumah. Kembalilah lusa atau kapan." Yohan hendak menutup pintunya, namun Ma
Baca selengkapnya
49. Menemui Madam
Setelah mendapatkan kabar itu, Regan berubah menjadi diam. Sungguh dia tidak mengira kalau secepat ini Madam mendatanginya. Yang lebih membuat tidak percaya, Madam mendatangi rumahnya. Bagaimana bisa wanita itu tahu alamat rumahnya padahal tidak sembarang orang yang mengetahuinya? Pun saat dia kembali ke kolam renang, setengah sadar dia berjalan seperti orang linglung. Dia sama sekali tidak khawatir dengan hal lain seperti terbongkarnya identitas Jane yang sebenarnya di media, tapi dia tidak akan sanggup jika melihat Jane sedih mendapatkan cibiran serta hinaan yang pastinya dia dapatkan dengan sangat kejam. "Regan, Kau baik-baik saja?" Tanya Jane namun yang di tanya hanya melamun saja. Dia bahkan tidak menoleh ke arah Jane. Tatapannya kosong seperti orang yang baru saja mendapatkan kabar buruk."Regan?" Tangan Jane memegang bahu Regan dan seketika itulah Regan tersentak."Iya?" "Kau baik-baik saja? Apakah terjadi sesuatu?" "Ah tidak. Aku baik-baik saja."Jane mengerutkan dahinya.
Baca selengkapnya
50. Ke festival
Sepulang dari Moonlite, Regan tidak begitu saja kembali ke rumah. Mobilnya berhenti di sebuah danau, Dia memegang sebelah pelipisnya, memijatnya pelan dengan mata terpejam. Ucapan Madam berhasil membuatnya kepikiran. Menyerahkan separuh hartanya pada dia? Apa dia tidak salah dengar? Baginya, permintaan itu begitu berani mengingat kalau dia lah orang yang memaksa Jane untuk bekerja di sana. Jane juga terpaksa menuruti semua kemauannya karena tidak lagi mempunyai pilihan. Dia adalah penebus hutang ayahnya. Ini sudah bertahun-tahun lamanya. Semua hutang ayahnya mungkin saja sudah lunas,bukan? Tapi kenapa Madam masih menginginkan uangnya agar dia melepas Jane? Regan memukul kemudinya. Pembicaraan tadi di rasa sudah melewati batas. Dia bukanlah pria sembarangan yang mudah di ancam oleh wanita seperti Madam. Pun dia segera menelfon Mike. Pria tampan itu tak segera mengangkat telfonnya. Butuh beberapa menit dan akhirnya dia angkat. "Ada apa?" Tanya Mike di seberang. "Aku butuh b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status