All Chapters of Suami Pengganti untuk Adara: Chapter 11 - Chapter 20
316 Chapters
11). Mengikhlaskan
***"Rafly."Perlahan manik mata itu terbuka setelah hampir satu jam tertutup. Adara mengerjap kemudian mengedarkan pandangannya hingga tak lama kedua matanya tertuju pada seorang pria yang tengah duduk di sampingnya sambil meletakkan kepala di samping tangan Adara."Danendra." Adara berucap pelan—membuat Danendra yang sempat terlelap seketika terbangun lalu ikut mengerjap."Ra, kamu bangun juga," kata Danendra."Aku di mana?" tanya Adara. Kesadarannya belum terkumpul, dia tak mengingat apa yang sudah terjadi padanya satu jam lalu. "Aku kenapa?""Kamu pingsan tadi," ucap Danendra."Pingsan?" Adara beringsut kemudian duduk di kasur queen size milik Muthia yang sejak tadi di tiduri. "Aku pingsan kena .... "Adara terdiam ketika otaknya perlahan mulai bekerja—mengingat kembali kejadian apa saja yang dia alami seharian ini. Sarapan bersama Teresa, perjalanan menuju Majalengka, Sesampainya di rumah Wulan, hingga yang paling baru adalah ketika dirinya tiba-tiba saja lemas setelah melihat na
Read more
12). Mengingat Tanpa Melupakan
***"Nyaman?""Udah, Dan. Nyaman."Setelah maghrib, Adara juga Danendra memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Hampir satu jam lebih berdiam dan bermonolog di samping pusara Rafly, hati dan pikiran Adara akhirnya mulai tenang.Terlebih lagi ada Danendra yang setia menghiburnya sejak tadi, bahkan Danendra pun berjanji akan selalu ada di samping Adara sebagai pengganti Rafly.Pengganti. Entah kenapa satu kata itu seolah melekat pada diri Danendra sekarang karena mungkin memang itulah dirinya. Ditakdirkan untuk menjadi pengganti Rafly di kehidupan Adara dan tentu saja meskipun pesimis, Danendra berharap perlahan statusnya bukan lagi pengganti, tapi yang utama di hati Adara."Ya udah kalau gitu," kata Danendra. Menutup pintu bagian kiri, dia kemudian mengitari porsche hitamnya lalu duduk di kursi kemudi.Berpamitan pada Wulan juga Muthia, pukul setengah tujuh malam, Danendra juga Adara benar-benar pergi meninggalkan kampung halaman Rafly menuju Jakarta.Sebenarnya Adara ingin sekali mengin
Read more
13). Selimut Hidup
***"Akhirnya sampai juga."Danendra melepaskan kedua tangannya dari setir tepat setelah porsche yang sejak tadi dia kendarai berhenti di basemant apartemen.Sempat terjebak macet, pukul sepuluh malam Danendra dan Adara akhirnya sampai setelah menempuh perjalanan panjang dari Majalengka.Alih-alih menemani Danendra, Adara sudah tidur sejak satu jam lalu—membuat Danendra terpaksa mengemudi dalam suasana hening juga dalam keadaan yang sedikit mengantuk. Beruntung, setelahnya dia dan Adara bisa sampai dengan selamat."Pulas banget kamu tidurnya, Ra," gumam Danendra pasca melepas safetybelt lalu memandangi Adara yang terlelap dalam tidurnya Mengulurkan tangan, Danendra menyelipkan anak rambut Adara ke belakang telinga agar tak menghalangi wajah cantik perempuan itu. Untuk beberapa detik, Danendra tersenyum. Namun, senyuman itu kembali luntur ketika ucapan Felicya di telepon tadi kembali terlintas di pikirannya."Awas ya kalau kamu berani selingkuh dari aku, Dan. Aku percaya kamu. Aku yak
Read more
14). Meminta Penjelasan
