Semua Bab ISTRI KONTRAK CEO AROGAN: Bab 31 - Bab 40
121 Bab
Pemerasan
Ting!!Pintu lift terbuka, tapi Lea justru menahan Winda."Kita lewat tangga saja, yuk. Itung-itung olahraga," ajak Lea memaksa. Genggamannya baru dilepas, saat Natalie dan Sofie memasuki lift dan pintunya tertutup."Aduh, kenapa harus lewat tangga, kan capek Lea!" protes Winda, menuruti kemauan Kea dengan terpaksa. "Lagian, gue penasaran sama ekspresi mereka berdua waktu lo prang tadi.""Prank? Siapa yang mau ngejebak lo? Gue emang serius, kok!" tak terimanya Lea.Winda tertawa kencang, sampai hampir terpereset karena tak perhatikan langkah di anak tangga."Tuh kan, gue bener. Lo nggak usah takut. Sudah pinter bikin orang kaget. Gue salut sama lo, sekalinya keluar tapi sudah jadi berani., sampai-sampai buat mereka melongo, lho!"Bibir Lea berkerut, tersinggung berat karena Winda masih meremehkannya."Siapa bilang gue sengaja bikin kaget orang!" gereget Lea. "Gue emang dapet voucher diskon, sekaligus kartu member khusus dari Giovanni Versace kok!'Lea berhenti, membuka tas untuk menga
Baca selengkapnya
Ciuman Tiba-tiba
"Kamu harus jadi sekutu kami.""Sekutu?" kebiasaan Lea mengulang kalimat lawan bicaranya."Iya." Natalie mengitari meja, sehingga kini berada dihadapan Lea. "Bisa dibilang, semacam kerjasama saling menguntungkan, gitu.""Aku tidak mau!"Seketika itu juga Natalie berikan picingan penuh kebencian. Dari awalnya sudah tak suka, maka sekali saja Lea buat bantahan, maka semakin besar lagi ketidaksukaan Natalie pada Lea."Kamu bahkan belum tahu apa maksudnya tanteku, sudah bilang nggak mau, ih rugi banget deh!" pekik Natalie menutupi rasa malu, karena sudah di tolak mentah-mentah oleh lea."Karena pasti banyak merugikanku.""Ok." Natalie letakkan kedua tangannya di atas meja, menopang tubuhnya yang lebih dimajukan, sehingga bagian belahan dadanya terlihat dari dalaman tank top yang dia kenakan. "Tapi kamu harus siap-siap ya, kalau misalkan terus-terusan melawan kami, rahasia ini bisa kami jadikan boomerang buat membunuhmu balik!" ancam Natalie tak main-main."Aku tidak takut!" balas Lea set
Baca selengkapnya
Pengakuan Mantan
"VIN!"Lea mendelik, namun sudah berusaha melepaskan diri dari pelukan Vin, masih tetap terhalang oleh rangkuman tangannya.Vin sendiri, tak terlalu menggubris kedatangan seorang wanita yang kini sudah mendekat."Vin. How dare you!" teriakan histeris dari wanita tersebut.Lea bergegas pindah ke samping, dari Vin yang terlihat mencoba mengusap bibir, menghilangkan jejak lipstick dari bibir Lea."Who is she?!" Lea terperangah. Mungkin saja, wanita di hadapannya ini adalah modelan sama dari wanita-wanita pemuja atasannya selama ini, tapi yang berbeda dsri lainnya adalah, wajahnya juga setengah bule seperti Vin, dan juga seorang artis!"Dia...dia, kan...Wilona...artis sinetron itu," tunjuk Lea takjub."Yes, aku Wilona, dan kamu siapa?!" tanggapan tak ramah dari gadis berpostur tinggi semampai, tapi lebih cenderung kurus ini."Dia Lea," serobot Vin mendahului Lea. "Asistenku," imbuh Vin enteng memulai perkenalan."Why are you kissed her?!" "Well..." Lea jadi ketarik ikutan ngomong engli
Baca selengkapnya
Permintaan Putus, Ditolak!
