All Chapters of Sekretaris Jadi Istri Rahasia Sang Pewaris : Chapter 31 - Chapter 40
83 Chapters
Bab 31
"Nyonya, saya cuman, saya hanya tidak bisa tidur. Jadi saya pikir akan lebih baik jika saya jalan-jalan ke sekitar rumah." Dinara tergagap beralasan. "Tolong jangan kasih tau Pak Arka, saya gak mau diikat lagi Nyonya. Saya mohon, ya?" Dinara berlutut di hadapan Nyonya Dena yang menatapnya tajam. "Kalau hanya jalan-jalan, kenapa kamu berjalan di bawah kegelapan? Kenapa kamu memegang telepon? Siapa yang ingin kamu hubungi? Kamu ingin kabur?" Tegas Nyonya Dena lagi mencerca Dinara yang tampak bingung. "Tidak, Nyonya. Saya tidak akan mungkin berani kabur. Saya hanya ingin bicara pada orang tua saya saja. Saya ingin tau kabar mereka, itu saja. Saya tidak bohong Nyonya. Tolonglah Nyonya, hanya 5 menit saja. Saya hanya akan mengatakan pada mereka kalau saya baik-baik saja." Melihat Dinara memohon sampai seperti ini, Nyonya Dena menjadi tidak tega. Nyonya Dena menghela nafas panjang dan menatap wajah Dinara . "Berdiri, saya kasih kamu waktu 5 menit baik orang tua kamu jawab teleponnya atau
Read more
Bab 32
Dinara baru saja keluar dari kamar mandi dan baru saja memakai pakaiannya berupa daster longgar ditemani oleh seorang pelayan. Tiba-tiba saja Arka masuk ke dalam kamarnya yang sudah menjadi kamar Dinara untuk beberapa waktu ke depan tersebut dengan wajah bringas. Melihat Arka masuk, pelayan yang sedang bersama Dinara otomatis keluar dari kamar Dinara . Arka memegang lengan bagian atas Dinara kencang dan menariknya. "Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang kamu katakan tadi benar? Apa aja yang kamu tau? Apa sebenarnya rencanamu? Kenapa kamu melakukan ini sekarang?" "Kenapa anda sangat ingin tau, Pak? Tolong jangan lakukan ini pada saya atau mereka akan sangat dan lebih membenci saya lagi. Mereka akan membunuh saya, jadi tolong jangan temui saya lagi. Bisa kan Pak?" Ekspresi wajah Dinara membingungkan Arka. "Kamu mencoba mempermainkan saya? Hah?!" Bentak Arka tidak sabar membuat tubuh Dinara sedikit terhuyung. "Apa yang anda maksud, Pak? Bagaimana saya bisa dan bagaiman
Read more
Bab 33
Keadaan Hardiansyah sudah cukup baik. Hardiansyah juga sudah keluar dari rumah sakit dan Hardiansyah memilih untuk pergi ke rumah orang tua Dinara tidak perduli jika Hardiansyah diikuti oleh mata-mata Arka. "Bagaimanapun keadaannya mereka harus tau kondisi Dinara yang sebenarnya. Dinara harus segera menceraikan Arka." Pikir Hardiansyah menatap ke sekeliling jalanan dari dalam taksi. Begitu sampai, Hardiansyah segera memasuki rumah orang tua Dinara dan duduk bergabung bersama dengan mereka yang saat itu terlihat sedang sibuk menelpon seseorang. Hardiansyah terkejut dengan mata terbelalak saat papanya Dinara menyebutkan nama Dinara . "Itu Dinara Om? Serius? Hardi boleh ngomong gak sama Dinara ?" Hardiansyah sangat antusias dan menjadi tak sabaran. Papanya Dinara memberikan ponselnya pada Hardiansyah agar Hardiansyah bisa bicara pada Dinara . "Halo, Nis. Kamu baik-baik aja kan? Kamu dimana Nara? Kamu harus segera bercerai dari Arka, atau nanti dia bisa menyakiti kamu lagi," ujar Hardi
Read more
Bab 34