"Sedang apa kalian?!"Baik Adara maupun Danendra membuka paksa kedua mata mereka ketika teriakan perempuan terdengar melengking di dalama kamar.Mengerjap beberapa kali, Danendra tentu membulatkan matanya melihat perempuan yang tak pernah dia duga akan datang, nyatanya sudah berdiri di belakang Adara dengan wajah yang dilingkupi emosi."Siapa, Dan?" Adara yang baru tersadar ikut bangun lalu menoleh dan tentu saja dia terkejut melihat Felicya berdiri di depannya."Ngapain kalian?" tanya Felicya—berusaha setenang mungkin, meskipun nyatanya ketenangan itu pun hampir hilang karena deru napasnya mulai memburu."Feli, kapan kamu pulang?" tanya Danendra."Aku tanya, kaliang ngapain?!" teriak Felicya lagi. Bukan pada Danendra, tatapan Felicya justru tertuju pada Adara lalu di detik yang sama dia mengulurkan tangannya—menjambak rambut Adara lalu menariknya tanpa ragu. "Perempuan murahan! Ngapain kamu tidur sama Danendra, Dara?! Kamu udah punya calon suami!""Feli sakit, Fel!" Adara yang bering
Read more
15). Yang Terluka
***"Fel, aku minta maaf. Aku enggak punya pilihan lain selain menikah dengan Adara."Hampir sepuluh menit ucapan maaf itu selalu dilontarkan Danendra untuk Felicya yang kini masih terisak dalam tangisannya.Setelah membuat gadis itu tenang, Danendra memang mulai menceritakan semua yang terjadi beberapa hari ini—termasuk pernikahan dadakannya dengan Adara juga kepergian Rafly karena sebuah kecelakaan pada Felucya.Dan tentu saja Felicya—sebagai perempuan yang sebulan terakhir ini menyandang status kekasih Danendra menjadi orang yang paling terluka dengan kabar tersebut.Tak mudah bagi Felicya untuk mendapatkan hati Danendra. Meski baru saja berpacaran satu bulan dengan pria itu, nyatanya untuk pendekatan saja dia membutuhkan waktu berbulan-bulan dan kini? Dengan mudahnya Adara merebut Danendra darinya.Jahat. Salahkah jika Felicya menganggap Adara adalah perempuan jahat?"My heart is broken," lirih Felicya tanpa menyingkirkan kedua telapak tangan yang sejak tadi menutupi wajah cantikn
Read more
16). Khawatir
***"Ah, sakit!"Danendra meringis ketika kapas yang sudah dibasahi alkohol itu mendarat dengan sempurna pada luka di lututnya yang maru saja selesai dibersihkan. Beruntung hanya lutut kiri saja yang terluka, karena jika keduanya mungkin Danendra akan kesakitan saat berjalan, karena nyatanya luka di lutut biasanya akan lebih sulit sembuh dibanding luka pada bagian tubuh lain."Kekencengan ya? Maaf, aku enggak sengaja."Adara yang menempelkan kapas tersebut seketika langsung mendongak—menatap Danendra yang duduk di sofa dengan tatapan khawatir.Danendra kembali ke apartemen dengan lutut yang berdarah tentu saja membuat Adara khawatir. Mengabaikan roll rambut yang masih menempel di kepalanya, Adara langsung bergegas mencari kotak P3K lalu segera mengobati luka di lutut suaminya itu.Karena secara tak langsung semua yang terjadi pada Danendra gara-gara Adara."Enggak kok cuman emang perih aja kayanya," kata Danendra."Maaf ya," ucap Adara pelan."Untuk?""Untuk yang terjadi pagi ini," uc
Read more
17). Debat Pagi
***"Kita sampai."Adara mengukir senyum tipis ketika porsche yang dikendarai Danendra berhenti persis di depan lobi kantor. Masih memakai celana pendek juga kaos hitam yang dia pakai kembali setelah sempat dilepas, dengan senang hati Danendra mengantar istrinya ke kantor."Makasih, Dan," kata Adara. Sampai di kantor pukul tujuh pagi tepat, Adara langsung melepas safetybeltnya lalu mengambil tas yang dia simpan di atas dashboard. "Berkat kamu, aku enggak jadi terlambat.""Sama-sama, Ra. Semangat ya kerjanya, jangan sedih terus," kata Danendra. "Iya, Dan," kata Adara. "Aku turun ya.""Iya."Adara membuka pintu bagian kiri mobil. Mengulurkan tangannya, dia mencium punggung tangan Danendra lalu melangkahkan kakinya memasuki lobi perusahaan dan tentu saja sapaan ramah langsung dia dapat dari rekan kerja lainnya."Pagi Bu Dara.""Pagi," sapa Adara ramah. Ruangan kerjanya berada di lantai tiga, Adara melenggangkan kakinya masuk ke dalam lift dan tentu saja di dalam sana—ketika Adara hanya
Read more