"Foto apa maksudnya?" Lea masih berupaya bersikap biasa, meski didalam, deg-degkannya luar biasa."Foto Presdir Vin mengenakan pakaian kemeja serba putih, dan kamu memakai gaun seperti gadis pedesaan Eropa.""La la lalu?" Lea mulai tergagap, refleks dari ketakutannya sendiri."Di foto itu terlihat Presdir Vin sedang membungkuk, menandatangani suatu dokumen diatas meja, dan di hadapan seseorang.""Aku?""Kamu hanya terlihat berdiri sendiri.""Mana fotonya? Apa kamu masih menyimpannya?" harap-harap cemas Lea, karena Winda juga hanya bercerita, bukan dengan menunjukkan keberadaan SS foto tersebut."Aku dibilangin Sofie, dia dikirimin seseorang tapi itu foto berwaktu, jadi setelah dibuka akan terhapus sendiri.""Terus, apa hubungannya sama maksudmu melindungiku dari manager Sofie?" Hal yang paling buat Lea penasaran."Sofie punya spekulasi kalau kamu dijadikan wanita...ehm, tahu lha, seperti yang pernah kamu cerita soal temanmu yang jadi resepsionis di apartemen khusus ekspatriat itu.""
Baca selengkapnya
CLBK, kah?
Hal lain yang membuat puluhan pasang mata ini beralih pada pasangan yang baru keluar dari ruang meeting ini adalah tampilan Lea tanpa kacamatanya. Waktu menjelang jam pulang kantor, mungkin make up yang menghiasi wajah Lea memudar, tapi garis-garis kecantikan alaminya jadi lebih terlihat jelas ."Aku...mau pulang," tanggap Lea sekenanya, lalu berjalan cepat menyisir kumpulan orang di hadapannya dengan menunduk. "Permisi, Pak" ucap Lea saat melewati Vin yang tak lepaskan lirikan pada tiap gerak Lea."Ujang!" panggil Vin lantang. "Antarkan tamuku sampai ke mobilnya," perintahnya sebelum berikan senyuman pada Wilona, lalu berbalik setelah kepala OB itu berlari terkesiap di belakang Wilona dengan ekspresi riang."Siap, Boss!" Sedangkan di dalam ruangan asisten presdir, Lea masih gugup gemetaran, karena telah jadi pusat perhatian."Aduhh, kenapa Dani lebay gitu, sih?! Kan gue jadi malu!" sesalnya, kenapa ngeladenin Dani. Lea kembali panik, saat tak mendapati kacamatanya dimanapun, bahk
Baca selengkapnya
Pengganggu Kencan Lea
"Aku sih, yes."Winda menepuk pundak Lea lumayan keras, berharap teman dekatnya itu memberi jawaban yang sama."Lupakan kesalahan Dani, Lea. Mulai lagi dari awal, iya nggak, Dan?""Yes. Aku akui kesalahanku, dan juga alasanku melakukannya, jadi ku harap banget Lea bersedia menerimaku lagi."Winda dorong-dorong lembut lengan Lea, agar segera beri jawaban."Ayo bilang iya, apa susahnya, sih?!' kesalnya Winda akan ekspresi jutek Lea."Nggak sekarang, gue lebih mikirin mamaku. Minggu depan ada rencana operasi, jadi akhir minggu ini gue harus tungguin mama mulai opname di rumah sakit," curhat Lea, mengungkapkan salah satu alasan penyebab kemurungannya."Aku temani kamu jaga mamamu nanti, kita bisa gantian," usul Dani, tentu saja ada udang di balik batu, demi bisa selalu dekat dengan Lea, sekaligus mencari perhatian ibunya."Asyiikk. Senengnya kalau lihat sepasang kekasih, akhirnya akur lagi. Hilangin aja deh, drama-drama sama orang-orang nggak penting di hidup kalian. Gue siap jadi penduku
Baca selengkapnya
Gadis Kampungan
"Aku nguping."Jawaban serampangan Lea, dalam hati merutuki diri, karena akhir-akhir ini membuat kebohongan jadi suatu kebiasaan."Nggak sengaja denger Pak Vin ngomong, tapi nggak tahu siapa gadis satu-satunya diq tiduric tambahnya nyengir."Masa, sih? Aku kok nggak percaya. Pria sekelas dan seplayboy dia, masa nggak suka celap-celup sana-sini.""Aku kenyang." Lea menaruh sendok makan disisi piring. Kehadiran dan pembicaraan soal Vin, membuatnya jadi tak selera makan."Kan baru makan separuh?" Dani hanya bisa pasrah saat Lea menggeser piring ke samping piringnya. "Tuh kan, aku jadi tempat sampah, kan," gerutunya.Lea tertawa, diambil gelas minumannya seraya berkata, "Kan memang seperti ini biasanya, katamu biar membentuk otot-ototmu habis ngegym," alasan Lea sembari memperhatikan lengan Dani yang memang rajin merawat tubuh. Dani adalah tipe wanita metroseksual tulen."Kan demi kamu, cantik."Lea segera meneguk minumannya. Pujian Dani tak serta-merta membuatnya senang. Sudah terlanjur
Baca selengkapnya
Asisten Bawel!