Aaaaaahhhhh! Brukkkk! Semua orang yang berada di sana berteriak histeris melihat insiden tersebut. Dalam hitungan detik, semua orang yang berada di sana mendekati mengelilingi Dinara dan Nyonya Dena yang sudah berlumuran darah. Kedua orang tua Dinara yang baru saja melihat Dinara mengelami kecelakaan seketika itu berteriak histeris lalu pingsan. "Dinara ... Dinara ... Sayang. Bangun nak," ujar Yulia, mamanya Dinara lemas seraya memegang tangan penuh darah Dinara . Tidak ada orang yang berani memegang atau menolong Dinara serta Nyonya Dena. Mereka hanya memotret dan bergosip di sekitar Dinara dan Nyonya Dena yang posisi jatuhnya berpisah namun tidak terlalu jauh. Jika dilihat, diantara Dinara dan Nyonya Dena yang paling parah adalah Dinara karena mobil menabrak tubuh Dinara lebih dulu. Tak lama, mobil ambulance dan polisi datang dan segera bertindak. Petugas medis mengangkat Dinara dan Nyonya Dena masuk ke dalam mobil ambulnace untuk diberi tindakan darurat seraya mereka menuju ru
Read more
Bab 35
"Apa?" Tanya Arka yang sebenarnya sudah menduga kalau pada akhirnya dirinya akan kehilangan janin itu. Tapi Arka tidak bisa kehilangan Dinara setelah Dinara menyelamatkan Nyonya Dena. "Dokter, lakukan apapun agar pasien selamat dan cepat pulih. Tidak peduli berapapun biayanya, saya akan tanggung. Dan, janin itu, saya akan menguburkannya. Apa saya bisa membawanya?" Arka melanjutkan ucapannya agar mamanya Dinara tidak salah paham. "Kami mengerti dan kami pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pasien. Kalau gitu, saya permisi. Sebelum pasien dipindahkan ke ruang ICU, nanti saya akan memeriksa ulang keadaan pasien dan tanda vital pasien. Kita doakan saja pasien bisa bertahan dan kondisinya stabil." "Apa kami sudah boleh jenguk, Dok?" Tanya Yulia kemudian sebelum dokter pergi. "Maafkan saya Bu, pasien belum bisa dijenguk." ### Dinara bingung karena tiba-tiba saja Dinara berada di sebuah taman bunga yang sangat indah dan damai. Namun Dinara hanya berjalan seorang di
Read more
Bab 36
Sebelum pria itu menjawab siapa pelaku sebenarnya yang menabrak Dinara dan Nyonya Dena, petugas polisi telah datang lebih dulu untuk memberitahu Dimas bahwa jenguk sudah habis dan Dimas harus segera keluar karena pria tersebut akan melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan lainnya apakah pria tersebut mabuk atau fly akibat narkoba. Terpaksa dengan kesal Dimas segera pergi dari ruang tersebut dengan membawa kekecewaan, tapi sejak awal, Dimas sudah mencurigai Sandra a. Dimas jauh lebih mengenal dan mengetahui sikap Sandra dibanding Arka sendiri yang sudah buta akibat dimabuk cinta. Sebelum insiden satu malam itu, Dimas sudah tau kalau Sandra tidak mencintai Arka, Sandra tergila-gila pada karir modelnya dan rela meninggalkan Arka, namun Sandra juga cukup pintar, Sandra tidak ingin rugi dengan melepaskan Arka begitu saja, oleh sebab itu, sebelum Sandra pergi ke Jerman, Sandra meminta agar Arka melamarnya dan akhirnya mereka bertunangan.Dan setelah karirnya gagal, Sandra kembali ke Ind
Read more
Bab 37
“Kalau kamu tau, sebaiknya kamu tutup mulut. Jangan cari gara-gara sama saya karena kamu tidak sebanding dengan saya. Jika kamu berani melapor, saya akan menarik kamu bersama saya. Kamu tidak hanya akan dibenci Dinara tapi juga akan masuk penjara. Lalu, Arka pasti akan membunuh kamu,” sahut Sandra mengancam Hardiansyah sebelum Hardiansyah mengancamnya lebih dulu. “Oh ya? Saya tidak percaya. Bagaimana jika saya melaporkan hal ini pada suami anda? Mungkin suami anda akan menceraikan anda. Dia tidak benar-benar mencintai anda. Lagi pula saya tidak muluk-muluk, saya cuman mau kalau anda membantu saya untuk saya bisa membawa Dinara pergi dengan membuat Dinara membenci suami anda.” Tegas Hardiansyah pada Sandra a. Dinara dibawa ke dalam ruangan pemeriksaan khusus untuk melakukan Magnetic resonance imaging (MRI), pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil gambar orga