18). Lebam di Pipi
***[Danendra : Aku tunggu di lobi.]Adara mengukir senyum tipis ketika pesan tersebut muncul di layar ponselnya. Memandang kembali komputer di depannya, dia segera mengakhiri pekerjaan untuk menghampiri Danendra yang siang ini mengajaknya makan bersama.Sebenarnya—setelah depat pagi tadi bersama Ginanjar dan kejadian penamparan yang dilakukan sang Papa, Adara sangat malas pergi ke mana-mana.Dia ingin menyibukkan diri untuk melupakan sakit hatinya pada sang Papa yang tega membuang semua barang-barang Rafly lalu tega menamparnya. Namun, ketika Danendra mengajaknya makan siang,Adara sungkan menolak.Danendra sudah melakukan banyak hal—termasuk mengorbankan hubungannya dengan Felicya. Tak etis sekali jika Adara menolak permintaan suaminya itu yang hanya ingin menghabiskan makan siang bersama."Semoga Danendra enggak sadar sama pipi aku," gumam Adara sambil menyentuh pipinya yang kini terlihat sedikit biru.Selalu seperti itu. Setiap Ginanjar murka, perlakuan kasar pasti selalu dilakuka
Read more
19). Peringatan
***"Makasih buat makan siangnya, Dan. Aku masuk dulu ya.""Aku antar sampai ke ruangan kamu."Selesai makan siang, Danendra tentu saja mengantar kembali Adara ke kantor sekaligus mengambil mobil yang dia parkirkan di sana. Sampai di lobi, alih-alih pergi, Danendra justru menawarkan diri untuk mengantar Adara ke ruangannya karena memang setelah itu ada sesuatu yang harus dia selesaikan."Kenapa?" tanya Adara yang tentu saja heran ketika Danendra tiba-tiba saja ingin mengantarnya ke ruangan. Padahal dia pun dalam keadaan baik-baik saja dan tak perlu kawalan. "Apanya yang kenapa?""Kamu, kenapa pengen antar aku sampai ke ruangan kerja?" tanya Adara. Memandang Danendra yang menatapnya sambil mengukir senyum, Adara tiba-tiba saja mengubah raut wajahnya ketika sebuah kemungkinan tiba-tiba saja terlintas di pikirannya. "Dan kamu ... ""Kamu apa?""Kamu enggak ada niatan buat nemuin Papa aku, kan?" tanya Adara, karena memang di restoran tadi Danendra terlihat tak suka setelah Adara mengatak
Read more
20). Bertanggungjawab
***"Ini rumah sakitnya."Berhenti di parkiran sebuah rumah sakit besar di kota Jakarta, Danendra bergegas turun. Melepas jas hitam yang semula dia pakai karena rasa gerah melanda, Danendra bergegas menuju meja resepsionis untuk menanyakan keberadaan ruangan Felicya karena memang setelah mendengar kabar Felicya kecelakaan dari sang mama, Danendra langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak tanpa sempat menanyakan ruangan rawat gadis itu.Informasi yang didapat Danendra dari Teresa juga sangat minim. Hanya tempat kecelakaan, penyebab, hingga yang terjadi.Dan tentu saja rasa bersalah kembali merasuki Danendra karena ternyata Felicya mengalami kecelakaan tadi pagi dan Danendra yakin jika semuanya terjadi tepat setelah Felicya pergi dari apartemennya.Kehilangan fokus dalam berkendara, Felicya hampir menabrak pengendara lain. Namun, dia berhasil membanting setir dan pada akhirnya mobil yang dikendarai Felicya menabrak pohon sampai membuat bagian depan mobil rusak parah."VIP 101
Read more
PREV
123456
...
32
DMCA.com Protection Status