Lea hanya bisa menatap baju yang sudah buatnya jatuh cinta pertama kali itu dengan pasrah, sampai suara bernada dingin dari pria paling dikenalnya itu terdengar."Nyonya. Anda tidak bisa melakukannya!" protes Vin lantang, tapi masih berusaha sopan. "Baju itu sudah dipilih orang lain!" imbuhnya.Wanita cantik nan berpenampilan kaya itu terpaku sesaat saat Vin yang bicara.Siapa yang tak akan terkesima, dengan wajah tampan Vin, beserta mata berwarna hazel nan teduhnya ini, terutama para kaum hawa."Hai, anak muda. Kamu gentleman sekali, membela orang lain, tapi sayang, tidak tepat sasaran. Tidak bisakah kamu lihat dia?" Wanita itu masih saja berusaha menjatuhkan Lea, seolah tak terima kalau harus bersaing dengan gadis berpenampilan biasa seperti Lea ini. "Dia hanya--""Bagaimanapun, dia yang pertama memilih baju itu," sela Vin. "Berikan padanya," perintah Vin kemudian. Tak ada balasan senyuman, meski sang wanita jelas-jelas terlihat mengagumi Vin beserta penampilannya."Eh, mbak. Kamu
Baca selengkapnya
Kepo Dan Cemburu Beda Tipis
Beberapa menit didalam mobil MPV mewah milik Vin, Lea beranikan diri bertanya, karena rasanya canggung banget ketika suasana sepi dengan atasan sendiri."Ehm, maaf Pak. Mau tanya?" ujar Lea setengah mati takutnya, sampai diremas-remas tali tas yang ada diatas pangkuannya."Hmm?"Lea teguk saliva kasar, tanggapan secuil Vin buatnya makin deg-degkan. Sudah ada bayangan akan jawaban Vin, tapi Lea merasa perlu untuk tahu, sebab berkenaan dengan pekerjaannya juga."Kliennya mana, Pak?" tanya Lea lirih."Sudah pulang!"Lea beranikan menoleh. Mobil mewah, gerak laju tanpa suara, justru buat suasana didalam hanya berduaan begini, jadi berkali lipat bikin deg-degkan."Kalau boleh tahu, pulang kemana ya, Pak? Ke negaranya?" tanya Lea kikuk."Kepo amat, sih!""Oh, maaf kalau begitu. Saya hanya mengira, ada yang perlu saya kerjakan untuk klien anda atau tidak.""Bukan untuk klien, tapi untukku!""Untuk...anda?""Iya!""Baik." Lea jadi illfil, karena tiap jawaban Vin ngegas terus, sehingga dia re
Baca selengkapnya
Gara-Gara Celana Gym Vin
Dalam kuncian tubuh Vin, Lea bisa rasakan deru napas yang sama seperti malam pertama kali mereka bercinta.Bau wangi parfum dan mint dari tiap ucapan Vin, membuat Lea seakan semakin terbuai, terlebih saat Vin lebih mendekatkan wajah tampannya disertai tatapan berkobar sekaligus teduh, Leapun tak bisa lagi mengontrol diri.Sedekap tangan yang sedianya dia gunakan agar berjarak dengan Vin, akhirnya dilepaskan. Lea berniat meraih kaos model polo yang Vin kenakan, tapi ternyata perkiraannya salah."Ganti bajumu dengan ini." Vin sodorkan sebuah kaos oblong warna putih, bertuliskan 'Italy dan celana gym pendek untuk Lea.Lea kerjapkan kedua matanya, berusaha menyadarkan diri dari awang yang terlalu tingginya."Hah?" jawabnya spontan."Hah huh hah aja bisanya!" geram Vin. "Kamarmu ada disebelahku, ganti bajunya disana," perintahnya kemudian, setelah berikan kaos yang sejatinya dia sembunyikan di belakang tangan.Vin berbalik setelah berikan kaos di toko souvenir di bandara saat akan pulang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status