Read more
Bab 38
Arka kembali ke dalam ruang rawat Dinara dan Nyonya Dena. Arka juga menjelaskan hasil pemeriksaan Dinara dan juga Nyonya Dena. Semua orang menatap sedih dan iba Dinara yang kondisinya sangat tidak baik dan sudah pasti Dinara juga merasakan kalau tubuhnya tidak enak. “Mama sama Dinara akan berada di sini selama 3 hari lagi, tapi untuk mama, kalau mama bosen mama uda bisa pulang. Minta Sandra menemani mama di rumah jika papa harus pergi bekerja. Kata dokter, baik mama atau Dinara, lebih baik banyak istirahat agar lekas pulih. Setelah 3 hari ini, Dinara baru akan mulai melatih ototnya untuk bergerak dan berjalan. Sementara itu papa dan mama Dinara boleh pulang isirahat. Papa juga bisa pulang.” Arka memberi perintah. “Sandra a, pulanglah sebentar ya. Tolong kamu siapkan dan bawakan pakaian ganti Dinara dan juga Mama.” Sengaja Arka yang perasaannya kini campur aduk menyuruh Sandra pulang agar setelah Sandra pulang, Arka akan menghubungi Dimas dan menyuruh Dimas meng
Read more
Bab 39
“Silakan saja, Nona. Lagi pula, Tuan Arka yang suruh saya untuk menahan anda di rumah. Jika ingin protes, anda bisa lakukan nanti pada Tuan jika Tuan sudah pulang.” Dimas tersenyum puas. “Apa? Tidak mungkin, kamu pasti bohong. Sekarang, telepon Arka, aku ingin mendengar jika memang Arka yang merencanakan ini semua. Kalian tidak masuk akal. Entah apa yang ingin kalian lakukan.” Berontak Sandra masih tidak percaya dan terima. “Baik, dengarkan tanpa suara.” Dimas mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi Arka. Pada deringan pertama, Arka sudah menjawab teleponnya dan Dimas segera menyalakan loudspeaker ponselnya. “Tuan, Nona sudah saya tahan. Apa anda mau pulang sekarang atau haruskah saya melakukan sesuatu pada Nona? Kalau anda sibuk, saya bisa mengerjakan sesuai dengan perintah anda.” Dimas menatap mengejek Sandra yang terlihat penasaran dan juga gugup. “Sebentar lagi saya pulang. Kamu tunggu saja di sana.” Arka memutus sambungan telepon. Di rumah sakit. Kedua orang tua Dinara suda
Read more
Bab 40
“Apa? Kenapa? Bagaimana bisa?” Arka sangat terkejut mendengar pemberitahuan papanya tentang Dinara hingga Dimas dan Sandra menatap Arka penasaran. Setelah itu Arka langsung menutup teleponnya dan menatap tajam Sandra a. “Mari kita selesaikan dan jangan mengulur waktu lagi. Lebih baik kamu jujur sekarang atau jika nanti aku mendapat bukti lagi, kamu akan masuk ke dalam penjara dan orang-orang akan mengejek kamu. Karir otumatis akan hancur. Apa kamu mau itu? Setidaknya jika kamu jujur sekarang, aku tidak akan sampai melaporkan kamu ke kantor polisi. Jujur saja, kamu kan yang menabrak meraka dan kamu menargetkan Dinara hingga akhirnya anakku menjadi korban?” Arka kehilangan kewarasannya. Arka mencengkram kasar dagu Sandra dan menatapnya tajam seolah Arka hendak mencabik tubuh Sandra a. Sayangnya Sandra tidak terlihat takut sama sekali. Sandra malah terlihat marah dan membenc sikap Arka padanya ini. Sebelumnya Arka sama sekali tidak pernah bersikap kasar padanya wa
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status